Sie sind auf Seite 1von 11

179

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
PADA MATERI KONSEP KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR
SISWA KELAS V A SD NEGERI 009 PULAU KIJANG
KECAMATAN RETEH

Mujiati
mujiati.sdn009@gmail.com
SD Negeri 009 Pulau Kijang
Kecamatan Reteh

ABSTRACT
The background of this research is the poor student learning outcomes and low awareness of
teachers to apply an effective and innovative learning. This study aims to determine whether
there is improvement of mathematics learning outcomes before and after the discovery
learning method is applied on Grade VA SD Negeri 009 Pulau Kijang Kecamatan Reteh. The
number of subject of this research was 22 students consisting of 8 male students and 14
female students with heterogeneous ability. The minimum passing grade, hereinafter KKM
and Analysis on Average is used to know whether or not there is enhancement of mathematics
learning outcomes before and after the discovery model is applied. The research findings
reveal that the number of students that achieved the KKM (75) based on the first data
obtained from the teacher was 7 (32%). At the first cycle, the number increased to 14 (64%),
and at the second cycle, the number increased to 19 (86%). The average score of the student
based on the first data obtained from the teacher was 72.7. At the first cycle, the average
score increased to 76.3 and at the second cycle, it creased to 82. Referring to the research
findings, it can be concluded that the application of the discovery learning method can
enhance mathematics learning outcomes of students of Grade VA SD Negeri 009 Pulau
Kijang Kecamatan Reteh of 2016.

Key words: learning outcomes, discovery learning, and mathematics

PENDAHULUAN untuk penguasaan dan penciptaan teknologi


Matematika merupakan salah satu di masa depan. Dalam kegiatan belajar
mata pelajaran yang diajarkan di semua mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan
jenjang pendidikan yang memliki peran objek dari kegiatan pengajaran. Sehingga
yang sangat penting dalam penguasaan ilmu inti dari proses pengajaran adalah kegiatan
pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan.
matematika di sekolah dasar (SD) perlu Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran
mendapat perhatian yang serius dari dapat dilihat dari hasil belajar yang
berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah, diperoleh siswa setelah proses pembelajaran
orang tua, maupun masyarakat, karena selesai. Hasil belajar merupakan salah satu
pembelajaran matematika di sekolah dasar tujuan dari proses pembelajaran. Hasil
merupakan peletak konsep dasar yang belajar dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dijadikan landasan untuk belajar pada dan tinggi rendahnya atau efektif tidaknya
jenjang berikutnya, selain itu penguasaan proses pembelajaran.
matematika yang kuat sejak dini diperlukan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
180

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Menurut Sudjana (2009) dalam berlaku saat ini, berpedoman pada


proses pembelajaran di sekolah, guru kurikulum tingkat satuan pendidikan
hendaknya memilih dan menggunakan (KTSP) yang mengacu kepada badan
pendekatan, metode, strategi dan teknik standar nasional pendidikan (BSNP).
yang dapat melibatkan siswa aktif dalam KTSP merupakan upaya untuk
belajar, baik secara mental, fisik, maupun menyempurnakan kurikulum agar lebih
sosial. Dalam pra siklus yang dilakukan familier dengan guru, karena mereka
peneliti, sebagian siswa kelas V A SD banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki
Negeri 009 Pulau Kijang Kecamatan Reteh tanggung jawab yang memadai. Dalam
untuk pelajaran matematika masih belum KTSP kiprah guru lebih dominan lagi,
mendapatkan tempat dihati para siswa. Hal terutama dalam penjabaran standar
ini terbukti pada hasil ujian semester ganjil kompetensi dan kompetensi dasar, tidak
tahun ajaran 2015/2016, yang menyatakan saja dalam program tertulis tetapi juga
bahwa nilai tertinggi ujian semester ganjil dalam pembelajaran nyata di kelas.
matematika SD Negeri 009 Pulau Kijang Sehingga, guru sebagai salah satu
Kecamatan Reteh adalah 80, nilai komponen pemangku kepentingan
terendahnya adalah 68, sedangkan rata- pendidikan, harus mampu berpikir secara
ratanya adalah 72,7. Hasil itu menunjukkan inovatif dan kreatif (Mulyasa, 2010) Salah
katagori kurang yang tentunya belum satu inovasi yang menarik untuk mengiringi
memenuhi standar keberhasilan yang telah perubahan pembelajaran yang semua
ditetapkan dengan KKM yaitu 75. berpusat pada guru beralih berpusat pada
Pada umumnya para siswa siswa adalah ditemukannya dan
menganggap bahwa matematika merupakan diterapkannya model-model pembelajaran
pelajaran yang sulit dipahami sehingga inovatif, kreatif, dan konstruktif atau lebih
tidak sedikit siswa yang takut terhadap mata tepat dalam mengembangkan dan menggali
pelajaran matematika. Dengan keadaan siswa secara kongkrit dan mandiri dibidang
yang demikian dan juga kurang akademik dan sosial, maka sangatlah
semangatnya siswa mengakibatkan hasil penting bagi para pendidik terutama guru
belajar matematika sering rendah. Selain itu untuk memahami materi, siswa dan
proses belajar mengajar selama ini masih metodologi pembelajaran dalam proses
menggunakan sistem belajar yang berpusat pembelajaran terutama terkait dalam
pada guru (teacher centered) dengan pemilihan model-model pembelajaran yang
menggunakan metode ceramah dan modern salah satunya adalah pembelajaran
pendekatan yang dipakai masih tekstual discopery learning.
semua itu harus berubah dan diikuti oleh Kalau kita kaji lebih dalam hal
guru yang bertanggung jawab atas tersebut bukan merupakan kesalahan siswa
penyelenggara pembelajaran di sekolah. semata tetapi dapat juga disebabkan oleh
Salah satu perubahan tersebut adalah faktor guru itu sendiri sebagai pendidik.
orientasi pembelajaran yang berpusat Kekurangan guru yang biasa dilakukan
kepada guru (teacher centered) beralih dalam kegiatan belajar mengajar adalah
berpusat kepada siswa (student centered), mengambil jalan pintas dalam
metodologi yang semula didominasi pembelajaran, memberi hukuman tanpa
ekspositori berubah ke partisipatori dan melihat latarbelakang kesalahan, menunggu
pendekatan yang semula tekstual berganti siswa berbuat salah, mengabaikan
menjadi kontekstual. Semua perubahan itu perbedaan siswa, merasa paling pandai,
dimaksudkan untuk memperbaiki mutu tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa,
pendidikan, baik dalam segi proses maupun 2005).
pendidikan. Sementara itu kurikulum yang

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
181

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Namun menurut hasil pengamatan tentang menentukan keliling dan luas


peneliti kesalahan yang biasa dilakukan bangun datar rata-rata hasilnya rendah.
guru dalam membelajarkan matematika di Rendahnya penguasaan kemampuan
tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi menggunakan konsep keliling dan luas
bosan adalah (1) dalam membelajarkan bangun datar kemungkinan besar
matematika guru hanya berpedoman pada dikarenakan guru kurang tepat dalam
buku pegangan; (2) penyampaian konsep memilih cara atau media dalam
sarat dengan hafalan-hafalan; (3) kegiatan pembelajaraan. Maka, untuk mengatasi
pembelajaran masih monoton; dan (4) semua permasalahan itu maka peneliti
kurang memperhatikan keterampilan selaku seorang guru harus melakukan suatu
prasarat. tindakan yaitu penelitian tindakan kelas
Keterampilan prasarat memang dalam hal ini PTK melalui refleksi diri.
sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal Akhirnya peneliti berusaha untuk
tersebut seperti yang dikemukakan oleh memperbaiki kinerja selaku seorang guru.
Gagne bahwa setiap mata pelajaran Berdasarkan hal tersebut dirumuskan
mempunyai prasarat belajar (learning penelitian ini yaitu apakah dengan
prerequisites). Dalam hubungannya dengan penerapan metode discopery learning dapat
pembelajaran matematika maka meningkatkan hasil belajar matematika
keterampilan prasarat yang harus dikuasai materi konsep keliling dan luas bangun
siswa umumnya adalah hitung dasar yang datar siswa kelas V a SD Negeri 009 pulau
meliputi: penjumlahan, pengurangan, kijang kecamatan reteh tahun 2016?
perkalian, dan pembagian. Sebaik apapun Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk
konsep matematika yang disampaikan oleh meningkatkan hasil belajar dan minat
guru pada pembelajaran matematika namun belajar siswa, serta meningkatkan
bila siswa tidak menguasai hitung dasar kreativitas siswa dalam belajar melalui
sebagai keterampilan prasaratnya maka kelompok.
hasil pembelajaran kurang memuaskan. Belajar adalah suatu proses
Berdasarkan hasil ulangan harian perubahan sikap, tingkah laku dan nilai
siswa kelas V A SD Negeri 009 Pulau setelah terjadinya interaksi dengan sumber
Kijang Kecamatan Reteh pada materi belajar. Sumber belajar selain guru dapat
tentang menggunakan konsep keliling dan berupa buku, media pendukung gambar dan
luas bangun datar menunjukkan bahwa 32% informasi dari pihak lain. Tugas guru
siswa menguasai secara tuntas, 18% siswa adalah menciptakan situasi yang nyaman
agak menguasai, dan 50% kurang untuk siswa belajar. Menurut Slameto
menguasai padahal pada pembelajaran (2003) belajar merupakan suatu proses
matematika sehari-hari guru sudah usaha yang dilakukan seseorang untuk
menjelaskan secara lisan, ditulis di papan memperoleh suatu perubahan tingkah laku
tulis, memberi contoh, bahkan memberikan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
soal-soal latihan tentang bangun datar, dan pengalamannya sendiri dalam interaksi
juga siswa sudah diberi kesempatan untuk dengan lingkungannya. Cronbach
bertanya ketika guru mengajar, namun berpendapat belajar merupakan suatu
sedikit sekali mereka yang mengajukan aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan
pertanyaan. Ketika guru balik bertanya tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
hanya beberapa siswa yang dapat Kemudian menurut Gagne belajar
menjawab pertanyaan guru dengan benar, adalah perubahan disposisi atau
itupun karena siswa tersebut memang kemampuan yang dapat dicapai seseorang
pandai di kelasnya. Apabila diberi tes melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
182

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

proses pertumbuhan seseorang secara perbuatan merujuk pemikiran Gagne hasil


alamiah. Belajar pada hakekatnya belajar berupa: (1) informasi verbal yaitu
merupakan usaha sadar yang dilakukan kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
seseorang untuk dapat memiliki dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun
penggetahuan dan keterampilan. Dalam tertulis; (2) keterampilan intelektual yaitu
proses belajar selalu terjadi perubahan kemampuan mempresentasekan konsep dan
tingkah laku, bukan saja hanya perubahan lambang; (3) strategi kognitif yaitu
dari tidak tahu menjadi tahu tetapi lebih kemampuan kecakapan menyalurkan dan
dari itu perubahan yang diharapkan mengarahkan aktivitas kognitifnnya sendiri;
meliputi seluruh aspek kognitif, afektif, dan (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan
psikomotorik. Secara umum belajar dapat melakukan serangkaian gerak jasmani
diartikan sebagi proses perubahan interaksi dalam urusan dan koordinasi, sehingga
individu dengan lingkungan (Sumiati, dkk, terwujud otomatisme gerak jasmani; (5)
2007). Menurut Skinner dalam Mudjiono, sikap adalah kemampuan menerima atau
dkk (2002) belajar adalah suatu perilaku, menolak objek berdasarkan penilaian
pada saat orang belajar maka responnya terhadap objek tersebut.
menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak Sesuai teori di atas dapat dinyatakan
belajar maka responnya menurun. hasil belajar adalah perubahan prilaku
Sementara itu, pembelajaran adalah secara keseluruhan bukan hanya salah satu
suatu proses interaksi antar siswa dengan aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya
siswa, siswa dengan sumber belajar dan hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh
siswa dengan pendidik. Sedangkan para pakar pendidikan sebagaimana
pembelajaran menurut Gagne pembelajaran disebutkan di atas tidak dilihat secara
adalah “Seperangkat peristiwa yang fragmentaris atau terpisah, melainkan
diciptakan dan dirancang untuk mendorong, komprehensif. Dengan demikian
menggiatkan dan mendukung belajar keberhasilan belajar adalah pada perubahan
siswa.” Dalam pembelajaran tugas guru tingkah laku.
yang paling utama adalah mengkondisikan Menurut Slameto (2003) jika
lingkungan agar menunjang terjadinya ditinjau dari sudut pengertian belajar,
perubahan tingkah laku. perubahan tingkah laku memiliki ciri-ciri,
Pembelajaran adalah proses yaitu: (1) perubahan terjadi secara sadar,
kompleks yang tercakup di dalamnya dimana ia menyadari pengetahuannya
kegiatan belajar mengajar secara teknis bertambah, kecakapannya bertambah,
pembelajaran merupakan istilah yang kebiasaannya bertambah, dan sebagainya;
dipadankan dengan pengajaran. Proses (2) perubahan dalam belajar bersifat
belajar adalah interaksi atau hubungan kontinu dan fungsional artinya bersifat
timbal balik antara siswa dengan guru dan kesinambungan dan tidak statis; (3)
antara sesama siswa dalam proses perubahan dalam belajar bersifat positif dan
pembelajaran. Dalam interaksi belajar aktif, dalam perbuatan belajar, perubahan-
mengajar di tandai dengan adanya unsur perubahan senantiasa bertambah dan tertuju
tujuan, siswa, guru dan sumber belajar untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
lainnya, bahan dan materi pembelajaran, dari sebelumnya; (4) perubahan dalam
metode yang digunakan untuk menciptakan belajar bukan bersifat sementara, perubahan
situasi belajar mengajar. yang terjadi karena proses belajar bersifat
Hasil belajar adalah pola-pola menetap atau permanen; (5) perubahan
perbuatan, nilai-nilai, pengertian- dalam belajar bertujuan dan terarah, artinya
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi
keterampilan. Hasil belajar adalah pola-pola karena ada tujuan yang akan dicapai; (6)

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
183

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

perubahan mencakup segala aspek tingkah sampai siswa menyadari suatu konsep.
laku, perubahan yang diperoleh seseorang Siswa melakukan discovery (penemuan),
setelah melalui suatu proses belajar sedangkan guru membimbing mereka ke
meliputi perubahan keseluruhan tingkah arah yang tepat atau benar.
laku. Ciri utama belajar menemukan
Selanjutnya, matematika adalah yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan
ilmu tentang pola dan urutan. Matematika masalah untuk menciptakan,
adalah ilmu pengetahuan yang paling padat menggabungkan dan menggeneralisasi
dan tidak mendua arti. Pengajaran pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3)
matematika bertujuan untuk meluruskan kegiatan untuk menggabungkan
dan mempermudah siswa belajar berhitung pengetahuan baru dan pengetahuan yang
dan cabang-cabang matematika lainnya. sudah ada. Kemudian, tujuan tujuan
Konsep matematika bersifat abstrak yang pembelajaran berbasis penemuan yaitu: (1)
kongkret adalah pengajarannya. meningkatkan partisipasi aktif peserta didik
Matematika sebagai ilmu tidak hanya dalam pembelajaran; (2) mendorong peserta
didominasi dengan perhitungan. didik untuk dapat menemukan dan
Matematika adalah ilmu tentang sesuatu menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari
yang memiliki pola keterataan dan urutan mudah diingat dan tidak mudah dilupakan
yang logis. peserta didik; (3) mendorong peserta didik
Karakteristik matematika adalah untuk belajar menemukan pola dalam
fakta yang berupa konvensi-konvensi yang situasi konkret maupun abstrak, serta
diungkapkan dengan simboltertentu. meramalkan (extrapolate) informasi
Konsepnya berupa ide abstrak yang tambahan yang diberikan; (4) membantu
digunakan untuk menggolongkan peserta didik membentuk cara kerja
sekumpulan “Segitiga “ adalah nama suatu bersama yang efektif, saling membagi
konsep abstrak. Dengan konsep itu, informasi, serta mendengar dan
sekumpulan objek dapat digolongkan menggunakan ide-ide orang lain; (5)
sebagai contoh segitiga atau bukan. melatih peserta didik belajar berpikir
Pembelajaran matematika memiliki operasi analisis dan mencoba memecahkan
yaitu pengerjaan hitung aljabar dan lain- problema yang dihadapi sendiri.
lain. Pembelajara matematika berpola pikir Manfaat pembelajaran berbasis
deduktif berpangkal dari hal yang bersifat penemuan, yaitu (1) peserta didik aktif
umum pada hal yang bersifat khusus. dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir
Dalam pembelajan matematika ini dan menggunakan kemampuan untuk
dapat diterapkan model discovery learning. menemukan hasil akhir; (2) peserta didik
Sund dalam Rezeki (2009) model ini adalah memahami benar bahan pelajaran, sebab
proses mental dimana siswa mampu mengalami sendiri proses menemukannya.
mengasimilasikan sesuatu konsep atau Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini
prinsip. Proses mental tersebut ialah lebih lama diingat; (3) menemukan sendiri
mengamati, mencerna, mengerti, menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini
menggolong-golongkan, membuat dugaan, mendorong ingin melakukan penemuan lagi
menjelaskan, mengukur, membuat sehingga minat belajarnya meningkat; (4)
kesimpulan dan sebagainya. Menurut peserta didik yang memperoleh
Hamalik (2002) metode penemuan pengetahuan dengan metode penemuan
terbimbing adalah suatu prosedur mengajar akan lebih mampu mentransfer
yang menitikberatkan studi individual, pengetahuannya ke berbagai konteks; dan
manipulasi objek-objek, dan eksperimentasi (5) metode ini melatih peserta didik untuk
oleh siswa sebelum membuat generalisasi lebih banyak belajar sendiri.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
184

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Menurut Syah (2004) dalam dilaksanakan dalam kegiatan belajar


mengaplikasikan strategi discovery learning mengajar secara umum sebagai berikut:
di kelas, langkah-langkah yang harus

Pemberian Identifikasi masalah Pengumpulan


rangsangan data

Menarik Pembuktian Pengolahan


kesimpulan data

Gambar 1. Alur Pembelajaran Berbasis Penemuan

METODE PENELITIAN sederhana untuk menentukan keliling dan


Subjek penelitian ini berjumlah 22 luas.
orang dengan rincian 8 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan. Penelitian tindakan Analisis Hasil Tindakan pada Siklus I
kelas ini dilakukan di kelas V A SD Negeri dan Siklus II
009 Pulau Kijang Kecamatan Reteh. 1. Analisis Hasil Pengamatan
Penelitian ini dilakukan pada Januari - Pada siklus I, kegiatan pembelajaran
Februari 2016. Pelaksanaan penelitian ini belum berjalan sesuai rencana, masih
dilakukan lebih kurang memakan waktu terdapat kekurangan-kekurangan yang
dua bulan. dilakukan guru selama proses pembelajaran
Prosedur penelitian dimulai dengan berlangsung. Kekurangan tersebut dapat
perencanaan, tindakan, dilihat dari berbagai hal seperti guru belum
pengamatan/observasi, dan refleksi bisa memberikan pemahaman kepada siswa
(Arikunto, 2009). Adapun instrumen mengenai pembelajaran yang akan
penelitian ini berupa pengkat pembelajaran dilaksanakan. Guru juga belum bisa
yang mencakup silabus, RPP, LKS, lembar memanfaatkan waktu dengan baik sehingga
pengamatan, dan tes hasil belajar. tidak semua langkah pembelajaran yang
Sementara itu, teknik analisis data dengan ditetapkan terlaksana. Terlihat pada saat
analisis hasil pengamatan, analisis berdiskusi, siswa yang pintar belum mau
ketercapaian KKM, analisis distribusi berbagi ilmu dengan kawan
frekuesni, dan analisis rata-rata. sekelompoknya sehingga mereka lebih suka
mengerjakan tugas secara individu. Guru
belum membimbing secara menyeluruh,
HASIL DAN PEMBAHASAN belum bisa membangkitkan rasa percaya
Setelah dilakukan analisis data diri siswa untuk berbicara di depan kelas,
tentang penerapan pembelajaran dengan hal ini terlihat dari adanya siswa yang malu
metode discopery learning pada siswa bertanya kepada guru mengenai materi
kelas V A SD Negeri 009 Pulau Kijang yang belum mereka pahami. Guru juga
terjadi peningkatan dari segi ketuntasan dan belum bisa memotivasi siswa untuk serius
rata-rata kemampuan siswa dalam dalam belajar.
menggunakan konsep bangun datar

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
185

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Pada siklus II, kegiatan sudah metode diskusi setiap pertemuan pada
berjalan dengan baik sesuai denngan siklus kedua mengalami peningkatan,
perencanaan, hal ini dapat dilihat dari dimana siklus kedua aktivitas guru dan
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan siswa sudah dilaksanakan sesuai dengan
pembelajaran dari setiap pertemuan. Pada harapan.
siklus II ini guru sudah bisa 1. Nilai Perkembangan
membangkitkan motivasi siswa dalam Nilai perkembangan dapat dihitung
belajar. Guru juga selalu memberi setelah siklus I dan II. Nilai perkembangan
bimbingan dan arahan pada siswa saat pada siklus I dihitung berdasarkan selisih
kegiatan kelompok berlangsung. Tidak ada skor hasil belajar ulangan sebelum tindakan
lagi siswa yang takut untuk bertanya kepada (skor dasar/awal) dengan skor hasil belajar
guru, dalam kelompok siswa juga sudah pada hasil ulangan harian I (UH-1) dengan
dapat menjalin kerjasama yang baik. hasil belajar pada ulangan harian II (UH-II).
Berdasarkan uraian di atas dapat Nilai perkembangan siswa pada siklus I dan
diketahui bahwa aktivitas guru dan siswa siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut:
pada pembelajaran dengan menggunakan

Tabel 1. Nilai Perkembangan


Siklus I Siklus II
Nilai Perkembangan
Jumlah % Jumlah %
5 0 - - -
10 1 4,5 - -
20 3 13,6 2 9,1
30 17 77,3 20 90,9

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai perkembangan ini juga disebabkan
nilai perkembangan 10 pada siklus I dan materi yang diajarkan pada siklus kedua
siklus II menunjukkan terjadinya penurunan lebih mudah dari siklus pertama.
nilai perkembangan individu. Nilai Setelah diperoleh nilai
perkembangan individu mengalami perkembangan individu yang akan
peningkatan untuk nilai perkembangan 20, disumbangkan untuk penghargaan
dan nilai perkembangan 30. Hal ini kelompok, kemudian dicari rata-rata nilai
dikarenakan skor dasar/awal rendah dan perkembangan yang disesuaikan dengan
nilai ulangan harian I cukup tinggi sehingga kriteria penghargaan kelompok, sehingga
nilai perkembangan individu pada siklus I akan diperoleh penghargaan untuk masing-
cukup baik. Selanjutnya, nilai ulangan masing kelompok. Penghargaan yang
harian II lebih tinggi dari nilai ulangan diperoleh untuk masing-masing kelompok
harian I, sehingga nilai perkembangan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
siswa jauh lebih tinggi dari nilai tabel berikut ini.
perkembangan siklus pertama. Peningkatan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
186

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Tabel 2. Penghargaan Kelompok


Siklus I (UH-I) Siklus II (UH-II)
Nama Kelompok Rata-rata Nilai Penghargaan Rata-rata Nilai Penghargaan
Perkembangan Kelompok Perkembangan Kelompok
Sudirman 18 Hebat 28 Super
Hamengkubowono 20 Hebat 25 Hebat
Pattimura 20 Hebat 22 Hebat
Antasari 17 Hebat 23 Hebat
Cut mutia 19 Hebat 29 Super

Dari tabel di atas pada siklus I kelompok Antasari tetap menerima


kelima kelompok mendapat penghargaan penghargaan sebagai kelompok Hebat
sebagai kelompok hebat, yaitu kelompok dengan adanya peningkatan perkembangan.
Sudirman, Hamengkubowono, Pattimura,
Antasari, dan Cut Mutia. Pada siklus II Analisis Keberhasilan Tindakan
kelompok Sudirman dan Cut Mutia 1. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal
mendapat penghargaan sebagai kelompok Adapun jumlah siswa yang
super, sedangkan kelompok mencapai KKM dapat dilihat pada tabel
Hamengkubowono, Pattimura dan berikut:

Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa


Skor Jumlah Siswa yang Tuntas Presentase Ketuntasan
Skor Dasar/ Awal 7 32%
Ulangan Harian I 14 64%
Ulangan Harian II 19 86%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat siswa yang mencapai nilai KKM atau 86%
bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM dari 22 orang siswa. Berdasarkan analisis
mengalami peningkatan pada ulangan KKM itu maka dapat dikatakan bahwa hasil
harian I dan ulangan harian II dari skor belajar matematika siswa dapat
dasar. Jumlah siswa yang mencapai KKM ditingkatkan melalui pembelajaran dengan
pada ulangan harian II meningkat dari pada metode discopery learning.
ulangan harian I, hal ini terlihat pada tabel
di atas bahwa jumlah siswa, yang mencapai 2. Analisis Distribusi Frekuensi
KKM pada skor dasar 7 orang atau 32 % Adapun peningkatan nilai siswa
dari jumlah siswa, pada ulangan harian I pada skor dasar, Ulangan Harian I dan
jumlah siswa yang mencapai KKM Ulangan Harian II disajikan dalam tabel
menjadi 14 orang atau 64% dari jumlah berikut. :
siswa, dan pada ulangan harian II 19 orang

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
187

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Tabel 4. Analisis Distribusi Frekuensi Hasil Belajar


Banyak Siswa Skor Banyak Siswa Banyak Siswa
Nilai
Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II
30-41 - - -
42-53 1 - -
54-65 6 0 -
66-77 6 7 3
78-89 0 6 6
90-100 0 0 4
Jumlah Siswa 22 22 22

Dari tabel di atas dapat dilihat II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa terjadi peningkatan hasil skor penerapan model pembelajaran dengan
dasar/awal, Ulangan Harian I dan Ulangan metode discopery learning dapat
Harian II, Jumlah siswa yang mencapai meningkatkan hasil belajar matematika
KKM pada skor dasar/awal ada 7 orang siswa.
(32%), pada ulangan harian I menjadi 14
orang (64%), menjadi 19 orang (86%) pada 3. Analisis Rata-rata (Mean)
ulangan harian II. Sebaliknya siswa yang Berdasarkan hasil ulangan harian I,
memperoleh nilai dibawah KKM pada skor ulangan harian II dan skor dasar yang
dasar/awal yang berjumlah 15 orang (68%), diperoleh siswa, peningkatan hasil belajar
menurun pada ulangan harian I siswa yang siswa dapat juga dilihat menggunakan rata-
di bawah KKM 8 orang (36%), menurun rata. Adapun rata-rata hasil belajar siswa
menjadi 3 (14%) orang pada ulangan harian tersebut sebagai berikut :

Tabel 5. Analisis Rata-rata Hasil Belajar


Nilai Skor Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II
Rata-Rata 72,7 76,3 82

Dari tabel di atas terlihat bahwa 82 pada rata-rata hasil belajar siswa.
nilai rata-rata hasil belajar siswa pada skor Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dasar 72,7 pada ulangan harian I nilai rata- hasil belajar siswa meningkat dengan
rata hasil belajar siswa 76,3, pada ulangan penerapan metode discovery learning.
harian II mengalami peningkatan menjadi

Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa


Nilai Skor Dasar Siklus I Siklus II
Persentase 7 Orang 14 Orang 19 Orang
Ketuntasan (32 %) (64 %) (86 %)

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
188

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

86%
100%
64%
80%
32% Siklus II
60%
Siklus I
40%
Skor Dasar
20%

0%
Skor Dasar Siklus ii Siklus II

Gambar 2. Persentase Ketuntasan Siswa

Dari grafik di atas dapat dilihat peningkatan persentase capaian ketuntasan siswa dari
32 % pada skor dasar menjadi 64 % pada siklus I dan meningkat menjadi 82 % pada siklus II.

68%
70%
60%
50% 36% Siklus II
40%
Siklus I
30% 14%
Skor Dasar
20%
10%
0%
Skor Dasar Siklus ii Siklus II
Gambar 3. Persentase Siswa tidak Tuntas

SIMPULAN DAN REKOMENDASI penelitian ini diharapkan guru menguasai


Berdasarkan hasil penelitian dan langkah-langkah pembe lajaran dengan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa metode discopery learning, guru harus
penerapan pembelajaran dengan metode mampu menciptakan suasana kelas yang
discopery learning dapat meningkatkan menyenangkan serta membangkitkan
hasil belajar matematika siswa pada materi kreatifitas belajar siswa, dan menggunakan
konsep keliling dan luas bangun datar di metode yang bervariasi agar
kelas V A SD Negeri 009 Pulau Kijang membangkitkan minat belajar siswa
Kecamatan Reteh. Hal tersebut diketahui terhadap matematika.
dari jumlah siswa yang mencapai KKM 75
meningkat dari ulangan harian I dan II dari
skor dasar/ awal. Begitu juga dengan rata- DAFTAR PUSTAKA
rata hasil belajar siswa pada ulangan harian Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian
I dan II meningkat di atas rata-rata hasil Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
belajar siswa pada skor dasar. Hasil Aksara.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |
189

Hasil Belajar Matematika, Metode Discovery Learning


Mujiati

Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar


Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Mudjiono, dkk. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum
2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung. Remaja Rosdakarya
Rezeki, Sri dkk. 2009. Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Guru
Matematika melalui Penelitian
Tindakan Kelas. Pekanbaru:
Universitas Islam Riau.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumiati, dkk, 2007. Metode Pembelajaran.
Bandung: Wacana Prima

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 1 | April – September 2017 | ISSN: 2303-1514 |

Das könnte Ihnen auch gefallen