Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Septia Astria
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan
selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau
komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu
seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain.
Konsepi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantun kepada
keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis
tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari
segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput
dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi. Oleh karena itu, pada tanggal 28 november 2014
telah dilakukannya praktikum yang berjudul Analisis Vegetasi.
Analisis vegetasi ialah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi
diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari
penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Michael,1994).
Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk
mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan: 1) Mempelajari
tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya. 2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang
dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan
hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar
(Dwisang,2008).
Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya
mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan
hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai
“systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan
tertentu. Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil datanya sangat bervariasi untuk setiap
bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2 sampai 100 m2. Suatu syarat untuk daerah pengambilan .
Contoh haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat
dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang
dibentuk oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting.
Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian untuk
melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau populasinya dari
seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan
contoh itu representatif bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan
pembentuk komunitas tersebut (Rahardjanto, 2005).
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.
Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam
bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
(Syafei, 1990).
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran
yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi
atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi
(Rohman, 2001).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu
persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan
pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting
dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah
tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada.
Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai
penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena
keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relative dari
sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative, dan frekuensi
relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang
didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat,
dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai
penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga
nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut
(Syafei, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum tentang analisis vegetasi ini meliputi tali
rafia, patok, kayu, meteran, alat hitung (counter), timbangan, dan alat tulis.
Kami membuat 3 plot dengan ketentuan panjang paling luar plot 10x10 m, plot ke dua
panjang 4x4 m dan plot paling dalam 1x1 m. Membuat empat titik ujung sebagai titik
penghubung dengan menggunakan patok. Pada titik tiap ujung ini kami mengikatkan seutas tali
raffia dan berjalan lurus sehingga membentuk segi empat. Selanjutnya melakukan pengambilan
data yaitu menghitung tinggi pohon (kanopi), diameter daun, dan menganalisis jenis tumbuhan
yang hidup pada daerah tersebut. Kemudian kami menganalisis data yang telah didapat.
Berdasarkan dari panduan praktikum ekologi IAIN Raden Intan Lampung rumus yang
digunakan dalam teknik analisis data dalam menentukan Indeks Nilai Penting (INP) sebagai
berikut:
Kerapatan Jenis = Jumlah individu
Satuan luas plot
Indek Nilai Penting = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR) +Dominansi Relatif
(DR)
Dari hasil pembahasan mengenai analisis vegetasi dapat di simpulkan diantaranya sebagai
berikut :
1. Setiap tumbuhan memiliki kerapatan, frekuensi, serta dominasi yang tinggi dalam
lingkungannya.
2. Terdapat banyak jenis vegetasi dalam satu area, ini membuktikan bahwa tumbuhan tidak
dapat hidup sendiri.
3. Setiap tanaman dalam suatu daerah memiliki kerapatan relative frekuensi relative yang
berbeda.
4. Melalui analisis vegetasi, keanekaragaman tumbuhan dapat diketahui dari komunitas
wilayah tersebut.
5. Vegetasi di suatu tempat berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena faktor
lingkungannya yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA