Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
perlu diingat bahwa insidensi ini juga dipengaruhi oleh kebiasaan merokok,
diklinik-klinik dan diderita oleh laki-laki maupun wanita. Penyakit ini dapat
Data terakhir yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo tahun 1990
1
tersebut menyebabkan berkurangnya aliran udara dari dan ke paru-paru.
yang melibatkan satu lobus segmen atau sub-segmen paru, atau proses yang
bersifat difus dan melibatkan kedua paru. Proses pertama adalah yang
lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari
paru dari zat-zat yang berbahaya. Struktur saluran pernafasan dibentuk oleh
2
serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan
darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makan dan sistem
respirasi yang bersifat kronik, seperti batuk tiap hari, produksi sputum yang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap, ditandai dengan dilatsi kronik
polos bronkus.
(ekstasi) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologik dan berjalan kronik,
otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh-pembuluh darah bronkus yang
karena penyumbatan oleh benda asing, tumor atau penekanan dari luar
4
2. Menyeluruh (generalized) biasanya karena infeksi sistem pernafasan yang
clearance.
B. ETIOLOGI
1. Kelainan kongenital
biasanya mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua
2. Kelainan didapat
a. Infeksi
5
bronkopulmonalis alergi dapat menyebabkan bronkiektasis karena
infasi jamur pada saluran nafas yang kemudia merusak saluran nafas.
b. Obstruksi
c. Non infeksi
C. ANATOMI
6
Dari gambar
bahwa cabang
utama bronkus kanan dan kiri akan bercabang menjadi bronkus lobaris dan bronkus
segmentalis. Percabangan ini berlangsung terus menerus menjadi bronkus yang ukurannya
semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminali, yaitu bronkiolus yang tidak
Bronkiolus tidak diperkuat oleh kartilago tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara sampai pada tingkat ini disebut saluran
penghantar udara karena fungsinya menghantarkan udara ke tempat pertukaran gas terjadi.9
7
dinamakan pori-pori Khon yang memungkinkan komunikasi antara
sakkus. Alveolus hanya selapis sel saja, namun jika seluruh alveolus
lapangan tennis. 9
8
sehingga benda-bendaasing mudah masuk ke dalam bronkus dextra.
sebelah ventralnya.
menuju ke lobus medius dan lobus inferior berada di sebelah caudal arteri
pulmo.10
lebih panjang daripada bronkus dextra. Berada di sebelah caudal arcus aortae,
bercabang menuju ke lobus superior dan lobus inferior, disebut letak bronkus
hyparterialis.
9
Bronkus memperoleh vascularisasi dai a. Thyroidea inferior. Innervasinya
D. PATOFISIOLOGI
dimana terjadi dilatasi bronkus yang ireversibel (>2mm dalam diameter) yang
merupakan akibat dari destruksi komponen muscular dan elastic pada dinding
bronkus. Rusaknya kedua komponen tersebut adalah akibat dari suatu proses
infeksi, dan juga oleh pengaruh cytokine inflamasi , nitrit okside dan
netrophilic protease yang dilepaskan oleh sistem imun tubuh sebagai respon
terhadap antigen.5
dinding bronkus atau secara tidak langsung dari intervensi pada pertahanan
cairan berupa mucus yang normal melapisi jalan nafas. Partikel yang berbahaya
dan bakteri yang terperangkap pada lapisan mucus tersebut akan dipindahkan
membentuk kantung atau saccus yang menyerupai balon yang kecil. Inflamasi
10
kerusakan, secret yang dihasilkan akan menumpuk dan memenuhi jalan nafas
E. DIAGNOSIS
1. Gambaran Klinis
yang bercampur darah atau hemoptisis dapat menjadi akibat dari kerusakan
merupakan sekuele (gejala sisa) dari tuberculosis dan biasanya ditemukan pada
lobus atas.1
Gejala spesifik yang jarang ditemukan antara lain dyspnea, nyeri dada
pleuritik, wheezing, demam, mudah lelah dan berat badan menurun. Pasien
relatif mengalami episode berulang dari bronchitis atau infeksi paru, yang
11
merupakan eksaserbasi dari bronkiektasis dan sering membutuhkan antibiotik.
Infeksi bakteri yang akut ini sering diperberat dengan onsetnya oleh
infeksi saluran pernafasan atas ang akut. Tetapi sebaliknya, pasien-pasien itu
mengalami infeksi yang diam. Sputum yang dihasilkan dapat berbagai macam,
Sputum dapat berupa mukoid, mukopurulen, kental dan purulen dengan bau
yang tidak sedap. Dahulu, jumlah total sputum harian digunakan untuk
pasien fibrosis kistik, volume sputum pada umumnya lebih banyak disbanding
Homoptisis mungkin terjadi massif dan berbahaya bila terjadi perdarahan pada
12
Dyspnea terjadi pada kurang lebih 72% asien bronkiektasis tapi bukan
yang diikuti oleh destruksi dari cabang bronkus. Seperti dyspnea, ini juga
pasien pada sekali observasi. Paling sering merupakan akibat sekunder pada
yang berta. Hal ini terjadi sekunder akibat peningkatan kebutuhan kalori
berkaitan dengan peningkatan kerja pada batuk dan pembersihan sekret pada
jalan nafas. Namun pada umumnya semua penyakit kronik disertai dengan
2. Gambaran Radiologis
I. Foto Thorak
13
a. Ring Shadow
Gambar kanan. Tampak Ring Shadow yang pada bagian bawah paru yang
Gambar kiri. Tampak dilatasi bronkus yang ditunjukkan oleh anak panah (dikutip
dari kepustakaan 1)
14
Gambar diatas Tampak Ring Shadow yang menandakan adanya dilatasi bonkus
diameter 1 cm) dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincin sehingga
bronkus.11,12,13,14
b. Tramline Shadow
15
Gambaran ini dapat terlihat pada bagian perifer paru-paru. Bayangan ini
terlihat terdiri dari dua garis paralel yang putih dan tebal yang dipisahkan oleh
pada daerah parahilus. Tramline shadow yang sebenarnya terlihat lebih tebal
c. Tubular Shadow
Ini merupakan bayangan yang putih dan tebal. Lebarnya dapat mencapai 8
sekret. Gambaran ini jarang ditemukan, namun gambaran ini khas untuk
bronkiektasis.11,13
16
d. Glove Finger Shadow
Gambaran ini menunjukkan bayangan sekelompok tubulus yang terlihat seperti jari-
II. Bronkografi
kontras ke dalam sistem saluran bronkus pada berbagai posisi (AP, Lateral,
17
III. CT-Scan Thorak
dan melihat letak kelainan jalan nafas yang tidak dapat terlihat pada foto polos
penebalan dinding bronkus. Modalitas ini juga mampu mengetahui lobus mana
pembedahan.14
F. PATOLOGI ANATOMI
1. Dinding bronkus
2. Mukosa bronkus
18
Mukosa bronkus permukaannya menjadi abnormal, silia
dan terjadi sebukan hebat sel-sel inflamasi. Apabila terjadi eksaserbasi infeksi
lain berupa pneumonia, fibrosis paru atau pleuritis apabila prosesnya dekat
pleura. Pada keadaan yang berat, jaringan paru distal bronkiektasis akan diganti
Variasi ini merupakan bronkiektasis yang paling ringan. Bentuk ini sering
3. Varicose bronkiektasis
G. DIAGNOSIS BANDING
19
Fibrosis kistik
Kelainan yang ditemukan dapat bias bervariasi dari pasien satu ke pasien lain,
nodul –nodul.4,6
H. PENGOBATAN
1. Pengobatan konservatif
anti biotic
b. Pengelolaan khusus
c. Pengobatan simptomatik
bronkodilator.
20
c. Pengobatan hemoptisis misalnya dengan obat- obat hemostatik.
2. Pengobatan Pembedahan
berasal dari daerah tersebut. Pasien dengan hemoptisis massif seperti ini
I. PROGNOSIS
1. Kelangsungan hidup
prognosis penyakit . Pada kasus – kasus yang berat dan tidak diobati ,
2. Kelangsungan Organ
21
muscular dan elastic dari bronkus serta dapat pula menyebabkan kerusakan
DAFTAR PUSTAKA
21 Juli 2012)
255-74
Juli 2012)
Edisi Ketiga. Editor Slamet Suyono. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Pp 861-
871.
346; 1383-93.
22
8. Wilson L M. 2006. Patofisiologi (Proses-Proses Penyakit) Edisi enam. Editor
13. Patel PR. 2005. Lecture Notes Radiologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Pp
40-41.
14. Eng P, Cheah FK. 2005. Interpreting Chest X-rays. New York : Cambridge
15. Patel PR. Lecture Notes Radiologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
17. K e t a i L H . 2 0 0 9 . I n f e c t i o u s L u n g D i s e a s e . F u n d a m e n t a
23