Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fibroadenoma mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah
tumor jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan
berkonsistensi padat kenyal. Kejadian FAM merupakan sepertiga dari semua
kejadian tumor jinak payudara (TJP). Frekuensi FAM yang paling tinggi adalah
pada wanita yang berumur 20-25 tahun. Tumor ini ditemukan 2 kali lebih
sering pada orang kulit hitam, pasien dengan kadar hormon tinggi (remaja dan
wanita hamil), dan pasien yang mendapatkan terapi hormon estrogen.
Karakteristik FAM berdasarkan letak sering ditemukan pada kuadran lateral
atas payudara. Tumor ini bervariasi dalam ukuran, paling sering ditemukan
dengan diameter 1 sampai 2 cm.
Data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2030 akan terjadi
lonjatan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Hal ini
dikarenakan banyaknya perempuan usia produktif dan pola hidup yang sudah
beralih dari pertanian menjadi perindustrian, sehingga hal ini mengakibatkan
tingginya risiko fibroadenoma mammae pada perempuan. Daerah penderita
kanker terbanyak di Indonesia adalah Yogyakarta. Tingkat prevelensi tumor
fibroadenoma mencapai 9,6 per 1.000 orang. Angka tersebut jauh lebih tinggi
dari rata-rata prevelensi nasional yang sebesar 4,3 per 1.000 orang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Struktur Payudara
Struktur payudara terdiri dari parenkim epitelial, lemak,
pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot, dan fasia. Parenkim
epitelial terdiri dari 15-20 lobus yang setiap lobus mempunyai duktus
laktiferus dan bermuara ke papilla mamma. Setiap lobus terdiri dari
lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 kelompok
asini. Lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.3
Fungsi glandula mamma adalah sintesis, sekresi, dan ejeksi
susu. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin serta
dipengaruhi oleh progesteron dan estrogen. Sedangkan untuk ejeksi
susu dirangsang oleh hormon oksitosin.11 Diantara lobulus terdapat
jaringan ikat yaitu ligamentum Cooper sebagai penyangga untuk
payudara.
b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
Cabang-cabang pembuluh darah ke payudara yaitu rami
perforantes arteri thoracica interna, arteri torakalis lateralis,
arteri mammaria interna, arteri mammaria eksterna, arteri
subskapular, arteri thoracoacromialis, serta cabang arteri
axillaris.12
Tiga grup vena yang memperdarahi area payudara yaitu cabang
perforanters vena mammaria interna, cabang vena aksilaris,
vena yang bermuara pada vena interkoastalis seperti vena
azygos.3
Payudara bagian medial dipersarafi oleh cabang kutaneus
anterior dari nervus interkostalis 2-7. Payudara bagian superior
dipersarafi oleh nervus supraklavikula yang berasal dari cabang
ke-3 dan ke-4 pleksus servikal. Papila mamma terutama
dipersarafi oleh cabang kutaneus lateral dari nervus
interkostalis lain mempersarafi areola dan mamma sisi lateral.
Kulit di daerah payudara dipersarafi oleh cabang pleksus
servikalis dan nervus interkostalis. Jaringan kelenjar payudara
dipersarafi oleh saraf simpatik.2
Kuadran medial mengalirkan limfenya melalui pembuluh-
pembuluh yang melewati ruang intercostal dan masuk ke dalam
nodi lymphoidei thorakalis interna (terletak di dalam rongga
thorax sepanjang arteri thoraica interna). Kuadran lateral
glandula mamma mengalirkan limfenya ke nodi lymphoidei
axillaris anterior atau kelompok pektoralis. Beberapa pembuluh
limfe mengikuti arteri intercostalis posterior, beberapa
pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe payudara sisi
yang lain dan dengan kelenjar di dinding anterior abdomen
c. Fisiologi
Payudara mengalami tiga kali perubahan. Perubahan pertama
pada payudara dari awal kelahiran hingga menopause. Saat pubertas,
terjadi perkembangan duktus dan sinus laktiferus yang dipengaruhi
oleh estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium. 2
Perubahan yang kedua sesuai dengan siklus haid. Sekitar hari
ke-8 haid, payudara membesar dan beberapa hari sebelum haid
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Beberapa hari menjelang
haid, payudara terasa nyeri dan menegang sehingga saat melakukan
palpasi payudara sulit dilakukan.2
Perubahan terakhir terjadi pada masa kehamilan dan menyusui.
Saat masa kehamilan terjadi ploriferasi epitel duktus lobus dan duktus
alveolus sehingga payudara membesar. Sel-sel alveolus akan
memproduksi air susu yang dialirkan ke asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu yang dipicu oleh oksitosin.2
Definisi
Tindakan
dini maka prognosisnya akan menjadi baik, bila tidak diangkat dengan
estrogen meningkat.2
Etiologi
Faktor resiko
Patofisiologi
Gejala klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Fibroadenoma Mammae
papiloma duktus. Insidensi tertinggi tumor ini terjadi pada dekade tiga
laporan dari NSW Breast Cancer Institute (2010), FAM umumnya terjadi
pada wanita dengan usia 21–25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di
atas 50 tahun.
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti,
kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Selain itu,
dengan IMT >30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM
atau duktus terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM,
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan,
lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai
kanan atas payudara kiri pada penderita yang right handed. Benjolan ini
tepi tajam dan permukaannya putih keabuan sampai merah muda serta