Sie sind auf Seite 1von 7

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fibroadenoma mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah
tumor jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan
berkonsistensi padat kenyal. Kejadian FAM merupakan sepertiga dari semua
kejadian tumor jinak payudara (TJP). Frekuensi FAM yang paling tinggi adalah
pada wanita yang berumur 20-25 tahun. Tumor ini ditemukan 2 kali lebih
sering pada orang kulit hitam, pasien dengan kadar hormon tinggi (remaja dan
wanita hamil), dan pasien yang mendapatkan terapi hormon estrogen.
Karakteristik FAM berdasarkan letak sering ditemukan pada kuadran lateral
atas payudara. Tumor ini bervariasi dalam ukuran, paling sering ditemukan
dengan diameter 1 sampai 2 cm.

Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, FAM umumnya


terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia
di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
FAM. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, FAM terjadi
pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari 15% wanita
mengalami FAM dalam hidupnya. Namun, kejadian FAM dapat terjadi pula
wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya
dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding usia muda. Penderita FAM
memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara
dikemudian hari dibandingkan wanita yang tidak menderita FAM.

Data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2030 akan terjadi
lonjatan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Hal ini
dikarenakan banyaknya perempuan usia produktif dan pola hidup yang sudah
beralih dari pertanian menjadi perindustrian, sehingga hal ini mengakibatkan
tingginya risiko fibroadenoma mammae pada perempuan. Daerah penderita
kanker terbanyak di Indonesia adalah Yogyakarta. Tingkat prevelensi tumor
fibroadenoma mencapai 9,6 per 1.000 orang. Angka tersebut jauh lebih tinggi
dari rata-rata prevelensi nasional yang sebesar 4,3 per 1.000 orang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan fisiologi payudara

Payudara terletak pada hemitoraks kanan dan kiri. Batas payudara


yang tampak dari luar pada superior di iga II, inferior pada iga VI, taut antar
sternokostal bagian medial, dan bagian lateral pada linea aksilaris anterior.

a. Struktur Payudara
Struktur payudara terdiri dari parenkim epitelial, lemak,
pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot, dan fasia. Parenkim
epitelial terdiri dari 15-20 lobus yang setiap lobus mempunyai duktus
laktiferus dan bermuara ke papilla mamma. Setiap lobus terdiri dari
lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 kelompok
asini. Lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.3
Fungsi glandula mamma adalah sintesis, sekresi, dan ejeksi
susu. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin serta
dipengaruhi oleh progesteron dan estrogen. Sedangkan untuk ejeksi
susu dirangsang oleh hormon oksitosin.11 Diantara lobulus terdapat
jaringan ikat yaitu ligamentum Cooper sebagai penyangga untuk
payudara.
b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
 Cabang-cabang pembuluh darah ke payudara yaitu rami
perforantes arteri thoracica interna, arteri torakalis lateralis,
arteri mammaria interna, arteri mammaria eksterna, arteri
subskapular, arteri thoracoacromialis, serta cabang arteri
axillaris.12
 Tiga grup vena yang memperdarahi area payudara yaitu cabang
perforanters vena mammaria interna, cabang vena aksilaris,
vena yang bermuara pada vena interkoastalis seperti vena
azygos.3
 Payudara bagian medial dipersarafi oleh cabang kutaneus
anterior dari nervus interkostalis 2-7. Payudara bagian superior
dipersarafi oleh nervus supraklavikula yang berasal dari cabang
ke-3 dan ke-4 pleksus servikal. Papila mamma terutama
dipersarafi oleh cabang kutaneus lateral dari nervus
interkostalis lain mempersarafi areola dan mamma sisi lateral.
Kulit di daerah payudara dipersarafi oleh cabang pleksus
servikalis dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara
dipersarafi oleh saraf simpatik.2
 Kuadran medial mengalirkan limfenya melalui pembuluh-
pembuluh yang melewati ruang intercostal dan masuk ke dalam
nodi lymphoidei thorakalis interna (terletak di dalam rongga
thorax sepanjang arteri thoraica interna). Kuadran lateral
glandula mamma mengalirkan limfenya ke nodi lymphoidei
axillaris anterior atau kelompok pektoralis. Beberapa pembuluh
limfe mengikuti arteri intercostalis posterior, beberapa
pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe payudara sisi
yang lain dan dengan kelenjar di dinding anterior abdomen
c. Fisiologi
Payudara mengalami tiga kali perubahan. Perubahan pertama
pada payudara dari awal kelahiran hingga menopause. Saat pubertas,
terjadi perkembangan duktus dan sinus laktiferus yang dipengaruhi
oleh estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium. 2
Perubahan yang kedua sesuai dengan siklus haid. Sekitar hari
ke-8 haid, payudara membesar dan beberapa hari sebelum haid
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Beberapa hari menjelang
haid, payudara terasa nyeri dan menegang sehingga saat melakukan
palpasi payudara sulit dilakukan.2
Perubahan terakhir terjadi pada masa kehamilan dan menyusui.
Saat masa kehamilan terjadi ploriferasi epitel duktus lobus dan duktus
alveolus sehingga payudara membesar. Sel-sel alveolus akan
memproduksi air susu yang dialirkan ke asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu yang dipicu oleh oksitosin.2

Definisi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang sering terjadi pada

perempuan. Fibroadenoma biasanya terjadi pada perempuan muda

dengan insidensi puncak pada usia 30 tahun. Struktur fibroadenoma

terdiri dari epitel dan komponen kapsula fibrosa. Komponen epitel

fibroadenoma hampir sama dengan komponen epitel pada payudara

normal.17 Fibroadenoma tampak berwarna coklat berkapsul. Pada

pemeriksaan fisik, fibroadenoma akan teraba sebagai massa soliter,

diskret, mudah digerakkan, dan konsistensi kenyal padat. Massa tumor

membesar pada akhir siklus haid dan selama hamil.1

Tindakan

pembedahan merupakan modalitas primer dalam terapi. Pembedahan

yang dilakukan ekstirpasi yang merupakan tindakan pembedahan


pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya yang berada

dibawah lapisan kulit.18 Pasien dengan fibroadenoma mammae memiliki

risiko tinggi mengalami kanker payudara, namun jika terdeteksi secara

dini maka prognosisnya akan menjadi baik, bila tidak diangkat dengan

sempurna maka dapat kambuh kembali.10 Fibroadenoma mammae

kadang tumbuh dengan cepat dan berpotensi kambuh saat rangsangan

estrogen meningkat.2

Etiologi

Faktor resiko

Patofisiologi

Gejala klinis

Diagnosis

Penatalaksanaan

Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak yang paling

banyak ditemukan. Menurut penelitian di New York, FAM terdapat pada

¼ kasus karsinoma, dengan frekuensi enam kali lebih banyak dibanding

papiloma duktus. Insidensi tertinggi tumor ini terjadi pada dekade tiga

meskipun dapat timbul terutama pada usia setelah pubertas. Berdasarkan

laporan dari NSW Breast Cancer Institute (2010), FAM umumnya terjadi

pada wanita dengan usia 21–25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di
atas 50 tahun.

Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti,

namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang

mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain riwayat perkawinan yang

dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan

riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli et al (2011)

menyatakan bahwa pasien yang tidak menikah meningkatkan risiko

kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56–16.31) artinya penderita FAM

kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Selain itu,

hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah <21 tahun

meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23–6.53) artinya


penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang

menikah pada usia <21 tahun. Penurunan paritas meningkatkan insiden

terjadinya FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara.

Berat badan yang berlebihan dengan IMT >30 kg/m2

juga menjadi faktor

resiko terjadinya FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04–3.03) artinya wanita

dengan IMT >30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM

dibandingkan wanita dengan IMT normal.

Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus

atau duktus terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM,

yaitu FAM intrakanalikuler atau stroma yang tumbuh mendesak


kanalikulus pada sistem duktulus intralobulus dan FAM perikanalikuler

atau stroma yang tumbuh proliferatif mengitari sistem kanalikulus sistem

duktulus intralobulus (Nasar et al., 2010).

Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan,

lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai

dengan empat sentimeter, dan banyak ditemukan pada kuadran lateral

kanan atas payudara kiri pada penderita yang right handed. Benjolan ini

dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah pengaruh estrogen haid

normal, kehamilan, laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara

makroskopik, benjolan ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu

tepi tajam dan permukaannya putih keabuan sampai merah muda serta

homogen. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat susunan lobulus


perikanalikular yang mengandung stroma padat dan epitel proliferatif

(Soetrisno, 2010; Sabiston, 2011).

Das könnte Ihnen auch gefallen