Sie sind auf Seite 1von 19

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

“ DOKUMENTASI RASA AMAN DAN NYAMAN “

Dosen Pembimbing :

Ns. YUDISTIRA AFCONNERI, M. Kep

KELOMPOK 8 LOKAL 2B :

1. EDRA PINANDO
2. NIKEN AYU WILANDARI
3. RIZKA FARHATY
4. YUSIA OKTA VIKA

POLTEKKES KEMENKES PADANG

PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho dan rahmat-
Nya serta nikmat yang begitu besar yang di berikan kepada kita semua terutama nikmat
kesehatan, sehingga makalah kami dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, nabi yang
mengantarkan kita dari zaman kejahiliyahan menuju zaman islamiah. Nabi yang di anggap
sebagai uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik.

Dalam isi makalah ini membahas tentang “ Dokumentasi Rasa Aman Dan Nyaman ”.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang kita
inginkan. Oleh karena itu, kami masih mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sekalian.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.
Begitu juga kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Mudah-mudahan makalh ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama
bagi kami pembuat makalah.

Hormat Kami,

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang itulis atau dicetak yang dapat
dipercaya sebagai bukti kewenangan individu (Edelstein 1990)
Setiap perawat selesai melakukan proses keperawatan, perawat harus segara
melakukan pendokumentasian. Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang ditulis
atau dicetak , yang dapat dipercaya sebagai bukti kewenangan individu (Edelstein,
1990)
Asuhan keperawatan harus dilaksanakan sesuai standard keperawatan, yaitu
proses keperawatan, agar klien mendapatkan pelayanan/ asuhan keperawatan yang
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan proses keperawatan adalah
metoda sistematis yang mengarahkan klien dan perawat untuk bersama-sama
menetapkan kebutuhan terhadap asuhan, merencanakan dan melaksanakan asuhan,
serta mengevaluasi hasil asuhan.
Oleh karena itu, Standard praktik keperawatan ditetapkan dengan mengacu
pada proses keperawatan meliputi Standard I : Dokumentasi Pengkajian keperawatan,
Standard II : Dokumentasi Diagnosa keperawatan, Standard III : Dokumentasi
Perencanaan keperawatan, Standard IV : Dokumentasi Implementasi, Standard V :
Dokumentasi Evaluasi.
Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan
terutama dalam proses dokumentasi. Oleh karena itulah penulis menagmbil
dokumentasi keperawatan pada asuhan keperawatan dengan gangguan rasa aman dan
nyaman yang digunakan sebgai bahan kajian dan untuk meningkatkan pengetahuan
penulis serta untuk memnuhi tugas mata ajar dokumentasi keperawatan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Keamanan atau Keselamatan ?
2. Apa saja klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan ?
3. Bagaimana lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan ?
4. Bagaimana cara Meningkatkan keamanan ?
5. Apa definisi Kenyamanan ?
6. Apa faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi Keamanan atau Keselamatan
2. Mengetahui klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan
3. Mengetahui Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan
4. Mengetahui Cara Meningkatkan keamanan
5. Mengetahui Definisi Kenyamanan
6. Mengetahui Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Keamanan atau Keselamatan


Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, Linda Jual, 2000).
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis.
Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh
dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis,
penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya).
Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan
memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan
memahami orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu
kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005)

2. Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan


a. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau
mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut
mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat
sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi,
olehkarena itu bergantung padaprofesional dalam sistempelayann kesehatan untuk
perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih
dahulu di atas pemenuhankebutuhan fisiologis.. Misalnya,seorang perawat
mungkin perlu melindungiklien disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat
tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
(Potter&Perry, 2005).
b. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami
apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl
pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan
dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam
lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis
pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005).

3. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan


Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
a) Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban
yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan
seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem
pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban
relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi
dan keracunan makanan.
b) Macam-macam bahaya/kecelakaan:
1. Di rumah
2. Di RS : Mikroorganisme
3. Cahaya
4. Kebisingan
5. Cedera
6. Kesalahan prosedur
7. Peralatan medik, dll

4. Cara Meningkatkan keamanan


1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
4. Penghalang sisi tempat tidur
5. Bel yg mudah dijangkau
6. Meja yang mudah dijangkau
7. Kereta dorong ada penghalangnya
8. Kebersihan lantau
9. Prosedur tindakan.

5. Definisi Kenyamanan
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa
nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang
mencakup empat aspek yaitu:
a) Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b) Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan social
c) Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d) Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan


kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam
aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas
dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan
hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman
pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan
a) Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
b) Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury.
c) Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
d) Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit.
e) Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
f) Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
g) Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
h) Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
i) Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
j) Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
k) Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A

DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI INFEKSI SALURAN KEMIH

DI RSUD SOLOK

KASUS :

Ny. A dibawa ke RSUD Solok pada tanggal 1 November 2018 oleh ibunya dengan
keluhan nyeri diabdomen. Saat dilakukan pengkajian pada Ny. A nyerinya skala 6 seperti
ditusuk-tusuk, klien juga tampak meringis kesakitan karena nyeri yang dirasakan hilang
timbul saat bergerak. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil vital sign sbb: N=80x/mnt
RR=20x/mnt TD=110/70 S=38˚C. Ny. A mengatakan sering kencing (5-7 kali)dan merasa
kesakitan saat buang air kecil, urin berwarna pekat seperti air teh. Hasil pemeriksaan lab di
dapatkan bakteri Escherichia coli sebanyak 50-90%, ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam
urin.

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 01-11-2018
Tanggal masuk : 02-11-2018
Ruang/kelas : Bedah
Nomor register : 152346
Diagnosa medis : infeksi saluran kemih
a. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.A
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Status perkawinan : belum menikah
Agama : islam
Suku/bangsa : indonesia
Pendidikan : perguruan tinggi
Bahasa yang digunakan: minang
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : tanjung paku

b. RIWAYAT KEPERAWATAN
i. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : keluhan utama klien adalah nyeri
ii. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat alergi : Tidak ada alergi terhadap makanan
b. Riwayat kecelakaan : Tidak pernah
c. Riwayat dirawat dirumah sakit: Pasien pernah dirawat di RSUD
solok pada tanggal 14/08/2017 dengan keluhan yang sama
selama 5 hari.
iii. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga pasien tidak pernah mempunyai infeksi saluran


kemih.

iv. Riwayat psiko sosial dan spiritual


a. Orang terdekat pasien adalah orang tua nya.
b. Interaksi dalam keluarga
 Pola komunikasi : Baik dan komunikatif
 Kegiatan kemasyarakatan : Sering berinteraksi
dengan masyarakat
c. Dampak sakit pasien terhadap keluarga : Keluarga harus selalu
menemani pasien dirumah sakit.
d. Masalah yang mempengaruhi pasien : Pasien sering
memikirkan masalah – masalah keluarga yang sebenarnya tidak
perlu dipikirkan oleh pasien.
e. Mekanisme koping terhadap stress :
(-) Makan
(-) Tidur
(-) Minum obat
f. Yang dirasakan pasien setelah sakit
 Pasien selalu mengatakan ingin cepat sembuh.
 Pasien selalu berharap cepat pulang dari rumah sakit.
g. Sistem nilai kepercayaan
 Pasien tidak selalu melakukan ibadah sholat karena
keterbatasan untuk beranjak dari tempat tidur.
 Pasien sering berdoa setelah melakukan sholat.
v. Pola kebiasaan
Hal – hal yang dikaji Saat dirumah Saat dirumah sakit
Pola nutrisi
 Makan 3x sehari 2x sehari
 Nafsu makan Baik Kurang
 Pola makan yang 1 porsi ¼ porsi
dihabiskan
 Makanan alergi Tidak ada Tidak ada

 Pantangan Tidak ada Tidak ada pantangan


makanan yang
diberikan orang

Pola eliminasi BAK dirumah sakit

 Frekuensi 6-7x sehari


Kuning jernih 4-5x sehari
 Warna
Tidak ada Kuning jernih
 Keluhan
Tidak ada Sakit saat berkemih
 Penggunaan alat bantu
Kateter

Pola eliminasi BAB


1x hari
 Frekuensi
Pagi 1x 2 hari
 Waktu
Kuning Tidak menentu
 Warna
Semi padat Kuning
 Konsistensi
Tidak ada Padat
 Keluhan
Tidak Konstipasi
 Penggunaan laxatif
Ya

Pola personal hygiene


 Frekuensi mandi
2x sehari
1x sehari (lap dengan
 Frekuensi oral hygiene
2x sehari kain lembab
 Frekuensi cuci rambut 2x seminggu 1x sehari
1x 3 hari (oleh
Pola istirahat dan tidur perawat)
 Tidur siang 2-3 jam sehari

 Tidur malam 6-7 jam sehari 3-4 jam sehari


(berulang-ulang)
7-8 jam sehari (sering
Pola aktivitas dan latihan terbangun)
 Bekerja Pagi

 Olahraga Ya

 Frekuensi olah raga Setiap hari (jalan pagi) Tidak ada

 Keluhan saat beraktivitas Sesak setelah Tidak ada


beraktivitas Tidak ada

Kebiasaan yang Tidak ada

mempengaruhi kesehatan
 Merokok
Tidak
 Frekuensi
Tidak ada Tidak
 Minuman keras
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada

c. PENGKAJIAN FISIK
i. Pemeriksaan fisik umum
a. Berat badan : 50 kg (saat ini) 56 kg
(sebelum sakit )
b. Tinggi badan : 155 cm
c. IMT : tidak dapat dihitung
d. TTV : TD : 140/100 mmHg
N : 90 x/menit

Rr : 24x/menit

Suhu : 36,4ₒC
e. Lingkar lengan : 22 cm
f. TSF : 7 cm
g. Keadaan umum : Sedang
h. Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak
ii. Sistem penglihatan
a. Posisi mata : Simetris
b. Kelopak mata : Normal
c. Pergerakan bola mata : Normal
d. Konjungtiva : Anemis
e. Sklera : Ikterik
f. Fungsi : Normal
g. Alat bantu melihat : Tidak ada
iii. Sistem pendengaran
a. Kondisi telinga tengah : Normal
b. Cairan dari telinga : Tidak ada
c. Fungsi : Normal
d. Alat bantu : Tidak ada
iv. Sistem wicara : Normal
v. Sistem pernafasan
a. Jalan nafas : Ada sumbatan
b. Penafasan : Sesak
c. Otot bantu : Ya
d. Frekuensi : 24x/menit
e. Irama : Tidak Teratur
f. Kedalaman : Dangkal
g. Batuk : Ya
h. Suara nafas : Wheezing
i. Alat bantu : Tidak
vi. Sistem kardiovaskular
a. Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut : 90x/menit
 Irama : Teratur
 Kelainan bunyi : Tidak ada
 Sakit dada : Ya
 Timbulnya : Setelah beraktivitas
 Skala nyeri : 7 dari 10
vii. Sistem saraf pusat
a. Sakit kepala : Tidak ada
b. Tingkat kesadaran : Somnolen
c. Sistem persyarafan : Normal
viii. Sistem pencernaan
a. Keadaan mulut
 Gigi palsu : Tidak ada
 Stomatis : Tidak ada
 Lidah : Tidak ada masalah
 Salifa : Normal
b. Nyeri daerah perut : iya
c. Skala nyeri :5
d. Inspeksi : Tidak ada udem
e. Auskultasi : Tidak ada bising usus
f. Palpasi : Nyeri tekan di abdomen
g. Perkusi : Dullness
h. Diare : Tidak
i. Konsistensi feses : Padat
j. Konstipasi : Ada
k. Abdomen : Nyeri
ix. Sistem integumen
a. Turgor kulit : Buruk
b. Temperatur kulit : Akral hangat
c. Warna kulit : Normal
d. Keadaan kulit : kering
e. Kelainan kulit : Tidak
x. Sistem muskoloskeletal
a. Kesulitan dalam bergerak : Tidak
b. Sakit pada tulang, sendi, kulit : Tidak
c. Fraktur : Tidak
d. Tonus otot : Baik

d. Data penunjang
Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri Escherichia coli
sebanyak 50-90%, ditemukan leukosit dan eritrosit di dalam urin.

ANALISA DATA

NO Data Fokus Etiologi Problem

1. DS: Agen injuri Nyeri akut


biologis
-Klien mengeluh nyeri di
abdomen.

-klien menyatakan nyerinya


skala 6 seperti ditusuk-tusuk.

DO:

-Suhu= 38˚C

- skala nyeri pasien 6

- klien tampak meringis


kesakitan karena nyeri yang
dirasakan hilang timbul saat
bergerak.
2.

Gangguan
DS :
Infeksi Saluran Eliminasi Urin
-klien mengatakan nyeri di Kemih
abdomen

DO:

-Hasil pemeriksaan lab di


dapatkan bakteri Escherichia coli
sebanyak 50-90%, ditemukan
leukosit dan eritrosit di dalam
urin.

B. DIAGNOSA
No. Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal Paraf dan
Dx ditemukan teratasi nama
1. Nyeri akut berhubungan 02-11-2018 -
dengan agen injury biologis
2. Gangguan eliminasi urin 03-11-2018 -
berhubungan dengan infeksi
saluran kemih

C. INTERVENSI
No. Tujuan dan kriteria Rencana tindakan Rasional Paraf &
Dx hasil nama
1. Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan keperawatan 1. lakukan 1. Untuk
3x24 jam maka nyeri pengkajian mengetahui
pasien akan berkurang nyeri secara tingkat
dengan kriteria hasil komprehensif kenyerian
sbb: termasuk pasien.
1. pasien dapat lokasi, 2. Untuk
mengontrol karakteristik, menghindari
nyerinya durasi, faktor
2. skala nyeri frekuensi, penyebab
berkurang dari kualitas dan nyeri.
skala 7 menjadi faktor 3. Untuk
skala 3 presipitasi. mengalihkan
3. vital sign 2. kontrol perhatian
RR=18- lingkungan pasien
24x/menit, yang dapat tentang
HR=80- mempengaru nyeri.
100x/menit, hi nyeri,
T=36,5-37,5˚C, seperti suhu
TD=110/80mm ruangan,
Hg pencahayaan
4. pasien dapat dan
memanajemen kebisingan.
nyerinya. 3. ajarkan
tentang
tehnik
nonfarmakolo 1. Untuk
g mengurangi
Kolaborasi rasa nyeri.
1. Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri.

2. Setelah dilakukan Mandiri :


tindakan keperawatan 1. Pantau 1) untuk
3x24 jam maka eliminasi mengetahui
gangguan eliminasi urine perubahan-
urin teratasi dengan termasuk perubahan
kriteria hasil sbb: frekuensi, urine
1) Kontinensia konsistensi, 2) untuk
kemih bau, volume, mengetahui
2) Eliminasi urin dan warna. bayak
lancar 2. Catat output sedikitnya
urin urin yg
keluar
Kolaborasi :
1. Berikan 1. untuk
antibiotik. menghilangk
an infeksi.

D. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam No. Implementasi dan respon Paraf dan
Dx nama jelas
5 November 1. 1. mencatat lokasi, karakteristik, durasi,
2018 frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
08.00 (PQRST)
R/ P : Nyeri timbul saat melakukan aktifitas
seperti miring kanan dan miring kiri.
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri di daerah abdomen
S : Skala nyeri 6
T : 15 menit
2. Mengkaji tingkat nyeri
R/ P : pasien tampak nyeri ketika dilakukan
pemeriksaan abdomen

3. Membantu pasin untuk mengotrol


nyerinya
R/ P : pasien tmpak mengerti tentang tehnik
nafas dalam yang diajarkan oleh perawat

6 November 2. 1. memantau frekuensi,warna urin


2018 R/ P : klien mengatakan sering buang air kecil
14.00 tapi sedikit -sedikit

2.kaji eliminasi urine termasuk frekuensi,


konsistensi, bau, volume, dan warna.
R/ P : pasien mengatakan sudah tidak sering
buang air kecil lagi.

E. EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan S : klien mengatakan masih nyeri di abdomen
dengan agen injury biologis
O:

- S= 30 ˚C
- klien tampak nyeri ketika dilakukan
pemeriksaan abdomen

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Kaji tanda-tanda vital
- Beri obat anal
2. Gangguan eliminasi urin S : pasien mengatakan sudah tidak merasa nyeri
berhubungan dengan infeksi lagi.
saluran kemih
O:
- S=37,5˚C
- tidak ada nyeri tekan pada abdomen.

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi.

Das könnte Ihnen auch gefallen