Sie sind auf Seite 1von 8

BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:


1. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan.

2. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.

3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

4. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain Limbah larutan fixer,
Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.

5. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara
rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan.

6. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi, dan/atau
prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh, cairan tubuh, dan/atau
spesimen beserta kemasannya.

7. Limbah sitotoksik adalah Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk
membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

8. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

9. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat


bahaya dan/atau sifat racun.

10. Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik Limbah B3.

11. Label Limbah B3 adalah keterangan mengenai Limbah B3 yang berbentuk tulisan yang berisi
informasi mengenai Penghasil Limbah B3, alamat Penghasil Limbah B3, waktu pengemasan,
jumlah, dan karakteristik Limbah B3.
12. Pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan atau
dibubuhkan pada kemasan langsung Limbah B3.

13. Pengelolaan adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,


menggunakan dan atau membuang.

14. Penyimpanan adalah teknik kegiatan penempatan untuk menjaga kualitas dan kuantitas dan
atau mencegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk
hidup lainnya;

15. Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan dari Penghasil sebelum diserahkan kepada
Pemanfaat, Pengolah, dan/atau Penimbun.

16. Pengemasan adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan ke dalam suatu wadah
dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;

17. Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan.

18. Pemanfaatan adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali
yang bertujuan untuk mengubah menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi
bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan
lingkungan hidup.

19. Pengolahan adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau
sifat racun.

20. Sistem Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian keadaan darurat yang meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan serta pemulihan kualitas
lingkungan hidup akibat kejadian kecelakaan Pengelolaan Limbah B3.

21. TPS B3 Adalah

22. IPAL adalah

23. Spillkit adalah

24. Tumpahan adalah

25. Limbah Gas adalah

26. Limbah non infeksius adalah

27. MSDS adalah

28. Limbah rumah sakit


BAB II
Tujuan dan Batasan Pengaturan
Pasal 2
Pedoman Rumah sakit ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam melakukan
pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon, mulai dari unit penghasil
limbah sampai proses pemilahan dan pengelolaan oleh pihak ketiga.

Pasal 3
1. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat,
cair, dan gas. Sedangkan kategori limbah medis padat terdiridari benda tajam, limbah
infeksius, limbah patologi, limbah sitotoksik, limbah tabung bertekanan, limbah genotoksik,
limbah farmasi, limbah dengan kandungan logam berat, limbah kimia, dan limbah radioaktif.
2. Pemisahan limbah berdasarkan Jenis dan Sumber limbah sebagaimana dimaksud pada ayat
1 meliputi:
a. Limbah Infeksius
b. Limbah non Infeksius
c. Limbah Cair
d. Limbah B3
e. Limbah Gas
3. Penjelasan limbah infeksius sebagaimana dimaksud ayat 2 (a) adalah Limbah yang
terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
4. Limbah infeksius berupa darah dan cairan tubuh pada ayat 3 meliputi:
a. darah atau produk darah:
- serum,
- plasma, dan
- komponen darah lainnya.
b. cairan tubuh:
- semen,
- sekresi vagina,
- cairan serebrospinal,
- cairan pleural,
- cairan peritoneal,
- cairan perikardial,
- cairan amniotik, dan
- cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi darah.
c. Tidak termasuk dalam kelompok cairan tubuh yaitu:
- urin, kecuali terdapat darah,
- feses, kecuali terdapat darah, dan
- muntah, kecuali terdapat darah.
d. Sebagaimana dimaksud ayat 4 (c) dapat dikelompokkan menjadi limbah infeksius bila
bekas pakai infeksi saluran cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di
transmisikan lewat darah atau cairan tubuh lainnya.
5. Penjelasan limbah non infeksius sebagaimana dimaksud pada pasal 2 (b) adalah Limbah yang
tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna
hitam.
6. Penjelasan limbah cair sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (c) adalah semua buangan yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang memungkinkan mengandung mikroorganisme,
bahanh kimia beracun dan radioaktif serta darah atau cairan tubuh yang berbahaya bagi
kesehatan.
7. Penjelasan limbah B3 sebagaimana dimaksud pasal 2 (d) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3
8. Penjelasan limbah gas sebagaimana dimaksud ayat 2 (e) adalah semua limbah (emisi) yang
berasal dari hasil pembakaran di rumah sakit.
9. Limbah rumah sakit berdasarkan pengelompokan tersebut dilakukan
pemilahan di masing-masing unit dengan diletakkan di tempat sampah sesuai
dengan kriteria.
10.Kriteria tempat sampah yang terdapat di Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon Meliputi:
a. Tempat Sampah Infeksius
b. Tempat Sampah Non Infeksius
c. Tempat Sampah B3
d. Tempat Sampah Botol Infus
11.Sebagaimana dimaksud pada ayat 9, maka untuk pembuangan limbah dalam
bentuk cair maka dilakukan dengan membuang langsung ke SpoelHook.
12.Proses selanjutnya terkait limbah cair maka akan diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait penanganan masalam limbah cair.

BAB III
Tata Laksana Pengelolaan Limbah
Pasal 4
1. Tata laksana Pengelolaan Limbah yang timbul dari Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, adalah pengelolaan limbah mulai dari unit
penghasil sampai dengan pemusnahan limbah oleh pihak ketiga.
2. Tahapan pengelolaan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi tahapan:
a. Pengurangan dan pemilahan Limbah;
b. Penyimpanan Limbah;
c. Pengangkutan Limbah;
d. Pengolahan Limbah oleh pihak ketiga
e. ..
f. ..
3. Tahapan proses pengelolaan limbah sebagaimana dijelaskan pada ayat 2 terlebih dahulu
dibedakan berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan oleh unit.
4. Pemilahan berdasarkan karakteristik limbah sebagaimanan ayat 3, terdiri sebagai berikut:
a. Limbah Infeksius
b. Limbah Non Infeksius
c. Limbah Cair
d. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
e. Limbah Gas
5. Proses pengelolaan sampai dengan pemusnahan limbah Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai
dengan kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon.

BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS
Pasal 5
1. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan kedalam
kantong plastik berwarna kuning.
2. Karakteristik limbah infeksius dibatasi datasi dengan kriteria terkontaminasi dengan darah
dan cairan tubuh.
3. Darah dan cairan tubuh yang tergolong kedalam kategori infeksius adalah sebagai berikut:
a. darah atau produk darah:
- serum,
- plasma, dan
- komponen darah lainnya.
b. cairan tubuh:
- semen,
- sekresi vagina,
- cairan serebrospinal,
- cairan pleural,
- cairan peritoneal,
- cairan perikardial,
- cairan amniotik, dan
- cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi darah.
c. Tidak termasuk dalam kelompok cairan tubuh yaitu:
- urin, kecuali terdapat darah,
- feses, kecuali terdapat darah, dan
- muntah, kecuali terdapat darah.
e. Batasan kategori untuk limbah infeksius dikecualikan untuk pasien infeksi saluran cerna,
menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di transmisikan lewat darah atau cairan tubuh
lainnya.
f. Dalam hal pasien sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (e), maka setiap limbah dari unit
yang dihasilkan oleh pasien tersebut di kelompokkan kedalam kategori limbah infeksius
dan dikelola dengan cara limbah infeksius.

Pasal 6
1. Pengelolaan sampah infeksius dilakukan dengan cara pemilahan berdasarkan kriteria infeksius
oleh masing-masing unit
2. Pengelolaan di masing-masing unit dilakukan dengan membuang sampah infeksius ke dalam
tempat sampah infeksius.
3. Tempat sampah infeksius sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah tempat sampah dengan
kriteria warna kuning, atau tempat sampah dengan kriteria terdapat kresek warna kuning dan
disertai dengan keterangan label infeksius.
4. Keterangan label infeksius sebagaimana dimaksud pada pasal 3 adalah keterangan yang
menjelaskan label sampah berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
5. Label sampah infeksius dijelaskan dalam lampiran pedoman ini.

Pasal 7
1. Proses pengelolaan sampah di masing-masing unit dilakukan oleh unit terkait
2. Proses pembuangan sampah dari unit menuju TPS dilakukan setiap hari dengan melibatkan
petugas cleaning service.
3. Proses pembuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 maka sebelum dilakukan
pengangkutan petugas terlebih dahulu melakukan pendataan sampah pada unit tersebut.
4. Pendataan sampah sebagaimana dimaksud ayat 4 didokumentasikan beberapa hal seperti
berikut:
a. Sampah Infeksius….
b. Lokasi..
c. Berat..
d. Waktu pengambilan..
5. Setiap petugas yang melakukan pengangkutan sampah dari unit menuju TPS wajib memakai
Alat Pelindung Diri ketika mengangkut limbah
6. Alat pelindung diri yang dipakai oleh petugas ketika melakukan pengangkutan limbah meliputi:
a. Handscoon rumah tangga
b. Masker
c. Sepatu boot
d. ..
e. ..
7. Dalam proses pengangkutan sampah oleh petugas dari masing-masing unit, dilakukan petugas
dengan menggunakantroli khusus yang kuat, tertutu dan mudah dibersihkan, tidak boleh
tercecer.
8. Setiap pengambilan sampah dari masing-masing unit dilakukan ketika tempat sampah mencapai
¾ dari tempat sampah.
9. Proses pengambilan sampah dari masing-masing unit menuju Tempat Sampah Sementara
dilakukan melewati koridor yang telah ditentukan.
10. Adapun koridor yang dilakukan sebagai tempat untuk transportasi sampah maka dilakukan
perbedaan alur dengan pengambilan linen, pengiriman dapur atau juga proses transportasi
kefarmasian.
11. Adapun koridor sebagaimana dimaksud ayat 10, bila dalam lokasi tidak terdapat jalan yang
berbeda antara kegiatan pengangkutan limbah, pengangkutan gizi, maupun proses farmasi maka
dilakukan proses pengangkutan yang dilakukan dengan waktu yang berbeda.
12. Proses pemilahan waktu tersebut dijelaskan dalam lampiran pedoman ini.

Pasal 8 proses TPS


Pasal 9 pengumpulan sampah
Pasal 10 pengangkutan sampah pihak 3
Pasal 11 proses pengolahan sampah pihak ke tiga
Pasal 12 proses perbaikan manifest

Pasal 13 Limbah non medis identifikasi


Pasal 14 pembuangan limbah unit
Pasal 15 proses pemilahan dan pengambilan
Pasal 16 proses pengangkutan
Pasal 17 proses TPS
Pasal 18 pengumpulan sampah
Pasal 19 pengangkutan sampah pihak 3
Pasal 20 proses pengolahan sampah pihak ke tiga
Pasal 21 proses perbaikan manifest

Pasal 22 limbah botol infus


Pasal 23 identifikasi
Pasal 24 pengumpulan sampah
Pasal 25 pencacahan dan desinfeksi
Pasal 26 pemanfaatan
Pasal 27 proses pengambilan pihak ketiga
Pasal 28 re use pihak ketiga

Das könnte Ihnen auch gefallen