Sie sind auf Seite 1von 2

AL-AWWALUN : Para Sahabat Pelopor Kebaikan

22 Jun 2010 in Nafsiyah, Uncategorized 4 Comments

“ Ya Allah ya Rabbi, jadikanlah Kami Hamba Yang Bisa Menjadi Pelopor Kebaikan Seperti Para
Sahabat Rosulullah SAW”
Yang pertama kali masuk Islam dari golongan wanita dan laki-laki adalah Sayyidah Khadijah binti
Khuwailid.
Yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw, jika
telah tiba waktu shalat maka beliau keluar menuju lembah-lembah di kota Makkah, dan Ali keluar
menyertainya (padahal dia masih berumur sepuluh tahun) secara sembunyi-sembunyi agar tidak
diketahui oleh ayah dan kaumnya. Lalu mereka berdua melakukan shalat bersama, dan jika waktu
sore tiba mereka berdua kemudian pulang.
Yang pertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki merdeka adalah Abu Bakar
Shiddiq. Rasulullah saw bersabda: Tidaklah aku mengajak seseorang masuk Islam kecuali ia akan
berwajah pucat mendengarnya, merasa ragu-ragu, dan berpikir panjang, kecuali Abu Bakar. Ia tidak
menunda-nunda masuk Islam ketika aku menceritakan Islam kepadanya, dan juga tidak merasa ragu-
ragu.
Orang yang pertama kali mengeraskan bacaan al-Qur’an di kota Makkah adalah Abdullah bin
Mas’ud. Tatkala ia berada di depan para pemuka Quraisy, ia mengeraskan suaranya yang merdu
dan membangkitkan minat pendengarnya, ketika membaca firman Allah Swt
Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan al-Qur’an. Dia menciptakan manusia,
mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-
tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. (TQS. ar-Rahman [55]: 1-6)
Sampai pada bacaan tersebut, ia dipukuli oleh kaum kafir Quraisy hingga jatuh pingsan. Ketika
siuman, ia meminta ijin pada Nabi saw untuk mengulangi lagi apa yang dilakukannya itu pada malam
berikutnya.
Wanita yang pertama gugur menjadi syahidah dalam Islam adalah Sumayyah bin Khubbath (Ibu
Ammar bin Yasir).
Khatib yang pertama kali menyerukan agama Allah adalah Abu Bakar as-Shiddiq, ketika jumlah
kaum Muslim mencapai tiga puluh sembilan orang. Abu Bakar mendesak Rasulullah saw untuk
menampakkan Islam secara terang-terangan, maka Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Bakar,
jumlah kita masih sedikit”. Abu Bakar terus mendesak hingga akhirnya Rasulullah saw muncul dan
kaum Muslim berpencar di beberapa sisi masjid. Abu Bakar kemudian berdiri menjadi khatib, sedang
Rasulullah saw duduk mendengarkannya, sehingga Abu Bakar menjadi khatib pertama yang
menyeru kepada Allah dan Rasulullah saw. Kaum musyrikin sangat marah kepada Abu Bakar dan
kaum Muslim. Mereka memukulinya dengan sangat hebat. Abu Bakar diinjak-injak. Si fasik, Utbah bin
Rabiah, mendekati beliau, kemudian ia memukulnya dengan dua sepatunya, yang meninggalkan
bekas luka di wajah Abu Bakar sehingga sukar diketahui rupa hidung di wajahnya.
Pedang yang pertama kali dihunus dalam Islam, adalah pedang Zubair bin Awwam. Di masa-masa
awal kemunculan Islam, tersiar kabar bahwa Rasululllah saw telah dibunuh. Yang dilakukan Zubair
tidak lain kecuali segera menghunus pedangnya, kemudian dia mengitari jalanan Makkah bagaikan
badai topan. Dan di daerah Makkah bagian atas dia bertemu dengan Rasulullah saw, yang segera
menanyainya tentang apa yang terjadi? Zubair mengabarkan berita tersebut kepada Rasulullah saw.
Lalu Rasulullah saw mendoakannya agar kebaikan diperuntukkan bagi dirinya dan kemenangan bagi
pedangnya.
Rumah yang pertama kali digunakan untuk mengemban dakwah Islam adalah rumah Arqam bin Abi
al-Arqam, yang berada di Bukit Shafa. Rumah itu seringkali digunakan Nabi Muhammad saw untuk
duduk mengajarkan Islam. Rasulullah saw terus mengajarkan Islam di rumah Arqam hingga jumlah
kaum Muslim mencapai empat puluh orang. Lalu mereka keluar menampakkan seruan kepada Allah.
Orang yang pertama kali berhijrah ke Habsyah; dialah Utsman bin Affan bersama isterinya
Ruqayyah binti Rasulullah saw. Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya Utsman merupakan
orang yang pertama kali berhijrah menyelamatkan agama Allah bersama keluarganya setelah Nabi
Luth as.
Darah yang pertama kali tumpah dalam Islam. Di masa permulaan dakwah Islam, ketika itu Sa’ad bin
Abi Waqashbersama beberapa orang sahabatnya sedang melaksanakan shalat di salah satu lembah
di Makkah. Keberadaan mereka diketahui beberapa orang kaum musyrikin. Kaum musyrikin
kemudian menentang dan mencela apa yang mereka lakukan, hingga akhirnya terjadi perkelahian
diantara mereka. Pada saat itu, Sa’ad memukul salah seorang kaum musyrikin dengan rahang unta
sehingga orang itu terluka (dan mati terbunuh), dan itulah darah yang pertama kali tumpah dalam
Islam.
Duta pertama dalam Islam, adalah Mush’ab bin Umair. Rasulullah saw memilihnya untuk menjadi
duta beliau, yang dikirim ke Madinah dalam rangka memahamkan dan mengajarkan agama Islam
kepada kaum Anshar, menyeru penduduk Yatsrib kepada Islam, dan mempersiapkan Madinah
menyongsong terjadinya hijrah, padahal disisi beliau ada beberapa sahabat yang lebih tua umurnya
dan lebih dekat hubungannya daripada Mush’ab. Mush’ab bin Umair ra mengemban amanat itu
dengan dibantu oleh nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya berupa akal yang cerdas dan
perilaku yang mulia. Ia berhasil menjalankan misinya, dimana penduduk Madinah masuk Islam dan
menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya.
Yang pertama kali membangun masjid adalah Utsman bin Affan.
Yang pertama kali menjadikan rumahnya sebagai masjid yang digunakan untuk shalat
adalah Ammar bin Yasir.
Orang Anshar yang pertama kali masuk Islam adalah As’ad bin Zurarah al-Anshari. As’ad bin
Zurarah dan Dzakwan bin Abdi Qais berangkat ke Makkah. Di sana mereka berdua bertengkar
dengan Utbah bin Rabiah. Mereka berdua mendengar kabar tentang Rasulullah saw dan
mendatanginya, lalu Rasulullah saw menyampaikan Islam dan membacakan al-Qur’an dihadapan
keduanya. Kemudian mereka berdua masuk Islam dan tidak mendekati Utbah bin Rabiah lagi.
Keduanya lalu pulang ke Madinah, dan menjadi orang yang pertama kali pulang ke Madinah
membawa Islam.
Orang yang pertama kali memegang tangan Rasulullah saw pada malam Bai’at al-‘Aqabah kedua
adalah al-Barra bin Ma’rur. Al-Barra memegang tangan Rasulullah saw dan berkata: “Ya, demi Zat
yang mengutusmu menjadi seorang Nabi dengan membawa agama yang haq, kami akan
melindungimu sebagaimana kami melindungi anak isteri kami. Bai’atlah kami wahai Rasulullah. Demi
Allah, sesungguhnya kami adalah ahli perang, ahli senjata, yang selalu kami wariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya”.

Das könnte Ihnen auch gefallen