Sie sind auf Seite 1von 37

DISAMPAIKAN OLEH :

CHANDRA KUSHARTANTO, S.Kep.


UGD RSUD KOTA SURAKARTA
Dalam penatalaksanaan klinis, sering kali kita
temukan pasien dengan keadaan tekanan darah yg
rendah / hipotensi (sistolik <100 mmHg). Di unit
darurat medik, segera tentukan adanya tanda-
tanda penurunan perfusi jaringan, seberapa berat
kondisi penderita, serta usaha untuk
mengatasinya.
Apabila tanda kegagalan perfusi jaringan vital
sudah muncul, berarti pasien mengalami SYOK.
Syok adalah kumpulan gejala akibat perfusi
selular tidak mencukupi dan asupan O2 tidak
cukup memenuhi kebutuhan metabolik yang
dapat disebabkan oleh beberapa hal dengan
gambaran klinis yang bervariasi.
Manifestasi klinis tergantung pada penyakit dasar dan
mekanisme kompensasi yang terjadi, seperti :
1. Peningkatan tahanan vaskuler perifer : kulit pucat
dan dingin, oliguria.
2. Tonus syaraf adrenergik meningkat menyebabkan
tachicardia untuk meningkatkan CO, keringat
banyak, cemas, mual, muntah, atau diare.
3. Hipoperfusi organ vital berupa ischemi miocard
ditandai dengan nyeri dada dan sesak nafas,
insufisiensi cerebral yang ditandai dengan
perubahan status mental.
Syok kardiogenik tanda utamanya adalah
hipoperfusi, tekanan darah sistolik < 90 mmHg,
mean arterial pressure turun lebih dari 30 mmHg,
produksi urine < 0.5 ml/kgBB/jam, nadi > 60x/mnt,
kongesti organ bisa jelas atau tidak jelas, tampak
low output syndrome dan syok.
SYOK KARDIOGENIK
a. Kemampuan sel miocard untuk memompa
dengan cara memanjang pada fase pengisian
(diastol) dan memendek pada fase
pengosongan (sistole).
b. Volume darah dan tekanan yang dialami
ventrikel pada fase akhir pengisian (preload)
c. Tahanan yang harus dilawan ventrikel untuk
pengosongan (afterload)
d. Frekuensi kontraksi untuk menentukan Cardiac
Output.
SYOK HIPOVOLUMIA

Merupakan penyebab paling sering dari syok,


bisa karena kekurangan cairan absolut seperti
diare, muntah, perdarahan masif, atau
ekstravasasi seperti syok dengue.
SYOK DISTRIBUTIVE

Total cairan tubuh tidak berkurang, namun


volume intravaskuler relatif tidak seimbang
dengan kapasitas vaskuler, misalnya pada
anafilaksis, sepsis, dan neurogenik.
SYOK OBSTRUCTIF

Terdapat obstruksi pada aliran vaskuler, misal


karena adanya emboli paru, tamponade (efusi
perikardium), dan stenosis katup.
RATE PROBLEM PUMP PROBLEM VOLUME VASCULAR
RESISTANCE PROBLEM
BRADIKARDI : PRIMER : VOLUME LOSS :
 Sinus Bradikard  Myocard Infark  Hemoraghi
 2nd Degree AV-Block  Cardiomyopathy  GI Loss
 3rd Degree AV Block  Myocarditis  Renal Loss
 Pacemaker Failures  Rupture Chordae  Insensible Loss
 Acute papillary muscle  Adrenal Insufficiency
dysfunction (aldosteron)
TAKIKARDI : SEKUNDER : VOLUME RESISTANCE :
 Sinus Takikardi  Drug alter function  Central Nervous system
 AF  Cardiac Tamponade injury
 Aflut  Pulmonary Embolus  Spinal Injury
 PSVT  Myxoma  3rd space loss
 VT  Superior Vena Cafa  Adrenal insufficiency
Syndrome (cortisol)
 Sepsis and drug alter
tone
Rate

Pump Volume
FREKUENSI CEPAT ATAU LAMBAT ???

Bradi-takhikardia dapat segera diketahui


dengan meraba pulsasi dan monitor EKG,
tentukan jenis irama. Pasien hipotensi dengan
tanda awal hipoperfusi dan bradikardi harus
diberi obat untuk meningkatkan rate atau
pemasangan pacu jantung (pace maker)
sebelum memberikan fluid challenge, inotropik,
atau vasopresor.
ADA 2 MACAM VOLUME PROBLEM :
1. Hipovolumia Absolut : kekurangan cairan akibat
hilangnya cairan tubuh
2. Hipovolumia Relatif : volume sirkulasi
berkurang relatif, tidak ada kehilangan cairan
namun kapasitas vaskular meningkat sehingga
terjadi hipovolumia (vasodilatasi / berpindahnya
cairan sirkulasi ke ruang ketiga)  seringkali
karena reaksi farmakologis
Bila jelas ada kehilangan cairan tubuh, maka
pilihan pertama adalah dengan memenuhi
“tangki” vaskular, bila penuh baru diberikan
vasopresor. Jangan memberikan vasopresor
tanpa mengatasi kekurangan cairan terlebih
dahulu atau diberikan bersamaan. Pemberian
vasopresor saja dapat menimbulkan gagal
jantung dan menurunnya fungsi hemodinamik,
terutama pada kasus iskemik myokard.
 Penurunan turgor kulit
 Membran mukus mulut kering
 Oliguri
- <500ml/hari
- normal: 0.5~1ml/kg/jam
 Takikardia
 Hipotensi
 Hipoperfusisianosis
 Perubahan status mental
 PENGKAJIAN :
Terdapat riwayat intake cairan kurang,
pengeluaran yang berlebih, perdarahan akut,
perdarahan masif, dsb.
 BUN (Blood Urea Nitrogen) : Kreatinin = 20 : 1
 BUN ↑↑↑ : hiperalimentasi, terapi glucocorticoid,
perdarahan GI atas
 Peningkatan hematokrit
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Gangguan asam-basa
CRYSTALLOID

 Mengandung Na(+) sebagai partikel aktif


secara osmotik
 Berguna untuk ekspansi volume (terutama
ke ruang interstisial) karena osmolaritas
kecil
 Untuk cairan rumatan
 Koreksi ketidakseimbangan elektrolit
CRYSTALLOID

 Isotonic Crystalloids :
 Lactated Ringer, NaCl 0.9%
 hanya 25% yg masuk ke
intravaskular
 Hipertonic Saline Solutions
 NaCl 3%
 Hypotonic solutions
 D5W, NaCl 0.45%
 <10% menetap di
intravaskular, tdk adekuat
untuk resusitasi cairan
COLLOID SOLUTION

 Mengandung banyak
substansi molekul berat,
sulit untuk berpindah
melalui membran dinding
kapiler.
 Sediaan :
 Albumin 5%, 10%
 HaES
 Gelofusal
 Dextran
Blood volume
Infusion
200 600 1000
volume

1000cc Lactated Ringers

500cc 5% Albumin

500cc 6% Hetastarch

500cc Whole blood


HIPOVOLUMIA AKUT

 Mulai berikan 2-3 liter isotonic crystalloid untuk


mempertahankan Tekanan Darah & perfusi
perifer
 Berikan secara dini koloid dengan ratio
crystalloid : colloid = 4 : 1
 Pertimbangkan Transfusi Darah untuk kasus
perdarahan masif
 Large borne IV line
 Replace blood with blood
 Replace plasma with colloid
 Resuscitate with colloid
 Replace ECF depletion
with saline
 Rehydrate with
dextrose
BAGAIMANA TEKANAN DARAH ???
Penyebab gagal pompa harus segera dikenali.
Kaji data subyektif dan obyektif pasien. Ingat
semua pasien syok dapat jatuh ke pump problem
apabila sirkulasi tidak dapat memenuhi kebutuhan
O2, gula dan ATP jaringan.
Pada kasus gawat pemberian fluid challenge
kristaloid 250-500 cc (diawali 150cc) dalam waktu
singkat dapat dicoba, bila infus awal memberikan
dampak perbaikan maka dapat diulangi lagi.
YANG DIPERLUKAN PADA PASIEN GAGAL POMPA :
1. Pengobatan bersama memperbaiki rate dan
volume
2. Koreksi problem dasar seperti hipoksia,
hipoglikemi, over dosis obat atau racun
3. Memperbaiki kontraksi (dopamin, dobutamin,
inotropik lain), vasodilator untuk mengurangi
tahanan vaskuler sistemik (after load), diuretic dan
venodilator untuk mengurangi preload, alat bantu
mekanik, atau operasi koreksi.
DOPAMINE
Dopamine adalah agen vasopressor dan inotropic. Dopamine
bekerja dengan cara meningkatkan kekuatan memompa pada
jantung dan suplai darah ke ginjal dan digunakan untuk
meningkatkan fungsi jantung ketika jantung tak mampu
memompa cukup darah.
DOBUTAMINE
Dobutamine diberikan untuk Gagal jantung kronik yang
mengalami eksaserbasi akut dan membutuhkan terapi
inotropik.
NOR EPINEPRINE
Nor epineprin diberikan untuk mengendalikan tekanan darah
pada keadaan hipotensi akut tertentu, dan terapi penunjang
pada gagal jantung dan hipotensi berat.
Batas Pemberian :

Dobutamine :5 – 20 mcg/kg BB/mnt


Dopamine :2 – 10 mcg/kg BB/mnt
Norepineprin :0, 5 – 30 mcg/mnt
Diubah dari mili gram (mg) menjadi mikro gram
(mcg), dalam sediaan :
Dopamine : 200 mg => 200 000 mcg
Dobutamin : 250 mg => 250 000 mcg
Norepinefrin : 4 mg => 4000 mcg
Rumus Pengencer

Biasanya pengencer yang dipakai water injection 50


cc. Rumus pengencer didapatkan dari sediaan dalam
micro gram dibagi jumlah pengencer dalam cc :
Dopamine 200 000 : 50 = 4000
Dobutamine 250 000 : 50 = 5000
Norepineprin 4000 : 50 = 80
Rumus penghitungan dosis yang masuk ke dalam tubuh
perjam :

= dosis yang diminta oleh dokter x BB x 60 menit


rumus pengencer

contoh:
Diminta dopamine 6 mcg dengan pengencer 50 cc, BB
klien 50kg, hitung dosis !
= 6 mcg x 50kg x 60 mnt
4000
= 4,5 cc/jam
Pendekatan sistematis menjadi kunci utama
penanganan kasus gawat.
1. Awali pemikiran meliputi empat triad pada semua
pasien : ABC ; OIM ; HR/RR/TD ; Adakah masalah
Irama/volume/pompa
2. Pengobatan hipotensi tidak hanya melihat dari
tekanan darah, tapi juga kaji tanda-tanda klinis
pasien
3. Gunakan triad kardiovaskuler dan cari jawaban
secara terpisah dan terintegrasi perihal Irama-
Volume-Pompa dan Resistensi Pembuluh Darah
4. Kenali masalah IRAMA, putuskan sikap
terhadap Bradikardi / Takikardi
5. Kenali masalah VOLUME, putuskan
penyebabnya apakah Absolut / Relatif
6. Kenali masalah POMPA, putuskan faktor
penyebabnya, apakah Primer / Sekunder
 PENGGUNAAN BED SIDE MONITOR
 MEMBACA BED SIDE MONITOR
 PEMASANGAN I.V. AKSES
 SETTING INFUSE PUMP
 SETTING SYRINGE PUMP
Ada tiga pegangan perencanaan tata laksana :
1. Koreksi irama sebelum beralih ke pompa dan
volume
2. Jika paru-paru bersih dan tidak ada masalah
pompa, berikan cairan sebelum memberi obat
inotropik dan vasopresor
3. Putuskan inotropik untuk masalah pompa, dan
vasopresor untuk sistem vaskuler.

Das könnte Ihnen auch gefallen