Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
9 ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus : Sorang bayi prempuan lahir premature dengan berat badan 1500 gram,dengan usia
kehamilan 35 minggu,hasil pemeriksaan: kulit tipis,transparan,banyak lanugo,lemak subcutan
sedikit ,belum bisa menghisapdan menelan dengan baik,tanggis lemah,pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea,S:350C ,RR: 60 x/mnt.Diagnosa Medis : BBLR
2.9.1 PENGKAJIAN
I.DATA FOKUS
DATA FOKUS
Data subjektif Data objektif
-bayi perempuan lahir premature dengan -berat badan 1500 gram
usia kehamilan 35 minggu - kulit tipis,transparan,banyak lanugo,
-lemak subcutan sedikit ,
-belum bisa menghisap dan menelan dengan
baik,
-tanggis lemah,
-pernafasan belum teratur dan sering terjadi
apnea,
-S:350C
-RR: 60 x/mnt
II.ANALISA DATA
ANALISA DATA
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
-Prematur dengan Berat premature Hipotermi
badan 1500 gram
- kulit tipis,transparan, BBLR
Banyak lanugo,
-lemak subcutan sedikit , Immature lapisan corneum
-s:350c
Jaringan lemak sub cutan
sedikit
hipotermia
- Berat badan 1500 gram Premature Pola nafas tidak efektif
-Tanggis lemah,
-Pernafasan belum teratur BBLR
dan sering terjadi apnea,
-RR: 60 x/mnt Pertumbuhan dinding dada
belum sempurna
2.9.3 INTERVENSI
NO TUJUAN DAN KRETERIA INTERVENSI (NIC)
.DX HASIL(NOC)
1 Setelah dilakukan tindakan selama 1x 24 Hypothermia Treatment
jam suhu tubuh klien mengalami 1. Observasi tanda-tanda vital setiap 2
peningkatan dengan Indikator: jam
Termoregulasi newborn (pengaturan 2. Monitor perubahan suhu dan warna
suhu bayi baru lahir):
Suhu tubuh dalam rentang 36,5-37,4 0c kulit,
3. Monitor suhu lingkungan
Tidak ada perubahan warna kulit
4. Jaga kehangatan bayi
Tidak mengigil
5. Rawat bayi dalam incubator
6. Ajarkan pada keluarga bagaimana
cara menjaga atau
mempertahankan suhu tubuh bayi
2 Setelah dilakukan tidakkan keperawatan Vital Sign Monitoring
selama 1X24 jam pola nafas efektif 1. Observasi tanda-tanda vital
dengan Indikator: Respiratory monitoring
Status pernapasan : Ventilasi 1. Observasi frekuensi pernafasan
Frekunsi pernafasan 30-50 x/menit 2. Observasi irama pernafasan
Irama pernafasan reguler 3. Observasi pola pernafasan
4. Atur posisi bayi seperti berbaring
terlentang atau tidur miring
5. Kolaborasikan trapi oksigen
3 Setalah dilakukan tindakkan keperawatan Nutritional Monitoring
2x24 pola minum bayi efektif dengan 1. Observasi reflex menelan,
Indikator: 2. Observasi menghisap dan bernafas
Breastfeeding Establishment : infant 3. Kolaborasikan pemasangan OGT
(usaha menyusui bayi yang baru lahir)
4. Ajarkan kepada keluarga
-Bayi dapat mengoordinasikan pemberian ASI sedikit tapi sering
pengisapan,penelanan dan pernafasan
-Terdengar suara menelan saat bayi
minum
-Asupan ASI per oral adekuat (4ml/2
jam)
2.9.4 IMPLEMENTASI
2 1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
2. Mengobservasi frekunsi
pernafasan
3. Mengobservasi irama
dan pola pernafasan
4. Atur posisi bayi seperti
berbaring terlentang atau
tidur miring
5. Memberikan trapi
oksigen
3 -Mengobservasi reflex menelan,
- Mengobservasi menghisap dan
bernafas
-melakukan pemasangan OGT
-Mengajarkan kepada keluarga
pemberian ASI sedikit tapi
sering (4ml/2 jam)
2.9.5 EVALUASI
TGL jam NO. EVALUASI TTD
DX dan
Nama
1 S:
O:
A: Masalah Teratasi
P:
2 S:
O:
A: Masalah Teratasi
P:
3 S:
O:
A: Masalah Teratasi
P: