Sie sind auf Seite 1von 5

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

AKHMAD SYA’BANI ALWI ABDILLAH PO.62.20.1.17.234

D-III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

2017
1. HbA1c (glycosylated haemoglobin)
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah , untuk memperoleh informasi kadar gula
darah yang sesungguhnya, karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes, dalam kurun waktu 2-
3 bulan. Tes ini berguna untuk mengukur tingkat ikatan gula pada hemoglobin A(A1C)
sepanjang umur sel darah merah (120 hari).
Semakin tinggi nilai A1C pada penderita DM semakin potensial beresiko terkena komplikasi.
Pada penderita DM tipe II akan menunjukkan resiko komplikasi apabila A1C dapat
dipertahankan di bawah 8% (hasil studi United Kingdom prospektif diabetes ). Setiap penurunan
1% saja akan menurunkan resiko gangguan pembuluh darah (mikrovaskuler) sebanyak 35%,
kompikasi DM lain 21% dan menurunnya resiko kematian 21%. Kenormalan A1C dapat
diupayakan dengan mempertahankan kadar gula darah tetap normal sepanjang waktu, tidak
hanya pada saat diperiksa kadar gulanya saja yang sudah dipersiapkan sebelumnya ( kadar gula
rekayasa penderita ). Olahraga teratur ,diet, dan taat obat adalah kuncinya.
https://www.pesanlab.com/blog/pemeriksaan-lab-untuk-deteksi-dini-diabetes/

2. Mikroalbumin
Penelitian ini dilakukan dengan memeriksa kadar mikroalbumin yaitu dengan cara disiapkan
sampel urin spot pagi hari, kemudian dimasukkan tes strip (Chemstrip® Micral® dari Roche) ke
dalam urin samapai batas tertentu, dan tunggu selama 1 menit. Diletakkan tes strip di atas tabung
selama 30 detik. Dan dibandingkan warnanya dengan warna standar yang ada di tabung tempat
tes strip. Bila warna putih berarti negatif, bila warna merah berarti positif. Secara semikuantitatif
dibandingkan warna yang positif ini, lalu ditentukan kadarnya sesuai gradasi warna dari 20 – 100
mg/L. https://journal.uny.ac.id/index.php/saintek/article/viewFile/695/562

3. Kreatinin
Kadar kreatinin darah normalnya tidak melebihi 1,5 - 1,7 mg/dl. Pada kadar setinggi itu
menandakan bahwa diabetes nya sudah memberikan komplikasi berupa gangguan fungsi ginjal (
Gagal Ginjal Kronis / GGK ). Tujuan pengobatan ini adalah untuk mencegah agar kerusakan
ginjalnya tidak bertambah parah ( tidak bisa dipulihkan menjadi 100 % seperti semula). Hal ini
bisa dicapai dengan bantuan obat obatan ( obat pengendali gula darah, obat pengendali tekanan
darah tinggi, dan obat diuretik ).
https://meetdoctor.com/question/kadar-kreatin-pada-penderita-diabetes

4. Albumin/ termasuk SGPT


Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah manusia. Obat albumin memiliki
fungsi serupa dengan albumin yang merupakan protein alami yang diproduksi oleh hati.
Mengingat telah terjadinya gangguan pada protein tubuh yang menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya ulkus diabetik, jadi pemberian albumin ini kemungkinan besar untuk
mengatasi gangguan protein yang dapat membantu proses penyembuhan pada ulkus diabetic.
SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang terdapat di
dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari
dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium. nilai
normal SGPT adalah 0-35 u/L (terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung
dari laboratorium tempat pemeriksaan). Karena Liver atau hati berfungsi sebagai pusat produksi
dan gudang penyimpanan gula darah. Ketika kadar insulin dalam darah sedang tinggi, saat
sehabis makan misalnya, maka hati akan menyimpan semua kelebihan gula (glikogen) tadi untuk
persediaan jika kelak dibutuhkan. Jika fungsi liver itu rusak maka liver yang seharusnya
berfungsi mengeluarkan insulin tidak bisa. Akhirnya yang bekerja pankreas untuk melepaskan
insulin. Lama kelamaan pankreas capek dan rusak. Sebab itulah SGPT itu diperlukan.
https://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2721132/sgpt-tinggi
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/albumin-3

5. Kolestrol total, HDL, LDL dan trigliserida


Kolesterol dan gula darah sama-sama meningkatkan faktor risiko seseorang untuk terkena
serangan jantung dan stroke. Kolesterol adalah senyawa lemak dalam tubuh manusia, lemak ini
berguna bagi tubuh bila kadarnya normal dan tidak berlebih. Bila kadarnya lebih maka akan
menyebabkan peningkatan risiko penyakit diatas. Kolesterol ini juga dapat menyumbat
pembuluh darah sehingga sirkulasi darah jadi tidak normal. Kolesterol ada bermacam-macam
jenisnya:
 Kolesterol baik HDL
 Kolesterol jahat LDL
 Kolesterol total
 Trigliserida
Makanan yang disarankan untuk penderita kolesterol adalah makanan yang rendah lemak,
lemak banyak pada makanan yang di goreng dan bersantan. Tetapi ada lemak yang baik untuk
penderita kolesterol seperti: ikan yang kaya omega 3, minyak zaitun dan kacang-kacangan.
Gula darah tinggi atau diabetes juga merupakan penyakit kronis yang membahayakan, karena
bisa mengalami komplikasi ke jantung, ginjal, otak, dll. Diabetes ini memiliki gejala sering
minum, buang air kecil lebih sering, dan sering makan. Penderita diabetes harus mengurangi
makanan makanan manis seperti kue-kue dan cemilan tinggi gula.
Penyakit kolesterol dan diabetes ini memiliki potensi untuk saling memperberat komplikasi
satu sama lain karena penyakit ini termasuk dalah satu dari sindrom metabolik. Sindrom
metabolik adalah kombinasi dari beberapa penyakit seperti hipertensi (darah tinggi), diabetes
(gula darah tinggi), kolesterol tinggi, dan obesitas secara bersamaan.
Untuk menghindarinya, jalankan pola hidup sehat seperti:
 Rajin berolahraga 3-5x seminggu selama 30-45 menit
 Kurangi makana tinggi lemak dan tinggi gula
 Makan banyak sayur dan buah
 Hindari stress
 kurangi merokok
 batasi konsumsi alcohol
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/hubungan-penyakit

6. EKG
 Tanda EKG pada Pasien Diabetik
Perubahan fibrotic, terutama pada daerah basal ventrikel kiri harus sering diamati pada
pasien DM, meskipun keterlibatan kardiak secara klinis belum terlihat.
Meskipun pada individu sehat, hiperinsulinemia yang menginduksi hipoglikemia dapat
menyebabkan pemanjangan interval QT dan penurunan area dan amplitudo gelombang T.
Penelitian EURODIAB pada penderita diabetes dengan interval QT normal sebagai baseline,
jenis kelamin perempuan dan tinggi kadar HbA1c dan tekanan darah sistolik berhubungan
dengan risiko pemanjangan interval QT (prolonged QTc), dimana aktivitas fisik dan indeks
massa tubuh normal merupakan factor protektif. Korelasi diketahui antara durasi QT dengan
jumlah kalsium koroner. Prolonged QT dan depresi ST diprediksi sebagai penyebab kematian
pada pasien dengan DM tipe 2. Penderita DM tipe 2 meningkatkan kejadian PAD, CHF, CAD,
MI dan sudden death. Sehingga harapannya pada pemeriksaan EKG pasien ini dapat terdeteksi
dini adanya gambaran iskemik miokard, meskipun pada pasien ini tidak ada keluhan nyeri dada
(silent ischemia) dan pembesaran ventrikel kiri (LVH) sebagai komplikasi dari hipertensi yang
lama.
Berdasarkan literatur, daerah iskemik selalu terletak pada miokard bagian dalam, dengan kata
lain miokard yang sehat letaknya tepat di bawah elektroda, jadi akan terekam suatu gambaran
depresi segmen ST. sedangkan pada infark, daerah yang rusak (injury) akan mencapai miokard
bagian luar, dengan kata lain jaringan yang rusak terletak di bawah elektroda sehingga terekam
suatu elevasi ST segmen.
Apabila terjadi infark lama (sebagian otot jantung nekrosis), maka daerah nekrosis tersebut
tidak ada konduksi aliran bioelektrik (electrically silent). Jadi arus depolarisasi yang terekam
merambat menjauhi daerah ini. Akibatnya elektroda A yang menghadap ke daerah yang nekrosis
akan member gambaran defleksi negative. Sebaliknya elektroda B yang berada di posisi
berlawanan akan memberikan gambaran defleksi positif. Di dalam EKG, gambaran defleksi
negatif pada elektroda yang menghadap ke nekrosis dikenal sebagai gelombang Q. sedangkan
defleksi positif pada elektroda yang terletak pada sisi berlawanan dikenal dengan perubahan
resiprokal (reciprocal changes). Jadi adanya gelombang Q tanpa disertai elevasi segmen ST
menandakan adanya infark lama.
https://decfinder.wordpress.com/2011/02/19/tujuan-pemeriksaan-ekg-elektrokardiografi-pada-
pasien-diabetes-mellitus/
7. Ro Thorax
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit gangguan metabolik dengan karateristik
hiperglikemia. DM juga merupakan suatu penyakit yang dapat menimbulkan banyak komplikasi
yaitu salah satunya Tuberkulosis Paru, komplikasi ini diketahui dengan menggunakan
radiodiagnostik seperti Rontgen Paru. Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara KGD
sewaktu pada penderita DM dengan TB Paru dengan luas lesi TB Paru secara Rontgen Paru.

8. Funduscopy
Oftalmoskopi adalah tes yang dilakukan dokter untuk memeriksa bagian belakang dan dalam
mata (fundus), termasuk cakram optik, retina, dan pembuluh darah. Oftalmoskopi atau
funduskopi, dapat mendeteksi banyak penyakit serius di tahap awal dengan tingkat akurasi yang
tinggi. Pemeriksaan funduskopi sebaiknya melihat retina dengan teliti, termasuk papil dan
macula. Dalam pemeriksaan oftalmoskopi, dokter menggunakan oftalmoskop dan cahaya untuk
melihat bagian dalam mata. Oftalmoskop adalah alat yang menyerupai senter dengan lensa kecil
yang dapat memperlihatkan bagian dalam bola mata. Umumnya oftalmoskopi dapat berperan
untuk mendeteksi:
 Gangguan mata akibat penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi
 Robekan pada retina
 Glaukoma
 Kerusakan pada saraf optik
 Hilangnya penglihatan pada bagian tengah atau degenerasi makula
 Kanker kulit yang menyebar ke mata atau melanoma
 Infeksi pada retina atau retinitis cytomegalovirus (CMV)
Optamoskopi juga dapat mendeteksi kemungkinan penyebab gejala dari sakit kepala. Atau juga
beberapa jenis penyakit lain seperti tumor otak atau cedera kepala.
https://www.alodokter.com/pemeriksaan-oftalmoskopi-pada-mata-dapat-mendeteksi-berbagai-
penyakit

Das könnte Ihnen auch gefallen