Sie sind auf Seite 1von 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dankonsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah
“ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga,
rumah tangga” dan νόμος (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis
besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.”
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan
konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Beberapa faktor yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda
dengan jumlah kebutuhan orang lain:
 Faktor ekonomi
 Faktor lingkungan sosial dan budaya
 Faktor Fisik
 Faktor Pendidikan
 Faktor Moral
Ilmu ekonomi sering dibedakan menjadi mikro dan makro ekonomi. Mikro ekonomi
adalah bagian dari ilmu ekonomi yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi dari
unit-unit individual, sebagai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi, seperti
kehiduan suatu perusahaan, harga dan upah, pembagian pendapatan total di antara berbagai
industri. Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah
ekonomi secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Maksud digunakannya istilah aggregatif
adalah untuk menekankan bahwa yang menjadi yang menjadi pusat perhatiannya adalah
variabel-variabel total, seperti : pendapatan total (nasional/masyarakat/seluruh), tabungan
masyarakat, investasi total, konsumsi nasional atau pembelanjaan masyarakat, produksi
nasional, investasi total, dan bukannya penganalisaan yang terperinci atas komponen-
komponen yang bersifat total itu. Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan
analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara
statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi
nasional. Makalah ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan makro ekomoni yang
ada di Indonesia dan masalah ekonomi yang terjadi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi

secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan

nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk

mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional,

tabungan dan investasi nasional. Disamping itu berguna untuk menunjukkan dan menentukan

hubungan-hubungan sistematis, sehingga dapat menjelaskan perubahan –perubahan yang

dialami oleh variabel-variabel total sepanjang masa.

Jelasnya, kalau ekonomi makro mempelajari tindakan-tindakan ekonomis tingkat

masyarakat atau negara, sehingga yang dipersoalkan adalah tentang perekonomian secara

keseluruhan, seperti masalah pengangguran, kesempaan kerja, pengeluaran negara,

pendapatan nasional dan sebagainya. Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi

makro, pada intinya adalah hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara

keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran

konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang

yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah dan sebagainya.

Dengan mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut, baik yang bersifat hubungan

kausal (sebab akibat), misalnya hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan laju

inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan

menurunnya tingkat pengangguran dan sebagainya, maupun yang bersifat hubungan

fungsional (saling mempengaruhi), misalnya hubungan antara pendapatan dengan

pengeluaran konsumsi dan investasi, hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran

2
konsumsi dan tabungan, dan sebagainya. Secara matematis hubungan fungsional tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Y = C + I, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan I adalah Investasi.

b. Y = C + S, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan S adalah tabungan.

Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro diharapkan kita menjadi lebih

mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu

perekonomian. Sehingga dalam ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal sebagai

berikut:

a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.

b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan

ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.

 LATAR BELAKANG MUNCULNYA TEORI EKONOMI MAKRO

Di lihat dari sejarah pertumbuhannya, ekonomi mikro tumbuh dan berkembang lebih

dulu daripada ekonomi makro . Sejak munculnya Adam Smith, dalam bukunya yang berjudul

” An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation ” , yang lebih populer

dengan sebutan The Wealth of Nation, telah berhasil meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi

lahirnya ilmu ekonomi modern, yang isinya menerangkan cara-cara meningkatkan

kekayaan/kemakmuran suatu negara dan bagaimana kekayaan itu didistribusikan. Adam

Smith kemudian oleh Karl Mark dijuluki sebagai aliran klasik karena dalam cara

menyelesaikan mengenai persoalan ekonomi yang muncul bersifat klasik(kolot). Tradisi

klasik itulah yang mendasari bagi perkembangan ilmu ekonomi mikro. Ahli-ahli ekonomi

klasik lainnya yang mempelopori tumbuhnya ekonomi mikro, yaitu ; Alfred Marshall, dalam

3
bukunya ” Principles of economics ”, Thomas Robert Malthus, dalam bukunya yang lebih

dikenal dengan ” Essay on The Principles of Population ”. Jean Babtiste Say, yang terkenal

dengan hukumnya dan dijadikan dasar pemikiran bagi kaum klasik. Say’s law atau hukum

Say yang berbunyi ” Supply always creats it’s own demand ”, Tokoh berikutnya adalah

David Ricardo, buku karangannya yang terkenal berjudul ” The Principle of Political

Economy and Taxation. Sedangkan John Stuart Mill, terkenal dengan teorinya yang

disebut “ Law of Reciprocal Demand “. Bahwa harga dalam perdagangan internasional

ditentukan oleh hokum permintaan yang timbale balik. Kemudian tokoh-tokoh lainnya seperti

JH Von Thunen, dan Nassau William Senior.

Apa yang telah dikembangkan oleh Adam Smith tentang pemikirannya masalah

ekonomi adalah hasil dari kemenangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan

kebebasan individu di lapangan ekonomi. Seperti halnya perjuangan kebebasan dan

kemerdekaan di lapangan politik yang membuahkan revolusi di Perancis ( 1789 )

Ketika terjadi depresi besar tahun 1930-an yang melanda dunia melahirkan ekonom baru

yaitu John Maynard Keynes yang sekaligus merupakan babak baru pemikiran ekonomi yang

bersifat makro. Keynes menjadi populer sejak menerbitkan bukunya yang berjudul ” General

Theory of Employment, Interest and Money” ( 1936) , Jika aliran kalsik mendasarkan pada

bekerjanya mekanisme pasar persaingan maka kelompok Keynesian menganggap perlu

adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Di dalam pembahasan teori

ekonomi pendapat klasik yang berpangkal pada hukum Say, ternyata dengan adanya depresi

besar, terjadinya over produksi, pengangguran yang hebat, dan laju inflasi yang tinggi

membuktikan bahwa pandangan klasik dapat disebut sebagai teori yang gagal.

Keynes berpendapat bahwa teori klasik adalah suatu teori ekonomi yang special

untuk proses ekonomi full employment bukannya teori ekonomi umum (general) yang

berlaku pada setiap tingkat employment . Proses ekonomi tidak selamanya berjalan pada

4
tingkat full employment, sehingga tidak akan terjadi over produksi, tidak ada pengangguran

dan keadaan perekonomian senantiasa menuju kearah titik keseimbangan. Padahal proses

ekonomi sering pula terjadi pada tingkat under employment sehingga bisa saja terjadi

penyakit ekonomi, yaitu pertumbuhan yang sangat lamban, terjadi pengangguran, inflasi,

stagflasi.

Menurut Keynes bahwa depresi dan pengangguran yang hebat dapat diatasi dengan jalan

memperbesar konsumsi dan pendapatan masyarakat sehingga menimbulkan daya beli /

permintaan efektif masyarakat . Untuk itu maka perlu adanya campur tangan pemerintah

dalam kegiatan ekonomi masyarakat seperti mengadakan pekerjaan umum ( public work)

untuk masyarakat. Dengan jalan itu maka konsumsi dan pendaatan masyarakat serta daya beli

akan bertambah dan over produksi dapat diserap oleh masyarakat. Dalam perkembangannya,

pendukung teori Keynes menyatakan bahwa campur tangan pemerintah diperlukan melalui

kebijakan fiskal dan moneter untuk meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Campur

tangan seperti ini pada klasik/tradisional tidak terjadi karena kegiatan pemerintah hanya

dibatasi pada pertahanan dan keamanan, ketertiban (hukum dan peradilan), penyediaan

prasarana umum yang tidak dapat disediakan oleh swasta.

Dengan teorinya yang baru maka Keynes telah meruntuhkan teori ekonomi klasik dan

kelanjutannya menimbulkan apa yang disebut ” Keynesian Economics ”. Maka dengan

adanya Keynesian Economics mendasari berkembangnya ekonomi makkro yang banyak

menguasai cara berfikir ekonomis masa sekarang.

 PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO

Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan

pokok:

5
a.Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana

“menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan

tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:

1) inflasi,

2) pengangguran dan

3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.

b.Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai

bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan

penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada

asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di

atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan

dua puluh lima tahun).

Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak

bisa kita ubah:

(a) Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih

mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran

investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di

dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk

pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan

sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini

adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut

6
beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-

mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).

(b) Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-

jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.

(c) Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.

Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam

jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka

pendek pula, misalnya dengan jalan :

1. menambah jumlah uang yang beredar,

2. menurunkan bunga kredit bank,

3. mengenakan pajak import,

4. menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,

5. menambah pengeluaran pemerintah,

6. mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.

Kebijaksanaan-kebinksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya

bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas.

Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa

melakukannya dengan, misalnya:

1. memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,

2. mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif

(menambah giliran kerja/shift),

3. memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.

7
Kehijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa

tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-

kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang

sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi.

Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara

masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi

negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan

secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.

Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan

stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang).

Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun

kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit

makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek.

Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan

pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang

hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan

ekonomi dan sosial.

2. KERANGKA ANALISA EKONOMI MAKRO

Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang

dikaji dalam ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana

mengaji masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang

diinginkan.Terdapat dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek

mengenai “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut

dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.

8
a.Empat pasar Makro

Dalam analisa ekonomi makro kita melihat kegiatan ekonomi nasional secara lebih

menyeluruh dibanding dengan apa yang kita pelajari dalam ekonomi Mikro. Kita tidak lagi

melihat pasar beras, pasan blue jeans, pasar rokok kretek, pasar Honda secana sendiri-sendiri.

mi sesuai dengan pengertian mengenai “pengendalian umum” di alas. Di sini kita melihat

pasar-pasar tersebut dan pasar-pasar barang/jasa lainnya sebagai satu pasar besar, yang kita

ben nama “pasar barang”. Tetapi dalam ekonomi makro kita tidak hanya mempelajani satu

pasar ini saja. Perekonomian nasional kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dan empat

pasar besar yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:

(a) Pasar Barang


(b) Pasar Uang
(c) Pasar Tenaga Kerja
(d) Pasar Luar Negeri

Di pasar luar negeri permintaan akan barang ekspor kita he. sama dengan penawaran akan

barang tersebut menentukan harga rata-rata ekspor kita dan kuantitas atau volume ekspor,

Harga – harga dikalikan volume ekspor memberikan penerimaan devisa ekspor. Di pasar

yang sama permintaan masyarakat kita akan barang-barang impor dan menentukan harga

rata-rata impor dan ‘ volume impor. Juga di sini, harga rata-rata dikalikan volume import

memberikan pengeluaran devisa kita untuk impor barang-barang/jasa tersebut. Untuk pasar

luar negeri, seringkali menggabungkan pasar eksport dan pasar impor dan mengamai apa

yang terjadi dengan:

(a) Neraca Perdagangan, yaitu penerimaan devisa ekspor dikurangi pengeluaran devisa untuk

import atau Neraca Pembayaran apabila kila ingin pula mengetahui tentang aliran keluar-

masuknya modal

9
(b) Dasar Penukaran Luar Negeri(terms of trade), yaitu harga rata-rata ekspor kita dibagi

dengan harga rata-rata impor kita.

(c) Cadangan Devisa, yaitu persediaan devisa yang kita pun pada awal tahun plus saldo

neraca pembayaran.

Dalam teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi P dan

Q di masing-masing pasar. Karena P dan Q tersebut adalah hasil pertemuan (atau

perpotongan) antara kurva permintaan dan kurva penawaran, maka ini berarti bahwa teori

ekonomi makro pada pokoknya mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi posisi

kurva permintaan dan penawaran di masingmasing pasar.

Selanjutnya dengan diketahuinya faktor-faktor ini dan pengaruhnya terhadap posisi

kurva permintaan dan penawaran, maka kita selanjutnya bisa menanyakan faktor-faktor mana

di antara semua factor-faktor tersebut yang bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui

kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonominya. Dengan demikian kita bisa mengetahui

kebijaksanaan-kebijaksanaan mana yang bisa digunakan oleh pemerintah untuk

mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Inilah tujuan akhir dan mempelajari teori

makro, yaitu untuk digunakan sebagai petunjuk bagi pemilihan atau perumusan

kebijaksanaan.

b. Lima Pelaku Makro


Dalam teori makro kita menggolongkan orang-orarig atau lembaga-lembaga yang

melakukan kegiatan ekonomi menjadi limo kelompok besar, yaitu:

(a) Rumah Tangga,


(b) Produsen,
(c) Pemerintah,
(d) Lembaga-lembaga Keuangan,

10
(e) Negara-negara Lain.
Kegiatan dan kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan keempat pasar di atas

dimana :

> Permintaan :
1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga

2. Belanja barang oleh Pemerintah

3. Investasi oleh Perusahaan

4. Ekspor ke luar negeri

5. Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah

6. Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan

7. Kebutuhan uang tunai dan kredit

8. Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai

9. Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah

> Penawaran
1. Hasil produksi dalam negeri
2. Impor dan luar negeri
3. Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga
4. Suplai uang kartal
5. Tabungan Rumah Tangga
6. Suplai uang giral
7. Suplai dana luar negeri.

Kelompok Rumah Tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok seperti:

(a) Menerima penghasilan dan para produsen dan “penjualan” teraga kerja mereka (upah)
deviden, dan dan menyewakan tanah hak milik mereka.
(b) Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-simpanan
mereka;
(c) Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai konsumen);

11
(d) Menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga
keuangan;
(e) Membayar pajak kepada pemerintah;
(f) Masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena kebutuhan mereka akan
uang tunai untuk misalnya transaksi sehari-hari.

Kelompok Produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok berupa:


(a) Memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai supplier di pasar
barang);
(b) Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah
tangga untuk proses produksi;
(c) Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang lain (selaku
investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau demander);
(d) Meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka (sebagai
demander di pasar uang);
(e) Membayar pajak.
Kelompok Lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank dan lembaga-lembaga
keuangan lainnya kecuali bank sentral (Bank Indonesia), Kegiatan mereka berupa:

(a) Menerima simpanan/deposito dan rumah tangga;


(b) Menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang).
(c) Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral) melakukan kegiatan berupa:

 menarik pajak langsung dan tak langsung;


 membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan
pernerintah (sebagai demander di pasar barang),
 meminjam uang dan luar negeri;
 menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja);
 menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai supplier di pasar
uang).
Negara-negara lain:
(a) Menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier di pasar barang);
(b) Membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander di pasar barang);
(c) Menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri;
(d) Membeli dan pasar barang untuk kebutuhan cabrng perusahaannya di Indonesia (sebagai
investor);

12
(e) Masuk ke dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang (devisa) dan luar negeri
(sebagai supplier dana) dan sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk
kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia (demander akan dana).
(Singkatnya, sebagai penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar
negeri).

3.PERTUMBUHAN EKONOMI DI ERA REFORMASI

Sebagai akibat krisis moneter pertengahan tahun 1997, pertumbuhan ekonomi

Indonesia turun drastis pada tahun 1998 tetapi tumbuh kembali secara perlahan mulai tahun

1999. Namun sejak saat itu hingga kini (2006) ekonomi kita bergerak lambat dengan

pertumbuhan yang rendah. Timbul keingintahuan mengapa ekonomi kita bergerak lambat dan

apakah ini tanda-tanda bahwa perekonomian kita telah terperangkap pada pertumbuhan

rendah. Apabila benar perekonomian kita telah terperangkap pada pertumbuhan rendah,

apakah masih ada kemungkinan untuk bisa keluar dari perangkap tersebut dan apa langkah-

langkah yang dapat ditempuh agar secara bertahap dapat keluar dari perangkap tersebut.

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian kegiatan yang merupakan rangkaian

kegiatan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa dan negara untuk

melaksanakan tugas sebagaimana yang diamanatkan dalam undang undang dasar 1945, yaitu

“ melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial negara”. Berbagai macam

prospek pembangunan telah di lakukan dari orde lama, orde baru hingga ord reformasi untuk

terus mendorong kesejahteraan dan kemajuan bangsa kearah yang lebih baik. Pembangunan

nasional juga harus dimulai dari, oleh, dan untuk rakyat, dilakasanakan di berbagai aspek

kehidupan bangsa yang meliputi politik, ekonomi dan sosial budaya dan aspek pertahanan.

13
 SEJARAH EKONOMI INDONESIA SEJAK ORDE LAMA
HINGGA REFORMASI

Seperti yang telah kita ketahui, negara Indonesia telah beberapa kali mengalami

perubahan masa pemerintahan, Mulai dari pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru,

pemerintahan transisi, pemerintahan reformasi, pemerintahan gotong royong, pemerintahan

indonesia bersatu.

A.PEMERINTAHAN ORDE LAMA

Selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian di indonesia sangat buruk,

walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata rata hampir 7% pertahun selama

dekade 1950an. Dan setelah itu turun drastis menjadi rata rata hanya 1,9% pertahun atu

bahkan nyaris mengalami stagflasi selama 1 tahun. Tahun 1965-1966 laju pertumbuhan

ekonomi masing masing hanya sekitar 0,5%-0,6%.

Adapun kebijakan kebijakan yang diterapkan pemerintah pada era itu diantaranya :

 Program Banten ( 1950-1951) tujuan program ini untuk mempersatukan kelompok

pribumi agar bisa mengembangkan aktivtas ekonomi.

 Program urgensi perekonomian (1952-1954) memberikan kesempatan seluas luasnya

pada pengusaha pribumi untuk mengambil alih perusahaan perusahaan VOC

 Program repelita 1 (1955-1960) tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat,.

 Program repelita 2 (1960-1965) Indonesia mulai berhubungan dengan dunia luar (

ekspor dan impor ), mulai dari pinjaman luar negeri.

14
B. PEMERINTAHAN ORDE BARU

Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde baru.

Berbeda dengan pemerintahan orde baru. Berbeda dengan pemerintahan orde lama. Dalam

era orde baru ini perhatian pemerintah lebih di tunjukan pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat lewat pembanguna ekonomi dan sosial di tanah air. Sebelum rencana

pembangunan lewat repelita di mulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan

stabilitas ekonomi, sosial, dan politik serta rehabilitasi ekonomi dalam negeri. Sasaran dari

kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit

keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang

sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama.

Adapun kebijakan kebijakannya adalah :

 Repelita 1 ( 1 april 1969- 31 Maret 1974 ) perbedaan repelita pada era orde baru dan

orde lama adalah pada era orde lama rencana pembangunan lima tahunan tersebut di

susun oleh DPR dan perancangan negara/ kabinet, seangkan pada era di susun orde

rencana pembangunan lima tahun, di susun oleh DPR, kabinet, dosen, masyarakat. Pada

repelita 1 menitikberatkan pada sektor perekonomian.

 Repelita 2 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974) trilogi pembangunan di ubah urutannya

menjadi, yang pertama yaitu pertumbuhan ekonomi, yang kedua pemerataan, dan yang

ketiga stabilitas nasional.

 Repelita 3 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) trilogi pembangunan ekonomi mengalami

perubahan yaitu menjadi, yang pertama pemerataan pembangunan dan hasilnya yang

kedua pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan yang ketiga adalah stabilitas

nasional yang sehat dan dinamis.

 Repelita 4 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) muncul kebijakan devaluasi rupiah pada

tanggal 12 September 1986 karena banyak produk produk indonesia yang di gudangkan
15
di luar negeri dan aliran kas yang masih berkurang. Selain itu muncul juga kebijakan

deregulasi, tanggal 12 Oktober 1987 tentang penyerdehanaan aturan dan tanggal 27

Oktober 1988 tentang deregulasi dan debirokratasi di pangkas.

 Repelita 5 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) muncul kebijakan uang ketat untuk

mengatasi inflasi yang meningkat tajam.

C. PEMERINTAHAN TRANSISI (ERA PRESIDEN B.J. HABIBIE)

Krisis ekonomi mempunyai dampak yang memprihatinkan terhadap peningkatan

pengangguran, baik di perkotaan maupun di pedesaan., daya beli masyarakat menurun,

pendidikan dan kesehatan merosot, serta jumlah pnduduk miskin bertambah oleh karena itu

muncul kebijakan jaring pengaman sosial yang menyebabkan suatu prestasi yang

mengagumkan yakni nilai tukar rupiah dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah.

D. PEMERINTAHAN REFORMASI (ERA PRESIDEN K.H ABDURAHMAN W)

Terjadi banyak keanehan dan tdak terdapat kebijakan perekonomian, rating kredit

indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat ke CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali

ke CCC, salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada tahun 1988

yang masih terbawa hingga pemerintahannya.

4. IMPLEMENTASI EKONOMI MAKRO DI INDONESIA

Situasi perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini semakin rumit saja (semakin tidak

menentu). Banyak terjadi kasus-kasus yang melibatkan para pejabat, dan para petinggi-

petinggi ekonom kita. Contoh seperti dalam kasus bank century yang melibatkan Budiyono

(wakil presiden Indonesia bersatu jilid II) yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur

Bank Indonesia (BI), dan juga mantan menteri keuangan, Sri mulyani yang ditengah-tengah

16
kasus bank century ini dia mengundurkan diri karena mendapatkan tawaran untuk menjadi

menteri keuangan bank dunia, yang juga ikut bertanggung jawab akan bank century. Masih

banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh para ekonom atau para petinggi-petinggi

di negeri kita ini, contoh lain ditemukan nya maklar kasus(Marcus), penyalah gunaan unag

pajak yang pada awalnya ditangkap seorang pegawai pajak yang bernama gayus. Kemudian

kasus anggoro yang menyeret mantan kabareseskrim susno duaji yang kini telah ditetapkan

sebagai tersangka.

Memang sepertinya kasus-kasus seperti itu seolah-olah tiada habisnya di negeri kita. Kita

harus akui bahwa dari dulu sejak zaman orde baru hingga era reformasi p-ancasila seperti saat

ini, memang sudah terjadi KKN, Monopoli dan lain sebagainya. Entah kita tidak pernah tau

kapan ini akan berakhir, selama para petinggi kita hanya mementingkan isi yang ada didalam

perutnya saja dan kenyamanan akan tubuh mereka tanpa memikirkan rakyat dan Negara ini.

Didalam kasus bank century berbagai macam upaya telah dilakukan untuk memecahkan

masalah ini, untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Seperti telah

dibentuknya panitia khusus, kemudian dari DPR pun ikut berpartisipasi dalam pemecahan

masalah ini, akan tetapi sampai sekarang belum menemukan titik terang dalam kasus century

ini.

17
BAB III

METODE ANALISIS DATA

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakuakan dalam menyelesaikan makalah ini adalan selama bulan

maret 2013 sedangkan tempat penelitian adalah di rumah dan dikampus.

B. POPULASI DAN SAMPLE

1. Populasi

Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 115).Dalam penelitian ini

dapat digolongkan ke dalam populasi tak terbatas.

Menurut Setiawan (1989 : 71) populasi tak terbatas diartikan sebagai sumber data yang tidak

dapat ditentukan batas-batasnya, sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara

kuantitatif. Dalam keadaan seperti ini jumlahnya tidak dapat dihitung sehingga hanya

menggambarkan suatu kelompok obyek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat

umum.

2. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 1999 : 73). Untuk mendapat informasi dari setiap anggota populasi,

peneliti harus menentukan sampel yang sejenis atau yang bisa mewakili populasi dalam

jumlah tertentu.

18
C. METODE ANALISIS DATA
1. Metode Analisis Kuantitatif
Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental
atau empiricist. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim,
Newton dan John Locke. “Gaya” penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif
melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-
indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai
dan konteks, mempunyai banyak “kasus” dan subjek yang diteliti, sehingga dapat
ditampilkan dalam bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah,
peneliti “terpisah” dari subjek yang ditelitinya.
2. Metode Analisis Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih
tifditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-
cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan
untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi
organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan
kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk
menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala
merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan

19
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi

secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). ). Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan

nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk

mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional,

tabungan dan investasi nasional. Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro

mencakup dua permasalahan pokok yaitu masalah stabilisasi inflasi, pengangguran dan

ketimpangan dalam neraca pembayaran, Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan.

Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang dikaji

dalam ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengaji

masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan.Terdapat dua

aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek mengenai “apa” yang

disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua

adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.

B. SARAN

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang

terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi di

masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya memperkuat

perekonomian Negara secara keseluruhan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika


Soediyono R, 1981. Ekonomi Makro Jilid 1,2. Yogyakarta. Liberty.
Samuelson. 1982. Ekonomi Makro. Jakarta. Erlangga
................,. 1985. Ekonomi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Winardi. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung. Alumi
Mankiw N. Gregory; Principle of economic, an asian edition, volume 2, penerbit salemba 4,
2012

Asfia Murni, Ekonomika Makro, edisi perdana, PT Refika Aditama,bandung 2006

http://rieemala.blogspot.in/2013/04/makalah-ekonomi-makro.html

http://putraaldy.blogspot.com/2011/11/pengertian-teori-ekonomi-makro.html
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:mXowYbdfSB0J:retno-pwk.sttnas.ac.id/wp-
content/uploads/2012/09/KONSEP-
DASAR.pdf+&hl=en&pid=bl&srcid=ADGEESguUFJ_btKH37iy11vgZMyUcpucDcUIKXq8IOYdit
W5hAu4zmJUsHEhNdB80hFsVMnav18uSMRc7nR0hFZ874NmZ1RRPl14a6OY3cm-
iTJ5BzQ3wDBB2yyWgWQZZyhvfoakaDbF&sig=AHIEtbSkSuK_2mBZ-WZacBQFZVCSgIdd8A

http://kammilashaffirah.blogspot.com/2010/10/makalah-pengantar-bisnis.html

21

Das könnte Ihnen auch gefallen