Sie sind auf Seite 1von 3

Gejala klinis

Gambaralan klinis dapat bermacam-macam. Kadang timbul gejala ringan tetapi tidak
jarang anak datang dengan gejala berat. Kerusakan pada kapiler glomerulus
mengakibatkan hematuria/kencing berwarna merah daging dan albuminuria.
Umumnya juga bisa terdapat oliguria dan adanya edema ringan yang terbatas di
sekitar mata atau bisa diseluruh tubuh, umumnya edema berat timbul bila ada gagal
janutung. Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan GNA hari pertama,
kemudian pada akhirminggu pertama menjadi normal kembali. Bila terdapat
kerusakan jaringan ginjal maka tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa
minggu dan bisa menjadi permanen bila keadaan penyakitnya kronis. Suhu badan
tidak beberapa tinggi, tetapi terkadang gejala panas tetap ada walaupun tidak ada
gejala infeksi lain yang mendahuluinya. 3

Kriteria Klinis :
1. Onset akut (kurang dari 7 hari)
2. Edema
a. Paling sering muncul di palpebra pada saat bangun pagi, dan bisa
muncul juga di tungkai, abdomen atau genitalia
3. Hematuri
a. Hematuri mikroskopik berupa urin coklat kemerah-merahan seperti the
tua/air cucican daging biasanya muncul pada minggu pertama.
Hematuri makroskopik muncul pada 30-50% kasus, sedangkan
hematuri mikroskopik ditemuki pada hampir semua kasus GNA.
4. Hipertensi
a. Hipertensi ringan timbul dalam minggu pertama
b. Dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik dan atau diastolik tiga
kali berturut-turut di atas persentil 95 menurut umur dan jenis
kelaminnya.
i. Hipertensi ringan jika tekanan darah diastolik 80 – 95 mmHg
ii. Hipertensi sedang jika tekanan darah diastolik 90 – 115 mmHg
iii. Hipertensi berat jika tekanan darah diastolik lebih dari 115
mmHg. 2
Gambaran Laboratorium
Pada pemeriksaan urinalisis dan darah lengkap dapat ditemui :
1. Proteinuria +1 - +4
2. Kelainan sedimen urin
a. Eritrosit disformik
b. Leukositoria
c. Granular
d. Eritrosit (++)
e. Albumun (+)
f. Silinder leukosit (+)
3. Kadar ureum dan kreatinin serum meningkat
4. Kadar LFG menurun
5. Hiperkalemia, asidosis, hipokalsemia
6. Proteinuria masif dengan gejala-gejala sindroma nefrotik
7. Komplomen hemolitik total serum dan C3 rendah, C4 normal atau menurun
sedikit
8. Kadar properdin menurun

Selain pemeriksaan urinalisis, pemeriksaan biakan tenggorokan atau kulit, beberapa


uji serologis (ASTO, antisreptozim, antihialuronidase, dan anti Dnase B) terhadap
antigen streptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi streptokokus.
2,3

Penegakan Diagnosis
Diagnosis glomerulonefritis akut pasca streptokok perlu dicurigai pada pasien
dengan gejala klinis berupa hematuria nyata yang timbul mendadak, sembab dan
gagal ginjal akut setelah infeksi streptokokus. Tanda glomerulonefritis yang khas
pada urinalisis, bukti adanya infeksi streptokokus secara laboratoris dan rendahnya
kadar komplemen C3 mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis. Tetapi
beberapa keadaan lain dapat menyerupai glomerulonefritis akut pasca
streptokok pada awal penyakit, yaitu nefropati
IgA dan glomerulonefritis kronik. Anak dengan nefropati -IgA sering menunjukkan
gejala hematuria nyata mendadak segera setelah infeksi saluran napas atas seperti
glomerulonefritis akut pascas treptokok, tetapi hematuria makroskopik pada
nefropati-IgA terjadi bersamaan pada saat faringitas (Synpharyngetic hematuria),
sementara pada glomerulonefritis akut pascastreptokok hematuria timbul 10 hari
setelah faringitas; sedangkan hipertensi dan sembab jarang tampak pada nefropati-
IgA.

Pada glomerulonefritis akut pasca streptokok perjalanan penyakitnya cepat membaik


(hipertensi, sembab dan gagal ginjal akan cepat pulih) sindrom nefrotik dan
proteinuria masih lebih jarang terlihat pada glomerulonefritis akut pasca streptokok
dibandingkan pada glomerulonefritis kronik. Pola kadar komplemen C3 serum selama
tindak lanjut merupakan tanda (marker) yang penting untuk membedakan
glomerulonefritis akut pasca streptokok dengan glomerulonephritis kronik yang lain.
Kadar komplemen C3 serum kembali normal dalam waktu 6-8 minggu pada
glomerulonefritis akut pasca streptokok sedangkan pada glomerulonefritis yang lain
jauh lebih lama.kadar awal C3 <50 mg/dl sedangkan kadar ASTO > 100.2

Daftar pustaka

1. Ilmu Kesehatan Nelson, 2000, vol 3, ed Wahab, A. Samik, Ed 15,


Glomerulonefritis akut pasca streptokokus,1813-1814, EGC, Jakarta
2. Konsensus IDAI Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. 2012. Jakarta
3. Donna
J.Lager,.D.http;//www.vh.org/adult/provider/pathologi/GN/GNHP.html.
Accessed. April 8 th, 2009

Das könnte Ihnen auch gefallen