Sie sind auf Seite 1von 2

SIAPA YANG BERHAK ATAS PERMATA INI

Seorang yang sudah tua sedang berkumpul bersama tiga anaknya. Berkata orang orang
tua itu kepada mereka : ini adalah permata yang berharga, dan tidak akan pernah mengambilnya
kecuali siapa diantara kalian yang beramal mulia.

Maka datanglah anak yang pertama dan berkata : Datang seorang laki2 yang tidak
mengenalku, dan telah mencari aku agar aku menyimpan uangnya padaku, aku berkata pada
diriku sendiri : aku tidak akan berkhianat dengan laki2 itu, dan aku tidak akan rela untuk
mengingkari hartanya ketika ia datang untuk meminta hartanya. Dan ketika telah datang laki2
itu akupun kembalikan uang itu kepadanya.

Berkata bapaknya : Hai anakku, hal ini adalah amanah, dan memegang amanah itu adalah
wajib, dan tidak ada balasan di sini karena kewajiban.

Kemudian datang anaknya yang kedua dan berkata : aku melihat seorang anak laki2 yang
tidak dapat berenang, dan sungguh anak itu hampir tenggelam maka aku dengan segera menuju
kepadanya menyelamatkan dari tenggelam dan aku tidak nyombongkan diri, maka sungguh aku
diam dengan ini, bahkan aku menyembunyikannya.

Berkata Bapaknya : Wahai anakku ini adalah muru’ah (kehormatan diri) dan muru’ah
adalah wajib. Dan tidak ada balasan atas kewajiban.

Kemudian datang anak yang ketiga, dan berkata : Aku melihat musuhku sedang tidur di tepi
sungai, dan hampir terjatuh ke sungai, adapun musuhku ini adalah orang yang menyakitkan aku,
sekiranya dapat kesempatan untuk membunuhku sungguh pasti akan ia lakukan, maka akupun
dengan segera menuju kepadanya dan aku menyelamatkannya dari tenggelam.

Maka Orang tua itu senang dan berkata kepadanya : Sesungguhnya Engkaulah anakku
yang berhak mendapatkan permata yang berharga ini karena amal perbuatanmu sangat mulia.
Tidak akan ada manusia yang melakukannya kecuali manusia yang mulia.

(Al Faqiir Ilaa Maghfirati Rabbii Didik Rahmanto Bin Abdurrahman)

Das könnte Ihnen auch gefallen