Sie sind auf Seite 1von 15

Contoh Surat Dakwaan Tunggal

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN


Jalan Rambai Nomor 1
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
”UNTUK KEADILAN”
SURAT DAKWAAN
No: PDM/123/VI/PN. Jak‐Sel
Identitas Terdakwa
1. Nama Lengkap : Wimroh Puturu Wijaya Kusuma
2. Tempat Lahir : Solo
3. Umur/Tanggal Lahir : 25, 27 Oktober 1985
4. Jenis Kelamin : Laki‐laki
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Tempat Tinggal : Jalan Imam Bonjol No. 3, Jak‐Sel
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Guru
Penahanan:
1. Ditahan Penyidik Kepolisian Resort Jakarta Selatan tanggal 1 Febuari 2008 sampai dengan
tanggal 10 Maret 2008.
2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan tanggal 11
Maret 2008 sampai dengan tanggal 11 Juni 2008.
3. Ditahan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan tanggal 12 Juni 2008 sampai
dengan tanggal 12 Juli 2008.
4. Ditahan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 12 Juli 2008 sampai dengan sekarang.
DAKWAAN:
Bahwa ia Terdakwa Agus Triansyah Bin Herman sejak tanggal 1 Januari 2008 sampai tanggal 30
Januari 2008 atau setidak‐tidaknya suatu hari pada bulan Januari 2008, bertempat di Jalan
Cendol No. 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau setidak‐tidaknya di tempat lain yang
termasuk di dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang berwenang
memeriksan dan mengadili, telah dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, yang
dilakukan sebagai berikut:
____________________________________________________
Perbuatan terdakwa telah melanggar sebagaimana diatur dan diancam dengan Pasal 338
KUHP.

1 Agustus 2008

Anton Sudrajat, S.H


Jaksa Pratama
NIP. 1212839
NOTA KEBERATAN

(EKSEPSI)

Atas Surat Dakwaan Dalam Perkara Pidana


Nomor Register Perkara: 113/Pid.B/XII/2015/PN Mataram
Atas nama terdakwa :
WIMROH PUTUT WIJAYA

Dakwaan Primair: Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Dakwaan Subsidair: Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

A. PEDAHULUAN
Majelis hakim yang kami muliyakan
Saudara jaksa penuntut umum serta hadirin persidangan yang kami hormati,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji sukur kehadrat tuhan yang maha esa
karena dengan nikmat kesehatan yang diberikannya, kita semua yang hadir
dalam persidangan ini dapat mengikuti peroses persidangan yang mulia ini.

(SELEBIHNYA DIANGGAP TELAH DIBACAKAN)

B. ALASAN KEBERATAN

Setelah mempelajari dan memahami surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum


yang dibacakan pada tanggal 10 Mei 2015, Kami hendak mengajukan
keberatan atas surat dakwaan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip atas asas-
asas hukum acara pidana yang berlaku.

KEBERATAN ATAS DAKWAAN


1. Pemeriksaan yang Cacat Hukum

Dalam hubungan dengan proses penerapan hukum (pemeriksaan) guna


pembuatan BAP yang menyangkut Saudari Sonya Solatiah, kami menilai
bahwa pemeriksaan tingkat penyidik, klien kami tidak mendapat bantuan
hukum yang sebenarnya. Padahal dalam pasal 54 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana menyebutkan dengan tegas, bahwa :

"Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat


bantuan hukum selama dalam waktu dan setiap tingkat pemeriksaan"

Dan pasal 27 ayat (2) huruf a Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Implementasi Prinsip dan Standard Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan
Tugas Polri menyatakan,
"...dalam melakukan pemeriksaan terhadap saksi, tersangka atau terperiksa,
petugas dilarang memeriksa saksi, tersangka atau terperiksa sebelum
didampingi oleh penasihat hukumnya, kecuali atas persetujuan yang diperiksa".
Oleh karena itu selama pemeriksaan tingkat pertama, klien kami Saudari Sonia
Solatiah tidak mendapat haknya, maka pemeriksaan (BAP) tersebut dapat
dikatakan cacat hukum.
Dengan demikian menurut kami, surat dakwaan terhadap Saudari Sonya
Solatiah juga cacat hukum, sebab surat dakwaan tersebut disusun berdasarkan
BAP yang cacat hukum.

2. Surat Dakwaan Tidak Jelas (Obscur Libellum)

Bahwa Dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum, yang mendakwa


Terdakwa Sonya Solatiah dengan dakwaan primair pasal 340 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dan dakwaan Subsidair pasal 338 Kitab Undang-
Undang Hukum pidana sangat tidak memenuhi rasa keadilan, karena dalam
pasal-pasal tersebut adalah delik pembunuhan, sedangkan yang menjadi unsur
delik pembunuhan adalah “adanya niat untuk membunuh” sedangkan seperti
yang sama-sama telah diketahui, kasus posisi peristiwa pidana ini adalah
Terdakwa Sonya Solatiah ingin bertemu dengan Korban Sarpin Rizalno pada
tangga dasar Gedung Barat Fakultas Hukum Universitas Mataram, Jl. Majapahit
No. 62 Mataram, niat terdakwa Sonya Solatiah bertemu Korban adalah untuk
meminta Korban Sarpin Rizalno melamar dan menikahinya, sehingga tidakada
niat untuk membunuh korban.

C. PENUTUP

Ketua Majlis Hakim Yang Terhormat,


Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Hadirin Sidang yang Kami Hormati

Berdasarkan uraian di atas, Kami berkesimpulan, bahwa:


1) Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Adalah Cacat Hukum.
2) Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak Memenuhi Syarat Materil.

Oleh karena itu, kami mohon kepada Ketua Majlis Hakim untuk memberikan
putusan, yaitu menyatakan batal demi hukum atau setidak-tidaknya menolak
surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, karena surat dakwaan tersebut
merupakan abscurum libeleum.

Mataram, 17 Mei 2015

Hormat kami,
Tim Penasehat Hukum Terdakwa
Contoh Pledoy

NOTA PEMBELAAN
No. Reg Perkara: 12/Pid.B/10/2008
Atas Nama Terdakwa FIRMANSYAH bin FIRMAN UTINA

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara A Quo

Yang bertandatangan dibawah ini,


1. Kevin Eduard Matindas, S.H.,M.H
2. Hilman Fathoni, S.H.
Kesemuanya adalah advokat pada kantor pengacara Matindas & Rekan, yang berkantor di
Perumahan Bandung Indah Blok A Nomor 3 RT 1 RW 7 Kota Bandung, dalam hal ini
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22Oktober 2008 bertindak sebagai Penasihat Hukum
untuk dan atas nama Terdakwa:
Nama : Firmansyah bin Firman Utina
Tempat Lahir : Boyolali
Umur/Tanggal Lahir : 23 tahun / 21 Juli 1985
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Perumahan Surya Indah Blok E Nomor 6 RT 2
RW 13, Desa Nanggeleng, Kecamatan Cicaheum,
Kota Bandung
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan Buruh

Dalam Perkara ini Terdakwa didakwa dengan dakwaan yang berbentuk Subsidair –
Kumulatif, dengan uraian sebagai berikut:

KESATU
Primair : Pasal 340 jo.Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)
Subsidair : Pasal 338 jo.Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)
DAN
KEDUA
Pasal 181 joPasal 65 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Setelah membaca dan mempelajari Surat Dakwaan dan juga Surat Tuntutan yang diajukan
oleh Jaksa Penuntut Umum, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa, sesuai dengan
ketentuan Pasal 182 Ayat (1) huruf b Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
akan mengajukan nota pembelaan dengan resume sebagai berikut.

Dakwaan Pertama
Primair
1. Unsur “Barangsiapa”
Dalam surat tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum dalam membuktikan unsur “barangsiapa”
hanya dengan argumentasi bahwa Terdakwa Firman bin Utina dalam persidangan dalam keadaan
sehat dan tidak ada satupun alasan yang ditemukan dalam diri terdakwa untuk meniadakan atau
menghapuskan kesalahan Terdakwa. Tentunya argumentasi seperti ini kurang pantas untuk
disampaikan dalam pengadilan untuk membuktikan unsur dalam suatu tindak pidana.Tentunya
Jaksa Penuntut Umum sebagai seorang sarjana hukum, dapat memikirkan argumentasi yang
lebih cerdas untuk membuktikan unsur tersebut.
Berdasarkan Pasal 340 KUHP, unsur “barangsiapa” bukan merupakan delik
inti, tetapi hanya sebagai elemen delik yang menunjukan subjek hukum yang didakwa
melakukan tindak pidana yang pembuktiannya bergantung kepada pembuktian unsur delik
lainnya.
Dengan demikian unsur “barangsiapa” TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.

2. Unsur “Dengan Sengaja Dan Direncanakan Terlebih Dahulu”


Unsur kesengajaan dalam rumusan tindak pidana merupakan salah satu unsur yang
terpenting. Berkaitan dengan unsur kesengajaan ini, maka apabila dalam rumusan tindak pidana
terdapat perbuatan dengan sengaja atau biasa disebut opzettelijk, maka unsur kesengajaan ini
meliputi semua unsur lain yang dibelakangnya harus dibuktikan.
Maka berkaitan dengan pembuktian bahwa perbuatan yang dilakukanya itu dilakukan
“dengan sengaja,” terkandung pengertian menghendaki dan mengetahui atau menurut penjelasan
MvT (Memorie van Toelechting) bisa disebut dengan willens en wetens. Yang dimaksudkan
disini adalah seseorang yang melakukan suatu perbuatan “dengan sengaja” itu haruslah
memenuhi rumusan willens yaitu harus menghendaki apa yang ia perbuat dan memenuhi
unsur wettens yaitu harus mengetahui akibat dari apa yang ia perbuat.
Jika dikaitkan dengan teori kehendak yang dirumuskan oleh Von Hippel, maka dapat
dikatakan bahwa yang dimaksud sebagai “dengan sengaja” adalah kehendak membuat suatu
perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan suatu akibat dari perbuatan itu atau akibat dari
pebuatanya tersebut yang menjadi maksud dari dilakukanya perbuatan itu. Maka pembuktian
adanya unsur kesengajaan dalam pelaku melakukan tindakan melanggar hukum sehingga
perbuatanya itu dapat dipertanggungjawabkan kepada si pelaku hanya dikaitkan dengan keadaan
serta tindakan si pelaku pada waktu ia melakukan perbuatan melanggar hukum yang dituduhkan
kepadanya tersebut.
Tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan pelaksanaan
kehendak itu.Merupakan syarat yang bersifat relatif.Persoalanya adalah bukan lamanya
waktu.Tersedianya waktu yang cukup mengandung pengertian bahwa dalam tempo waktu yang
tersedia itu, pelaku masih dapat berpikir dengan tenang.Jadi persoalanya tidak pada masalah
lamanya waktu, tetapi persoalan lamanya waktu yang cukup itu lebih mengarah pada
penggunaan waktu yang tersedia itu.Artinya, apakah dalam waktu yang tersedia itu benar-benar
telah dapat untuk berpikir dengan tenang atau tidak.Sekalipun masalah tersedianya waktu yang
cukup itu tidak menunjuk pada persoalan lamanya waktu, tetapi tersedianya waktu yang cukup
tersebut, tidak boleh menunjuk pada suatu waktu yang terlalu singkat.Sebab apabila terlalu
singkat kesempatan untuk berfikir dengan tenang tersebut mungkin tidak terjadi.
Tidak mungkin rasanya seseorang dapat berpikir dengan tenang dalam waktu yang
singkat, biasanya dalam waktu yang sangat singkat itu orang justru berfikir secara tergesa-gesa,
panik dan tidak terencana.Apabila waktu yang tersedia itu tidak cukup dan diikuti pula dengan
perasaan takut, khawatir dan sebagainya. Dalam waktu yang demikian, jelas sama sekali tidak
menggambarkan suasana batin yang tenang.
Berdasarkan uraian tersebut terkait dengan “dengan sengaja”, bisa dikatakan bahwa jika
ada hubungan antara batin pelaku dengan akibat yang timbul karena perbuatanya itu atau ada
hubungan lahir yang merupakan hubungan sebab antara perbuatan pelaku dengan akibat yang
dilarang itu, maka hukum pidana dapat dijatuhkan kepada si pelaku atas perbuatan pidananya itu.
Sebab pertanggungjawaban pidana atas perbuatannya secara jelas dapat ditimpakan kepada
pelaku.Tetapi jika hubungan kausal tersebut tidak ada maka pertanggungjawaban pidana atas
perbuatan pidananya itu tidak dapat ditimpakan kepada pelakunya itu sehingga hukuman pidana
tidak dapat dijatuhkan kepada pelakunya itu.
Terkait konteks “dengan rencana terlebih dahulu”, maka apabila pikiran-pikiran untuk
membunuh tersebut dalam keadaan marah, tidak tenang, waktu yang terlalu singkat, yang
berakibat akan berfikir secara tergesa-gesa, panik, dan tidak terencana, dan dalam suatu suasana
kejiwaan yang tidak memungkinkan untuk berfikir dengan tenang, maka disitu tidak ada unsur
perencanaan.
Dengan demikian, unsur “Dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu”, TIDAK
TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.

3. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”


Yang dimaksud dengan unsur ini adalah perbuatan menghilangkan nyawa orang lain itu
haruslah merupakan perbuatan yang positif atau aktif walaupun dengan perbuatan sekecil
apapun. Jadi perbuatan tersebut haruslah diwujudkan secara aktif dengan gerakan sebagian
anggota tubuh. Oleh karenanya perbuatanya dapat berupa bermacam-macam perbuatan. Dimana
perbuatan tersebut berujung dengan timbulnya suatu akibat hilangnya nyawa orang sebagai
persyaratan mutlak.
Dalam unsur “merampas nyawa orang lain” terdapat sifat obyektif dan subyektif, sifat
obyektif yaitu dilihat dari perbuatanya yang menghilangkan nyawa dengan obyek orang lain.
Sifat subyektif yaitu dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain terdapat syarat-syarat
yang harus dipatuhi, yaitu adanya wujud perbuatan, adanya suatu kematian orang lain, dan
adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan dan akibat kematian orang lain.
Dengan Demikian, Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”,TIDAK TERBUKTI
SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.

SUBSIDAIR

1. Unsur “Barangsiapa”
Unsur “Barangsiapa” telah diuraikan dalam analisis yuridis Dakwaan Primair diatas.

2. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”


Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain” telah diuraikan dalam analisis yuridis
Dakwaan Primair diatas.

DAKWAAN KEDUA

1. Unsur “Setiap Orang”


Unsur “Setiap Orang” telah diuraikan dalam analisis yuridis unsur “barangsiapa” Dakwaan
Primair diatas.

2. Unsur “Menyembunyikan Kematian”


Untuk membuktikan unsur ini, harus dititik-beratkan kepada maksud dari Terdakwa untuk
menyembnyikan korban, hal ini juga menunjukan bahwa Terdakwa juga harus memiliki rencana
untuk menyembunyikan mayat korban.
Seperti yang disebutkan dalam penguraian unsur “dengan segaja dan rencana terlebih
dahulu”, istilah dengan rencana menunjuk kepada suatu saat untuk menimbang dengan tenang,
Untuk membuktikan perencanaan itu haruslah ada 3 syarat yang diperhatikan yaitu: memutuskan
kehendak dalam suasana tenang, tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak
sampai dengan pelaksanaannya, dan pelaksanaan kehendak tersebut dalam kondisi tenang.
Melihat kepada kondisi psikologis Terdakwa pada saat itu yang beradadalam
suasana shock, panik dan sedang berada dalam kondisi emosi tinggi, maka sangatlah tidak
mungkin Terdakwa dapat memenuhi 3 (tiga) syarat tersebut. Sehingga sudah tentu Terdakwa
tidak memiliki rencana, ataupun maksud untuk menyembunyikan kematian.
Oleh karena itu unsur “Menyembunyikan Kematian Korban”, TIDAK TERBUKTI
SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.

Karena terdakwa didakwa dengan dakwaan subsidair - kumulatif, maka dengan tidak terbuktinya
salah satu unsur dsalam dakwaan pertama dan/atau dakwaan kedua, maka seluruh dakwaan yang
diajukan kepada terdakwa, TIDAK TERBUKTI.

PERMOHONAN
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis yang telah
kami paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dengan segala kerendahan hati
kami, memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara A Qou untuk menjatuhkan Putusan
dengan amar sebagai berikut:

PRIMAIR
1. Menyatakan bahwa Terdakwa Firmansyah bin Firman Utina, tidak bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Membebaskan Terdakwa Firmansyah bin Firman Utina dari seluruh dakwaan dan tuntutan
hukum.
3. Memulihkan hak terdakwa dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat, dan martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.

SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara a quo berpendapat lain, maka kami memohon
agar Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Demikianlah Nota Pembelaan ini kami bacakan dan serahkan pada hari Senin, 8 Desember
2008 di Pengadilan Negeri Bandung.Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan
memberikan bimbingan kepada Majelis Hakim, agar dapat menjatuhkan putusan yang seadil-
adilnya dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Hormat Kami,
Penasihat Hukum Terdakwa
Matindas & Rekan

Kevin Eduard Matindas, S.H., M.H Hilman Fathoni, S.H.


Contoh Putusan Pidana

P U T U S A N
Nomor : 29/Pid/2011/PT.SULTRA
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kendari yang
memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat
banding, telah menjatuhkan putusan seperti tersebut dibawah ini
dalam perkara terdakwa :
: RITMANTO ALS RIT Bin RATA
: Meluhu
ir : 22 Tahun/18 Pebruari 1988
n : Laki-laki;
: Indonesia;
: Kelurahan Meluhu, Kecamatan Melulu, Kabupaten Konawe
: Islam;
: Mahasiswa;
Terdakwa tidak didampingi Penasehat Hukum ;
Terdakwa tidak pernah ditahan
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Setelah membaca :
1.Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara tanggal
4 Mei 2011 No. 29/Pen.Pid/2011/PT.Sultra tentang penunjukan
Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut
dalam tingkat banding ;
2.Berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan serta turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Unaaha tanggal 29 Maret 2011
Nomor : 222/Pid.B/2010/PN.Unh dalam perkara tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum tanggal 6 Desember 2010 No.Reg.Perk: PDM-
306/Rp.9/Ep/11/2010 Terdakwa didakwa sebagai berikut :
Dakwaan :
Bahwa ia Terdakwa RITMANTO Als.RIT Bin RATA pada hari
Kamis tanggal 25 Februari 2010 sekira pukul 11.00 Wita atau
setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam bulan Februari tahun
2010, bertempat di Kel. Melulu Kec. Melulu Kab. Konawe atau
setidak-tidaknya pada waktu tertentu yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang memeriksa
dan mengadili perkaranya, telah melantarkan orang lain yakni
WIDYA PRANASTUTI (isteri terdakwa) dalam lingkup rumah tangganya
sesuai dalam kutipan akta nikah nomor : 11/04/III/2010 tanggal
25 Februari 2010.
Adapun perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut
:--------------------------------------------------
Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di
atas, ketika terdakwa RITMANTO Als.RIT Bin RATA telah menikahi
saksi korban WIDYA PRANASTUTI secara sah menurut hukum, akan
tetapi sejak pernikahan tersebut terdakwa langsung pergi
meninggalkan saksi korban yang merupakan isteri sah dari
terdakwa dan tidak memberikan kehidupan, perawatan atau
pemeliharaan kepada saksi korbansehingga saksi korban merasa
keboratan dan melaporkan perbuatan terdakwa ke Polsek Wawotobi
untuk diproses secara hukum.---
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 49 huruf a UU RI No.23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.----------
Menimbang, bahwa berdasarkan surat tuntutan Jaksa Penuntut
Umum tertanggal 08 Maret 2011 No.Reg.Perkara: 306/RP-
9/Ep/11/2010 Terdakwa telah dituntut sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa RITMANTO Als.RIT.Bin RATA bersalah
menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 49 a ayat 1 UU
No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama
7 (tujuh) bulan dengan perintah terdakwa untuk ditahan di Rutan
;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- Satu(1) buah surat nikah warna biru dengan nomor :
11/04/III/2010, atas nama WIDYA PRANANTUTI dan RITMANTO Bin
RATA.
Dikembalikan kepada yang berhak
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.
2.000,-(dua ribu rupiah).
Menimbang, bahwa berdasarkan atas tuntutan tersebut,
Pengadilan Negeri Unaaha telah menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa RITMANTO.Als. RIT Bin RATA telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Menelantarkan Orang Lain Dalam Rumah Tangga”;------------------
-----------------------------
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa RITMANTOAls. RIT Bin RATA
oleh oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh)
bulan ;----------------------------
3. Menetapkan barang bukti berupa :
- Satu(1) buah surat nikah warna biru dengan nomor :
11/04/III/2010, atas nama WIDYA PRANANTUTI dan RITMANTO Bin
RATA.
Dikembalikan kepada yang berhak yaitu RITMANTO atau WIDYA
PRANASTUTI;---------------------------------------
4.Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
2.000,-(dua ribu rupiah) ;--------------------------
Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Terdakwa telah
menyatakan permintaan banding dihadapan Panitera Pengadilan
Negeri Unaaha pada tanggal 30 Maret 2011 sebagaimana ternyata
dari Akta permintaan banding Nomor : 02/Akta.Pid/2011/PN.Unh dan
permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara
seksama kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 7 April 2011 ;--
----------------
Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding
tersebut terdakwa telah mengajukan memori banding tertanggal 9
April 2011 dan memori banding tersebut telah diberitahukan
kepada Jaksa penuntut Umum dengan cara seksama pada tanggal 18
April 2011 ;-----------------------
Menimbang, bahwa atas memori banding terdakwa tersebut,
Jaksa Penuntut Umum tidak mengajukan Kontra memori banding ;----
---------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena itu disamping pertimbangan-
pertimbangan yang memberatkan yang telah dipertimbangkan oleh
Majelis Hakim Tingkat Pertama, maka menurut Majelis hakim
Pengadilan Tinggi hal-hal lain yang memberatkan terdakwa
sehingga memperberat hukuman bagi terdakwa adalah sebagai
berikut :

1. Bahwa terdakwa ternyata adalah seorang Mahasiswa Fakultas


Kejuruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Lakidende, calon
pendidik atau calon Intelektual dimasa depan yang seharusnya
tidak berbuat hal yang demikian ;----------------------

2. Maksud terdakwa melaksanakan perkawinan secara sah semata-mata


hanya untuk menghindarkan diri dari tahanan Kepolisian atas
laporan korban dan keluarganya karena terdakwa telah mengakui
menyetubui korban sebanyak empat kali sebelum terjadinya
perkawinan tetapi tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya
;-----------

3. Bahwa dari fakta persidangan ternyata pula terdakwa tidak sayang


lagi sama isterinya (korban) ;----------------------------------
-----

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


tersebut diatas, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Sulawesi
Tenggara menolak alasan-alasan yang dikemukakan oleh
terdakwa/Pembanding dalam memori bandingnya pada halaman 3
(tiga) pada pokoknya menyebutkan terdakwa melaksanakan
perkawinan karena terpaksa untuk mengikuti dan memenuhi
keinginan orang tua saja dan terdakwa belum siap/layak untuk
berumah tangga karena terdakwa masih kuliah dan belum memiliki
pendapatan dan masih dibiayai oleh orang tua, sehingga terdakwa
tidak menghendaki perkawinannya dengan korban;------------------
-

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas


berarti terdakwa menyadari akan statusnya, tapi kenapa mau
berbuat ternyatatidak mau bertanggung jawab, mahkota seorang
wanita, tidak ada harganya bagi terdakwa, seolah-olah barang
mainan saja ;---------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbagan


tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Unaaha haruslah
diperbaiki sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada
terdakwa, sedangkan putusan selebihnya dapat dikuatkan, yang
amarnya sebagaimana tersebut dibawah ini :-

Menimbang, bahwa karena terdakwa dijatuhi pidana maka


kepadanya dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan ;----------------------------------------

Mengingat pasal 241/KUHAP dan Undang-Undang No.23 Tahun


2004 tentang Pengahapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga serta
ketentuan-ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara
ini ;--------------------------
M E N G A D I L I
- Menerima permintaan banding dari terdakwa ;-------------
- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Unaaha tanggal 29 Maret
2011 Nomor 222/Pid.B/2010/PN.Unh sekedar mengenai pidana yang
dijatuhkan kepada terdakwa sehingga amarnya berbunyi sebagai
berikut ;
- Menghukum terdakwa RITMANTO Als.RIT Bin RATA, oleh karena itu
dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan;-
------------------------------------
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Unaaha tersebut untuk
selebihnya ;--------------------------------------
- Membebankan biaya perkara kepada terdakwa dalam kedua tingkat
peradilan, sedang ditingkat banding sebesar Rp. 5.000,- (lima
ribu rupiah) ;----------------------------

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis


Hakim Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara pada hari Senin,
tanggal 23 Mei 2011, oleh kami H. HERMAN NURMAN,SH.,MH sebagai
Ketua Majelis dengan, R.YULIANA RAHADHIE,SH danH. DASNIEL,
SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Penetapan
Wakil Ketua Pengadilan Tinggi sulawesi Tenggara tanggal 4 Mei
2011 Nomor: 29/Pen.Pid/2011/PT.Sultra untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa
tanggal 24 Mei 2011, oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan
dihadiri Hakim-Hakim Anggota, serta dibantu oleh
: MUUMA Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut,
tanpa dihadiri Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa ;
Hakim Anggota ; Hakim Ketua ;

Ttd Ttd

R.YULIANA RAHADHIE,SH H. HERMAN NURMAN,SH.,MH

Ttd Ttd

H. DASNIEL, SH.
Panitera Pengganti :
Ttd

MUUMA
Untuk turunan sesuai aslinya
Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara
WAKIL PANITERA
LA ODE MULAWARMAN, SH.
NIP. 19641231199503 1 013

Das könnte Ihnen auch gefallen