Sie sind auf Seite 1von 7

ASUHAN KEPERAWATAN SINDROME MENIERE ( KMB )

ASUHAN KEPERAWATAN

SINDROME MENIERE

( KMB )

DEPAR TEMEN KESEHATAN

TAHUN 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Askep ini.

Askep ini kami susun untuk menunjang atau sebagai petunjuk dalam pembelajaran
khususnya pada penyakit meniere.
Semoga apa yang kami kerjakan ini dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa. Kami mohon maaf bila ada kesalahan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna meningkatkan kualitas
makalah selanjutnya.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun penyebab dari penyakit Meniere tidak diketahui, ia mungkin berakibat dari
kelainan dalam cara cairan telinga dalam diatur. Pada kebanyakan kasus-kasus hanya satu
telinga yang terlibat, namun kedua telinga mungkin dipengaruhi pada kira-kira 10% sampai
20% dari pasien-pasien. Penyakit Meniere secara khas mulai antara umur 20 dan 50 tahun
(meskipun telah dilaporkan pada hampir semua kelompok umur). Pria-pria dan wanita-wanita
sama-sama dipengaruhi. Gejala-gejala mungkin hanya gangguan minor, atau dapat menjadi
melumpuhkan, terutama jika serangan-serangan dari vertigo berat/parah, seringkali, dan
terjadi tanpa peringatan. Penyakit Meniere juga disebut idiopathic endolymphatic hydrops.

Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang menyebabkan seseorang tidak


mampu berdiri, sehingga ia harus tidur terus menerus, yang kadang-kadang sampai beberapa
hari.

Penyakit ini deitemukan oleh meniere pada tahun 1861, dan dia yakin bahwa penyakit
ini berada didalam telinga , sedangkan pada waktu itu para ahli banyak menduga bahwa
penyakit itu berada pada otak. Pendapat meniere dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun
1938, dengan menemukan hidrops endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal pasien
meniere.

B. Tujuan

Memperoleh gambaran secara umum tenteng penyakit meniere sekalugus


menetapkan asuahn keperawatan pada penyakit meniere.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan
mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo
(Kapita Selekta Edisi 3).

Penyakit Meiere adalah suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus dan
berkurangnya pendengaran secara progresif.

B. Etiologi

Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan :

Pengaruh neurokimia dan hormone abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin.

Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.

Reaksi alergi

Ganguan autoimun

C. Manifestasi Klinis

Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :

1. Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif dan fluktuatif.

2. Mual muntah.

3. Tinitus atau suara berdenging yang bisa hilang dan timbul.

4. Veritgo yang tidak tertahankan.

Telinga terasa penuh dan adanya tekanan pada telinga.

D. Klasifikasi

Penyakit meniere vestibuler :

Ditandai dengan adanya vertigo episodic, sehubungan dengan tekanan dalam telinga tanpa
gejala koklear.

Tanda dan gejala : Vertigo bersifat episodic, penurunan respon vestibuler atau tidak ada
respon total pada telinga yang sakit, tidak ada gejala koklear, tidak ada kehilangan
pendengaran progresif.

1. Meniere klasik
Tanda dan gejala : Mengeluh vertigo, kehilangan pendengaran sensoneural berfluktuasi,
tinnitus, penyakit meniere koklear.

2. Meniere koklea : Dikenal dengan adanya pendengaran sensoneural progresif


sehubungan dengan tinnitus dan tekanan dalam telinga tanpa temuan gejala vestibuler.

Tnda dan gejala : Kehilangan pendengaran berfluktuasi, tekanan atau rasa penuh pada telinga,
kehilangan pendengaran terlihat pada hasil uji, tidak ada vertigo, uji labirin vestibular normal,
kelak akan menderita gejala dan tanda vestibuler.

E. Patofisiologi

Gejala klinis penyakit meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa pada
koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga disebabkan
oleh :

1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.

2. Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler.

3. Meningkatnya tekanan osmotic di dalamekstra kapiler.

4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan cairan


endolimfa.

Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal, ditemukan pelebaran dan perubahan


morfologi pada membrane Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibulli terutama
di daerah apeks kolkea helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media dilulai di daerah apeks koklea kemudian dapat
meluas ke bagian tengah dan basal koklea. Hal ini dapat menjelaskan terjadinya tuli saraf
rendah pada penyakit meniere.

F. Pathway

1. Malabsorpsi cairan dalam sakus endolimfatikus

2. Pembengkakan rongga endolimfatikus

3. Peningkatan sensitifitas tulang pendengaran

4. System vestibular terganggu

5. Penekanan saraf2 pendengaran

Resti cidera

1. Gangguan hantaran suara


2. Gangguan pendengaran

3. vertigo

4. tinitus

5. Gangguan persepsi sensori

Resti trauma

G. Komplikasi

1. Neuronitis vestibularis.

2. Labirinitis.

3. Tuli total.

4. Vertigo posisi paroksimal jinak (VJJP).

5. Vertigoservical.

H. Pemeriksaan Penunjang

Tes gliserin

Pasien diberi minum gliserin 1,2 ml/ kg BB setelah diperiksa kalori dan audiogram. Setelah 2
jam diperiksa kembali dan dibandingkan. Perbedaan bermakna menunjukkan adanya hidrops
endolimfatikus.

Audiogram

Tulisensorineural, terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutmen.

Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit


meniere.

Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.

1. CT scan atau MRI kepala

2. Elektroensefalografi

3. Stimulasi kalorik

I. Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan
keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat-obatan sistomatik
anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer
seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan
neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.

Penatalaksanaan diet pada klien meniere banyak dilakukan dengan mematuhi diet rendah
garam ( 2000 mg / hari ). Jumlah natrium merupakan salah satu faktor yang mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan cairan dapat memutuskan
keseimbangan halus antara endolimfe dan perilimfe di dalam telinga dalam.

Tindakan untuk fertigo terdiri atas antihistamin seperti meklizin ( antivert ), yang menekan
sistem vestibuler. Transquilizer seperti diazepam ( valium ) dapat digunakan pada kasus akut
untuk membantu mengontrol vertigo, namun sifat adiktifnya tidak dapat membantu sebagai
pengobatan jangka panjang. Antiemetik seperti supositoria prometazin ( phenergan ) tidak
hanya mengurangi mual dan muntah tetapi juga dapat mengurangi vertigi karena efek
antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide atau hidroklortiazid kadang dapat membantu
mengurangi penyakit meniere dengan mengurangi tekanan pada sindrom sistem endolimfe.
Pasien harus diingatkan untuk makan makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, dan
jeruk ketika menggunakan diuretik yang dapat menyebabkan kalium.

Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan menyeimbangkan


tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau drain dipasang di dalam sakus endolimfatikus
melalui insisi postaurikuler.

Obat ortotoksik, seperti strepstomisin atau gentamisin, dapat diberikan kepada pasien dengan
injeksi sistemik atau infus ke telinga tengan atau dalam.

Das könnte Ihnen auch gefallen