Sie sind auf Seite 1von 17

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“SISTEM INFORMASI PEMASARAN”


EMA 413 B1 R.IA 2.4
11 April 2018

OLEH:
KELOMPOK 4

1. NI KOMANG ITA MONIKA (1607531045) / 5


2. IDA AYU YUNI PRAMITHA (1607531046) / 6
3. NI WAYAN PITRIYANI (1607531047) / 7
4. NI NENGAH WITRI ASTITI (1607531049) / 9

AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
SISTEM INFORMASI PEMASARAN

A. Sistem Informasi Fungsional


Struktur Organisasi Fungsional
Perusahaan bisnis telah teratur dalam hal tugas-tugas atau fungsi-fungsi yang
dilaksanakan. Semua jenis organisasi memiliki fungsi pemasaran, keuangan, sumber daya
informasi, dan jasa informasi, walau nama-nama ini jarang terlihat pada bagan organisasi.
Perusahaan yang memiliki fungsi manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi
produk yang dijualnya. Fungsi-fungsi lain meliputi engineering, dan penelitian dan
pengembangan.

Sistem Informasi Fungsional


Pengaruh organisasi fungsional sangat luas sehingga sistem informasi juga dapat
diorganisasikan secara fungsional, seperti gambar 1. istem konseptual merupakan
pencerminan sistem fisik yang diwakilinya.

Gambar 1 : Sistem Informasi Fungsional Menggambarkan System Fisik Fungsional

Prinsip-Prinsip Pemasaran
Satu definisi menyatakan bahwa pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan dan
organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan

1
dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan
penentuan harga barang, jasa dan gagasan.

Bauran Pemasaran
Manajer pemasaran memiliki bergam sumber daya untuk dikaryakan. Tujuannya adalah
mengembangkann strategi yang menerapkan sumber daya ini bagi pemasaran barang, jasa
dan gagasan perusahaan.
Strategi pemasaran terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran
pemasaran (marketing mix) yaitu produk, promosi, tempat, dan harga (product, promotion,
place, and price). Semua itu dikenal sebagai 4 P yaitu:
1. Produk (product) adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan
keinginannya atau kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa,
atau suatu gagasan.
2. Promosi (promotion) berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan
produk, ternasuk periklanan dan penjualan langsung.
3. Tempat (place) berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada
pelanggan melalui saluran distribusi.
4. Harga (price) terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar
oleh pelanggan untuk produk.

B. Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran


Pada tahun 1966 Profesir Phillip Kotler dari Northwestern University
menggunnakan istilah pusat saraf pemasaran (marketing nerve center) untuk
menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang mengumpulkan dan mengolah
informasi pemasaran. Ia mengidentifikasi tiga jenis informasi pemasaran, yaitu
1. Intelijen pemasaran (marketing intelligence) adalah informasi yang mengalir ke
perusahaan dari lingkungan.si pemasaran intern (internal marketing information)
adalah informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan.
2. Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah informasi yang mengalir
keluar dari perusahaan ke lingkungan.
3. Kominikasi pemasaran (Marketing Communication) adalah informasi yang mengalir
keluar dari perusahaan ke lingkungan.

2
Sistem informasi pemasaran dapat diartikan sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen
perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk
perusahaan. Dua elemen dalam definisi tersebut merupakan produk penting. Pertama,
semua sistem informasi fungsional harus bekerja sama, dan kedua, dukungan pemecahan
maslah tidak terbatas pada manajer pemasaran.

Model Awal Pemasaran


Selama periode 1967-1974, tidak kurang dali lima modal sistem informasi pemasaran
dijelaskan dalam literatur. Brien dan Stafford merupakan bagian dari pembuat model
pertama, dengan mendasarkan rancangan pada 4P dan menekankan pengembangan
program pemasaran strategis. King dan Cleland menekankan perencanaan strategis,
sementara Kotler, Montgomery dan Urban, serta Crissy dan Mossman menekankan
dukungan keputusan. Berbagai upaya permodelan ini dimulai tahun 1960-an dan berlanjut
hingga 1970-an, memberikan landasan teoritis yang kuat untuk sistem informasi
fungsional selanjutnya di semua area. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Intelijen pemasaran
Perusahaan Lingkungan

Komunikasi pemasaran

Informasi
Pemasaran internal

C. Model Sistem Informasi Pemasaran

3
1. Subsistem Input
a) Sistem Informasi Akuntansi : mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi
pemasaran perusahaan
b) Subsistem Penelitian Pemasaran : melakukan penelitian khusus mengenai operasi
pemasaran untuk tujuan mempelajari kebutuhan konsumen, dan meningkatkan
efisiensi pemasaran
c) Subsistem Intelijen Pemasaran : mengumpulkan informasi dari lingkungan
perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran.
2. Subsistem l
Subsistem Output menyediakan informasi tentang subsistem itu sebagai bagian dari
bauran. Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari database.
a) Subsistem Produk : menyediakan informasi tentang produk perusahaan.
b) Subsistem Tempat : menyediakan informasi tentang jaringan distribusi perusahaan.
c) Subsistem Promosi : menyediakan informasi tentang kegiatan periklanan
perusahaan dan penjualan langsung.
d) Subsistem Harga : membantu manajer membuat keputusan harga.
e) Subsistem Bauran-Terpadu : memungkinkan manajer untuk mengembangkan strategi
yang mempertimbangkan dampak gabungan dari unsur-unsur tersebut. Contoh
informasi yang disediakan oleh subsistem bauran-terpadu adalah peramalan
penjualan (sales forecast) yang mempertimbangkan interaksi seluruh unsur-unsur
bauran itu.

4
D. SUBSISTEM INPUT
1. Sistem Informasi Akuntansi
Pemasaran berperan penting dalam SIA perusahaan dengan menyediakan data
pesanan penjualan. Data itu digunakan untuk menyiapkan informasi dalam bentuk
laporan periodik dan khusus. Data itu juga menyediakan input bagi model matematika
dan sistem pakar.
1) Data untuk Persiapan Laporan Periodik
Contoh klasik tentang bagaimana informasi pemasaran disediakan oleh
SIA adalah analisis penjualan. Analisis penjualan adalah penelitian tentang kegiatan
penjualan perusahaan dalam hal produk apa yang terjual, pelanggan yang mana yang
membeli produk tersebut, dan wiraniaga yang mana yang menjualnya. Dengan
mengurutkan produk yang paling laku, manajer dapat memperhatikannya dan
menyusun strategi untuk membuat penjualannya lebih berhasil lagi.
2) Data untuk Persiapan Laporan Khusus
Sebagian besar data yang digunakan untuk menjawab database queries
manajer berasal dari data yang disediakan oleh SIA. Contoh seorang manajer dapat
menggunakan 4GL untuk menyiapkan laporan analisis penjualan dari produk yang
terjual atau daftar wiraniaga dengan keterampilan khusus.
3) Data untuk Model Matematika dan Sistem Pakar
Sebuah perusahaan akan menentukan model penentuan harga untuk
memperkirakan dampak perubahan harga terhadap profit. Semua informasi output
dari model penentuan harga dihasilkan dari data yang disediakan oleh SIA. Kuncinya
adalah jika perusahaan tidak memiliki SIA yang baik, perusahaan tidak dapat
berharap untuk menyediakan informasi yang baik untuk para pemecah masalahnya.
2. Subsistem Penelitian Pemasaran
Manajer pemasaran dapat menggunakan penelitian pemasaran untuk
mengumpulkan segala jenis informasi, tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada
pelanggan dan calon pelanggan. Pemasar menggunakan istilah konsumen untuk
menggambarkan kedua kelompok itu.
1) Data Primer dan Sekunder
Terdapat dua jenis data dalampenelitian pemasaran, data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh perusahaan. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain. Contoh data primer adalah
data yang dikumpulkan oleh wiraniaga perusahaan.
5
Menggunakan Penelitian Pemasaran untuk Mengumpulkan Data Sekunder
Beberapa data sekunder harus dibeli dan sering tersedia dalam bentuk pita
magnetic atau disket untuk memudahkan pemasukan ke dalam CBIS. Data
sekunder lain, seperti terdapat di perpustakaan dapat diperoleh secara cuma-cuma.
Sistem pengambilan informasi berbasis computer, tersedia di banyak
perpustakaan, mengurangi waktu pengumpulan. Daftar surat (mailing list) adalah
contoh lain dari data sekunder. Daftar ini tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk
pita magnetic, disket, label temple dan kartu indeks. Daftar ini memungkinkan
perusahaan membuat kontak dengan pasar sangat terpilih, biasanya dengan surat
langsung (direct mail).
Menggunakan Penelitian Pemasaran untuk Mengumpulkan Data Primer
Hampir tiap orang pernah didekati oleh seseorang yang melakukan survey.
Suatu survey mencakup menanyakan sejumlah orang dengan pertanyaan yang
sama melalui wawancara pribadi, telepon, atau surat. Jumlah responden mungkin
relative sedikit, misalnya 30 atau agak besar misalnya beberapa ribu. Saat
pengajuan pertanyaan, terdapat beberapa teknik yang digunakan yaitu:
a) Wawancara Mendalam (In-Depth Interview). Waktu yang diperlukan untuk
wawancara lebih lama dari pada waktu yang digunakan oleh orang yang
berpartisipasi dalam survey. Juga, penekanan wawancara mendalam adalah
mendapatkan penjelasan mengapa konsumen bertindak demikian. Ini bertolak
belakang dengan penekanan pada survey yaitu apa yang konsumen lakukan.
b) Pengamatan (Observation). Teknik ini mengamati perilaku tertentu atau juga
mencari bukti bahwa hal itu terjadi. Penelitian pemasaran sering mencatat plat
nomor mobil di tempat parkir pusat perbelanjaan untuk menentukan seberapa
jauh orang itu mengemudi. Ada kalanya peneliti juga memeriksa sampah orang
untuk mempelajari produk apa yang mereka beli.
c) Pengujian Kendali (Controlled Experiment). Pemasar juga menerapkan teknik
ini dari ilmu fisika dan perilaku, dan pasar nyata maupun ruang kelas
digunakan sebagai laboratorium. Mahasiswa sering menjadi subyek dalam
percobaan yang dirancang untuk mengukur dampak dari suatu perlakuan
tertentu (seperti jenis iklan tertentu) terhadap perilaku (seperti kemampuan
untuk mengingat iklan).
2) Perangkat Lunak Penelitian Pemasaran

6
Sampai beberapa tahun lalu hanya beberapa perusahaan besar yang dapat
melakukan riset pemasaran sendiri. Organisasi yang lebih kecil harus bergantung
pada organisasi penelitian atau tidak melakukannya. Sekarang, terdapat banyak
perusahaan dan berbagai paket perangkat lunak penelitian yang tersedia. Paket –
paket ini sebagian besar untuk computer mikro, melaksanakan berbagai jenis
aplikasi yang bervariasi dari membantu pewawancara telepon hingga melakukan
analisis statistik yang canggih. Ada juga paket yang menghasilkan grafik dari
penemuan riset. Peta berwarna merupakan cara yang popular untuk menampilkan
data riset yang berhubungan dengan area perdagangan.
Walaupun perangkat lunak membuat riset pemasaran dapat dilakukan oleh
semua perusahaan, ini bukan merupakan kunci bagi penelitian yang efektif.
Kuncinya adalah keahlian yang digunakan untuk merancang proyek penelitian dan
menafsirkan penemuannya. Jika keahlian tidak ada dalam perusahaan, keahlian itu
dapat berasal dari konsultan, atau perusahaan dapat mendaftarkan para pegawainya
pada kursus penelitian pemasaran.
3. Subsistem Intelijen Pemasaran
Tiap area fungsional bertanggung jawab untuk menghubungkan perusahaan
dengan elemen-elemen tertentu di lingkungan. Pemasaran memiliki tanggung jawab
utama pada pelanggan dan pesaing. Seperti area fungsional lainnya, pemasaran juga
memiliki tanggung jawab pada pemerintah.
SIA mengumpulkan data pelanggan, dan subsistem intelijen penelitian
mengumpulkan data pesaing. Pemasaran tidak bertanggung jawab untuk membuat arus
keluar bagi pesaing tetapi membuat arus masuk.
Istilah intelijen pemasar mungkin membuat kita membayangkan bahwa
perusahaan yang satu memata-matai perusahaan yang lain (disebut spionase industri atau
industrial espionage). Pekerjaan tersamar ini berlangsung di dunia bisnis kompetitif, tapi
sedikit kejadian yang telah dipublikasikan. Perusahaan enggan untuk melaporkan
pencurian informasi berharga karena takut merusak citra perusahaannya. Juga,
pelanggaran ini sulit untuk dituntut oleh yang berwajib.
Sama sekali tidak beralasan untuk melanggar hukum guna mendapatkan
informasi karena informasi sangat mudah didapatkan secara legal. Intelijen Pemasaran
(marketing intelligence) mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat digunakan
untuk mendapatan informasi tentang pesaing.

7
E. SUBSISTEM OUTPUT
1. Subsistem Produk
Produk biasanya merupakan unsur pertama yang dijelaskan dalam bauran
pemasaran. Perusahaan memutuskan untuk menyediakan suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan pasar tertentu.
1) Siklus Hidup Produk
Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap
unsur dalam bauran pemasaran dan kemudian mengintegrasikannya menjadi suatu
rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut Siklus
Hidup Produk mengarahkan manajer dalam membuat keputusan.

Gambar 2
Periode pertama mendahului perkenalan produk, saat dibuat keputusan apakah
manajer akan mengembangkan dan memasarkan produk. Periode kedua mencakup
waktu saat berbagai strategi perlu dipertimbangkan untuk membuat penjualan tetap
berjalan. Periode terakhir adalah selama terjadi penurunan, maka bagi manajer
penghapusan produk merupakan suatu alternative pilihan.
2) Model Evaluasi Produk Baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan secara
matang, dengan dasar keuangan yang baik, dan dibuat oleh eksekutif. Perusahaan
yang memperkenalkan banyak produk baru mengembangkan suatu prosedur formal
yang mempertimbangkan factor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan
efisiensi penggunaan sumber daya. Perusahaan dapat memiliki komite produk baru

8
(new product committee) yang melakukan fungsi seleksi dengan menggunakan
movel evaluasi produk baru untuk menghitung nilai bagi calon produk baru.

Gambar 3
Gambar di atas merupakan output dari model evaluasi produk baru. Dalam gambar
tersebut, calon produk baru dievaluasi baik dari segi produksinya maupun
pemasarannya. Produk baru yang dapat diterima adalah produk yang cocok dengan
kemampuan produksi dan pemasaran perusahaan.
Kriteria keputusan untuk mempertimbangkan aspek produksi dari calon produk
tampak di sebelah atas. Kriteria untuk aspek pemasaran tampak di sebelah tengah.
Untuk setiap kriteria produksi dan pemasaran, dimasukkan factor penimbang
(weighting factor/criteria weight) yang mencerminkan nilai pentingnya secara relative.
Bagian tengah dari table terdiri dari berbagai peringkat yang diterima oleh tiap kriteria,
dari sangat baik sampai sangat buruk. Tiap peringkat memiliki nilai, dari 10 untuk
sangat baik hingga 2 untuk sangat buruk. Dalam kolom di bawah peringkat didaftarkab
probabilitas (P) produk baru mencapai nilai peringkat yang ditunjukkan tiap kriteria
tertentu.
Misalnya komite produk baru memutuskan bahwa probabilitas kinerja produk baru
menjadi sangat baik dalam hal dampaknya terhadap kapasitas pabrik adalah 0,2.
Probabilitas ini dikalikan dengan nilai 10 untuk peringkat sangat baik lalu

9
menghasilkan nilai yang diharapkan yaitu 2,0. Kolom kedua dari kanan berisi
penjumlahan nilai yang diharapkan untuk tiap kriteria, dan nilai ini dikalikan dengan
bobot konerja yang sesuai untuk mendapatkan angka pada kolom sebelah kanan. Total
dari angka di sebelah kanan menunjukkan nilai total sumber daya produksi sebesar 6,52
untuk produk baru tersebut.
Pertimbangan pemasaran juga dievaluasi dengan cara yang sama. Lalu, nilai
penggunaan produksi dan pemasaran dikalikan dengan bobot masing-masing yang
terdapat di bagian bawah gambar, dan ditambahkan nilai tertimbang. Total nilai 6,70
menggambarkan penggunaan sumber daya produksi dan pemasaran untuk produk baru.
Nilai yang serupa juga dihitung untuk produk-produk lain yang sedang
dipertimbangkan guna membantu eksekutif membuat keputusan produk baru.
2. Subsistem Tempat
Berbagai saluran distribusi yang digunakan perusahaan untuk menyalurkan
produknya ke konsumen merupakan unsur tempat dalam bauran pemasaran. Untuk
beberapa perusahaan saluran itu pendek yaitu penjual langsung kepada konsumen.
Untuk operasi lainnya, saluran itu panjang yaitu melalui jaringan perantara yang
meliputu pedagang besar, pedagang perantara dan penyalur. Berikut adalah sumber
daya yang mengalir melalui suatu saluran yang berupa informasi dua arah yang
menghubungkan semua peserta.
Gambar 4

Tiap anggota saluran harus mengetahui rincian arus produk ehubungan dengan
peran mereka dalam proses distribusi. Misalnya, produsen harus mengetahui tingkat
harga yang akan dibeli pedagang besar (grosir), tingkat harga yang dibeli pengecer dari

10
pedagang besar, dan tingkat harga yang akan dibeli konsumen dari pengecer. Hal ini
merupakan suatu kesalahan jika perusahaan manufaktur (produsen) terus memproduksi
produk yang hanya akan mengumpulkan debu di rak-rak pengecer.
Informasi umpan balik (feedback information) adalah informasi yang mengalir
dengan arah yang berlawanan dari arus material. Jika produsen mengharapkan umpan
balik dari para anggota saluran, maka sesuatu haris ditawarkan sebagai imbalannya.
Mungkin kebutuhan ini hanya informasi. Istilah informasi feedforward menjelaskan arus
informasi kepada konsumen. Informasi feedforward dari produsen kepada grosir dan
pengecer dapat mencakup pengumuman produk baru, alat bantu penjualan dan promosi,
dan peramalan permintaan. Informasi feedforward kepada konsumen dapat berupa
petunjuk penggunaan, kiat keselamatan dan garansi.
Subsistem tempat menyebabkan terjadinya suatu sistem saluran yang
memungkinkan informasi mengalir bebas di antara banyak perusahaan dengan berbasis
computer. Kemampuan ini disebut dengan electronic data interchange (EDI).
3. Subsistem Promosi
Sangat sulit untuk menerapkan computer pada area promosi. Berbagai
perusahaan telah melakukan analisis penjualan sejak jaman dulu, tetapi laporan-laporan
itu hanya menyediakan gambaran masa lalu. Bahkan lebih sedikit yang dicapai dalam
periklanan karena sifat kreatifnya. Satu area promosi tempat computer dapat diterapkan
adalah komunikasi wiraniaga. Jika perusahaan ingin melengkapi tenaga penjualnya
dengan cara komunikasi yang fleksibel, hal ini dapat dicapai dengan computer mikro
portable. Para wiraniaga membawa computer portable saat mereka menjelajahi
wilayahnya dan menggunakannya untuk :
1) Bertanya (query) pada database untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
konsumen tentang produk yang ingin dibeli (ketersediaan, harga, biaya
pengiriman)
2) Memasukkan data pesanan penjualan ke dalam sistem pemasukan pesanan
3) Menyerahkan laporan panggilan (call reports) yang mengikhtisarkan tiap panggilan
penjualan, menspesifikasikan siapa yang dihubungi, apa yang dibahas, apa tujuan
penjualan selanjunya, dll. Dengan mudah laporan panggilan dapat dirancang
sehingga memuat ruang untuk mencatat intelijen persaingan.
Saat manajemen pemasaran memutuskan untuk menerapkan sistem komunikasi
elektronik tersebut, para wiraniaga perlu mengerti bagaimana penjual mereka akan
meningkat. Misalnya sistem dapat memberikan wiraniaga : (1) Informasi tentang
11
calon konsumen baru, (2) informasi tentang konsumen yang ada seperti pola historis
dari pembelian terdahulu, dan (3) informasi tentang produk yang paling
menguntungkan untuk dijual, dengan mempertimbangkan factor seperti tingkat
komisi, bonus, dan kontes.
Semua informasi ini memungkinkan wiraniaga melakukan tugasnya dengan lebih
baik. Semua aspek merasakan keuntungannya, wiraniaga meningkatkan komisinya,
perusahaan meningkatkan penjualannya, serta konsumen menerima pelayanan
dengan lebih baik.
4. Subsistem Harga
Area harga hampir mendekati area promosi dalam hal kesulitan dukungan keputusan,
tergantung dari kebijakan harga perusahaan.
1) Penentuan Harga Berdasarkan Biaya
Beberapa perusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan biaya dengan
menentukan biaya – biaya mereka dan menambahkan mark-up yang diinginkan.
Pendekatan ini bersifat agak hati-hati. Anda mendapatkan untung yang diharapkan
saat anda menjual barang-barang tersebut, tetapi ada kemungkinan bahwa
konsumen akan membayar lebih. Jika perusahaan memiliki SIA yang baik,
ketersediaan data biaya yang akurat membuat tugas subsistem harga menjadi
mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
2) Penentuan Harga Berdasarkan Permintaan
Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalah penentuan harga berdasarkan
permintaan, yang menerapkan harga sesuai dengan nilai yang ditempatkan oleh
konsumen terhadap produk. Kunci pendekatan ini adalah memperkirakan
permintaan dengan teliti. Ini memerlukan pemahaman yang baik tentang konsumen
serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan persaingan.
Saat perusahaan mengikuti penentuan harga berdasarkan permintaan, dukungan
computer dapat berupa model matematika. Model ini memungkinkan manajer
untuk memainkan permainan “what if” dalam menentukan tingkat harga yang
memaksimumkan profit tetapi tidak menaikkan intensitas kegiatan persaingan.

5. Subsistem Bauran-Terpadu
Subsistem bauran-terpadu mendukung manajer saat unsur-unsur bauran
pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini dicapai dengan
memproyeksikan berbagai kemungkinan hasil dari berbagai kombinasi.
12
Penjelasan tentang subsistem bauran-terpadu jarang terdapat di dalam
literature, kenyataan yang mungkin lebih dikarenakan sukarnya tugas itu daripada
keinginan perusahaan untuk menjaga kerahasiaan. Model subsistem bauran-terpadu
yang banyak dipublikasi adalah BRANDAID yang dikembangkan oleh Profesor John
D.C. Little dari MIT.
BRANDAID mencakup beberapa submodel untuk periklanan, promosi, harga,
penjualan perorangan, dan distribusi eceran. BRANDAID merangsang kegiatan
produsen yang menjual ke konsumen melalui para pengecer dalam lingkungan yang
kompetitif.

Gambar 5
Tanda panah penuh menggambarkan berbagai pengaruh yang mengalir dari
perusaan manufaktur (produsen), pengecer, pesaing dan lingkungan bisnis. Tanda panah
terputus-putus menggambarkan tanggapan terhadap berbagai pengaruh tersebut.
Pendekatan dasar dari model ini adalah memperkirakan dampak dari berbagai pengaruh
pada penjualan perusahaan manufaktur.

13
Gambar 6
Gambar diatas menunjukkan perilaku keempat variable; jika hanya satu yang aktif,
maka penjualan akan berfluktuasi seperti pada gambar.

Gambar 7
Sedangkan gambar ini menunjukkan pengaruh kombinasi seperti yang
diproyeksikan oleh model serta penjualan aktualnya

Namun model matematika tidak dapat menangani kejadian yang tak terduga. Hal
ini terjadi jika perusahaan yang menggunakan BRANDAID dilanda pemogokan, lalu
diikuti dengan tanggapan yang baik dan tak terduga atas penjualan paket baru. Efek dari
pengaruh ini dapat digambarkan sebagai berikut

14
Gambar 8
Model subsistem bauran-terpadu seperti BRANDAID dapat menjadi alat yang
penuh daya, tidak hanya bagi manajer pemasaran tapi juga bagi manajer lain dalam
perusahaan.

F. Penggunaan Sistem Informasi Pemasaran Oleh Manajer


Manajer pemasaran menggunakan model sistem informasi pemasaran (MKIS) untuk
mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, memformulasikan bauran pemasaran,
dan membuat tindak lanjut sampai sejauh mana bauran ini diterima oleh konsumen. Salah
satu contoh bagaimana manajer menggunakan sistem informasi pemasaran adalah
penelitian pada perusahaan Fortune 500 memberikan gambaran yang baik mengenai cara
raksasa-raksasa industri menggunakan komputer sebagai alat pemasaran.
1. Manajer pemasaran menggunakan Sistem Informasi Pemasaran untuk mempelajari
kebutuhan dan keinginan konsumen, memformulasikan bauran pemasaran, dan membuat
tindak lanjut sampai sejauh mana bauran tersebut diterima oleh konsumen.
2. Para manajer lain dalam perusahaan juga menggunakan Sistem Informasi Pemasaran.
3. Kita telah mengetahui bahwa intelijen pemasaran menarik bagi perusahaan secara
keseluruhan dan bahwa eksekutif terlibat dalam penentuan harga.
4. Walaupun nama sistem informasi fungsional mengimplikasikan bahwa sisetm tersebut
hanya untuk menejer di area tersebut, output informasi juga dapat bernilai bagi manajer
lain yang ada dalam perusahaan.

15
DAFTAR REFERENSI

McLeod Jr., Raymond dkk. 2004. Sistem Informasi Manajemen Edisi 8. Jakarta : INDEKS

16

Das könnte Ihnen auch gefallen