Sie sind auf Seite 1von 16

TERBIT 16 HALAMAN

NOMOR 193 TAHUN KE-II KORAN


LEBIH JELAS
O n l i n e : w w w. r a j a p o s t news. c o m
E-mail: redaksi@rajapostnews.com
redaksi_rajapost@yahoo.co.id LEBIH BERANI
Harga: Rp3.500
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008
Menanti Perangkat Kongres PWI Sawit untuk
In d e k s
Berita
Sang Wali Dibuka Irwandi Si Yatim

Hal. 05 Hal. 08 Hal. 12


KORAN DAN SITUS BERITA RAJAPOST IKUT MENYUKSESKAN KONGRES XXII PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA PUSAT, 28 29 JULI 2008, DI BANDA ACEH

KOLOM ::MOHSA EL RAMADAN::


Polemik Walikota dan Pedagang Peunayong
Kamus Bahasa
Rasa Amplop
MAU coba kamus bahasa rasa amplop? Jalan-jalanlah
PASAR HIBAH
BERUBAH SEWA
sesekali—arahkan pandangan Anda—ke lembaran-
lembaran kertas setebal hampir 1400 halaman bertajuk;
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Balai Pustaka
Jakarta. Setelah searching di halaman 1269, sret, mata Anda
jeda sejenak, wow, pasti lidah pikiran kepingin menjilat
sinonim kata dari “wartawan amplop”!
Sebagai penikmat kamus Bahasa Indonesia—apalagi
profesi kita wartawan—sarkasme itu mengejutkan,
membikin keki; diskriminatif. Bayangkan, gara-gara ulah Walikota Bandaaceh bersikukuh memungut uang sewa
sekelompok orang, nama profesi wartawan terseret ke kotak
amplopisme. Satu sisi, istilah “wartawan amplop” di partikel kepada para pedagang lama di Pasar Buah dan Sayur Peunayong.
resmi kamus bahasa itu menjadi cemeti. Tapi, di sisi yang
jauh dan luas, sulit menjelaskan kepada generasi nanti Pedagang menolak karena pasar tersebut dihibahkan
mengapa profesi ini diolok-olok lewat sebuah istilah.
Cerita amplop di ranah pers—amplop diartikan berisi Catholic Relief Services. Kelakuan walikota ini, kata legislatif, bak jari
uang—memang bukan hal baru; sudah turun temurun.
Bahkan, sejak puluhan tahun, fenomena amplop
buntung dipasangi cincin; tak bisa dipakai.
menggambarkan afal profesi jurnalis. Tak usah tanya
kenapa!

S
Kode etik jurnalistik terang-terangan “mengharamkan”
amplop. Perusahaan-perusahaan media—selalu dibol di elang sepekan serah terima pasar
bawah boks redaksi—juga menegaskan: wartawan dilarang dari Catholic Relief kepada
meminta/menerima apapun dari nara sumber. Tetapi, Pemerintah Kota Bandaaceh, 17
kebanyakan wartawan justru memandang seksi ordo-nya Mei lalu, Saifuddin, koordinator
angpau itu. Budaya amplop pun dianggap klise dan tak pedagang Pasar Kartini,
pernah berujung “kematian”. “Ah, kan, biasa. Rezeki, kok, Peunayong, kebanjiran tamu.
ditolak!” Akwal yang sering kita dengar dari pekerja pers. Mereka pedagang yang menanyakan kejelasan
Bebeda bagi orang Cina, amplop itu tradisi. Mereka status pengelolaan pasar tingkat tiga tersebut.
menyebut angpau; amplop kecil berisi uang sumbangan Ini buntut ketidakjelasan nasib para
untuk diberi kepada penyelenggara hajat (perkawinan dan pedagang yang biasa mangkal di sana. Di awal
sebagainya). Angpau biasa dijadikan pengganti hadiah kala rencana pembangunan kembali pasar, Mawardy
Tahun Baru Cina tiba. Tradisi ini pun ada di kita; tetamu Nurdin, Walikota Bandaaceh, menjanjikan
pesta perkawinan menyelipkan amplop ke saku yang punya pedagang bakal menempati lapak-lapak semula
gawe jika tak mau repot menjinjing kado. dalam delapan minggu. Ia menambahkan,
*** pedagang lama bisa jualan tanpa syarat
Ngomongin amplop di tengah keramaian pesta suatu Rajapost/ SUNARNO
Pasar buah dan sayur Peunayong; Megah tapi buntung. Bersambung ke hal 15
suku, bangsa, atau ritual tertentu, adalah lumrah. Tetapi
menjadi lain ketika amplop digunjingkan di wilayah profesi
wartawan. Sudut bidik amplop berubah sensitif. Sebab,
“transaksi” amplop—dilakukan saat wartawan menjalankan Anas Bidin Nyak Syech:
tugas jurnalistik—jelas membombardir independensi
profesi itu.
Jika mau jujur, sebagian dari kita—saya, mungkin
Anda—pasti pernah terbelit lingkaran amplop. Hanya saja,
Ibarat Si Puntung
titik nadir kesadaran menjauh dari ranjau profesi itu
berbeda-beda. Ritmenya variatif. Nada dan mood-nya naik
turun. Malah, tidak sedikit wartawan tertidur pulas di
Dapat Cincin
belantara amplop; ogah bangun. Seperti psikotropika,
kecanduan amplop apa bedanya; “nikmat” yang sembelit. Wakil Legislatif
Adakah efek yang diwariskan dari tradisi amplop? Kota ini menamsilkan
Ini, nih, salah satunya; istilah “wartawan amplop” yang koleganya mirip
terinskripsi ke dalam literatur KBBI Balai Pustaka! Kita tidak perilaku si puntoeng
tahu asal muasal kenapa “wartawan amplop” dilirik menjadi meuteume incin (si
bagian isi “kitab” bahasa paling bergengsi dan dibaca puntung yang dapat
jutaan orang ini. cincin). “Dia tak tahu
Cuma ganjilnya, kok, komunitas wartawan saja yang mau dipakai di jari
diidentikkan dengan amplop. Ada apa di balik pembiaran yang mana,” ujar Anas.
istilah miring itu? Kenapa para perumus dan penyusun Harusnya, kata
kamus bahasa gak menyisipkan istilah “jaksa amplop”, Anas, pemimpin
Anas Bidin Nyak Syech
“polisi amplop”, “hakim amplop”, “tentara amplop”, dan mengutamakan
“parlemen amplop”? Apa mereka-mereka itu bebas ketenteraman dan
amplop? ketertiban masyarakatnya. Untuk mencari
Jika para penyusun dan perumus kamus bahasa ingin jalan terbaik, Mawardy Nurdin selaku
mendongkrak popularitas kamus hingga laris manis, tak pemimpin harus mengedepankan
ada salah KBBI turut melegalisasikan istilah bupati amplop, musyawarah. Mawardy juga harusnya
walikota amplop, gubernur amplop, dan kalau perlu, tulis memudahkan para pedagang.
Bersambung ke hal 15 Keinginan donor asing untuk membantu

Bersambung ke hal 15 Surat izin Hak Sewa Tetap Milik Pedagang.

SAGoE Raja
Habis Pilkada
Pedagang Merana
He...he...he....

KORAN DAN SITUS BERITA RAJAPOST IKUT MENYUKSESKAN KONGRES XXII PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA PUSAT, 28 29 JULI 2008, DI BANDA ACEH
02 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008

Todongan di Pagi Buta


Empat jurnalis ditodong leher Hotli. Tapi AR tetap
arogan. Dia “setia” membentak
dua oknum tentara. Tak jelas motifnya. keempat jurnalis tersebut.
Berbeda dengan rekan AR. Ia
Penodong dikenakan hukuman menabik menyuruh Hotli dan tiga
temannya naik ke mobil.
matahari. “Silahkan laporkan kepada POM
(Polisi Militer-red) atau siapa
saja.” Kata terakhir dari AR.
Dua tentara muncul dari kaget. Mereka baru sadar, Tanpa pikir panjang, supir
balik pintu. Raut keduanya jendela diketok dengan laras tancap gas meninggalkan kedua
lusuh. Tangan kanan senapan. Kedua pengendara oknum tentara tersebut.
keduanya diangkat sejajar sepeda motor juga berbaju Besoknya, sekira pukul
kening, menghormat seisi lengkap tentara. 09.00, keempat korban membuat
ruangan yang sesak oleh Baihaqi terperanjat. Ia laporan di sekretariat bersama
puluhan jurnalis dan dua menurunkan kaca mobil. di Jalan Sultan Mahmudsyah,
komandan kompi, Selasa Langsung sebuah moncong Bandaaceh. Laporan ditujukan
siang pekan lalu, di ruang senjata mengarah ke lehernya. kepada Komando Distrik Militer Rajapost/ ARMAN KONADI
kerja Markas Batalion Zeni “Dia minta kami turun dari 0101, Acehbesar. Korban melapor ke KODIM 0101 Acehbesar; Memprotes arogansi oknum tentara
Tempur 16 Dhika Anoraga, mobil. Saya mencium bau Menerima laporan tersebut,
Jantho, Acehbesar. alkohol dari mulutnya,” jelas Letnan Kolonel Fauzi Rusli, mobil dengan maksud Menurut dia pelaporan
Baju loreng kedua tentara Baihaqi. Dingin laras senjata Komandan Kodim berang. Ia menanyakan keberadaan kantor tersebut sebagai bentuk
itu kuyup keringat. “Apakah makin membuat Baihaqi mengontak seluruh Komandan Perusahaan Listrik Negara, peran pers mengawal proses
betul itu mereka?” tanya merinding. Ia berusaha Ramil di Acehbesar. “Saya karena sejak Senin sore listrik damai Aceh. Terlebih, agar
seorang komandan dalam menghindar. Si penodong makin sudah perintahkan seluruh di batalion padam. kasus serupa tak terulang
kerumunan. “Iya,” seorang beringas. Ia menampar kuping danramil di jajaran saya untuk Ia berjanji bakal menindak lagi. “Kasihan kalau besok
wartawan memastikan. kiri Baihaqi. mencari anggota itu.” tegas dan menahan kedua menimpa orang lain yang
Dipandu provost, kedua “Saya benci orang Aceh. Dua Setelah dilacak, diketahui anggotanya tersebut. “Secara tidak tahu harus melapor
prajurit tadi menuju teman saya mati di tembak, oknum adalah anggota Batalion disiplin, mereka keluar tanpa kemana,” tandas Hotli.
lapangan. Lalu keduanya saya benci orang Aceh,” sebut Zeni Tempur 16 Dhika Anoraga, izin itu sudah salah.” Ia Insiden ini diprotes Komisi
meraih helm tempur dan oknum yang menodong Baihaqi. Jantho. Keduanya meninggalkan berharap wartawan tak untuk Orang Hilang dan
ransel. Di tiang bendera, Hotli beranjak, menghampiri pos tanpa izin atasan. Tak jelas membesar-besarkan masalah. Korban Tindak Kekerasan,
mereka kembali mengangkat penodong—belakangan motif penodongan. Apalagi mempolitisir keisengan Lembaga Bantuan Hukum
tangan sembari mendongak diketahui berinisial AR, Tapi, menurut Komandan dua oknum tersebut. Wakhyono Banda Aceh, dan Koalisi NGO
ke atas: menabik matahari. menanyakan maksud Zipur 16, Letnan Kolonel menyesal soal laporan ke HAM Aceh. Dalam surat
Aksi tadi bukan apel rutin penyetopan. Ampelsa mengekor Wakhyono, kedua bawahannya sejumlah petinggi tentara. Kata kepada Panglima Komando
prajurit, namun “eksekusi” di belakang Hotli. “Ini ada membantah menodong keempat dia, insiden seperti itu bisa Daerah Aceh, ketiga lembaga
pelanggaran disiplin. Kedua pelurunya, saya tembak kamu wartawan tersebut. “Mereka langsung dilaporkan kepadanya. meminta adanya proses
tentara tersebut—seorang nanti,” AR membentak. sudah saya periksa, kok, sejak Tapi keempat korban hukum terhadap dua oknum
beriniasil AR–dihukum Moncong senjata berpindah ke pagi. Saudara boleh lihat BAP mengaku tak tahu kalau oknum tentara tersebut. Surat juga
kesatuan. dahi Hotli. Pria Medan ini pun (Berita Acara Pemeriksaan-red)- tersebut anggota Zeni Tempur. ditembuskan ke Presiden
Apa “dosa” mereka? sigap mengangkat tangan. nya,” ujar Wakhyono kepada Mereka malah menduga, dua Susilo Bambang Yudhoyono.
Semua bermula di pagi buta, “Kalian wartawan ya? Dari wartawan yang mericek oknum itu anggota Rayon Militer Yang pastinya, diharapkan
Selasa pekan lalu, di jalan mana kalian?” tukas AR lagi. informasi ke batalion. Indrapuri. “Pagi itu masih gelap, penodongan pagi buta seperti
lintas Sumatera di Desa Rupanya ia melihat kartu Alasan Wakhyono, anak jadi nggak nampak simbol nama itu tak terjadi lagi.
Indrapuri, Acehbesar. Di identitas yang menggantung di buahnya mengaku menyetop dan kesatuannya,” jelas Hotli. Dedi Oemar, Arman Konadi
tengah gelap pagi itu, empat
wartawan: Jaka Rasyid

Telepon
(Waspada), Hotli Simanjuntak
(Trans-7), Ampelsa (Lembaga
Kantor Berita Antara), dan FORMULIR BERLANGGANAN Sumber Telkom 108
Baihaqi (Harian Aceh), baru
pulang dari Sungai Mas,
Acehbarat. Mereka meliput Kepada yth Sentra Pelayanan Kepolisian di Jajaran Polda NAD
serah terima bantuan di Desa
Tungkop. Keempat jurnalis
Bagian Sirkulasi No Polsek/Polres/ No. Telp Pengaduan
disopiri AM. Mereka Koran RAJAPOST Polresta/Poltabes
mengambil jalur lintas di Banda Aceh 1 Pidie 0653-21406
Meulaboh-Geumpang, terus
ke Sigli menuju Bandaaceh.
0653-21110
Keempat jurnalis itu tak Mohon diantar Koran RAJAPOST ke Alamat: 2 Bireuen 0644-22848
punya prasangka apa-apa. 3 Lhokseumawe 0645-43110
Lelah menyerap tubuh usai Nama : .................................................. 4 Aceh Utara 0645-32063
meliput. Jaka terkantuk- 5 Aceh Timur 0641-21179
kantuk di jok kiri belakang. Di Instansi/Lembaga : ..................................................
sisi kanan ada Hotli. Mereka Alamat : .................................................. 6 Aceh Tamiang 0641-31110
mengapit Ampelsa. .................................................. 7 Aceh Barat 0655-7551110
Sementara Baihaqi selonjor di 8 Aceh Selatan 0656-21026
samping supir. Tak ada
Banyaknya : ..................................................
9 Aceh Tenggara 0629-21110
pembicaran sama sekali. Harga : Rp...... 0659-93199
10 Abdya
Mobil merayap dengan Mulai : ..................................................
kecepatan sedang. 11 Singkil 0658-21478
Tapi hening pagi itu tiba- 12 Sabang 0652-21410
tiba pecah. Tak jauh dari Penagihannya dapat dilakukan atas nama saya setiap akhir 13 Aceh Tengah 0643-22740
Markas Komando Rayon bulan 14 Gayo Lues 0642-21741
Militer Indrapuri, kijang inova 15 Bener Meriah 0643-22740
hitam yang mereka tumpangi
tiba-tiba disalip sebuah 16 Banda Aceh 0651-70239
sepeda motor RX-King. “Kuda ................., .........,...........2008 17 Nagan Raya 0655-41646
jepang” itu menerobos dari 18 Langsa 0641-21110
kiri mobil tanpa permisi. 19 Aceh Jaya 0655-25839
Mulanya, tak ada yang 20 Aceh Besar 0651-635562
menyadari, hingga, tok...tok...,
kaca pintu depan diketok. 21 Simeulue 0650-21410
(.........................)
Sontak semua penumpang
KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 03

Pagar Makan Sekolah


SMP 9 Bandaaceh Tak banyak orang tahu keberadaan
Sekolah Menengah Pertama 9
Kamis dua pekan lalu.
Jorok? Tentu saja. Dan ini bukan
Dampak lain, guru susah mengawasi
siswa kala jam sekolah. Ini memberikan
sepagar dengan pasar Bandaaceh. Meski di lokasi strategis;
Peunayong, hampir tiap sudut sekolah
alasan yang dibuat-buat Bustami. Ia
khawatir dengan perkembangan sekolah
celah bagi siswa “kabur” sesuka hati dari
sekolah. “Ini juga menjadi pertimbangan
tradisional. Pengelola dipenuhi pedagang buah dan sayur.
Parahnya, para pedagang mulai
dan anak didiknya jika pemerintah kota
tak segera memindahkan penjual ke
wali murid.”
Soal pagar, Bustami sudah
sekolah mendesak “menjajah” pekarangan sekolah. Ini
terjadi karena sekolah tak berpagar
lokasi layak.
Saban hari, siswa harus menghidu
berulangkali “menghiba” ke Dinas
Pendidikan Aceh. Namun, respon tak
walikota dan Dinas secuil pun. Kalau pun ada, ya, itu tadi:
pagar lapak pedagang.
bau tak sedap, aroma khas pasar juga hadir. Padahal, sekolah ini turut
disambangin tsunami. Pagar juga vital
tradisional. Ini juga jadi alasan beberapa
Pendidikan Aceh Penghuni sekolah hanya diberi akses orang tua calon murid enggan buat sekolah. Bustami yakin, jika tak ada
sebatas gerbang untuk keluar dan memasukkan anak ke sekolah itu. pedagang, siswanya bisa lebih tertib.
turun tangan. masuk. “Kami minta walikota “Karena sekolah ini dianggap tidak sehat Tentu saja, sekolah lebih layak berpagar
memindahkan mereka dari sekitar dan tak layak untuk lokasi belajar tembok ketimbang dikelilingi pasar.
sekolah,” ujar Bustami, kepala sekolah, anaknya,” ujar Bustami Arman Konadi

SCADA SERVICE
SMK Negeri 1 BANDA ACEH
Kami melayani jasa perawatan/maintenance
AIR CONDITIONER dan KULKAS dengan berbagai macam tipe:

MENERIMA PEKERJAAN
~ CLEANING / PENCUCIAN
~ PERBAIKAN / SPARE PARTS
~ PEMASANGAN BARU
~ RELOKASI / PEMINDAHAN
~ DESIGN INSTALASI

KULKAS atau AC anda bermasalah?


Konsultasikan ke SCADA SERVICE :: GRATIS
HUB/ SMS :: 0651 - 7413995
Rajapost/ DEDI OEMAR
Pedagang sayur di Simpang Lima, Bandaaceh; Tak punya lapak.

PEMERINTAH PEMERINTAH
KOTA LHOKSEUMAWE KABUPATEN ACEH UTARA
Mengucapkan Selamat dan Sukses Mengucapkan Selamat dan Sukses
atas Pelantikan atas Pelantikan

Mayjen TNI SOENARKO Mayjen TNI SOENARKO


SEBAGAI PANGDAM ISKANDAR MUDA SEBAGAI PANGDAM ISKANDAR MUDA
Oleh : KASAD Jenderal TNI AGUSTADI SASONGKO PURNOMO Oleh : KASAD Jenderal TNI AGUSTADI SASONGKO PURNOMO
pada Sertijab, 14 Juli 2008 di Lapangan Jasdam Neusu, Banda Aceh pada Sertijab, 14 Juli 2008 di Lapangan Jasdam Neusu, Banda Aceh
Semoga dalam menjalankan tugas diridhai Allah swt Semoga dalam menjalankan tugas diridhai Allah swt

Dan terimakasih kepada Dan terimakasih kepada


Mayjen TNI SUPIADIN AS Mayjen TNI SUPIADIN AS
Yang telah mendharmabaktikan tenaga dan pikirannya Yang telah mendharmabaktikan tenaga dan pikirannya
untuk aceh selama ini untuk aceh selama ini

ttd ttd
MUNIR USMAN SUADI YAHYA ILYAS A. HAMID SYARIFUDDIN, SE
Walikota Wakil Walikota Bupati Wakil Bupati
SAFWAN, SE DRS. MARZUKI ABDULLAH
Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah
04 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008

Mahkota
Merangkai Hari Lupa Daratan
Lupa darat, tak berarti kecemplung ke laut.

Bersama Resolusi 1325 Pula, tak ada maksud menghujat Walikota


Mawardy dengan frasa di judul. Hanya saja,
kita prihatin akan nasib para pedagang buah
dan sayur di Pasar Peunayong, Bandaaceh.
Mereka golongan lemah. Hidup dari berdagang.
Mereka pula yang digadang-gadang Mawardy
oleh :: ARABIYANI*) sebagai bagian dari konstituen kala “kenduri”
pemilihan walikota, 2006.
Kini, aksi Mawardy di pasar buah tak

A
berarti sang walikota kelelep ombak. Dia tak
khirnya 31 Oktober 2000 menjadi Tulang belakang pelaksanaan resolusi ini lupa darat tempat berpijak. Mawardy hanya
sangat berarti bagi banyak terletak pada konsolidasi data mengenai dampak kelamaan kena angin “birokrasi”. Padahal,
perempuan di dunia. Dunia yang konflik bersenjata terhadap perempuan dan tahtanya telah mentereng. Dua periode ia
belum lelah dan istirahat dari remaja perempuan. Merujuk kepada kondisi Aceh,
perang bersenjata. Pada tanggal yang sangat minim data, tentu ini kendala besar.
menjabat di Balai Kota. Mungkin karena
itu, Resolusi 1325 (S/RES/1325) Data sangat mahal dan sulit didapat. Bahkan data pusing tugas bertumpuk, ia kelabakan meraup
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa terpilah sebagai profil Propinsi Aceh juga belum pendapatan untuk kotamadya. Maka, ia
tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan tersedia. memilih menyewakan lapak-lapak di Pasar
menemukan kata sepakat untuk disahkan setelah Data berperan jadi pintu masuk bagi semua Buah ke pedagang. Ini, salah satu sumber PAD
melewati diskusi panjang. Indonesia tidak mau aktor terkait, ketika bernegosiasi dan menjalankan mengalir.
ketinggalan menjadi satu dari beberapa negara kesepakatan perdamaian untuk mengadopsi Padahal, orang asing pembangun pasar
yang menandatangani resolusi. Tak mau kalah gender termasuk dalam hal, seperti: (a) menghibahkan lapak kepada pedagang.
cepat, bahkan penandatanganan itu dilakukan kebutuhan khusus perempuan dan remaja Bahkan, sebelum pasar dibangun, Mawardy
pada tahun yang sama, 2000. perempuan ketika mengungsi kembali ke tempat pernah berkata ke khalayak pedagang: jika
S/RES/1325 satu-satunya resolusi yang asal atau ditempatkan di tempat baru (repatriation
disahkan Dewan Keamanan. Resolusi ini and resettlement) serta untuk masa rehabilitasi,
siap kios bisa ditempati seperti dulu. Tak ada
mengangkat dampak perang terhadap perempuan. reintegrasi, rekonstruksi pascakonflik, (b) usaha- uang sewa, hanya biaya bersih-bersih dan
Termasuk bagaimana perempuan berkontribusi usaha yang mendukung perempuan lokal iuran alakadar. Usai lapak siap, Mawardy tak
dalam penyelesaian konflik dan menegakkan menjalankan inisiatif perdamaian, proses manut lagi pada kata-katanya sendiri. Ia
perdamaian berkelanjutan. Resolusi juga resolusi konflik menggunakan kearifan lokal dan meluncurkan kebijakan: kios harus
menyatakan kekhawatiran besar bahwa penduduk melibatkan perempuan dalam setiap mekanisme disewakan. Ia juga berdalih, ini termasuk
sipil—utamanya perempuan dan anak-anak— pelaksanaan kesepakatan perdamaian, (c) usaha solusi mencegah korupsi penempatan kios
adalah kelompok paling rentan terkena dampak yang menjamin perlindungan perempuan dan baru. Di tiap lekuk pasar, selebaran kebijakan
perang bersenjata. Termasuk para pengungsi dan penghormatan hak asasi perempuan dan remaja tadi ditempel.
internally displaced persons. Tak dipungkiri, perempuan, khususnya terkait konstitusi, sistem Tapi di Dewan Kota, selebaran itu dirobek.
kemungkinan kelompok rentan ini menjadi pemilu, polisi, dan peradilan.
sasaran pasukan dan elemen bersenjata lainnya, Penelitian LINA-UNFPA dengan metode survei
Legislatif protes, kebijakan walikota sepihak;
dan menyadari dampak yang lebih jauh bagi di 11 kecamatan di Acehjaya dan Acehbesar, tanpa melibatkan mereka, tokoh-tokoh kota,
perdamaian yang berkelanjutan dan rekonsiliasi. menyimpulkan bahwa perempuan termasuk dan kolega sederajat. Pedagang pun seperti
Resolusi 1325 menegaskan pentingnya peran kategori yang tercantum dalam Resolusi 1325, dapat “teman”. Hanya saja, Mawardy tetap di
perempuan dalam pencegahan dan resolusi masih belum memperoleh akses memadai langkah semula.
konflik, penciptaan perdamaian, serta menekankan memperoleh pemberdayaan ekonomi, pendidikan, Pasar, parkir, terminal, termasuk arena
pentingnya kesetaraan berpartisipasi juga dan politik di era pascakonflik ini. Meskipun keras “khas” urban. Dari tempat-tempat inilah,
keterlibatan penuh mereka dalam kerangka perempuan dianggap aset penting dalam proses sebuah kota menggantungkan diri. Tak usah
menjaga dan mendorong perdamaian serta demokrasi, komitmen pemerintah dan organisasi jauh-jauh, berkacalah ke Kutaraja. Kota ini
keamanan. Perlu juga meningkatkan peran mereka lainnya belum kuat melibatkan perempuan secara sudah ratusan tahun berdiri. Ia dikurung sisi-
dalam pengambilan keputusan terkait pencegahan aktif dalam proses perdamaian. Konon lagi kalau
dan resolusi konflik. kita menyentil komponen gender di dalamnya, jauh
sisi marjinal; pinggiran Acehbesar. Kota ini
Apakah Resolusi 1325 memiliki masa depan arang dari api. hanya punya “secuil” sumber PAD. Tapi
sebagai obat penawar di Aceh? Ini sebuah tempat Fenomena lain yang sebenarnya terjadi di pengeluaran kota kadang lebih besar dari
karena perempuan tak hanya menjadi korban, dalam masyarakat menunjukkan bahwa para tetangganya di balik gunung. Kota sumber
bahkan mereka jadi bagian dari para pihak perempuan belum merasakan keuntungan dari manusia kampung berkaca tentang:
pencetus konflik. Sebuah tempat di mana perdamaian yang telah dicapai dalam beberapa kemewahan, hedonisme, dan mentereng-
perempuan juga terjepit antara dinding tatanan tahun terakhir ini. Parahnya lagi, sebagian mentereng versi lain. Dan mungkin kota
masyarakat bias gender. Mulai dari struktur politik, perempuan korban konflik bersenjata masih “malu” jika ngemis melulu. Karenanya, kurang
ekonomi, sosial, dan budaya, semua tersekat erat beranggapan bahwa jalur kekerasan hanyalah di parkiran, PAD bisa dijamah dari pasar.
untuk perempuan. Karenanya, Resolusi 1325 satu-satunya pilihan menyelesaikan masalah. Tak salah memang, mengais sedapatnya
sangat relevan pada konteks Aceh hari ini. Di Kalau begitu bagaimana partisipasi perempuan
samping Aceh baru saja menandatangani MoU, dalam operasi pemeliharaan perdamaian? Harus
pada yang dipunya. Tapi harusnya Walikota
juga karena daerah ini masih jadi perhatian dunia. diakui kebijakan spesifik menyangkut keterlibatan Mawardy tak sembarang berbijaksana. Ketika
Sehingga sangat strategis bagi para pihak perempuan dalam menjaga perdamaian, adalah ia ingin menelurkan kebajikan bagi kotanya,
mendorong implementasi resolusi. Singkat kata, alasan utama menularkan informasi dan dia seharusnya tahu sedang berhadapan
mendukung perdamaian di Aceh berarti juga harus pemahaman mengenai Resolusi 1325. dengan pedagang; konstituen yang dulu
menerapkan Resolusi 1325. Merangkai hari bersama Resolusi 1325 akan mengelunya ke Balai Kota.
Tentu saja tak mudah melaksanakannya. Tapi berdampak pada peran perempuan dalam Di negeri ini, rakyat kecil kerap “dicubit”.
MoU dan LoGA menjadi instrumen kuat dalam mencegah dan menyelesaikan konflik. Ini juga Keseringan “dicubitan” tak selalu membikin
kerangka kerja ke depan. Di samping segera bakal meningkatkan peningkatan perlindungan tambah kuat, tapi menjadikan mereka
hadirnya Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dan hak azasi perempuan dalam konflik, peran sensitif. Sebagai walikota, Mawardy tentu
Pengadilan HAM, Badan Reintegrasi Aceh sebagai perempuan dalam pengambilan keputusan dan
institusi yang punya mandat reintegrasi, juga harus perlindungan perempuan terhadap kekerasan
boleh “mencubit”. Cuma, ia salah pilih sisi
memainkan peranan penting. Karena perdamaian berbasis gender termasuk rehabilitasi mana yang pantas “dicubit”. Sebagai
sebagai pintu masuk Resolusi 1325 tak berarti ekskombatan dan tanggungannya yang— pemimpin, tak ada salahnya rakyat
apa-apa tanpa dukungan institusi penekan atau semoga saja—responsif gender. mengingatkan Mawardy agar tak jauh
pemantau. Bahkan dalam konteks ini, tidak juga “berlayar”. Jangan pernah lupa sama daratan,
dapat dinafikan bahwa aparat keamanan jadi ujung *) Penulis adalah Kepala Pengendalian karena di sanalah tempat manusia
dan Pengembangan Program Regional III BRR NAD-
tombak penegakan resolusi.
Nias memulakan jejak.

Redaksi menerima sumbangan tulisan berupa artikel, opini, dan esai. Panjang tulisan 4000 hingga 6000 karakter satu spasi.
Kirimkan artikel Anda ke email redaksi_rajapost@yahoo.co.id beserta biodata singkat.

RA JA P ST
Penerbit: CV Gareira Club ISSN: 1907-2988/8 Maret 2006, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Mohsa El Ramadan; Redaktur Pelaksana: Mujahid Arrazi Dewan Redaksi: Mohsa El Ramadan, Indra Kus, Esek Ibrahim,
Muzakir, Koordinator Liputan: Fauji Yudha, Sekretaris Redaksi: Ghali Baihaqi, Redaktur: Dedi Rahman, Ariefara, Fotografer: Yogi Lesmana, Sunarno Layouter: Ade Mufid, Pj. Pemimpin Perusahaan: Muzakir Abdullah Wakil Pemimpin
Perusahaan: Dedy Rahman Kepala Divisi Marketing: Amiruddin Usman Periklanan: Sri Wahyuni Sirkulasi: Lilik Gunawan Keuangan: Lela Sary Daerah: Marwan Kumis (Banda Aceh) Amiruddin; (Pidie, Pidie Jaya); Sofyan (Lhokseumawe);
Norman (Lhoksukon); Syawaluddin (Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang); Mahyadi ( Bener Meriah, Takengon); Bambang Yudi (Gayo Lues); Amirinsyah, Salimin Selian (Aceh Tenggara); Rinaldi Samosir (Deli Serdang) Winda, Siska Pinky (Medan); Kurnia Mauliza (Sabang); Andi
Maulana, Hermansyah (Bireuen); Alamat Redaksi/Pemasaran: Jalan Teupin Raya Nomor 1-B, Lampineung - Kota Banda Aceh. Website: http://www.rajapostnews.com, E-mail: redaksi_rajapost@yahoo.co.id, Tarif Iklan (BW): Iklan Umum: Rp6.000/mmk, Halaman Satu: Rp13.000/mmk, Halaman 12: Rp10.000/
mmk, Full Colour: Halaman Satu: Rp20.000/mmk, Halaman 16: Rp15.000/mmk, Halaman Dalam Rp12.500/mmk, Keluarga: Rp4.000/mmk, Iklan Satu Kolom, Rp8.000/cmk (BW). Iklan Baris: Rp2500/bk, harga tersebut belum termasuk PPn 10%. CV. GAREIRA CLUB: No. Rek. 01.05.570143.3 Bank BPD
Banda Aceh. Telepon pemasangan Iklan dan Sirkulasi, 0852-77777-288
Setiap artikel atau tulisan dikirim ke redaksi menggunakan spasi rangkap maksimal lima halaman kwarto, ditandatangani dan disertai identitas lengkap atau melalui email maksimal 6000 karakter

Wartawan RAJAPOST dibekali tanda pengenal dan dilarang meminta/menerima apapun dari narasumber
KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 05
PARLEMENTARIA

Rajapost/ ARMAN KONADI


Anggota dan Staf Ahli DPR Aceh mencari format ideal qanun Wali Nanggroe

Menanti Perangkat Sang Wali


adat lain. Karena ia akan Cara Pengalokasian Tambahan
Pembahasan Qanun Wali Nanggroe masih membutuhkan menjadi “Soko Guru”, tempat Dana Bagi Hasil Migas dan
proses lama. Sebab lembaga ini akan menentukan warga Aceh nantinya
mengadukan permasalahan-
Dana Otonomi Khusus, Qanun
APBA 2008, Qanun Partai
langkah pembangunan dan peradaban Aceh di masa permasalahannya, terutama
terkait adat, budaya dan
Politik Lokal, Qanun
Penyelenggaraan Pendidikan,
mendatang. pandangan politik.
DPR Aceh, kata Raihan,
dan Qanun Penyelenggaraan
Administrasi Penduduk.

L
masih menghimpun masukan Hingga akhir tahun ini, ada 28
seputar qanun ini. Mereka qanun yang ngantri.
ewat tengah hari, Selasa dua negara kita harap mampu intens melakukan pertemuan “Qanun tentang Lembaga
pekan lalu, Panitia Khusus XI bersikap netral dan berlaku dengan organisasi Adat akan sangat bergantung
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adil. Sehingga mampu nonpemerintahan dan tokoh- pada penyelesaian Qanun Wali
masih berdebat soal materi mempertemukan dan tokoh masyarakat Aceh di Nanggroe,” ujar Raihan. Meski
qanun Wali Nanggroe. Alotnya mempersatukan berbagai Bandaaceh, Lhokseumawe dan mepet, politisi Partai Keadilan
rapat dengar pendapat itu pandangan dalam kehidupan Jakarta. Sejahtera itu optimis Dewan
berkutat seputar fungsi dan yang rukun dan damai, “ ujar Pemerintah Pusat juga mampu menyelesaikan target
wewenang “Sang Wali”. Rusli. memberikan masukan soal itu, “masukan-masukan
Rusdi Ali Muhammad, staf Keberadaan Wali Nanggroe kedudukan Wali Nanggroe. tentang qanun-qanun lain
ahli rancangan qanun Aceh menjadi isu penghias media Namun, perannya hanya sudah ada di Dewan.”
tentang Wali Nanggroe, massa Aceh sepekan terakhir. sebatas member masukan. Dewan akan
mengatakan rancangan qanun Keberadaannya menjadi “Dalam waktu dekat, mempersiapkan beberapa
Wali Nanggroe adalah tindak menarik sebab banyak pihak pertemuan serupa akan buat di qanun lain, bersama Qanun
lanjut Undang–undang nomor memcoba memposisikannya Medan (Sumaterautara—red),” Wali Nanggroe, seperti, Qanun
11 tahun 2006 tentang sesuai dengan kepentingan ujar Raihan. Dewan juga “rajin” Pemberdayaan dan
pemerintah Aceh. Dalam masing-masing. “Yang pasti, mencari ide dan pendapat dari Perlindungan Anak, Qanun
undang-undang itu tertulis, Wali Nanggroe harus mampu pakar hukum dan tokoh-tokoh Pelayanan Publik, Qanun
Wali Nanggroe merupakan mendamaikan Aceh, dengan adat. “Mudah-mudahan ini bisa Pembinaan Adat dan Adat
sosok yang berperan demikian, peradaban Aceh cepat mengerucut, sehingga Istiadat, Qanun Lembaga Adat,
mengarahkan kehidupan akan menjadi lebih baik,” ujar dapat segera dirampungkan di Qanun Penanaman Modal, dan
sesuai nilai ajaran Islam, Raihan Iskandar, Wakil Ketua Dewan.” Qanun Susunan Organisasi
budaya dan adat istiadat yang DPR Aceh. Hingga saat ini, DPR Aceh dan Tata Kerja Pelayanan Izin
luhur dalam kehidupan Menurutnya, Wali baru mengesahkan enam Terpadu.
masyarakat. “Dalam Nanggroe harus diberikan qanun: Qanun Pengelolaan Arman Konadi
perjalanannya nanti, wali lebih tinggi dari pemangku Keuangan Aceh, Qanun Tata

Pelindung/Penasehat: H. Said Fuad Zakaria, SE, H. Tgk. Waisul Qarany Ali, H. Zainal Abidin, H. Raihan Iskandar, Lc, Pengarah: Mohsa El Ramadan, Penanggung
Jawab: Drs.H. Hasan Basry A. Thaleb, Pemimpin Redaksi: Burhanuddin, SE, Wakil Pemimpin Redaksi: Mahyar, SH, M.hum, Penyunting/Staf Redaksi: Muhammad
Nazib, S.Sos, T.Ismediansyah, S.Sos, Wartawan RAJAPOST, Alamat Redaksi: Gedung DPRD Provinsi NAD, Jl. Tgk. H.M. Daud Beureueh.

Informasi ini terlaksana atas kerjasama koran Rajapost dengan Sekretariat DPRD Provinsi NAD
06 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008

■ REINTEGRASI

APBA Turun,
Warga Pulang Kampung pukul 09.00 WIB, mereka arah Kantor Kejati itu.
menuju lokasi yang akan Hendra Budian yang tampak
didemo. Saat makan siang, emosi, menojok jendela
mereka kembali ke kantor depan di sisi kanan kantor
Dana APBA untuk AJMI. tersebut, hingga kacanya
Unjukrasa kali ini lebih pecah. Tangannya terluka.
program Reintegrasi mengucur banyak menekankan pada Tindakannya ini yang
Agustus ini. Korban konflik Bener penegakan hukum. Itu
sebabnya selama beberapa hari
kemudian menyeret anak muda
ini menjadi tersangka.
Meriah dan Aceh Tengah mendapat warga Bener Meriah itu
melakukan aksi di depan
Selama berhari-hari masa
korban konflik Bener Meriah
bantuan rehab rumah sebesar Rp kantor Kejaksaan Tinggi. Kata-
kata kasar, cemoohan dan
dan Aceh Tengah melakukan
aksi k kantor Kejaksaan Tinggi
10 juta – Rp 12 juta per unit. Hasil berbagai ejekan pun
dilontarkan kepada lembaga
Aceh karena mereka
mencurigai ada
Kerja keras Irwandi memaksa itu. “ Gantung Kajati…!” “
Kejaksaan mandul…!” teriak
penggelapangan dana
reintegrasi sebesar senilai Rp
Jakarta. mereka.
Tidak harang mencuat
2,3 miliar. Dana itu
seharusnya dialokasikan
tuduhan yang tidak sopan, untuk pembanguan rumah.
seperti ucapan suap dan Mereka menuntut pihak
korupsi. Dalam setiap kejaksaan mengusut
demonya, mereka memblokir penggelapan tersebut.

L
kantor Kejaksaan, sehingga Pihak kejaksaan
angkah Badan Reintergasi Irwandi mengatakan, jika dana staf di lembaga itu sulit keluar sebenarnya telah melakukan
Damai Aceh (BRA) untuk turun, pembangunan rumah dari kawasan kantor tersebut. pengusutan hingga ke
menyalurkan bantuan kepada korban konflik di Bener Meriah Ucapan kasar begitu kontras lapangan. Namun mereka
korban konflik, sejak Januari dan Aceh Tengah akan terdengar lewat loudspeaker belum menemukan indikasi
lalu menemui banyak batu dilakukan dalam waktu 40 hari. yang cukup keras. penggelapan dana dalam
terjal. Selain munculnya Siapa sangka, lebih dari dua Berhari-hari aksi demo program tersebut. Yang ada
tuduhan negatif kepada bulan menunggu, dana yang tersebut terjadi, berkali-kali hanyalah kesalahan
mereka, pemerintah pusat pun dijanjikan tidak juga mengucur. pula ejekan dilontarkan kepada administrasi. Peristiwa itupun
lamban dalam merespon Kesabaran warga tidak bisa pihak Kejaksaan. Pernah pula terjadinya pada 2006, kala itu
permasalahan yang ada. ditahan lagi. Sejak awal Juli suatu hari, pada 2 Juli lalu, penyaluran dana reintegrasi
Akibatnya, nasib ribuan korban lalu, kembali ratusan warga massa Bener Meriah dan Aceh berada di bawah kendali
konflik – yang berharap asal Bener Meriah dan Aceh Tengah itu melakukan aksi pemerintah daerah.
mendapat dana bantuan dari Tengah melakukan aksi di sambil membawa Al Quran Dalam ketetapan
Badan reintegrasi Aceh (BRA) – Banda Aceh. Mereka didukung surat Yasin. Cukup pemerintah, pagu
hanya bisa gigit jari. Selama oleh sekelompok aktivis kontradiktif. Di satu sisi pembangunan rumah korban
berhari-hari mereka mahasiswa. Selama di Banda mereka membaca ayat-ayat konflik di Bener Meriah
melakukan unjukrasa di Banda Aceh, mereka menginap di suci, tapi di sini lain mereka harusnya Rp 34,5 juta per unit.
Aceh, tapi hasilnya sia-sia. kantor Aceh Juducial melontarkan kata-kata kasar Nyatanya, pemerintah
Yang paling getol Minitoring Institute (AJMI) di yang tidak sopan. setempat membangun rumah
melakukan aksi itu adalah Kampung Ateuk Dayah Tanoh, Ini yang membuat salah sederhana yang nilainya
warga korban konflik dari Bener Banda Aceh. seorang petugas Kejaksaan sekitar Rp 18 juta – Rp 20 juta,
Meriah dan Aceh Tengah. Unjukrasa kali ini tidak sempat emosi. Saling ejek di bawah flapon yang sudah
Februari lalu, sekitar 500 warga beda dengan aksi sebelumnya. sempat mencuat. Bahkan ditentukan. Namun di sini lain
dari daerah itu melakukan aksi Mereka melakukan demo ke salah seorang staf AJMI jumlah rumah yang dibangun
selama dua pekan di Banda kantor DPR Aceh, Kejaksaan Hendra Budian nekad justru diperbanyak. Yang
Aceh. Aksi mereka reda setelah Tinggi, Dinas Sosial dan menerobos ke halaman kantor semula direncanakan sebanyak
gubernur berjanji mendesak Kantor Badan Reintegrasi tersebut, pesisnya di ruang 1.096 unit, ditambah menjadi
Jakarta mengucurkan dana Damai Aceh (BRA). Nyaris piket. Suasana menjadi kian 1.349 unit. Ada penambahan
bantuan pembangunan rumah setiap hari demo berlangsung. kacau, menyusul datangnya sebanyak 253 unit.
2008. Kala itu Gubernur Dengan berjalan kaki, sekira lemparan botol minuman ke Pemda Bener Meriah

Demo korban konflik


Bener Meriah di Bandaaceh
Rajapost/ MUJAHID ARRAZI
KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 07
mengambil langkah ini Juli ini belum juga turun. daerah, kantor BRA terpaksa sesaat sebelum massa Sebagian dana itu akan
karena banyak sekali warga Akibat dana yang terus tutup karena tidak lagi meninggalkan pendopo digunakan untuk
di daerah itu yang digantung Pemerintah pusat, memiliki dana operasional. Gubernur Aceh. memperbaiki rumah warga
kehilangan rumah. warga korban konflik yang Massa yang emosi, sempat Pemerintah Aceh memang korban konflik Bener meriah
Ditambah lagi terjadinya menjadi korban. Mereka melontarkan pernyataan- menghadapi dilematis dalam dan Aceh Tengah.
aksi pulang kampung tadinya berharap bisa pernyataan yang tidak rasional. menangani nasib korban Bagi korban konflik Bener
ratusan keluarga korban mendapatkan rumah yang lebih Misalnya, menuntut Nur Djuli konflik Bener Meriah dan Aceh Meriah akan diberikan dana
konflik dari kawasan pesisir layak. Nyatanya harapan itu untuk menyelesaikan kasus Tengah. Harus diakui, perbaikan rumah sebesar Rp
timur, membuat kehidupan tidak pernah terbukti. Inilah korupsi di lembaga itu. Tentu tuntutan warga itu cukup 10 juta. Sedangkan bagi
warga kian memilukan. yang memicu massa kembali saja tuntutan seperti ini tentu beralasan. Wajar mereka warga Aceh tengah sebesar
Mereka banyak yang tinggal melakukan aksi yang sama di tidak bisa dijawab oleh Nur kecewa, sebab pagu untuk Rp 12 juta. “Perbedaan ini
di masjid dan rumah sanak Banda Aceh. Djuli, karena memang bukan pembangunan rumah telah karena lokasi di Aceh
famili, sebab rumah mereka Mereka tetap yakin, ada wewenangnya. “Kalian desak dipoting sepihak oleh Tengah umumnya di
yang dulu telah hangus penyelewengan dalam kejaksaan dan kepolisian pemerintah setempat. pedalaman. Jadi wajar jika
dibakar orang tak dikenal. penyaluran dana tersebut. untuk mengusut BRA, jika Pemerintah Aceh dan BRA ada tambahan dana,” kata
Pilu dengan nasib warga Makanya kantor Kejaksaan memang ada kasus korupsi di hanya menjadi sasaran saja. Kepala Dinas Sosial Ridwan
yang tidak punya rumah itu, Tinggi menjadi sasaran utama lembaga ini,” ujarnya. “Soal Meski demikian, Gubernur Sulaiman. Besar dana ini
Pemda Bener Meriah para pendemo. hukum, bukan urusan saya.” Aceh tidak berpangku tangan sudah pula disetujui oleh
mengambil langkah Yang kelabakan tentunya Nyaris tidak ada pertanyaan menghadapi tuntutan massa warga.
mengurangi nilai bangunan pihak kejaksaan. Mereka massa yang tidak dijawab oleh ini. Upaya mendesak Jakarta Pembayaran akan
rumah, tapi menambah seakan dipaksa menetapkan Nur Djuli. Semuanya jelas. untuk mengucurkan dana dilakukan mulai awal
jumlah rumah yang tersangka dalam Kalau pun ada yang terus dilakukan. Gubernur Agustus 2008 di desa
dibangun. “Ini bentuk penyelewengan tersebut. disalahkan, seharusnya Irwandi telah berkali-kali masing-masing, dengan
subsidi silang,” kata Camat Padahal penyelidikan yang pemerintah pusat karena menyurati Pemerintah Pusat disaksikan kepala desa
Timang Gajah, Drs Mukhlis mereka lakukan, belum ada terus menahan dana supaya mencarikan dana setempat. Dengan
pada waktu itu. Akibat mengarah pada tindakan reintegrasi. anggaran 2008, baik dari APBN demikian, kemelut biaya
penurunan nilai tersebut, korupsi. “Kalau memang Namun para pendemo maupun dari APBA. rehab rumah bagi warga
kualitas rumah menjadi di belum, bagaimana mungkin seakan tidak mau tahu Langkah Irwandi itu korban konflik Bener Meriah
bawah standar. Langkah ini bisa ditetapkan tersangka,” masalah tersebut. Di bawah tampaknya cukup dan Aceh Tengah berakhir
dilakukan untuk mencegah ujar salah seorang petugas kendali aktifis AJMI, mereka membuahkan hasil. Menteri sudah. Kini hanya tinggal
adanya warga yang terlantar kejaksaan. melontarkan ucapan-ucapan Dalam Negeri telah menyetujui Hendra Budian yang harus
karena tidak punya rumah. Anehnya massa pendemo mengejek dan selalu penetapan anggaran APBA mempertanggungjawabkan
Inilah yang menyebabkan tidak mau tahu soal ini. menyalahkan BRA. “BRA bantuan korban konflik. Mulai perbuatannya.
munculnya protes. Mereka Mereka tetap memaksa. Jika mandul….! BRA bencong..!” Agustus 2008 ini, dana sebesar FAZRI
menuding, terjadi tidak ada tersangka, mereka itulah ejekan yang mencuat Rp 235 miliar akan segera cair.
penyelewengan dana. tidak puas. Agak aneh
Seharusnya mereka memang. Malah dalam
mendapatkan rumah tipe 36 orasinya, massa pendemo
senilai Rp 34,5 juta, menuding kejaksaan tidak
nyatanya jauh di bawah itu. serius menangani nasib
Warga curiga, ada korban konflik. Aksi tuding dan
manipulasi dalam ejek ini yang membuat petugas
penyaluran bantuan rumah kejaksaan sempat naik darah.
tersebut. Apalagi Tidak berhasil menekan
pengelolaanya berada di pihak Kejaksaan Tinggi, 9 Juli
bawah kendali camat lalu, massa melakukan aksi ke
setempat. kantor Badan Reintegrasi
Protes pun mencuat. damai Aceh (BRA) di Pendopo
Pada Februari lalu ratusan Gubernur Aceh. Di tengah
massa yang mengaku wakil rintik hujan yang membasahi
dari sekitar 1.200 korban Banda Aceh, Ketua Harian BRA
konflik di Bener meriah dan M Nur Djuli menyambut
Aceh Tengah melakukan aksi kedatangan pendemo tersebut.
ke Banda Aceh. Aksi Sempat berlangsung dialog
berhenti karena gubernur selama satu jam.
sempat menebar janji untuk Nur Djuli dengan tangkas
memperbaikinya. menjawab semua pertanyaan
Belakangan Gubernur yang diajukan massa. “Kami
sendiri tidak bisa menenuhi sendiri tidak bisa bekerja
janji karena dana dari karena dana sampai saat ini
pemerintah pusat juga belum turun dari Jakarta,”
belum cair. APBA katanya. Bahkan alokasi dana
sebenarnya juga ada 2007 sebesar Rp 340 miliar
mengalokasikan dana untuk masih ditahan pemerintah
membantu korban konflik pusat. “ Gaji pun kami belum
ini, tapi dana itupun sampai terima,” ujarnya. Di beberapa Rajapost/ MUJAHID ARRAZI
Ketua BRA Nur Djuli berbicara di depan korban konflik Benermeriah

Menyortir Penerima Bantuan


Belum ada kepastian kapan dana kembali dengan lapangan,” kata M Nur konflik yang belum dibangun adalah data, Tim BRA dan APRC melakukan
reintegrasi dari Jakarta akan mengucur. Djuli, Ketua Harian BRA. sebanyak 28.868 unit. Untuk tahun ini, pertemuan dengan Geucik, Teuha Peut
Namun sebelum dana itu turun, BRA Data yang akan diteliti ulang itu rencana yang tertuang dalam APBN, ada dan Camat. Tim kemudian menunjukkan
telah melukan persiapan matang. adalah korban konflik calon penerima sebanyak 7.350 unit rumah yang akan nama-nama calon penerima bantuan di
Tindakan ini penting, sebab dana yang rumah bantuan, penerima dana diyat dan dibangun. Sedangkan APBA wilayah itu yang sudah dilaporkan kepada
diolokasikan pada 2008 ini cukup besar. anak yatim. BRA perlu melakukan cross merencanakan membangun sebanyak BRA sebelumnya.
Dari APBN 2007 saja, akan cair sekitar check terhadap semua data itu karena 1.048 unit. Dengan demikian, pada Selama beberapa hari di lapangan,
Rp 340 miliar, sedangkan dari APBA data yang masuk sebelumnya belum anggaran 2008, ada 8.398 unit rumah Nur Djuli mengaku semua proses
sebesar Rp 235 miliar. Agar tidak terjadi teruji kebenarannya. yang akan dibangun, masing-masing berlangsung lancar. Ia juga tak lupa
kekacauan dalam penyaluran, petugas Verifikasi dilakukan di seluruh Aceh nilainya Rp 40 juta. meluruskan sejumlah rumor yang
BRA melakukan verifkasi ulang data calon secara bertahap. Diharapkan selesai Untuk anak yatim, ada sebanyak selama ini banyak beredar tentang BRA.
penerima bantuan di sejumlah daerah. akhir Juli 2008. Dengan adanya verifikasi 15.300 nama yang akan diverifikasi Antara lain, isu tentang akan ditutupnya
Verifikasi data ini merupakan langkah ini, setidaknya akan memudahkan BRA ulang. Dalam APBN disebutkan, bantuan BRA pada penghujung tahun ini dan
agar yang menerima bantuan benar- dalam merencanakan penyaluran beasiswa ini sebesar Rp 1.800.000 per adanya perubahan alokasi bantuan.
benar korban konflik. Untuk itu, sebanyak bantuannya jika dana akan turun orang untuk tahun 2008. Anak yatim yang “Informasi itu tidak benar. BRA masih
15 tim dari BRA dan Aceh Peace Re- nantinya. dimaksud adalah usia sekolah dasar tetap akan bertugas untuk membantu
source Center (APRC) turun ke lapangan Selama di lapangan, tim mencari tahu hingga kelas III SMA. Sedangkan untuk penyaluran bantuan sesuai aturan yang
guna mencocokkan kembali data yang manakala ada korban konflik yang belum penerima dana diyat, ada sebanyak berlaku,” katanya. Yang terpenting,
sebelumnya sudah masuk ke kantor terdata atau mungkin sudah terdata, tapi 22.353 yang akan diverifikasi ulang. tambah Nur Djuli, nama penerima
pusat BRA di Banda Aceh. seharusnya tidak berhak menerima Untuk dana diyat ini nilainya Rp bantuan harus jelas, sehingga bantuan
“BRA tidak ingin lagi terjadi bantuan. 3.000.000 per tahun per korban diterima oleh orang yang berhak.
kesalahpahaman soal data. Makanya Menurut data yang ada pada BRA, meninggal.
data yang sudah masuk, kami cocokkan jumlah rumah bantuan untuk korban Dalam setiap melakukan verifikasi FAZRI
08 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008
AR E NA K O N G
Salam Kongres
Kongres adalah perhelatan akbar bagi sebuah organisasi, tak terkecuali
wadah organisasi tertua bagi wartawan Indonesia: Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI). Pada 28-29 Juli 2008, PWI Pusat berencana menggelar
“pesta” lima tahunan itu di Aceh: Kongres XXII PWI. Gawean ini bertujuan
memilih kepengurusan PWI Pusat Periode 2008-2013, dan menyusun
program kerja lima tahun ke depan.
Sebagai organisasi profesi wartawan terbesar, kongres PWI Pusat di
Aceh merupakan momen penting bagi komponen wartawan (media)
khususnya, pemerintah pusat/Aceh, dan masyarakat. Tujuannya, tentu,
keinginan menciptakan sebuah interaksi positif pers, pemerintah, dan
masyarakat itu sendiri.
Mengapa menjadi penting? Bagi kita, media, organisasi adalah sebuah
warisan bagi generasi nanti. Jika kita tidak ikut mendorong keberadaan
organisasi ini menjadi “terpuji”—paling tidak keterwakilan itu sudah tampak
pada tema ikut melawan pemberantasan korupsi—ke depan pers bakal
berkutat pada ketidakberdayaan “menghidupi” wartawannya. Lantas, ada
pembenaran terhadap amplopisme.
Nah, media pers kita yang tengah belajar menjadi idealis akan
memanfaatkan momen kongres sebagai langkah tepat menyuarakan
antikorupsi. Suara-suara yang kita rekam dari kalangan marjinal, pejabat
publik, tentara, polisi, jaksa, LSM antikorupsi, LSM Perempuan,
Budayawan, dan lain sebagainya, diharapkan menjadi cemeti bagi kawan-
kawan peserta kongres. Tulisan-tulisan itu—semoga kita mendapat kualitas Rajapost/ DEDI OEMAR
pandangan terbaik—bukan tidak mungkin menjadi “kado” khusus buat “Dapur” PWI Aceh di Simpang Lima; Menyambut kongres dengan semangat kebersamaan.
pikiran peserta kongres.
Sekali lagi, terlepas selama ini PWI terkesan berlindung di “ketiak”
pemerintah, memanjakan diri dan terus netek dana APBN dan APBD,
pencitraan organisasi ini (atau organisasi-organisasi wartawan lain), adalah
menjadi tanggung jawab kita semua. Agar kawan-kawan wartawan generasi
nanti lebih mengerti arti “dihargai” dan “menghargai diri” setelah sulitnya
melepas budaya usang amplopisme.
Lantas, seberapa jauh efek untung buat pengembangan dan kemajuan
perusahaan media pers di Aceh? Kita harus ingat bahwa dunia media massa
Kongres PWI
Dibuka Irwandi
itu dibagi dua hal: Pertama, media massa berorientasi bisnis, dan kedua,
media massa berorientasi misi perjuangan (idealisme).
Akan tetapi, keduanya tidak bisa dipertentangkan. Pasalnya, media di
negeri ini adalah media “perjuangan” dengan konsekuensi “bisnis”. Kongres
kali ini juga bagian dari misi “bisnis” pencitraan media pers kita di pentas
nasional dan internasional.
Redaksi
Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke-22
di Bandaaceh dibuka Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
Yafizham, SH, Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh
Kongres berlangsung pada 27 hingga 29 Juli 2008
dihadiri 600 peserta dan peninjau dari seluruh Indone-
Jaga Idealisme sia. Rencananya, kongres digelar di Anjong Mon Mata.
dan Profesionalisme
Untuk ukuran nasional, kongres ini Menurut dia, PWI yang beranggota
Dalam semestinya “wah”, tapi panitia daerah lebih 14 ribu jurnalis, harus mandiri
menjalankan mengaku masih kelimpungan. Dana dan tak selalu bergantung dengan
fungsinya, anggota yang ada dinilai tak cukup. Panitia pihak lain, terutama pemerintah. “Ada
Persatuan Wartawan “hanya” punya Rp700 juta yang lembaga di PWI, seperti koperasi PWI
Indonesia harus dibantu Pemerintah Aceh. yang bisa dimanfaatkan, ya, harus
memiliki spesialis “Nah, dana inilah yang kita diberdayakan, jangan didiamkan saja.”
pengumpul data. Ini gunakan untuk menggelar acara Iranda berharap kongres lancar dan
untuk menjaga berskala nasional ini, tanpa bantuan tertib.
akurasi setiap dari pihak lain,” kata Dahlan TH, Imran Jhoni, dari Rakyat Aceh,
pemberitaan yang Ketua Panitia Daerah yang juga Ketua berharap siapa pun terpilih punya visi
diterbitkan, terutama PWI Aceh, Sabtu pekan lalu, kepada memajukan organisasi, bukan malah
kasus-kasus dalam Rajapost. memikirkan diri sendiri. Terutama
bidang hukum. PWI sendiri, baik pusat maupun masalah pendidikan dan
Organisasi ini juga Aceh, lanjut Dahlan, tak punya dana kesejahteraan anggota. “Sebab banyak
harus menjaga dan untuk kegiatan tersebut. Tapi dia kegiatan yang harusnya dilakukan PWI
menjunjung tinggi optimis kongres bakal lancar. tapi malah tidak dilaksanakan.
profesionalisme Sekarang malah PWI tertinggal jauh
sebagai anggota, Figur Tokoh Muda dengan organisasi pers lainnya.
organisasi profesi dan Di tengah hiruk-pikuk menyambut Khususnya dalam masalah pendidikan
pribadi-pribadi kongres, sebagian wartawan berharap dan peningkatan profesionalisme
wartawan. Sangat penting untuk wartawan menjaga Ketua PWI periode selanjutnya anggotanya,” kata Jhoni.
idealismenya dan tidak memihak kepada kepentingan dipegang tokoh muda. Mereka yakin, Ia juga menyoroti ketidakmampuan
suatu kelompok. figur muda bisa melakukan PWI menjaga dan melindungi
Kejaksaan Tinggi Aceh tentu bergantung dengan berita- pembaharuan pada organisasi pers anggotanya dari praktik eksploitasi
berita di media massa. Banyak kasus-kasus kami angkat tertua di Indonesia itu. yang dilakukan perusahaan media.
setelah diekspos di media-media massa. Dari itu, kami Beberapa wartawan juga berharap Kondisi tersebut berakibat pada
selalu mendudukkan wartawan sebagai partner kerja kami. Ketua PWI selanjutnya berani rendahnya kesejahteraan wartawan
Di lain sisi, kami juga mohon pengertian wartawan. berinovasi dan kreatif membangun dan memberikan dampak negatif
Terutama saat kami membentuk tim, mengumpulkan data organisasi. “Makanya kita perlu figur dengan munculnya wartawan-
kasus-kasus dalam penyelidikan, untuk tidak yang muda dan berani. Jadi tak hanya wartawan “amplop”. “Tentu saja ini
membeberkannya terlebih dahulu ke publik. Biarkanlah meneruskan yang sudah ada, tapi memberi citra buruk bagi PWI juga
kami bekerja hingga penyelidikan terhadap kasus-kasus berani mengambil langkah-langkah profesi wartawan. Ketua PWI ke depan
itu sampai pada tingkat pengadilan. Biarkanlah kami yang inovatif untuk kemajuan harus berani memberikan teguran
membuka “kartu AS” –nya di pengadilan. organisasi dan kesejahteraan kepada media yang masih melakukan
Dengan diselenggarakannya kongres XXII PWI Pusat, wartawan,” kata Iranda, Wartawan praktek eksploitasi ini,” katanya.
kami, jajaran Kejaksaan Tinggi Aceh mengucapkan selamat Analisa. Ariefara
berkongres, semoga PWI mendapat hasil signifikan.

KONGRES XXII PWI PUSAT “MENDUKUNG PEMBERANTASA


RES XXII PWI KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 09

Lahir di Tengah Peluru Pers dan Peran


(Riwayat PWI) Memberangus Korupsi
Persatuan Wartawan Indonesia lahir di masa-masa sulit. OLEH IRWANSYAH *)
Beberapa wartawan—di tengah kecamuk perang—rela
datang ke Yogyakarta, menggagas dan berbicara soal
sebuah organisasi bagi “kuli tinta”. Munculnya beragam organisasi Kekuasaan
Kerelaan itu terjadi di awal 1946. Beberapa wartawan pers (baca: kewartawanan) selalu
bertolak ke Yogya—ibukota republik saat itu. Moncong meriam pascareformasi patut disyukuri. Tapi menarik
Belanda masih panas menjajah Nusantara. Padahal keberadaan Persatuan Wartawan dibicarakan.
Soekarno dan Hatta telah membaca proklamasi di Jalan Indonesia (PWI) sebagai organisasi Orang selalu
Pengangsaan Timur, Jakarta. pers pertama layak dihormati, ingin
Walau dihimpit ributnya perang, pertemuan-pertemuan setidaknya dari sisi sejarah. Jadi, berkuasa—
tersebut berhasil membentuk panitia persiapan sebagai sikap mikul dhuwur mendhem jero digambarkan
cikal-bakal PWI, pada 25 Januari. Dibentuk pula panitia harusnya bukan untuk mendiang sebagai
kongres. Soeharto saja, tetapi juga layak Dewa Janus
Sebulan kemudian, dengan dihadiri Paku Buwono XII, ditujukan kepada para wartawan dalam
Tan Malaka, dan Bung Tomo, kongres perdana diadakan di sepuh. pemikiran
Solo, 9 hingga 10 Februari. Salah satu pembicara kongres Kehadiran media massa Yunani
R
adalah Mohammad Tabrani. mendorong terwujudnya well informed kuno, ia
Dari suara bulat dalam kongres, lahirlah “kecambah” society dan memberi pencerahan, digambarkan
berupa ’Persatoean Wartawan Indonesian’. Sembilan mengontrol dan mengawasi jalannya sebagai
Februari ditetapkan hari jadi organisasi ini. PWI lalu pemerintahan. Tiga peran universal seorang berkepala dua, menatap ke
berkembang mengikuti zaman. Pada 20 Mei 1975 Menteri pers, pertama, watchdog; pemberi kiri dan kanan. Gambaran kekuasaan
Penerangan mengukuhkan PWI sebagai satu-satunya peringatan dini pada penyelenggara dan politik adalah personifikasi sifat
organisasi wartawan Indonesia. negara yang melanggar prinsip clean dasar manusia. Ada benci, juga cinta.
Enam tahun setelah kongres pertama, lahirlah Dewan and good governance, pejabat tak Ada konflik dan kerja sama. Ada rindu
Kehormatan PWI. Sebelumnya, pada kongres kedua di becus, korupsi, kolusi, dan dan dendam di sana.
Malang (1947), PWI melahirkan kode etik jurnalistik. Tapi, nepotisme dan melanggar Hak Asasi Sesunguhnya, kekuasaan itu jahat

i
pada kongres keempat, kode etik baru disahkan di Surabaya, Manusia. tapi dibutuhkan (power is devil but
1950. Peran kedua, sebagai pasar necessary). Sekecil apa pun
Barulah pada kongres keenam di Salatiga, diputuskan gagasan terbuka dan wadah dialog. kekuasaan, cenderung disalahgunakan
untuk membentuk Dewan Kehormatan PWI. Namun amanat Media mencerahkan masyarakatnya. (power tend coorupt). Agar tak
kongres keenam tersebut baru dapat diwujudkan 24 Sep- Sedangkan peran ketiga sebagai pilar disalahgunakan, hanya ada satu cara;
tember 1952. keempat demokrasi; menegaskan pengawasan. Mengawasi bukan
Ketua Dewan Kehormatan PWI pertama adalah H Agus kedaulatan rakyat. sekedar hak, tapi kewajiban. Siapa
Salim. Dia dikenal sebagai negarawan, tokoh pergerakan Kebebasan pers adalah jaminan saja yang mengetahui kejahatan, dan
dan tokoh pers zaman penjajahan. Sebagai wakil ketua hukum terpenuhinya hak masyarakat ia tahu dan mampu melakukan
Menteri Luar Negeri M. Natsir. Tokoh kedua ini dikenal sebagai mendapatkan informasi yang benar. sesuatu untuk mencegahnya,
pengurus Partai Masyumi. Sulit membayangkan pemberantasan sesungguhnya ia adalah bagian dari
Dari tahun ke tahun sesudah itu, PWI dikritik banyak tokoh praktik korupsi, kolusi, dan kejahatan itu.
bahkan jurnalis sendiri. Di permukaan, PWI muncul sebagai nepotisme tanpa kebebasan pers. Bila tiga trias politika; eksekutif,
organisasi yang terlalu dekat dengan kekuasaan. Pers tak Dan sangat sulit menegakkan legislatif, dan yudikatif, sepakat
lagi bebas. prinsip-prinsip good governance dan berkolusi, hanya pers satu-satunya
Departemen Penerangan di bawah rezim orde baru jadi clean government jika kebebasan pers alat untuk pengungkap. Pers adalah
“hantu” bagi pers karena breidelnya yang terkenal. PWI tak dihambat. Demikian juga soal kekuasaan. Ia memasuki banyak
bisa berbuat apa-apa. Padahal, kurun 1945 hingga 1949, penegakan hukum, perjuangan aspek kehidupan. Dan pers memenuhi
pers Indonesia pernah “merdeka”. keadilan dan kesetaraan, serta hak masyarakat untuk mengetahui;
Maka, selama 52 tahun, wartawan Indonesia cuma perlindungan hak-hak kaum menegakkan nilai-nilai dasar
mengenal PWI. Walaupun kerap terjebak dalam minoritas. Kebebasan pers bukan demokrasi; mendorong terwujudnya
korporatisme negara, PWI tetap langgeng. Pula, tak ada untuk orang pers, tetapi untuk supremasi hukum dan Hak Asasi
organisasi lain yang bisa hadir untuk memperjuangkan hak, masyarakat, bagi kebebasan yang Manusia serta menghormati
melindungi, dan meningkatkan profesi wartawan. Jurnalis demokratis. kebhinekaan. Pendek kata, pers
justru dikontrol dan dilumpuhkan secara sistematis oleh PWI. Bahkan Komisi Pemberantasan adalah superhero.
Pemerintahan Soeharto telah menciptakan mekanisme Korupsi pun mengajak pers Namun tidak ada pemberitaan yang
kontrol efektif terhadap pers melalui tekanan untuk self menumpas korupsi. Karena pers mutlak kebenarannya. Untuk
cencorship, peringatan, teguran dan pembreidelan. Namun adalah mitra strategis mencapai, harus ada upaya dan kerja
kontrol paling efektif justru dilakukan Dewan Pers dan PWI. pemberantasan korupsi. Pers keras pers. Karena informasi layak
Pengurus dua organisasi ini dengan sadar memfungsikan memungkinkan masyarakat berita hanya informasi bernilai bagi
diri sebagai operator pemerintah dalam menekan pers. mengadukan kasus-kasus korupsi di kehidupan manusia. Berita etis dan
Tekanan memunculkan perlawanan. Saat Tempo, Detik, sekitarnya. Setiap ruang dalam media dapat dipertanggungjawabkan.
dan Editor dibreidel pada Juni 1994, di luar dugaan timbul massa; surat pembaca, kolom pesan Selayaknya awak pers tidak terjebak
reaksi dari masyarakat. Ratusan wartawan bergabung pendek, artikel ataupun opini, dalam rekonstruksi berlebihan dan
dengan mahasiswa dan aktivis lembaga swadaya masyarkat memberikan keleluasaan bagi mengingkari prinsip kebenaran, meski
berdemo pada hari-hari setelah pembreidelan. masyarakat terlibat langsung sejarah sendiri adalah proses
Khusus di kalangan wartawan, reaksi keras ditujukan mengadukan kejahatan itu dengan rekonstruksi masa lalu secara ilmiah.
kepada PWI yang adem-ayem; tak memprotes breidel tetap memperhatikan delik pers dan Akhirnya sebagai bangsa religius,
tersebut. PWI justru jadi “mesin teror” bagi wartawan. Dari kode etik jurnalistik. Media juga kita perlu berpikir serius tentang
titik inilah, lahir Aliansi Jurnalis Independen pada 7 Agustus berperan mendapatkan alat bukti tanggung jawab moral-sosial terkait
1994. pendukung, karena media— permasalahan bangsa, termasuk
Berdirinya AJI segera mengguncangkan hegemoni PWI. harusnya—menyajikan fakta, bukan korupsi. Jika bangsa ini bergerak maju
Ini dibuktikan dengan pemecatan 13 anggotanya yang terlibat opini. bersama dan bersinergi dengan semua
di AJI serta meminta perusahaan pers Di bidang pengawasan, media juga pihak termasuk umat beragama lapis
tidak mempekerjakan wartawan AJI. Kompas edisi punya peran besar. Pers dan bawah, maka bangsa ini dimungkinkan
Selasa, 18 April 1995, menulis, tiga anggota diberhentikan medianya bisa mengawasi internal mencapai kemakmuran, kemandirian,
karena terlibat ‘Deklarasi Sirnagalih’ yang melahirkan AJI. organisasi dan instansi pemerintah dan kejayaan tanpa harus berkorupsi.
Sisanya karena keanggotaan mereka secara administratif untuk mencegah korupsi. Mereka Kepada seluruh jajaran komponen
otomatis gugur, lantaran media tempat bekerja tak terbit lagi. bisa mendorong solusi pemecahan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Ketua PWI Pusat kala itu Sofyan Lubis mengatakan setiap masalah melalui penyelenggaraan kami mengucapkan selamat
pemimpin redaksi bisa direkomendasi PWI. Parahnya lagi, survei, seminar, lokakarya, atau berkongres, semoga menghasilkan
tiap menerima wartawan baru, si pemred harus melapor ke tulisan lain dalam suatu rubrik kepemimpinan berkualitas dan berjiwa
PWI. secara berkala. Karena itu, wartawan muda. Wallahu A’lam.
Tak dinyana, tak cuma AJI yang lahir. Di beberapa daerah harus selalu dipagari idealisme
muncul organisasi-organisasi serupa. Kala reformasi, PWI untuk terus mengungkap kasus dan *) Penulis adala
retak. Muncul PWI tandingan: PWI Reformasi. Dari balik lika- Anggota Komisi A Dewan Perwakilan
kebenaran. Rakyat Aceh
liku itu, PWI tetap ada hingga kini. Selamat berkongres! Media dan Kekuasaan

N KORUPSI DI INDONESIA” 28-29 JULI 2008 DI BANDA ACEH


10 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008

OPINI KONGRES XXII PWI

PWI dan Jurnalisme


Antikorupsi
OLEH IRWANDI YUSUF

Wartawan Indonesia pantang


menyiarkan berita bohong,
cabul, dan Wartawan Indonesia
menolak suap

IRWANDI YUSUF, Gubernur Pemerintahan Aceh

S
ebagaimana kita ketahui dengan berita-berita yang narasumbernya di Dengan cara ini niscaya para
bersama bahwa Ruang lingkup dicetak. pemerintahan. Banyak juga wartawan akan lebih
jurnalisme itu terdiri dari dua Artinya, jurnalis dengan yang mendapatkan fasilitas- independen dalam bersikap
besaran, yaitu berita (news) sendirinya berperan sebagai fasilitas khusus dan “gaji” dan bisa menulis secara
dan opini (views). pelapor, bertindak sebagai tambahan dari departemen- profesional tentang praktik-
Berita (news), meliputi: mata dan telinga publik, departemen atau BUMN- praktik penyimpangan di
Berita langsung (straight news) melaporkan peristiwa-peristiwa BUMN. Amplop dan fasilitas ini pemerintah.
, berita menyeluruh (compre- di luar pengetahuan menghambat para wartawan Organisasi-organisasi
hensive news), berita masyarakat dengan netral dan yang “ngepos” di instansi- wartawan seperti Persatuan
mendalam (dept news), tanpa prasangka. Selain itu, instansi pemerintah dan di Wartawan Indonesia (PWI),
laporan mendalam (depth pers juga harus berperan kantor-kantor pemerintah Aliansi Jurnalis Independen
reporting), berita penyelidikan sebagai interpreter, wakil daerah tidak bisa bersikap (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi
(investigative news), berita publik, peran jaga, dan secara kritis apalagi menulis Indonesia (IJTI) sudah
khas (feature news) dan berita pembuat kebijaksanaan serta secara kritis dan benar tentang melakukan berbagai upaya
gambar (photo news). advokasi. praktik-praktik korupsi atau untuk mencegah para
Sementara opini (views), Oleh karenannya rencana-rencana korupsi yang anggotanya menerima suap
meliputi: tajuk rencana, sebagaimana Nabi SAW diketahuinya karena telah (amplop) dari narasumbernya,
karikatur, pojok, artikel, kilom, bersabda : “Tanda orang terkooptasi dan tidak misalnya melalui
esai, dan surat pembaca. munafik itu ada tiga; bila independen lagi. penandatanganan bersama
Pada masa kemerdekaan berbicara dia berbohong, bila Di pemerintahan (baik Kode Etik Jurnalis (KEJ),
Indonesia para pejuang pun berjanji dia melanggarnya dan pusat maupun daerah) Maret 2006. Salah satu pasal
menggunakan jurnalisme bila diberi amanat dia “penyuapan” terhadap kode etik itu adalah
sebagai alat perjuangan. Di mengkhianatinya”. Ini sejalan wartawan dalam bentuk “Wartawan dilarang
era-era inilah Bintang Timur, dengan sikap benar dan jujur pemberian uang (amplop) menerima suap”.
Bintang Barat, Medan Prijaji, serta menepati janji adalah dalam konferensi pers, Bila semua berita dimulai
dan Java Bode terbit. Tokoh soko guru tegaknya pergaulan Tunjangan Hari Raya dengan Bismillah, maka
pers nasional, Seobagijo Ilham kemanusiaan yang beradab, menjelang hari raya sebagaimana yang ditulis
Notodidjojo dalam bukunya demikian juga dalam konteks keagamaan, fasilitas dan lain- dalam salah satu point Kode
“PWI di Arena Masa” (1998) jurnalisme. lain untuk para wartawan Etik Jurnalistik PWI (KEJ –
menulis, Tirtohadisoerjo atau Selain itu jurnalisme juga merupakan hal yang legal PWI) akan terwujud, yaitu:
Raden Djokomono (1875 – harus mempunyai karakter bahkan bersumber dari APBN Wartawan Indonesia
1918), pendiri mingguan Medan yang jujur berarti jurnalisme dan dana-dana pemerintah di pantang menyiarkan berita
Priyayi yang sejak 1910 yang memberitakan secara BUMN dan BUMD. Menurut bohong dan cabul dan
berkembang jadi harian, benar dan tidak berat sebelah, hemat saya sebaiknya Wartawan Indonesia
sebagai pemrakarsa pers amanah (dapat dipercaya berarti pemerintah mulai menghapus menolak suap.
nasional. Artinya, dialah yang menjaga trus/kepercayaan yang pos pendanaan untuk
pertama kali mendirikan diberikan oleh masyarakat wartawan di APBN dan APBD.
penerbitan yang memodali kepada pihak jurnalis),
modal nasional dan menyampaikan yang harus
pemimpinnya orang Indonesia. disampaikan dan cerdas.
Sebagaimana kita pahami Dengan begitu orientasi,
bersama difinisi jurnalistik pengumpulan, pengelolaan dan Organisasi-organisasi wartawan seperti
memasukkan unsur media penyebaran berita dan opini
massa, penulisan berita, dan yang dilakukan dengan selalu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis
waktu yang tertentu berbasis pada upaya Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia
(aktualitas), dulu mungkin menciptakan kemashlatan bagi (IJTI) sudah melakukan berbagai upaya untuk
yang dimaksud media cukup masyarakat.
dengan lisan, melalui juru Saat ini salah satu
mencegah para anggotanya menerima suap (amplop)
bicara atau khatib-khatib yang hambatan pemberdayaan dari narasumbernya, misalnya melalui penandatanganan
diangkat resmi pihak yang wartawan sebagaimana bersama Kode Etik Jurnalis (KEJ), Maret 2006. Salah
bersangkutan di mimbar atau gambaran di atas adalah satu pasal kode etik itu adalah
tempat-tempat pertemuan adanya “budaya amplop”
umum. Di dunia modern (menerima uang) di kalangan “Wartawan dilarang menerima suap”.
sendiri jurnalisme modern wartawan. Banyak wartawan
secara praktis, diindentikan menerima amplop dari
KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 11
OPINI KONGRES XXII PWI

“KORUPSI”
SETIPIS AMPLOP
dikategorikan sebagai korupsi bahaya dibanding budaya
manakala transaksi dilakukan amplop yang diterima oleh
OLEH AKHIRUDDIN MAHYUDDIN antara penyelenggara Negara wartawan. Mengapa? Karena
dengan wartawan. tidak saja mematikan daya
Amplop tadi adalah tindakan nalar dan daya kritis orang
melawan hukum karena perorang tapi lebih dahsyat dari
“Budaya amplop bukan saja perbuatan “isinya” bersumber dari itu adalah membungkam
keuangan Negara . Mengapa bahkan mematikan fungsi
korupsi, lebih gawat dari itu, budaya ini dikategorikan korupsi? Karena sosial dan daya kritis media
dalam prosesnya terpenuhi secara keseluruhan.
akan menyuburkan praktik dan korupsi unsur: setiap orang, Tentu iklan bukanlah barang
negeri ini.”Akhiruddin Mahyuddin, memperkaya orang lain atau
suatu korporasi, dengan cara
haram, tapi pada titik tertentu
“politik iklan” akan
Koordinator Gerakan Antikorupsi menentang hukum, dan dapat mempengaruhi kualitas
mengakibatkan kerugian pemberitaan seorang wartawan
(GeRAK) Aceh negara. Itu dilakukan tentu dan dalam waktu yang
karena jabatan atau kedudukan bersamaan juga akan

S
si pelaku. Si wartawan dapat mempegaruhi kualitas media di
iapa pun mafhum untuk siapa mendistorsi informasi dan dikategorikan sebagai orang mana iklan diterbitkan. Oleh
adigium ini ditujukan. Orang memanipulasi informasi. Dunia yang turut serta atau karenanya, pengelolaan iklan
setuju menunjuk satu dari pers semakin menjauh dari membantu memuluskan tindak haruslah terpisah dengan
sekian profesi mulia ini. Bagi khitahnya, dan menjadi “killer pidana korupsi. manajemen pemberitaan. Di
kalangan penyelenggara Negara, machine “ peradaban. Lain halnya dengan atas kertas pihak manajemen
wartawan jadi “momok” Dunia pers berada pada “amplop” berupa bantuan bagi memisahkan pengelolaan iklan
mengerikan, dan perlahan kelindan dua titik. Dan kerap organisasi profesi wartawan dan pemberitaan, tapi dalam
dinistakan “amplop” sekadar tak bisa berjalan simetris, lewat Anggaran Pendapatan kenyataannya kerap kali
pencuci mulut. bahkan pararel. Dia hidup di Belanja Negara (APBN) atau wartawan juga terlibat sebagai
Dengan nada menggugat, antara idealisme dan Anggaran Pendapatan Belanja calo iklan.
seorang teman bertanya, “apa pragmatisme. Dalam kecepatan Daerah (APBD). Karena semua Ketergantungan pada iklan
yang salah dengan amplop?” Ia tertentu, memaksanya harus sudah diatur dalam Undang- ibarat gizi tambahan bagi
menghela nafas dan berujar, bertabrakan. Sayang, idealisme undang mengenai Tata Cara wartawan. Dan tentu saja
“jurnalis juga manusia; butuh harus terlindas kuatnya laju Pengelolan Keuangan Negara menjadi “darah” bagi
makan, membiayai keluarga, pragmatisme. atau Daerah. Pengelolaannya perusahaan media. Dalam era
uang sekolah untuk anak, biaya Obat dari krisis ini harus diperiksa oleh auditor keterbukaan ini, pertumbuhan
berobat anak istri, serta uang dilihat dari akar pemicu; pemerintah maupun penyidik. perusahaan media tak
sewa rumah.” menggapa budaya “amplop” Jika ditemukan indikasi terhadang. Lantas, perusahaan-
Sejenak saya terdiam, sulit disembuhkan? penyimpangan; kerugian perusahaan media dihadapkan
berusaha memahami logika dari Kesejahteraan pekerja pers negara, ini akan menjadi pada daya beli masyarakat yang
pertanyaan—jawaban dari sering jadi kambing hitam domain Undang-undang cenderung menurun. Ditambah
teman tadi. Tersadar, hampir penyebabnya. Kondisi ini Pemberantasan Tindak Pidana lagi rendahnya minat baca
saja saya terjebak kedalam diperparah penyelenggara Korupsi. masyarakat Indonesia. Maka
“logika koruptif” itu. Negara korup, mereka tak Hal di atas terjadi karena harapan satu-satunya untuk
Cuplikan dialog di atas gamang memanfaatkan pertemuan kepentingan para mendapat “gizi” utama bagi
adalah gambaran betapa budaya ketidakberdayaan pekerja pers. pihak bertransaksi. Satu pihak keberlanjutan hidup media
amplop telah menggurita di “Bukankah lebih murah memiliki kepentingan untuk adalah iklan.
ranah pers. Budaya ini tumbuh “menernak” pekerja pers “diamankan” dan pihak lain, Oase
subur bak jamur di musim ketimbang memberikan penerima amplop, Dalam “jalan” gelap ini,
hujan. Ada “konspirasi jahat” kesempatan pers hidup bebas “mengamankan” kepentingan si setiap orang, maupun lembaga,
guna memanipulasi informasi dengan daya nalar dan daya pemberi amplop. Akan berbeda harus mencari pegangan dan
demi kepentingan sebelah kritisnya?” jika pihak lain memeras petunjuk agar menemukan
pihak. Melahirkan “anak Hal inilah yang harus terhadap pejabat negara dengan jalan terang. Mereka harusnya
haram” setelah “bernikah siri” dipikirkan pemilik, managemen meminta sejumlah uang, baik membaca ulang kode etik
dengan penyelenggaran Negara. media, dan organisasi terkait atau tidak terkait jurnalistik dan Undang-undang
“Anak haram” berwujud wartawan. Tiga unsur ini harus dengan pemberitaan. Maka tentang Pers sebagai pegangan
anggaran untuk organisasi atau segera memikirkan cara tindakan ini merupakan domain dalam melakukan kerja-kerja
dana komunikasi bagi “mengamputasi malpraktik” ini. tindak pidana pemerasan. jurnalistiknya. Di sisi lain,
wartawan, masabodoh; dana Jika tidak, fungsi pers sebagai Budaya amplop bukan saja perlu juga ditingkatkan kerja
“melacur” dari rakyat disikat, pilar demokrasi akan semakin perbuatan korupsi, lebih gawat dewan pers dalam mengawasi
menyumpal daya nalar dan daya terhempang jauh dari jalur dan dari itu, budaya ini akan perilaku wartawan dan
kritis pekerja pers dan cita-citanya; menegakkan menyuburkan praktik dan kecenderungan media, sembari
memperelok kinerja demokrasi negeri. korupsi negeri ini. Karena memberikan sanksi tegas dan
penyelenggara Negara. Tak wartawan, media, dan berefek jera bagi wartawan dan
jarang membungkus “bangkai” Terminologi “Amplop” organisasi profesi wartawan medianya. Inilah harapan satu-
si pemilik tangan. Sodoran amplop bagi seharusnya menjadi mata bagi satunya agar media tidak hanya
Idealisme Versus wartawan jelas menyimpan rakyat untuk mengawasi mengedepankan motif ekonomi,
Pragmatisme hasrat tersirat; agar si penyimpangan para tapi juga melaksanakan fungsi
Seorang pekerja pers dan wartawan “mengawal” berita penyelenggara Negara, bukan sosialnya sebagai penyambung
pers sedianya menjadi terkait kepentingan si penyodor bersekutu dengannya. lidah rakyat.
penyambung lidah rakyat. Ia amplop, baik menguntungkan Wartawan dan media
menjadi corong masyarakat atawa menutupi pemberitaan Politik Iklan berperan strategis dan paling
menghadapi beragam jelek. Lalu muncul pertanyaan Iklan atau pariwara yang penting dalam mengawasi
permasalahan dan menghadapi lain, apakah budaya amplop ini saban hari kita baca di media perilaku menyimpang dari
kebijakan pemerintah –yang dapat dikategorikan sebagai massa baik cetak maupun penyelenggara Negara.
seyogyanya berpihak pada Tindak Pidana Korupsi? elektronik seolah-olah Kehadiran mereka mendorong
rakyat tergusur— bukan Dalam terminologi korupsi, transaksi bisnis murni. lahirnya kebijakan prorakyat,
sebaliknya. Tapi kini, pekerja berdasarkan Undang-undang Padahal tak selalu iklan membantu terwujudnya
pers dan pers berubah menjadi Nomor 31 Tahun 1999 junto tersebut dilakukan dengan pemerintahan bersih dan
“kuda troya”, tunggangan Undang-undang Nomor 20 motif bisnis, di sana juga ada perbaikan tatakelola
penguasa menggusur bumi Tahun 2001 Tentang “politik amplop”, cara yang pemerintahan. Lebih dari itu,
kaum pinggiran. Pemberantasan Tindak Pidana digunakan memang lebih elegan peran pers adalah mewujudkan
Perlahan--tapi pasti— pers Korupsi, transaksi di atas dapat dan transparan. Model ini amat demokratisasi hakiki.
12 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008

B i s n i s
ditebang, lahan tersebut diperoleh dari keuntungan
dibiarkan kosong melompong. FELDA. Sistem kontrol
Pemerintah mencatat, paling keuangannya sangat
tidak ada 350 ribu hektar lahan transparan, sehingga warga
kritis di Aceh yang ditinggal tidak perlu resah akan adanya
para pengusaha HPH. tikus-tikus korupsi di lembaga
“Inilah buah kerja pencuri itu.
kayu di masa lalu. Setelah Pengalaman FELDA ini yang
tebang, mereka tidak pernah membuat Irwandi sempat
terpikir untuk menanam pohon terpana. Ia tidak menyangka,
kembali,” ujar Irwandi. Ulah ternyata negeri Malaysia
arogan pengusaha HPH ini yang memiliki konsep yang sangat
menjadi salah satu dasar jelas dalam membantu
Irwandi memberlakukan warganya yang miskin. “Saya
moratorium logging atau jeda ingin Aceh memiliki lembaga
tebang hutan di Aceh. Jika seperti FELDA,” katanya.
tidak, bukan tidak mungkin Irwandi tak perlu khawatir
dalam beberapa tahun soal lahan, sebab di Aceh
mendatang, Aceh akan tersedia lebih dari 350 ribu
kehilangan tiga juta hektar hutan kritis yang sangat
hutannya, termasuk yang ada di bermanfaat dijadikan sebagai
kawasan hutan lindung Leuser. kebun sawit. Dari jumlah itu,
Kawasan hutan terlantar ini ada yang sudah dilirik investor
yang hendak dimanfaatkan nasional dan asing. Untuk
Irwandi. Ide tiba-tiba datang sementara, Irwandi hanya
dibenak mantan politisi mengambil 45 ribu hektar yang
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dijadikan sebagai lokasi
ini saat ia melakukan perkebunan milik pemerintah
kunjungan ke Malaysia daerah.
pertengahan tahun lalu. Di Untuk menjalankan tugas
negeri jiran itu Irwandi seperti yang dipikul FELDA,
mendapat informasi tentang pada April lalu Irwandi telah
FELDA ( Federal Land Develop- membentuk sebuah badan yang
ment Agency), sebuah badan disebut Aceh Plantation Develop-
usaha milik pemerintah yang ment Authority atau dalam
dibentuk khusus untuk bahasa nasional dinamakan
membantu anak yatim dan Badan Pengembangan
orang miskin. FELDA diberi hak Perkebunan Aceh (BPPA). DR
untuk mengelola lebih dari 164 Rusfan Effendi, ditunjuk

Sawit untuk
Perkebunan kelapa sawit Rajapost/ MUJAHID ARRAZI ribu kawasan hutan yang sebagai ketuanya. Rustam
kemudian mereka sulap Effendi adalah dosen Fakultas
menjadi kebun sawit. Ekonomi Universitas Syahkuala
Hasilnya, sungguh yang beberapa kali sudah
mengejutkan. FELDA bahkan melakukan study banding ke
kini telah berubah menjadi FELDA Malaysia.
salah satu lembaga pengelola Penjajakan dengan FELDA
perkebunan sawit cukup Malaysia pun sudah dilakukan

Si Yatim
bergengsi di Malaysia. Bedanya, dengan intensif. Lembaga di
kalau keuntungan yang didapat negeri jiran itu ternyata sangat
perusahaan lain umumnya antusias dalam membantu misi
menjadi hak pemiliknya, maka pemerintah Aceh ini.
keuntungan yang diperoleh “Jika memang ditujukan
FELDA justru diberikann untuk membantu orang miskin,
kepada anak yatim, fakir miskin kami akan siap mendampingi
dan warga pedalaman. Pemerintah Aceh,” demikian
FELDA didirikan pada 1958, surat yang pernah dilayangkan
sebelum Malaysia lepas dari Presiden Direktur FELDA Najib
penjajahan Inggris. Sejak awal, Tun Abdul Rajak.
Pemerintah Aceh akan membuka 45 Ribu pembentukan badan ini
memang ditujukan untuk
Tidak hanya sekedar sebagai
mitra semata, bahkan FELDA
hektar kebun sawit, yang kelak hasilnya akan mensejahterakan warga miskin
yang ada di pedalaman.
bersedia menanamkan
modalnya untuk pengembangan
diberikan kepada anak yatim dan fakir Mulanya mereka hanya
diberi hak mengelola 10 hektar
kepala sawit di Aceh. Modal itu
tanpa bunga dan dikembalikan
miskin. FELDA Malaysia siap membantu lahan perkebunan. Namun
karena manfaatnya begitu
jika perkebunan tersebut sudah
mendapatkan untung.
dengan mengucurkan dana lebih dari Rp 1 terasa bagi warga sekitar, Rencana dana yang akan
beberapa tahun kemudian, diinvestasikan FELDA mencapai
triliun. lokasi perkebunan FELDA lebih dari Rp 1,1 triliun.
diperluas lagi menjadi 15 Mereka pun akan

L
hektar, lalu 50 hektar dan menempatkan beberapa tenaga
angkah pemerintah Aceh untuk Reintegrasi Aceh (BRA) tentu sekarang mereka telah diberi ahli untuk memberi arahan
membantu anak yatim agaknya saja tidak cukup untuk hak mengelola lebih dari 164 kepada petani lokal tentang
pantas diacungkan jempol. menjadi pegangan mereka ribu hektar. cara menanam sawit yang baik.
Salah satunya, Gubernur hingga tumbuh dewasa. Dari jumlah lahan itu, 79 Dalam kerjasama ini, tugas
Irwandi Yusuf berencana Ini yang menjadi alasan persen di antaranya ditanam Pemerintah Aceh hanya
membuka lahan perkebunan Irwandi sehingga ia perlu sawit, 15 persen dengan getah menyediakan lahan. Modal
sawit seluas 45 ribu hektar. mencari jalan keluar, dengan dan sisanya menjadi kawasan usaha dan tenaga ahli menjadi
Lahan ini nantinya akan membuat sebuah usaha yang perkampungan. Jumlah tenaga tanggungjawab FELDA.
dikelola oleh Badan dikelola secara profesional, kerja yang mengelola lahan Seharusnya perjanjian
Pengembangan Perkebunan namun keuntungannya khusus tersebut lebih dari 1.000 orang. kerjasama ini sudah
Aceh (BPPA). Jika program ini diberikan kepada anak yatim. Pengelolaan FELDA langsung ditandatangani di Kuala
berjalan, keuntungan dari hasil Langkah pertama, 45 ribu dibawah tanggungjawab Dato’ Lumpur pada 7 Juli lalu.
perkebunan ini akan bisa lahan sudah disediakan. Sri Mohammad Najib Tun Abdul Dengan demikian, program
membantu anak-anak miskin Lokasinya antara lain di Aceh Rajak, yang tidak lain adalah akan bisa berjalan mulai
dan yatim piatu di Aceh. Jaya dan Aceh Besar. Kelak wakil perdana Menteri Malay- Agustus bulan depan. Tapi
“Jumlah anak yatim korban lahan itu yang akan disulap sia. Setiap tahun keuntungan nampaknya pemerintah pusat
konflik saja mencapai lebih menjadi perkebunan sawit. FELDA mencapai RM 1,5 miliar. tampaknya tidak terlalu
dari 100 ribu orang,” kata Umumnya lahan tersebut Dengan sistem kerja seperti mendukung program ini,
Irwandi. Banyak dari anak itu adalah bekas HPH yang itu, bisa dipahami mengapa sehingga perjanjian
yang tidak bisa melanjutkan terlantar. Malaysia tidak pernah resah kerjasamanya terpaksa ditunda
sekolahnya karena Aksi illegal logging yang dengan kemiskinan. Anak-anak sampai ada kepastian dari
ketidakmampuan ekonomi. merajalela pada masa lalu yatim pun tidak perlu khawatir Jakarta.
Selama ini mereka kurang telah membuat banyak lahan dengan biaya pendidikannya, Pemerintah Aceh tidak akan
mendapat perhatian dari hutan di Aceh menjadi tidak sebab setiap bulan mereka mundur langkah. Mereka tetap
pemerintah. Bantuan Badan berguna. Setelah kayunya mendapat tunjangan yang akan berusaha bagaimana agar
KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 13

program perkebunan untuk mendapat deviden.


anak yatim ini bisa berjalan
mulus. Denga demikian,
harapan untuk bisa
memudahkan ekonomi 100
Pemerintah Irwandi sendiri
memang tengah giat-giatnya
menjalankan misi Geen Aceh,
sebuah program yang tujuannya
Aceh Butuh
ribu anak yatim korban
konflik bisa berjalan.
Luas perkebunan sawit
untuk mensejahterakan rakyat
tanpa melakukan penebangan
hutan. “Kita ingin rakyat Aceh
Impor Truk Rekondisi
yang terdapat di Provinsi Aceh mendapat uang dengan
saat ini mencapai hampir 300 menanam pohon,” katanya. Terkait dengan program untuk rekondisi yang life time-nya masih panjang.
ribu hektar. Dari jumlah itu, Irwandi memang sangat mengembangkan perkebunan rakyat, Peralatan tersebut antara lain banyak terdapat
sebanyak 120.000 hektar berambisi untuk merubah meningkatkan investasi, serta kegiatan di Jepang.
merupakan milik perkebunan paradigma lama. Kalau dulu pembangunan infrastruktur, Pemerintah Aceh “Kita berharap mereka bisa mendatangkan
pemerintah dan 85.000 rakyat Aceh beranggapan, membutuhkan cukup banyak truk dan alat berat truk dan alat berat dalam jumlah besar ke Aceh
hektar milik perkebunan dengan menebang kayu akan sebagai pendukung pengerjaan proyek di tahun ini,” kata Gubernur Irwandi. Mengenai
swasta. Hanya ada sekitar mendapatkan uang. Sekarang lapangan. jumlah yang dibutukan, akan dikaji lebih dalam.
75.000 hektar lahan yang akan diubah, dengan menanam Selama tahun 2008 saja, setidaknya Aceh Truk yang dibutuhkan berkapasitas di atas 17
merupakan lahan kelapa pohon akan mendapatkan membutuhkan truk dan alat berat berbagai jenis ton. Impor ini tidak akan mengganggu produksi
sawit milik produsen small- untung. Pengembangan dalam jumlah cukup besar, mulai dari truk, truk dalam negeri, karena industri truk Indonesia
holder atau warga biasa. perkebunan sawit dan tanaman beco, dozer, grader dan lainnya. tidak memproduksi truk di atas kapasitas 17
Rata-rata setiap tahun lainnya, merupakanm salah Alat itu dibutuhkan untuk membantu ton.
produksi minyak sawit satu upaya untuk mendapatkan pengembangan perkebunan program Terkait dengan program itu, beberapa waktu
mentah Aceh yang berasal untung dari konsep pemerintah yang jumlahnya 15 ribu hektar. lalu Irwandi telah melakukan pertemuan
dari lahan-lahan itu sebanyak penghijauan itu. Selain itu, para investor juga akan banyak dengan Ketua Umum APARATI Benny Kurniajaya
500.000 metrik ton. Jumlah Dengan Aceh Green, membuka lahan perkebunan baru di Aceh yang dan Ketua harian APARATI Noor Aman di
ini jauh di bawah rata-rata Pemerintah Aceh bertekad luas arealnya jauh lebih besar lagi. Jakarta, membahas kemungkinan penyediaan
nasional. untuk mempertahankan 3,1 “Areal itu baru untuk tahun 2008. Untuk tahun alat berat itu. Dari pertemuan tersebut ,Gubernur
Padahal lahan kosong di juta hektar kawasan hutan berikutnya, lebih luas lagi,” kata Gubernur Aceh Irwandi berharap Aceh bisa mendatangkan truk
Aceh masih terbentang luas. sebagai hutan abadi. Seluas Irwandi. Di samping untuk penyiapan lahan rekondisi agar lebih efisien.
Ada sekitar 300 ribu hektar 250,000 hektar kawasan yang perkebunan rakyat, truk dan alat berat itu akan Masalahnya, , pemerintah Indonesia masih
lagi kawasan yang berpotensi sudah ditebang, akan digunakan untuk pembangunan irigasi, jalan memberlakukan larangan untuk mengimpor truk
dikembangkan menjadi lahan dihutankan kembali melalui dan infrastruktur lainnya. Untuk infrastruktur saja, rekondisi. Untuk itu, Pemerintah Aceh akan
usaha perkebunan. Akan program reforestasi. Pemerintah Aceh akan menginvestasikan dana mengajukan permohonan kepada Departemen
sangat membantu rakyat, jika Selain itu ada 350.000 sebesar Rp 2 trilun. Perdagangan agar diberi dispensasi
lahan tersebut dijadikan hektar kawasan hutan kritis Jika mendatangkan truk baru, selain mendatangkan truk tersebut.
perkebunan plasma. Dengan yang akan kita jadikan sebagai waktunya cukup lama, juga harganya lebih Truk dan alat berat yang ada di Aceh saat ini
perkebunan plasma, rakyat hutan berbasis masyarakat. mahal. Ketersediaan truk baru juga terbatas. sangat terbatas. Ironisnya, alat berat bantuan
akan menjadi pemilik. Sedang Pemerintah akan memfasilitasi Kalau dipesan (indent) dalam kondisi sekarang, Jepang untuk membantu proses rehab rekon,
pengelolanya bisa dijalankan masyarakat untuk bisa memakan waktu hingga sembilan bulan. banyak yang dibawa ke luar Aceh. Beberapa dari
oleh perusahaan profesional. dikembangkan kawasan ini Harga truk baru mencapai tiga kali lipat alat alat bekas itu ada yang ditempatkan di Medan.
Dengan menjadi pemilik, sebagai agro-ekologi. Lahan 350 bekas. Dengan kondisi perekonomian saat ini, Gubernur yakin, jika ketersediaan truk dan
setiap tahun rakyat akan hektar itu kelak akan kita akan lebih baik kalau Pemerintah mengizinkan alat berat tersebut bisa tersedia cepat, proses
mendapat keuntungan. kembangkan untuk perkebunan Aceh untuk mengimpor truk rekondisi (bekas), pembangunan di Aceh akan bisa lancar.
Keuntungan akan menjadi masyarakat. Kita berharap, karena tidak menunggu terlalu lama. Keterbatasantruk dan alat berat di Aceh kerap
berlipat ganda jika rakyat juga semoga saja program mulia ini Untuk itu, Pemerintah Aceh meminta mengganggu program kerja pemerintah dan
dilibatkan sebagai pekerja tidak dihalang-halangi bantuan Asosiasi Perusahaan Rekondisi Alat investor. Bahkan ada investor yang menunda
dalam perkebunan tersebut. penguasa di Jakarta. Berat dan Truk Indonesia (APARATI) membantu investasinya karena tidak lengkapnya alat berat.
Artinya, sebagai pekerja, dia penyediaan peralatan tersebut. Salah satu
akan mendapat gaji, dan caranya adalah mengimpor truk dan alat berat FAZRI
sebagai pemilik akan FAZRI

:: IKLAN BISNIS :: DISTRIBUTOR


RAJAPOST BAJA RINGAN
SUPLAYER BATU BATA SURYA ACEH JAYA
Anda Butuh Batu Bata MERAH...???
TEMPAT Harga MURAH Mutu TERJAMIN Materi TTerpilih
Harga erpilih Kwalitas TTer
eruji
eruji
Jln. A. Yani No. 40 :: Telp. (0651) 31260
BANDA ACEH

IKLAN SIAP MELAYANI ANDA


SAMPAI KE LOKASI Menjual berbagai macam jenis
ANDA HUBUNGI KAMI
MUHAMMAD IQBAL: HP 0852 60478308 - 0812 6971 778
Seng, Genteng, Rangka Baja Ringan
JUWAINI: HP 0852 6067 7448

Jl. Kuta Blang - Alue Kuta Kp. Dayah Mesjid Kec. Kuta Blang Bireuen Harga Dijamin Murah

KONTAK:
TOKO HIDUP BARU KABAR GEMBIRA TELAH HADIR DI KOT
KOTAA ANDA

085277777288 Menjual Segala Jenis Pintu Fiber Kamar Mandi & Menerima ICE CREAM
Pemasangan Dalam Partai Besar/ Kecil PARTAI BESAR/KECIL
085277777288 Jl. Ateung Tuha No.18 Ajun, Peukan Bada, Aceh Besar DALAM BENTUK KILOGRAM
Jl. Ateung Tuha No.18 Ajun,n Peukan Bada, Aceh Besar
085277777288 Telp (0651) 7423518 - 7401933
Hp 08126337760 - 081360021999 Telp: 0651-7
0651-74235
1-7423518 - 77401933
423518 401933
14 KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008

■ KOMISI PEMILIHAN

Berebut Kursi di Bireuen


Puluhan orang di Bireuen
bersaing untuk menjadi lima anggota Komisi
Independen Pemilihan.

Bangunan kantor itu tak melahirkan 30 bakal calon yang disebut uang kehormatan. lain agar komposisi dalam
megah. Hanya satu toko di akan mengikuti seleksi Kendati demikian, sumber Komisi Independen benar-
Jalan Bandaaceh-Medan, tepat wawancara,” kata Helmi Azhari pendapatan tak cuma satu benar independen dan
di jantung Ibukota Bireuen. Ini MN, sekretaris tim saluran. Tiap menggelar profesional. Ia menyayangkan
kantor Komisi Pemilihan penjaringan. kegiatan yang berhubungan bila banyak kepentingan
Umum yang digabung dengan Setelah tes wawancara, 15 dengan penyelenggaraan bermunculan di sana dan
Komisi Independen Pemilihan orang dinyatakan lulus. Masa Pemilihan Kepala Daerah, dapat mengusik komisi selama
Bireuen sejak tiga tahun silam. tugas Helmi pun selesai, tapi, mereka pasti dapat tambahan lima tahun ke depan. Tapi ia
Tapi jangan tanya daya “kami tetap menerima pemasukan. Uang dari situ tak menerangkan lebih jauh
tariknya. Dari pemuda, Pegawai keberatan atau pertanyaan dari disebut tunjangan jabatan. apa yang ia maksud dengan
Negeri Sipil, aktivis Lembaga peserta yang tidak lulus. Besarnya, bervariasi, tapi pasti “kepentingan” itu.
Swadaya Masyarakat, bahkan Mengingat upaya maksimal di atas Rp1 juta. Bahrul Walidin, wartawan,
wartawan pun seakan dalam melahirkan 15 besar Setelah uang kehormatan, tak mau ketinggalan. Ia
terhipnotis masuk ke cukup selektif,” ujarnya. tunjangan jabatan, ternyata mencalonkan diri agar
dalamnya. Sebulan terakhir ini Sebagai bagian dari Komisi fasilitas menggiurkan ikut memperoleh pengalaman baru.
mereka berebut agar bisa Pemilu yang berwenang tersaji bila jabatan di Komisi Menurut Bahrul, kursi Komisi
menduduki lima kursi di lantai menyelenggarakan pemilihan Independen sudah dipegang Independen kali ini mesti diisi
dua kantor Komisi umum, keberadaan Komis erat, yakni uang sewa rumah, sosok-sosok yang bisa
Independen. Independen diatur dalam komunikasi dan bantuan biaya mempertanggungjawabkan
Meski hanya lima kursi, Undang Undang nomor 11 perjalanan dinas. Dana ini kepemimpinan mereka dan
jabatan itu diperebutkan tentang Pemerintahan Aceh. sudah dianggarkan. Jumlahnya bisa bekerja tanpa dipengaruhi
puluhan orang di Bireuen. Berapa besar honor petugas pun bervariasi, antara Rp5 juta pihak lain.
Sejak pendaftaran dibuka pada KIP? hingga Rp10 juta. Namun, tak Antusias para peminat yang
April 2008, sekretariat tim Menurut Ketua Komisi A seorang calon pun yang berebut kursi komisi agak
panitia penyaringan dan Legislatif Bireuen Muhammad menyatakan bahwa mereka mengejutkan Muzakkar A Gani.
penjaringan mencatat 85 orang Fauzi sumber gaji mereka tertarik jadi anggota Komsi Ia dekan Fakultas Sosial
telah mengambil formulir. dibebankan pada Anggaran Pemilihan karena uang. Politik Universitas Almuslim,
Jumlah terbanyak lelaki, 79 Pendapatan Belanja Negara. Cut Nila, misalnya. Ia Bireuen. “Di satu sisi bila
orang. Sisanya perempuan. Fauzi tak merinci jumlahnya. pegawai di Komisi Pemilihan independensi yang
Latar belakang mereka Sedangkan dana dari Anggaran Bireuen. Alasannya dipertaruhkan di sana bagus
beragam. Pendapatan Belanja Daerah mencalonkan diri supaya ada itu, tapi disayangkan bila
Setelah melalui seleksi hanya membantu operasional keterwakilan perempuan. sebaliknya,” kata Gani.
ketat, 53 peserta lulus syarat seperlunya saja seperti satu Selain itu, ia lumayan paham
administrasi dan berhak mobil dinas bagi dua komisi cara kerja komisi ini. “Minimal DESI SAIFAN,
mengikuti ujian tulis. Tes tersebut. saya sedikit mengetahui Kontributor Pantau Aceh Feature
Service di Bireuen.
digelar pada Kamis, 15 Mei Namun, ada sumber background-nya. Dan saya ingin
2008. Jumlah peserta itu menyebut, gaji anggota Komisi mencari pengalaman di sana
ditambah lima anggota KIP Independen Rp3 juta per (KPU) meskipun
RALAT
lama: Aziz Mansur, bulan. Sedangkan gaji ketua konsekuensinya harus
Mukhtaruddin, Mursal Ridha, Rp4 juta per bulan. Gaji ini nonaktif sementara,” ujarnya. Pada Features edisi pekan lalu nama
Ridwan, dan Mukhlis. “Dari 53 ditetapkan sejak lima tahun Ismuha dari Lingkar Studi penulisnya “Junaidi Mulieng”. Seha-
peserta yang mengikuti ujian silam dan belum ada Pena Bireuen mengatakan rusnya adalah “Win Rudi Bathin”.
saringan tulis ini akan perubahan hingga kini. Gaji ini bahwa keikutsertaannya tak

Rajapost/ www.eueoaceh
Temu pers di Media Centre KIP Aceh
SAMBUNGAN KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 15
pemerintah kota tak bijak. Saifuddin mengantongi surat
PASAR.... Seharusnya seorang pemimpin, hak sewa tetap atas bangunan
tambah Anas, bisa pasar. Surat itu menjelaskan
apapun. Ini janji Mawardy pedagang ikan tak dibebani sembari memegang Alquran, mengupayakan ketenteraman Saifuddin memiliki hak sewa
akhir tahun lalu. sewa. Pemerintah hanya berjanji mendengar dan dan ketertiban masyarakatnya. tanpa batas waktu. M Jakfar
Entah kenapa, janji itu mewajibkan mereka membayar menyampaikan keinginan para “Jadi pemerintah harus Roesli, Ketua Komisi B bidang
sekarang berubah. Para iuran kebersihan dan pedagang ke pemerintah kota. merubah sikap.” (Baca: Ibarat Ekonomi DPRK Bandaaceh,
pedagang lama belum perawatan pasar. “Ini Alquran, saya berjanji Si Puntung Dapat Cincin) menyarankan Catholic Relief
dibolehkan berjualan dalam **** secepatnya akan mengusut Soal klaim kepemilikan menjelaskan langsung status
pasar. Mereka tertahan surat Empat bulan lalu Mawardy yang telah lapak pasar juga disuarakan bantuan itu kepada pedagang.
edaran Pemerintah Kota pembangunan pasar buah dan memberlakukan sewa pasar para pedagang tetap. Ilyas, 54 Lebih jauh, Jakfar menilai,
Bandaaceh tentang sayur rampung. Catholic Relief kepada pedagang,” ujar tahun, warga Beurawe, tiap pembangunan yang
penggunaan Pasar Kartini menyerahkan gedung secara Muntasir. Aksi berlanjut. Di misalnya. Pedagang buah ini dilakukan pemerintah kota
tertanggal 7 Juli 2008. Isinya, simbolis kepada pemerintah depan pedagang, Muntasir mengaku mengantongi bukti menimbulkan masalah. “Dari
membebankan biaya sewa per kota selaku pelaksana merobek edaran pemerintah sah atas sewa tetap bangunan kasus ini kita jelas melihat
lapak. “Padahal itu hibah dari administrasi daerah, akhir Mei. kota kepada para pedagang. pasar lama. Pria ini telah bahwa pemerintahan kota
CRS,” keluh seorang pedagang. Campbell menegaskan pasar Seperti mendapat kawan, berjualan di lokasi sekira 38 Bandaaceh terlalu arogan.
Amatan Rajapost, Senin itu bantuan bagi pedagang pedagang sumringah dan tahun lalu. Izin berjualan Karena bantuan itu diserahkan
pekan lalu, bangunan pasar korban tsunami yang bertepuk keras. diperolehnya setelah menyetor melalui pintu pemerintahan
belum terisi. Padahal, dua sebelumnya berjualan di situ. Muntasir minta waktu 200 mayam emas murni kepada jadi pemerintah bisa berbuat
bulan lalu gedung siap. “Kami berharap penggunaan sehari untuk memanggil pemerintah kota pada 1972. seenaknya saja.” Ia
Puluhan lapak berpintu pasar ini dilakukan secara adil pemerintah kota dan Klaim serupa datang dari mengimbau pemerintah kota
aluminium kosong melompong. dan seimbang untuk menyampaikan tuntutan Saifuddin, 44 tahun, warga secepatnya menyelesaikan
Beberapa penyok seperti kena memenuhi tujuan rekonstruksi pedagang. Tapi tampaknya Lampulo, Bandaaceh. Seperti permasalahan tersebut dengan
benturan. demi mendukung kepentingan Muntasir tak mampu melawan Ilyas, ia mengaku telah berkoordinasi dengan
Di depan tangga ke lantai pihak-pihak terkait, yaitu Mawardy. Sang walikota puluhan tahun berjualan di pedagang.
dua, sampah terserak. sebagai aset yang berguna bertahan dengan keinginan situ. Edaran walikota jelas tak DEDI OEMAR,
mengenakkan buatnya. Apalagi ARMAN KONADI, SUNARNO.
Beberapa bagian dinding pasar dalam upaya semula. Alasan Mawardy, ia
bermotif jejak air rembesan menormalisasikan kembali juga menjadikan pasar sebagai
dari lantai atas. Gedung penghidupan masyarakat yang sumber pendapatan asli
tampak tak terawat. Padahal, selamat dari tsunami,” ujar daerah. “Pedagang lama tidak
di pengujung Mei, Dinas Pasar Campbell kala itu. ada pungutan, bukan IBARAT....
Kota sudah menempati lantai Ternyata, harapan tadi digratiskan,” ujarnya Jum’at
atas gedung. sirna oleh surat pekan lalu. Ia juga mengaku rakyat Aceh harus disikapi dengan bijaksana. “Sudah tentu saat
Sejak dipindah, para pemberitahuan dari tak pernah berjanji akan memberikan bantuan, mereka datang kepada pemerintah,
pedagang terpaksa membuat pemerintah kota. Surat menggratiskan lapak untuk tidak mungkin langsung ke pedagang.”
lapak baru di atas Jalan bernomor 511.3/007749 itu pedagang, “apalagi Anas menyayangkan langkah pemerintah yang tidak
Kartini. Deretan meja dan seakan ingin mempertegas menghibahkannya.” berkoordinasi dengan beberapa pedagang yang telah turun
tenda mereka menutupi kepemilikan gedung itu. Isi Pemerintah kota, kata dia, temurun berdagang di pasar. Namun, tampaknya pemerintah
hampir seluruh badan jalan. surat menegaskan, sesuai benar-benar ingin mengabaikan hal itu. pemerintah bahkan tidak berkoordinasi
Macet pun merajalela. “Kalau berita acara serah terima pada menempatkan pedagang lama dengan Dewan. Padahal itu merupakan menjadi bagian dari tugas
tidak di sini, di mana lagi kami 27 Februari 2008, pasar jadi di pasar tersebut. Solusi lewat Dewan.
jualan?” tanya Abdul, pedagang milik pemerintah kota. selebaran agar tak ada hadir Terhadap pedagang, Anas meminta berlaku jujur dengan
buah. Meski menyebut korupsi. Ia mencontohkan, menunjukkan surat-surat resmi sesuai ketentuan. Dengan
Dinas Pasar mewajibkan pemanfaatan pasar sebelum tsunami, ada oknum demikian, pemerintah tidak bisa bertindak semena-mena.
pedagang membayar Rp10 juta diprioritaskan bagi pedagang pasar mengutip sejumlah uang DEDI OEMAR
per kios. Ini untuk biaya sewa lama, ada embel-embel kalau kepada pedagang yang ingin
setahun. Harga ini dianggap biaya sewa diatur lewat oleh mendapatkan toko. “Jadi ini
kemahalan, “kalau segitu, kami peraturan walikota yang yang saya tegaskan kepada
mana sanggup,” keluh Abdul
lagi. Apalagi, pasar dibangun
ditetapkan setelah menghitung
kelayakan harga sewa. “Itu
Dinas Pasar agar jangan terjadi
kepada pedagang lama, “jelas
KAMUS....
sepenuhnya oleh Catholic Relief artinya, pemerintah berhak Mawardy. juga presiden amplop. Tentu setelah semua fakta digali di
pada 2005. menaikkan harga sesuai Dia tambahkan, surat lapangan bahwa mereka dipilih dan menang karena membagi
Pasar tersebut semula keinginannya,” ujar Abdul. kepemilikan toko yang lama rasa amplop kepada konstituennya.
rusak karena gempa dan Ketentuan ini jelas benar menunjukkan bahwa Mungkin perumus KBBI kurang tertarik atau takut
tsunami 26 Desember. merugikan. Para pedagang yang bersangkutan adalah mengidentikkan pejabat-pejabat itu dengan amplop walau
Lembaga tadi membangunnya sepakat menolak. Setelah pedagang sebagai penyewa, realita oknum-oknum pejabat itu paling buas mengemplang
sebagai bantuan memulihkan bermufakat, 16 Juli, ratusan bukan sebagai pemilik uang rakyat.
mata pencaharian masyarakat, pedagang long march dari pasar bangunan. “Mereka akan kita Rekan redaktur di koran ini bilang; bisa jadi suap yang
“ini bagian dari usaha ke gedung legislatif kota. prioritaskan untuk menempati diterima oknum-oknum itu jumlahnya lebih besar dari
rekonstruksi Aceh,” ujar Scott Mereka bertekad mengadu soal toko itu, tapi bukan berarti kita wartawan. Sehingga gratifikasi skala jumbo itu tidak muat pakai
Campbell, Direktur Catholic tersebut ke wakil rakyat. Para gratiskan.” amplop, harus pakai kardus. “Kan, gak mungkin di tulis di
Relief Service kala meresmikan pedagang juga minta legislatif Soal pendapatan, dalam KBBI istilah jaksa, polisi, tentara, parlemen, hakim,
pasar. bersuara soal relokasi ke pemerintah kota ternyata bupati, walikota, gubernur, dan presiden kardus. Benar, kan?”
Tragisnya, nasib pedagang tempat baru. Pula, menurut sudah ada rencana sendiri Redaktur ini enteng menyela sambil menjengkel.
di pasar buah memang tak pedagang, kebijakan sewa untuk pasar hibah itu. Ini juga Terlepas benar salah selaan teman redaktur itu—suatu hari
sebaik pedagang ikan yang lapak tak sesuai janji semula. alasan lain Mawardy tak mau ia menolak diberi amplop oleh sumber yang
jaraknya hanya sepelemparan Di Gedung Dewan, Ketua menggratiskan lapak. Target diwawancarainya—budaya amplop bagi wartawan
batu. Meski pasarnya sama- Legislatif Muntasir Hamid pendapatan asli daerah 2008 menjerumuskan profesi ini ke tempat tak terpandang dan
sama dibangun lembaga asing, menyambut. Bahkan Muntasir, dari pasar sebesar Rp2,7 miliar terbelakang; menghambat kreativitas dan hak kebebasan publik
baru terealisasi Rp260 juta. memperoleh informasi.
“Jika tetap dilakukan Memang, sih, urusan amplop sepele kalau diukur standar
(penggratisan lapak), target amplop putih yang biasa digunakan di kantor-kantor. Ukuran
pendapatan asli daerah akan panjang dan lebar kertas itu pun cuma 230 milimeter dan 110
anjlok,” ujarnya. Uang sewa, milimeter. Tapi, gara-gara yang kecil dan sepele itu, ketajaman
kata Mawardy, digunakan pena wartawan sebagai pengontrol dan pengeritik
untuk biaya jaga, perawatan penyelenggara negara—notabene profesi mulia dan agung—
gedung, dan biaya bisa loyo; tidak cover both side.
pemeliharaan kebersihan Ini persoalannya. Lain hal jika wartawan dimaksud tidak
pasar. tengah menjalankan tugas dan tidak berurusan soal berita.
Namun alasan itu dianggap Mungkin wacana amplop bisa digiring ke wilayah pertemanan.
omong kosong oleh Muntasir. Lalu, bagaimana membuang rasa amplop yang kental di
“Apa Mawardy akan membuat profesi wartawan ini?
konflik baru di tengah Pekan ini, organisasi terbesar wartawan di Indonesia; PWI
masyarakat?” Sang ketua tak Pusat, tengah berkongres di Bandaaceh. Ada ruang lebar untuk
sendiri. Anas Bidin Nyak Syech meracik rasa baru profesi wartawan dari keranjingan istilah
wakilnya, juga bersesal serupa “wartawan amplop” menjadi “wartawan profesional”. Sebab,
soal kebijakan walikota. selain memilih dan menetapkan siapa pemimpin tertinggi
Apalagi penetapannya tak Dewan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (DPP
melibatkan tokoh ulama dan PWI) periode 2008—2013, kongres merumuskan agenda-
pimpinan daerah, termasuk agenda penting kelangsungan organisasi ini ke depan.
Dewan Kota. Kita berharap akan ada letupan-letupan protes soal
Soal pendapatan daerah, amplopisme yang menggurita plus solusinya. Peserta kongres
Dewan punya hitungan sendiri. harus memberi apresiasi tinggi agar pencitraan organisasi dan
Pemasukan ke kas daerah bisa anggotanya membaik.
dipenuhi dari sektor Paling tidak, starting-nya berpangkal dari penggalangan
perhotelan, restoran, dan suara konstituante; demokratis dan bebas dari amplop. Jika
perparkiran. “Masih banyak cara-cara itu masih dimanjakan, jangan salahkan bila muncul
sumber lain yang bisa digenjot, adagium baru di kamus Bahasa Indonesia; Kongres PWI rasa
Rajapost/ DEDI OEMAR
bukan hanya dari sewa pasar amplop! Selamat berkongres!
Anak gajah berusia tiga bulan di BKSDA; Ditinggal sang induk saja,” ujar Anas. Ia menilai
P A R I W A R A KORAN RAJAPOST
Edisi | 28 Juli - 3 Agustus 2008 16

SISI LAIN BANTARAN KRUENG ACEH;


Membuka ruang bisnis seluas-luasnya.
SUDUT NYANTAI TAMAN AIR KRUENG ACEH;

Mari Berkuliner
Alternatif wisata air dan kuliner setelah tsunami berlalu.

Dulu, warga

di Bantaran
pesanan pengunjung taman.
kecut mendekati Tiga bulan terakhir,
perempuan 53 tahun itu
Krueng Aceh. mengalihkan dagangannya ke
sana. Sebelumnya, Nurani
Masih tersimpan

Krueng Aceh
menjajakan bakso tak jauh dari
Taman Krueng Aceh. Bukannya
trauma tsunami di untung, tak jarang ia merugi
dan kehabisan modal usaha.
sana; permukaan Suatu ketika, ia berniat banting
setir dan menggudangkan
kali itu sempat gerobak baksonya.
Tapi masa-masa sulit itu
menjadi “kolam sudah lewat. Sejak taman itu dari sungai itu. Bantaran Mereka kemudian positif menghidupkan
rampung empat bulan lalu dan
mayat”. Kini, mulai ramai dikunjungi warga
sungai itu pun tak kalah
mengenaskan; jorok dan tak
menamakannya Proyek Plasa
Wisata Kuliner. BRR
perekonomian masyarakat
Bandaaceh, ia mencoba sekitar, “khususnya para
semua berubah mengubah peruntungannya dan
terawat. Hanya tukang reperasi
sepatu yang “nongkrong” di
menetapkan tiga lokasi: pedagang makanan dan
menggelar dagangan di sekitar Lamnyong, Keudah dan minuman ringan.” Seputar
setelah Badan taman. Dan pilihan Nurani tak
sana.
Yuri, seorang karyawan
Kutaalam. Proyek dikerjakan pengelolaan taman, kata
oleh dua perusahaan berbeda. Illiza, perlu dibahas bersama
Rehabilitasi dan salah, kini ia mengaku
mengantongi laba bersih Rp30
perusahaan swasta, tertarik
menikmati suasana Taman
Di Lamnyong, CV Puri Agronomi leading sector. “Apakah akan
& Co, dengan kontrak kerja
Rekonstruksi ribu perhari. “Lumayan lah,”
katanya.
Krueng Aceh saat melintasi
kawasan itu. Ia hendak
No:0018/SPP/BRR.888926.04/
dikelola koperasi, atau
langsung oleh Pemko, kita
menyulap Krueng Lokasi itu bukan monopoli
Nurani saja. Apit, 25 tahun,
berangkat kerja, “lokasi ini
enak untuk duduk-duduk.”
IX/2007. Proyek ini bernilai
kontrak Rp1,4 miliar.
bahas nanti,” ujar Illiza.
Illiza juga menjanjikan
Aceh menjadi penjual roti bakar dan ham-
burger, juga mencoba mengais
Sejak itu, ia dan rekan-rekan
Di Keudah dan Kutaalam,
proyek serupa dikerjakan PT
penambahan berbagai
fasilitas pelengkap. Saat ini,
kerjanya selalu menghabiskan
taman wisata air rezeki di taman itu. Sejak
“hijrah” dari Simpanglima,
waktu di sana. “Kalau bisa
Mutiara Lestari Raya. Nilai
masing-masing sekira Rp1,3
sudah tersedia dua perahu
bermotor, juga sumbangan
pemerintah memasang wi-fi,
dan kuliner. Cara Bandaaceh, ke Taman Krueng
Aceh, pemilik Dermaga Burger –
biar gampang akses internet,”
miliar. Dua proyek terakhir
sudah diserahkan ke
BRR. “Kita akan membuka
peluang seluas-luasnya bagi
Yuri berharap.
lain mengusir merek dagangnya—mengaku Membangun Taman Krueng
Pemerintah Kota Bandaaceh
pertengahan Februari lalu.
investor untuk menanamkan
modal dan mengelola
mendapat keuntungan lebih
kepenatan warga besar ketimbang di lokasi lama.
Aceh bukan cuma memperindah
pemandangan. Ini juga
“Pengelolanya Dinas Pariwisata
Bandaaceh,” kata Drs Muzakir
kawasan wisata ini,” janji
Omset harian mencapai Rp300 Illiza.
kota. ribu.
ditujukan untuk menggeliatkan
perekonomian masyarakat,
MM, Kepala Satker BRR Pemerintah kota
Jika cuaca cerah, puluhan Pemberdayaan Ekonomi dan berharap taman ini bisa

J
terutama pedagang kecil. Inilah Pengembangan Usaha Wilayah
elang bangku di taman dipenuhi ide awal pembangunan menjadi pusat wisata air
sore, Nurani keluarga dari dalam dan luar I, Kamis pekan lalu kepada dan kuliner di Bandaaceh.
kawasan wisata kuliner dan air Rajapost. Aset itu diterima oleh
makin kota Bandaaceh. Banyak juga di sepanjang Krueng Aceh Hingga kini, hanya Taman
sibuk. Sejak pengunjung yang duduk lesehan Sekretaris Daerah Kota Banda Krueng Aceh di Kedah yang
tersebut. Setelah itu Aceh T. Saifuddin TA dan Illiza
siang ia di atas dermaga kecil di lokasi Pemerintah Kota Bandaaceh belum berfungsi. “Kita
mondar- itu. Keberadaan taman itu Saaduddin Djamal, Wakil upayakan Agustus ini semua
mengajukan kepada Badan Walikota Bandaaceh.
mandir memang memberikan Rehabilitasi dan Rekonstruksi taman sungai dan
keluar masuk Taman Krueng “kesegaran” lain bagi warga Penyerahan juga disaksikan fasilitasnya beroperasi
lewat Satuan Kerja BRR Kepala Distrik Bandaaceh
Aceh Kutaalam. Tangannya kota. Pascatsunami, Krueng Pemberdayaan Ekonomi dan maksimal,” ujar Illiza.
tak lepas dari baki kayu. Aceh sempat menjadi “kolam Kantor Perwakilan Wilayah I, Mari manjakan lidah di
Pengembangan Usaha Wilayah M. Iqbal Bharata.
Isinya, mangkuk bakso dan mayat”. Ratusan jasad I. sini.
gelas-gelas minuman, penyintas tsunami diangkat Muzakir berharap (Adv)
Usulan direspon BRR. pembangunan ini berefek

Informasi ini disampaikan oleh Bidang Komunikasi dan Informasi BRR Regional-I NAD-Nias
atas dukungan Satuan Kerja Prakarsa Pembangunan Partisipatif dengan Koran Rajapost

Das könnte Ihnen auch gefallen