Sie sind auf Seite 1von 10

BAB III

Tata Laksana

3.1 Tata Laksana Pre Konstruksi atau Renovasi


Tata laksana pembangunan di Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek resiko dan pencegahan infeksi sebagai
akibat dari dampak konstruksi bangunan baru maupun renovasi bangunan lama. Pada
pelaksanaan pembangunan/konstruksi menjadi tanggung jawab bagian umum dengan
melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berkaitan dengan
pembangunan/konstruksi misalnya K3RS, Komite PPI, Bagian UPS, dan bagian lain
yang mendukung terlaksananya pembangunan di rumah sakit. Adapun tata laksana
pembangunan dibedakan menjadi pembangunan yang dimulai dari pertama atau
bangunan baru dan juga pembangunan renovasi dari gedung yang telah terbangun baik
untuk dilakukan renovasi atau perbaikan maupun dilakukan pembongkaran ulang.
3.1.1 Alur Pembangunan atau Renovasi.
a. Rapat manajemen menentukan penambahan gedung baru atau melakukan
renovasi terhadap gedung yang lama untuk dilakukan perbaikan berdasarkan
persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
b. Rapat koordinasi tentang perencanaan/pemilihan lokasi yang tepat serta
persyaratan teknis yang sesuai dengan standart gedung fasilitas kesehatan.
c. Pembangunan dihandel oleh bagian umum kemudian melakukan koordinasi
dengan Unit Pemeliharaan Sarana (UPS), Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI), Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dan bagian lain untuk mengidentifikasi dampak dan resiko terhadap
pelayanan di sekitar pembangunan maupun pelayanan rumah sakit.
d. Melakukan analisa resiko sesuai dengan kriteria Pre Construction Risk
Assesment (PCRA) terhadap pelayanan rumah sakit atau pelayanan disekitar
pembangunan sebagai dampak adanya proyek tersebut.
e. Melakukan rencana tindak lanjut dengan pemasangan atau sebagainya
sebagai upaya pencegahan dan pengendalian terhadap dampak resiko akibat
yang ditimbulkan proyek pembangunan.
3.1.2 Identifikasi Perencanan Pembangunan Atau Renovasi
a. Fasilitas yang akan dibangun
Pembangunan atau renovasi yang dilakukan diluar gedung atau didalam gedung
dengan menyebutkan unit atau area. Seperti unit ICU, unit gas, renovasi conblok,
pembuatan sumber air dll.
b. Luas area yang akan dibangun
Disebutkan dengan besaran ukuran misalnya M2
c. Material apa yang akan digunakan
Seperti : semen, kayu, gypsum, batu bata dll
d. Lama pekerjaan.
Disebutkan estimasi pekerjaan dengan hari, minggu, bulan, tri wulan atau
tahunan.
e. Unit terkait yang akan terlibat dalam pembuatan pembangunan atau renovasi
f. Ijin – ijin yang terkait dengan peembangunan atau renovasi
Seperti : IMB, ijin penggunaan air tanah dll
g. Hasil koordinasi atau notulen rapat dengan komite K3 RS dan KPPI
h. Potensi kecelakaan kerja yang kemungkinan terjasi seperti :terjatuh, tertimpa,
tertusuk, terpotong, terlindas, tersayat dll.
3.1.3 Penilaian Risiko Pembangunan Atau Renovasi Terhadap Pelayanan
a. Penilaian dampak :
- Penilaian dampak dilakukan seobyektif mungkin dengan mengumpulkan
informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktivitas.
- Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa yang
melakukan.

Tindakan pengendalian risiko yang telah ada, peralatan/mesin yang digunakan


untuk melakukan aktivitas.

3.1.4 Langkah – Langkah Icra Renovasi/Pembangunan


Langkah 1 Type Kontruksi
Adalah melakukan identifikasi tabel proyek kontruksi ditentukan
berdasarkan banyaknya debu yang dihasilkan, potensi aerosolisasi,
durasi kegiatan renovasi/pembangunan dan sistim HVAC
TIPE KRITERIA

A Inspeksi dan aktivitas non-invasif/pengawasan tanpa melakukan kegiatan yang


besar :
1. Menyingkirkan bagian plafond untuk inspeksi, dengan ukuran tidak lebih besar
dari 1 m2
2. Mengecat (tidak termasuk mengamplas)
3. Mamasang wallpaper, saluran pipa dan kabel listrik , melubangi tembok atau
plafon dalam ruang lingkup kecil dan aktivitas yang dilakukan tidak
menghasilkan debu yang banyak
B Aktivitas skala kecil, durasi pendek/waktu yang dibutuhkan tidak lama, dan
hanya menghasilkan sedikit debu/minimal :
1. Pemasangan kabel telepon dan komputer
2. akses ke chase spaces/membuat ruang antara
3. melubangi tembok atau plafond di mana debu dapat dikendalikan
C Pengerjaan yang menghasilkan debu derajat sedang – berat, atau memerlukan
perobohan atau penghilangan struktur bangunan :
1. Mengamplas dinding /permukaan lain untuk mengecat /pemasangan wallpaper
2. Melepaskan ubin atau keramik, plafond
3. Pemasangan dinding baru
4. Pengerjaan saluran / ducting di atas plafond
5. Aaktivitas perkabelan berat
6. Semua aktivitas yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja
TIPE D Penghancuran besar maupun pembangunan / konstruksi
1. Kegiatan yang memerlukan beberapa shift
2. Mengharuskan penghancuran berat atau membongkar sistem kabel lengkap
3. Konstruksi/bangunan baru
Langkah 2 Grup Pasien Risko
Menggunakan tabel berikut, identifikasi untuk mengetahui grup resiko
pasien yang akan terpengaruh. Jika lebih dari satu kelompok resiko
yang terpengaruh, pilih kelompok resiko yang lebih tinggi
Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi

1. Perkantoran 1. Ruang Meeting 1. UGD 1. ICU


2. Publik Area 2. Polikinik 2. Radiologi 2. PICU
3. Semua pasien 3. Ruang RR 3. CSSD
yang bukan di 4. Nurse Station 4. ISOLASI
grup 3 atau 4 5. Kamar Bersalin 5. Nusre Station
6. Kamar bayi
7. Perina
8. Fisioterapi
9. Dapur
10. Merati/perawatan
umum
Langkah 3 Penilaian risiko – Kelas Lewaspadaan/IC Matrix/intervensi
KPPI
Cocokkan kelompok resiko pasien (rendah, sedang, tinggi dan sangat
tinggi) dengan tipe proyek (A,B,C,D) sehingga akhirnya didapatkan
kelas pencegahan yang diperlukan (I, II, III, IV)

Tipe pembangunan / renovasi

Kelompok resiko Pasien TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D

Resiko rendah I II II III/IV

Resiko sedang I II III IV

Resiko Tinggi I II III/IV IV

Resiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV

Catatan :
Intervensi/masukkan dari KPPI diperlukan ketika kegiatan
pembangunan /renovasi mendekati kelas III atau IV dan prosedur
pengendalian harus dilakukan.
Langkah 4 Tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi
Gambaran pencegahan yang diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi berdasarkan kelas.

SETELAH SELESAI
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN RENOVASI/PEMBANGUNAN

I 1. Melakukan pengerjaan dengan metode- Membersihkan area kerja setelah selesai


metode untuk meminimalisir debu bekerja
2. Segera mengganti plafond yang disingkirkan
untuk inspeksi
II 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area 1. Jangan pindahkan pembatas dari area
di mana pekerjaan sedang dilakukan kerja sebelum proyek yang telah
2. Pasang seluruh pembatas untuk membatasi selesai diinspeksi oleh Tim K3RS dan
area kerja dari area non proyek, dengan KPPI, serta telah dibersihkan
metode pembatasan dengan plastik dengan seluruhnya oleh housekeeping.
HEPA vacuum 2. Singkirkan pembatas secara hati-hati
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek untuk meminimalisir penyebaran debu
dengan menggunakan unit filter udara dan kotoran terkati dengan konstruksi
dengan HEPA. 3. Vaccum area kerja dengan vaccum
4. Tempatkan limbah konstruksi di tempat dengan HEPA filter.
yang tertutup rapat. 4. Pel dengan pembersih/desifektan
Tutup kereta transport, tutup dengan penutup 5. Kembalikan HVAC system ke
padat, isolasikan dengan plester. tempatnya
SETELAH
KELAS SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN RENOVASI/PEMBANGUNAN

III 1. Upaya aktif untuk mencegah penyebaran debu 1. Mengelap permukaan kerja dengan
2. Membasahi permukaan kerja untuk mengurangi pembersih / desinfektan
debu selama proses pemotongan 2. Tempatkan limbah konstruksi di
3. Tutup pintu yang tidak terpakai dengan plester tempat yang tertutup rapat.
4. Tutup semua saluran udara 3. Pel dan sedot debu dengan HEPA
5. Pasang keset untuk mencegah debu di tempat 4. Kembalikan HVAC system ke
keluar masuk area proyek tempatnya
6. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area di
mana pekerjaan sedang dilakukan
IV 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area di 1. Jangan pindahkan pembatas dari
mana pekerjaan sedang dilakukan area kerja sebelum proyek yang
2. Pasang seluruh pembatas area kerja dari area telah selesai diinspeksi oleh Tim
non proyek, dengan metode pembatasan dengan K3RS, serta telah dibersihkan
plastik dengan HEPA vacum seluruhnya oleh housekeeping
3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek 2. Singkirkan pembatas secara hati-
dengan menggunakan unit filter udara dengan hati untuk meminimalisir
HEPA penyebaran debu dan kotoran terkati
4. Tutup lubang-lubang dan pipa-pipa dengan dengan konstruksi.
benar. 3. Tempatkan limbah konstruksi di
5. Buat jalan masuk, semua personil untuk tempat yang tertutup rapat.
melewati jalan masuk ini, sehingga mereka 4. Tutup kereta transport, tutup dengan
dapat di vaccum dengan HEPA vaccum cleaner penutup padat, isolasikan dengan
sebelum meninggalkan lokasi proyek, atau plester.
mereka memakai coverall yang dilepaskan saat 6. Vaccum area kerja dengan vaccum
akan meninggalkan lokasi proyek dengan HEPA filter.
6. Seluruh personil yang akan memasuki lokasi 7. Pel dengan pembersih/desifektan
proyek diwajibkan menggunakan penutup 8. Kembalikan HVAC system ke
sepatu, yang dilepaskan setiap kali pekerja tempatnya.
meninggalkan lokasi proyek
3.2 Tata Laksana Saat konstruksi/Renovasi
Tahapan dari proses pembangunan selanjutnya setelah dilakukan analisa dampak
resiko dan pemasangan barrier untuk mencegah dampak terhadap layanan adalah
pembangunan oleh pihak ketiga. Dalam penyerahan proses pembangunan kepada pihak
ketiga tetap mempertimbangkan hasil dari analisa yang telah ditentukan pada rapat
koordinasi sebelumnya dimana ada tipe pembangunan/konstruksi dan juga minimal
intervensi yang harus dilakukan untuk mencegah efek terhadap pelayanan di Rumah
Sakit. Pada tahapan pembangunan bagian Umum RSUI Madinah menjadi penanggung
jawab utama dengan tetep melakukan koordinasi dengan UPS, K3RS dan juga Komite
PPI untuk proses evaluasi dan monitoring terhadap kepatuhan kontraktor/pihak ketiga
dalam pembangunan yang berada di lingkungan Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon. Secara umum proses tata laksana pembangunan diuraikan sebagai berikut:
a. Proses pembangunan proyek yang dilakukan oleh pihak ketiga dengan tetap
dilakukan monitoring dan evaluasi oleh bagian umum yang berkoordinasi dengan
K3RS, Komite PPI dan UPS.
b. Dilakukan evaluasi setiap bulan dengan lembar ceklist terhadap kepatuhan pihak
ketiga dalam mengerjakan proyek pembangunan/renovasi dan dampak terhadap
pelayanan di sekitar area rumah sakit.
c. Melakukan rapat koordinasi dengan pihak ketiga bersama bagian umum, K3RS,
Komite PPI dan UPS untuk membahas temuan yang terjadi ketika dilakukan
monitoring dan evaluasi bulanan.
d. Melakukan rencana tindak lanjut terhadap hasil temuan untuk dilakukan perbaikan
agar proses yang berjalan tidak menimbulkan dampak atau dampaknya bisa
dikurangi.
e. Membuat laporan kerja terhadap monitoring dan evaluasi tiap bulan.
f. Melanjutkan melakukan monitoring secara berkala kemudian dilakukan koordinasi
kembali dengan pihak ketiga dan unit lain yang terkait.

3.3 Tata Laksana Post Konstruksi


Tata laksana proses pembangunan atau renovasi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Islam Madinah Kasembon pada tahap akhir adalah dengan melakukan kegiatan
pembersihan baik meliputi bagian luar yang berada di area koridor luar gedung maupun
bagian dalam dan juga melakukan uji lingkungan terhadap gedung yang akan ditempati
tersebut. Secara umum proses pembangunan pada tahap akhir diuraikan sebagai
berikut:
a. Proyek pembangunan oleh pihak ketiga selesai dilakukan dan kemudian dilakukan
poenyerahan ke bagian umum untuk dilakukan serah terima penyelesaian proyek.
b. Bagian umum melakukan koordinasi dengan bagian kesehatan lingkungan untuk
melakukan proses identifikasi terhadap kualitas lingkungan maupun udara pada
gedung baru sebelum dilakukan penempatan.
c. Melakukan general cleaning baik meliputi area di dalam gedung maupun area yang
berada di luar gedung yang dilakukan dengan koordinasi pihak cleaning service.
d. Mengajukan uji lingkungan untuk menilai kelayakan gedung baru sebelum
dilakukan penempatan dengan menilai uji kualitas udara dan kelayanan lainnya
sesuai dengan kesehatan lingkungan.
e. Menilai hasil yang telah dilakukan uji, apabila dinyatakan kurang layak maka
dilakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi dari pihak Analis Lingkungan
namun bila dinilai layak untuk dihuni maka selanjutnya dilakukan proses lebih
lanjut untuk penggunaan atau menempati gedung baru.
Manajemen/Direksi
mengusulkan penambahan
gedung baru/renovasi

Rapat Koordinasi perencanaan


/pemilihan lokasi alasan  Pengajuan Ke yayasan Yayasan ACC
dokumentasi

Rapat Umum,
Analisa Dampak terhadap
UPS, K3, PPI Penentuan pihak ke
pelayanan (K3, PPI, Umum,
III/dikerjakan sendiri
UPS)
Inspeksi
Pengerjaan Proyek Monitoring Berkala Ada temuan ? Rapat
(Pemasangan ICRA) (Mingguan/Bulanan?) Koordinasi
PCRA :
Utilitas, ICRA,
Kebisingan,
Proyek selesai Laporan Evaluasi, Rencana Tindak
getaran, bahan
berbahaya, Lanjut, Feedback
keadaan darurat
General Cleaning

Hasil - Perbaikan
Uji Lingkungan
(Swab)
Hasil + Siap Ditempati

Das könnte Ihnen auch gefallen