Sie sind auf Seite 1von 42

BAB I

KONSEP LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan Laporan Keuangan yang disusun oleh


perusahaan yang mempunyai satu atau lebih anak perusahaan yang terbentuk dari adanya
peristiwa penggabungan usaha. PSAK No.22 memberi definisi mengenai penggabungan
usaha (Business Combination) yaitu :

“Penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu


entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan
lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain.”

Bentuk-bentuk penggabungan usaha dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :


1. Merjer
Merjer yaitu satu bentuk penggabungan usaha dimana satu perusahaan mengambil alih
semua aktiva dan operasi dari perusahaan lain dan kemudian perusahaan yang diambil
alih tersebut dibubarkan.

PT. A
PT. A
PT. B

2. Konsolidasi.

1
Konsolidasi yaitu satu bentuk penggabungan usaha dimana satu perusahaan baru
dibentuk untuk mengambil alih semua aktiva dan operasi dari dua atau lebih
perusahaan lain yang kemudian dibubarkan.

PT. A
PT. C
PT. B

3. Akuisisi
Akuisisi yaitu satu bentuk penggabungan usaha dimana satu perusahaan mengakuisisi
saham berhak suara perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai
entitas hukum yang berdiri sendiri, tetapi timbul hubungan induk-anak (parent-
subsidiary).

PT A PT A

PT B PT B

Terdapat dua metode penggabungan usaha yaitu :


1. Metode Penyatuan Kepemilikan.
Dalam metode ini, kepemilikan dari setiap perusahaan yang bergabung dianggap satu
kesatuan dan tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Aktiva dan kewajiban
perusahaan-perusahaan yang bergabung dicatat pada entitas akuntansi yang baru
sebesar nilai bukunya.
2. Metode Pembelian.
Dalam metode ini, penggabungan usaha dianggap sebagai suatu transaksi pembelian
dimana suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva bersih dari perusahaan lain yang
bergabung. Perusahaan yang membeli perusahaan lain mencatat aktiva yang diterima
dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.

2
Masing-masing metode dalam penggabungan usaha menentukan konsep yang berbeda dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Namun sejak tahun 2001 FASB telah
menghapuskan metode penyatuan kepemilikan sehingga hanya metode pembelian yang
diperbolehkan untuk dipergunakan dalam penggabungan usaha. Dalam bab-bab selanjutnya
akan dibahas mengenai penyusunan laporan keuangan konsolidasi dengan menggunakan
metode pembelian. Berikut akan diilustrasikan mengenai aplikasi akuntansi untuk kedua
metode di atas.

1. Metode Penyatuan Kepemilikan


Untuk mengilustrasikan aplikasi akuntansi penggabungan usaha untuk metode
penyatuan kepemilikan, berikut asumsi mengenai akun modal pemegang saham PT A
dan PT B pada saat penggabungan usaha.(000)
PT A PT B Total
Modal Saham, @ Rp 10.000,- Rp 150.000,- Rp 50.000,- Rp 200.000,-
Tambahan Modal Disetor 20.000,- 30.000,- 50.000,-
Total Modal Disetor 170.000,- 80.000,- 250.000,-
Laba Ditahan 60.000,- 40.000,- 100.000,-
Aktiva bersih & Ekuitas Rp 230.000,- Rp120.000,- Rp 350.000,-

A. Ilustrasi penggabungan usaha Metode Penyatuan Kepemilikan dengan cara


Merjer.
→ PT A menerbitkan 5.000 lembar saham @ Rp 10.000,- untuk memperoleh
aktiva bersih PT B. Ayat jurnal yang dibuat oleh PT A untuk mencatat
penyatuan usaha ini adalah sebagai berikut :
Aktiva Bersih Rp 120.000.000,-
Modal Saham @ Rp 10.000,- Rp 50.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 30.000.000,-
Laba Ditahan 40.000.000,-

3
PT A melanjutkan usaha, sehingga PT B perlu untuk membuat ayat jurnal
berikut untuk mencatat pembubaran perusahaannya :
Modal Saham @ Rp 10.000,- Rp 50.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 30.000.000,-
Laba Ditahan 40.000.000,-
Aktiva Bersih Rp 120.000.000,-

B. Ilustrasi penggabungan usaha Metode Penyatuan Kepemilikan dengan cara


Konsolidasi.
→ PT C menerbitkan 20.000 lembar saham @ Rp 10.000,- untuk memperoleh
aktiva bersih PT A dan PT B. Ayat jurnal yang dibuat oleh PT C untuk
mencatat penyatuan usaha ini adalah sebagai berikut :
Aktiva Bersih Rp 350.000.000,-
Modal Saham @ Rp 10.000,- Rp 200.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 50.000.000,-
Laba Ditahan 100.000.000,-

PT C melanjutkan usaha, sehingga PT A dan PT B perlu untuk membuat ayat


jurnal berikut untuk mencatat pembubaran perusahaannya :
- Untuk Mencatat Pembubaran PT A :
Modal Saham @ Rp 10.000,- Rp 150.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 20.000.000,-
Laba Ditahan 60.000.000,-
Aktiva Bersih Rp 230.000.000,-
- Untuk Mencatat Pembubaran PT B :
Modal Saham @ Rp 10.000,- Rp 50.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 30.000.000,-
Laba Ditahan 40.000.000,-
Aktiva Bersih Rp 120.000.000,-

4
2. Metode Pembelian
Untuk mengilustrasikan aplikasi akuntansi penggabungan usaha untuk metode
pembelian, berikut asumsi yang diperlukan :

→ PT A menerbitkan 100.000 lembar saham @ Rp 10.000,- untuk memperoleh aktiva


bersih PT B pada tanggal 1 Januari 2006. Harga pasar saham biasa PT A pada
tanggal 1 Januari 2006 yaitu Rp 15.000,- per lembar. Terdapat beberapa tambahan
biaya dalam penggabungan usaha tersebut yaitu biaya langsung yang berkaitan
dengan penerbitan saham sebesar Rp 20.000.000,- dan biaya konsultan sebesar Rp
10.000.000,-

Berikut ayat jurnal yang dibuat oleh PT A untuk mencatat penerbitan 100.000 lembar
saham dan untuk mencatat biaya tambahan lainnya yang dikeluarkan oleh PT A dalam
penggabungan usaha dengan PT B :
- Untuk mencatat penerbitan 100.000 lembar saham :
Investasi pada PT B Rp 1.500.000.000,-
Modal Saham @ Rp 10.000,- Rp 1.000.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 500.000.000,-

- Untuk mencatat biaya tambahan lainnya :


Investasi pada PT B Rp 10.000.000,-
Tambahan Modal Disetor 20.000.000,-
Kas Rp 30.000.000,-

Jika PT B dibubarkan, berikut ayat jurnal yang perlu dibuat PT A untuk mengakui
Aktiva dan kewajiban PT B dan mencatat timbulnya Goodwill yang merupakan selisih
antara biaya investasi dengan aktiva bersih yang diperoleh PT A :

5
Aktiva Rp 1.600.000.000,-
Goodwill 10.000.000,-
Kewajiban Rp 100.000.000,-
Investasi pada PT B 1.510.000.000,-

Jika PT B tidak dibubarkan dan terbentuk hubungan induk-anak antara PT A dan PT B


maka ayat jurnal di atas tidak dicatat pada saat penggabungan usaha namun dicatat
pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi.

Urgensi perusahaan yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan untuk membuat Laporan
Keuangan Konsolidasi mengacu pada PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Konsolidasi,”
paragraph 04 :
“Para pengguna laporan keuangan pada umumnya ingin mengetahui dan mendapatkan
informasi tentang posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas dari suatu kelompok
perusahaan secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi melalui penyajian
laporan keuangan konsolidasi yang menyajikan informasi keuangan dari suatu
kelompok perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing
perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah
satu sama lain.”

Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan bagi manajemen perusahaan, terutama perusahaan


investor untuk mengetahui kinerja perusahaan secara menyeluruh dalam mendukung proses
pengambilan keputusan. Kriteria laporan Keuangan dari masing-masing perusahaan yang
berafiliasi baik perusahaan induk maupun perusahaan anak yang menjadi dasar penyusunan
laporan keuangan konsolidasi mengacu kepada PSAK No.4 paragraf 09 dan 10. PSAK No. 4,
“Laporan Keuangan Konsolidasi” paragraf 09 dan 10 menentukan mengenai periode fiskal
laporan keuangan yang akan digabung :
“Laporan keungan perusahaan induk dan perusahaan anak yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasi lazimnya adalah laporan keuangan dengan
tanggal pelaporan yang sama. Apabila ternyata tanggal pelaporannya berbeda,
perusahaan anak biasanya menyusun laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang

6
sama dengan perusahaan induk. Apabila penyesuaian tanggal tersebut tidak dapat
dilakukan, laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat
juga digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang perbedaan tanggal pelaporan
tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan. Sesuai dengan asas konsistensi, baik jangka
waktu periode laporan maupun perbedaan dalam tanggal pelaporan harus selalu sama
dari waktu ke waktu.”

Soal 1
PT Dewi dan PT Bintari melakukan penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan secara
penyatuan kepemilikan dimana PT Bintari dibubarkan. Aktiva bersih dan ekuitas pemegang
saham kedua perusahaan sesaat sebelum penyatuan adalah sebagai berikut:
PT Dewi PT Bintari
(Dalam 000) (Dalam 000)
Aktiva Bersih Rp 1.000.000 Rp 800.000
Modal Saham, nominal Rp 10.000 Rp 400.000 Rp 200.000
Tambahan Modal Disetor 200.000 300.000
Total Modal Disetor 600.000 500.000
Laba Ditahan 400.000 300.000
Total ekuitas pemegang saham Rp 1.000.000 Rp 800.000
Diminta:
1. Siapkan ayat jurnal pada buku PT Dewi untuk mencatat penyatuan dengan PT Bintari,
Jika PT dewi menerbitkan 36.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000
dalam pertukaran dengan semua saham biasa PT Dewi.
2. Siapkan ayat jurnal pada buku PT Dewi untuk mencatat penyatuan dengan PT Bintari,
Jika PT dewi menerbitkan 75.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000
dalam pertukaran dengan semua saham biasa PT Dewi.
Jawab:

7
Soal 2
Informasi untuk PT Sriwijaya dan PT Brawijaya pada tanggal 1 Juli 19x7. Harga pasar saham
biasa PT Sriwijaya pada tanggal 1 Juli 19x7 adalah Rp 35.000 per lembar.
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
PT Sriwijaya PT Brawijaya PT Brawijaya
(Dalam 000) (Dalam 000) (Dalam 000)
Aktiva lancar Rp 24.000.000 Rp 8.000.000 Rp. 9.000.000
Aktiva tetap 26.000.000 22.000.000 26.000.000
Total Aktiva Rp 50.000.000 Rp 30.000.000 Rp 35.000.000
Kewajiban Rp 15.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Modal Saham, @ Rp 10.000 20.000.000 10.000.000
Tambahan Modal Disetor 1.000.000 1.000.000
Laba Ditahan 14.000.000 14.000.000
Total ekuitas Rp 50.000.000 Rp 30.000.000
Diminta:
1. Diasumsikan bahwa PT Sriwijaya menerbitkan 1.000.000 lembar sahamnya untuk
semua saham beredar PT Brawijaya pada tanggal 1 Juli 19x7 dalam suatu
penggabungan usaha secara pembelian dimana PT Brawijaya dibubarkan.
a. Hitung Goodwill dari penggabungan usaha tersebut.
b. Siapkan ayat jurnal untuk mencatat penggabungan.
c. Tentukan total modal disetor PT Sriwijaya sesaat setelah penggabungan usaha.

Jawab:
2. Diasumsikan bahwa PT Sriwijaya menerbitkan 500.000 lembar sahamnya untuk
semua saham beredar PT Brawijaya pada tanggal 1 Juli 19x7 dalam suatu
penggabungan usaha secara pembelian dimana PT Brawijaya dibubarkan.
a. Tentukan kelebihan atau kekurangan biaya investasi terhadap nilai wajar aktiva
bersih yang diperoleh.
b. Siapkan ayat jurnal untuk mencatat penggabungan.
c. Tentukan total modal disetor PT Sriwijaya sesaat setelah penggabungan usaha.

8
1. Ayat jurnal pada buku PT Dewi untuk mencatat penyatuan dengan PT Bintari:
PT Dewi sebesar Rp 340.000.000
Aktiva Bersih 800.000.000
Modal Saham @ Rp 10.000 360.000.000
Tambahan Modal Disetor 140.000.000
Laba Ditahan 300.000.000
2.

a. Goodwill = Biaya Investasi-Nilai Wajar Aktiva Bersih yang diperoleh


= 35.000.000.000-(100%x(35.000.000.000-5.000.000.000)
=35.000.000.000-100%x30.000.000.000
=5.000.000.000
b. Ayat Jurnal untuk mencatat penggabungan usaha:
Investasi pada PT Brawijaya Rp 35.000.000.000
Modal Saham @ Rp 10.000 Rp 10.000.000.000
Tambahan Modal Disetor 25.000.000.000
Aktiva Lancar Rp 9.000.000.000
Aktiva Tetap 26.000.000.000
Goodwill 5.000.000.000
Kewajiban Rp 5.000.000.000
Investasi pada PT Brawijaya 35.000.000.000
c. Total modal disetor PT Sriwijaya sesaat setelah penggabungan usaha:
21.000.000.000+35.000.000.000 = 56.000.000.000

9
BAB II
METODE PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Metode penyusunan laporan keuangan konsolidasi tergantung metode yang digunakan


oleh perusahaan induk dalam mencatat investasinya pada perusahaan anak. Terdapat tiga
metode pencatatan investasi pada perusahaan anak :

1. METODE EKUITAS
Jika diketahui perusahaan induk menggunakan metode ekuitas dalam mencatat
investasi pada perusahaan anak, berikut ayat jurnal yang diperlukan dalam menyusun
Laporan Keuangan Konsolidasi :

a. Pendapatan dari perusahaan anak xxx


Dividen xxx
Investasi pada perusahaan anak xxx

b. Laba ditahan perusahaan anak (awal) xxx


Modal Saham perusahaan anak (awal) xxx
Goodwill xxx
Investasi pada perusahaan anak xxx
Hak Minoritas xxx

c. Beban xxx
Goodwill
xxx

Untuk mengetahui perusahaan induk menggunakan metode ekuitas dalam mencatat


investasinya yaitu dengan melihat ciri-ciri berikut:
→ Perusahaan induk mencatat nilai pendapatan dari perusahaan anak dan investasi
pada perusahaan anak sesuai dengan jumlah yang seharusnya dicatat yaitu telah
dikurangkan dengan beban amortisasi goodwill.

10
Untuk menghitung nilai pendapatan dan investasi digunakan rumus berikut :

Pendapatan dari perusahaan anak


= % kepemilikan induk x Laba bersih anak – beban amortisasi KYBD

Kelebihan yang belum diamortisasi


= biaya investasi – (% kepemilikan induk x nilai buku aktiva bersih anak yang
diperoleh)
= 100.000.000
Peralatan = 80 % x 50.000.000 = 40.000.000
Biaya amortisasi peralatan = 40.000.000/2 = 20.000.000
Goodwill = 60.000.000
Biaya amortisasi goodwill = 60.000.000/10 th = 6.000.000/th

Investasi pada perusahaan anak


= Investasi Awal + Pendapatan dari perusahaan anak
– (% kepemilikan induk x dividen anak)

Untuk menghitung nilai Pendapatan hak minoritas digunakan rumus berikut :


= % kepemilikan anak x Laba bersih anak

Berikut format kertas kerja konsolidasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi :
PT PT Anak Penyesuaian Hak Laporan
Induk & Eliminasi Minoritas Konsolida
si
Laporan Laba Rugi
-Pendapatan
-Pendapatan dari perusahaan anak
-Beban
-Pendapatan Hak Minoritas

11
Laporan Laba Ditahan
-Laba ditahan perusahaan induk
-Laba ditahan perusahaan anak
-(+) Laba bersih
-(-) Dividen
Neraca
-Aktiva
Aktiva Lancar
Investasi pada perusahaan anak
Aktiva Tetap
-Passiva
Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Modal Saham
Laba Ditahan
Hak Minoritas awal tahun
Hak Minoritas akhir tahun

2. METODE EKUITAS TIDAK LENGKAP

Berbeda dengan metode ekuitas, jika diketahui satu perusahaan yang memiliki
beberapa anak perusahaan menggunakan metode ekuitas tidak lengkap dalam
mencatat investasinya pada perusahaan anak, diperlukan jurnal konversi sebelum
menyusun jurnal penyesuaian dan eliminasi. Tujuan penyusunan jurnal konversi yaitu
untuk mengkonversi (merubah) Laporan Keuangan perusahaan induk yang
sebelumnya menggunakan metode ekuitas tidak lengkap menjadi metode ekuitas. Jika
Laporan Keuangan perusahaan induk telah dikonversi menjadi metode ekuitas, akan
mudah bagi kita untuk menyusun jurnal penyesuaian dan eliminasi yang diperlukan
sesuai dengan penjelasan yang telah diuraikan pada bagian pertama.

Ciri bahwa satu perusahaan menggunakan metode ekuitas tidak lengkap dalam
mencatat investasi dapat kita ketahui dari bagaimana cara perusahaan tersebut

12
menghitung pendapatan yang diperolehnya dari anak perusahaan. Jika satu perusahaan
induk menggunakan metode ekuitas tidak lengkap maka perusahaan tersebut akan
menggunakan rumus berikut :

Pendapatan dari Perusahaan Anak


= % Kepemilikan induk x Laba bersih Anak

Terlihat bahwa Perusahaan Induk mengabaikan pencatatan beban amortisasi goodwill


dalam perhitungannya. Hal ini akan menyebabkan pendapatan dari perusahaan anak
akan dicatat terlalu besar demikian juga pencatatan investasi pada perusahaan anak
akan dicatat terlalu besar dengan selisih sebesar beban amortisasi goodwill yang tidak
turut diperhitungkan. Maka jurnal konversi yang diperlukan yaitu sebagai berikut :

k. Pendapatan dari perusahaan anak xxx


Investasi pada perusahaan anak xxx

Jika kita telah mengkonversi laporan keuangan yang menggunakan metode ekuitas
tidak lengkap dengan memasukkan jurnal di atas pada lembar kertas kerja konsolidasi,
laporan keuangan akan terlihat seperti jika perusahaan menggunakan metode ekuitas.
Maka ayat jurnal penyesuaian dan eliminasi yang diperlukan berikutnya yaitu sebagai
beikut :

a. Pendapatan dari perusahaan anak xxx


Dividen xxx
Investasi pada perusahaan anak xxx

b. Laba ditahan perusahaan anak (awal) xxx


Modal Saham perusahaan anak xxx
Goodwill xxx
Investasi pada perusahaan anak xxx
Hak Minoritas xxx

13
c. Beban xxx
Goodwill xxx

Ayat jurnal di atas sama dengan ayat jurnal yang telah diuraikan pada bagian pertama.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasi antara Perusahaan yang menggunakan metode ekuitas dengan yang
menggunakan metode ekuitas tidak lengkap hanya terletak pada penyusunan
ayat jurnal konversi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya disini kita juga perlu
untuk menghitung nilai pendapatan dari perusahaan anak dan nilai investasi pada
perusahaan anak yang sebenarnya yaitu dengan memperhitungkan beban amortisasi
goodwill. Perhitungan ini akan berbeda dengan perhitungan yang dilakukan
perusahaan induk yang mengabaikan pencatatan beban amortisasi goodwill. Perlu
digaris bawahi disini bahwa perhitungan pendapatan hak minoritas tidak berubah,
tetap menggunakan rumus : % kepemilikan anak x Laba bersih anak.

Satu lagi yang perlu Anda ketahui pada saat menyusun kertas kerja konsolidasi,
penggunaan metode ekuitas tidak lengkap akan menyebabkan Laba Bersih Induk
tidak sama dengan Laba Bersih Konsolidasi, demikian juga Laba Ditahan Induk
tidak sama dengan Laba Ditahan Konsolidasi.

3. METODE BIAYA

Metode ini adalah metode alternative ketiga selain metode ekuitas dan metode ekuitas
tidak lengkap yang dapat digunakan oleh perusahaan induk dalam mencatat
investasinya pada perusahaan anak. Untuk membedakan metode ini dengan kedua
metode lainnya dapat diketahui dari dua ciri berikut :

1. Perusahaan Induk mencatat Pendapatan Dividen dari Perusahaan Anak (%


kepemilikan induk x dividen anak), bukan Pendapatan dari Perusahaan Anak (%
kepemilikan induk x laba bersih anak – Beban amortisasi goodwill).

14
2. Nilai Investasi pada Perusahaan Anak tetap, tidak mengalami perubahan dari
periode ke periode.

Sama halnya dengan metode ekuitas tidak lengkap, jika kita ketahui perusahaan induk
menggunakan metode biaya, maka perlu untuk membuat jurnal konversi ke metode
ekuitas terlebih dahulu. Jurnal konversi yang diperlukan yaitu sebagai berikut :

k. Pendapatan dividen xxx


Investasi pada perusahaan Anak xxx
Pendapatan dari Perusahaan Anak xxx

Dengan ayat jurnal konversi di atas, maka Pendapatan Dividen dieliminasi dari
laporan keuangan induk, kemudian memunculkan akun pendapatan dari perusahaan
anak yang sebelumnya tidak dicatat pada laporan keuangan induk, dan terakhir
menambah nilai investasi pada perusahaan anak sesuai dengan nilai akun tersebut per
tanggal penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Setelah jurnal ini diposting ke
kertas kerja konsolidasi, maka laporan keuangan induk telah dikonversi ke metode
ekuitas. Setelah laporan keuangan perusahaan induk dikonversi, berikut ayat jurnal
penyesuaian dan eliminasi yang diperlukan untuk mengkonsolidasi laporan keuangan
induk dan laporan keuangan anak. Jurnal ini sama dengan jurnal yang telah dibahas
pada bagian pertama.

a. Pendapatan dari perusahaan anak xxx


Dividen xxx
Investasi pada perusahaan anak xxx

b. Laba ditahan perusahaan anak (awal) xxx


Modal Saham perusahaan anak xxx
Goodwill xxx
Investasi pada perusahaan anak xxx
Hak Minoritas xxx

15
c. Beban xxx
Goodwill xxx
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sama halnya dengan metode ekuitas tidak
lengkap, perbedaan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara
Perusahaan yang menggunakan metode ekuitas dengan perusahaan yang
menggunakan metode biaya hanya terletak pada penyusunan ayat jurnal
konversi.

Untuk menyusun jurnal konversi, kita terlebih dahulu perlu untuk menghitung nilai
pendapatan dari perusahaan anak ( % kepemilikan induk x Laba bersih anak –
beban amortisasi goodwill ) dan nilai investasi pada perusahaan anak ( Investasi
Awal + Pendapatan dari perusahaan anak – % kepemilikan induk x dividen anak )
karena Induk tidak melakukan perhitungan maupun pencatatan kedua akun ini.
Perhitungan pendapatan hak minoritas tetap menggunakan rumus : % kepemilikan
anak x Laba bersih anak.
Sama halnya dengan metode ekuitas tidak lengkap, penggunaan metode biaya pada
pencatatan investasi pada perusahaan anak akan menyebabkan Laba Bersih Induk
tidak sama dengan Laba Bersih Konsolidasi, demikian juga Laba Ditahan Induk
tidak sama dengan Laba Ditahan Konsolidasi.

16
Soal 1:
PT Pipit memperoleh 80 % saham biasa PT Santi pada tanggal 1 Januari 19X2 secara tunai
sebesar Rp 210.000.000. Ekuitas pemegang saham PT Santi pada tanggal ini terdiri dari
modal saham sebesar Rp 150.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp 50.000.000. Perbedaan
antara harga yang dibayar oleh PT Pipit dan ekuitas yang diperoleh dialokasikan sebesar Rp
12.500.000 pada persediaan PT Santi yang dinilai terlalu rendah, sebesar Rp 25.000.000 pada
peralatan yang dinilai terlalu rendah dan sisanya pada goodwill.
Persediaan =80% x 12.500.000 = 10.000.000
Peralatan = 80% x 25.000.000 = 20.000.000/20 = 1.000.000
Goodwill = 20.000.000/40 = 500.000
Persediaan yang dinilai terlalu rendah dijual oleh PT Santi selama tahun 19X2 dan peralatan
yang dinilai terlalu rendah mempunyai sisa masa manfaat selama 20 tahun. Goodwill
diamortisasi selama 40 tahun. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus.
PT Santi mempunyai hutang usaha pada PT Pipit sebesar Rp 4.000.000 pada tanggal 31
Desember 19X2.
Laporan keuangan terpisah PT Pipit dan PT Santi per dan untuk tahun berakhir 31 Desember
19X2 adalah sebagai berikut:

PT Pipit PT Santi
Laporan Laba Rugi dan Laba Ditahan
Gabungan untuk Tahun Berakhir
31 Desember 19X2
Penjualan Rp 200.000 Rp 110.000
Pendapatan dr PT Santi 20.500 -
Harga pokok penjualan 80.000 40.000
Beban penyusutan 40.000 20.000
Beban-beban lainnya 25.500 10.000
40.000
Jurnal Penyesuaian dan eliminasi :
a. Pendapatan dari PT A 20.500
Dividen (80% x20Jt) 16.000

17
Investasi pada PT A 4.500
b. Laba ditahan PTA 50.000
Modal Saham PT A 150.000
Kelebihan yang Belum Diamortisasi 50.000
Investasi pada PT A 210.000
Hak Minoritas 40.000
(20% x 200.000)
c. Goodwill 20.000
Persediaan 10.000
Peralatan 20.000
Kelebihan yang belum diamortisasi 50.000
d. Biaya 11.500
Goodwill 500
Persediaan 10.000
Peralatan 1.000
e. Hutang pada PT Pipit 4.000
Piutang pada PT Santi 4.000
f. Hutang Dividen 8.000.000
Piutang Dividen 8.000.000
BAB III
LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN-PERSEDIAAN

Bab berikut akan membahas metode penyusunan laporan keuangan konsolidasi


dimana terjadi transaksi penjualan persediaan antar perusahaan induk dan perusahaan anak.
Transaksi penjualan persediaan antar perusahaan induk dan perusahaan anak menimbulkan
laba/keuntungan yang menurut PSAK No. 4 tidak seharusnya dimasukkan dalam Laporan
Konsolidasi dan harus dieliminasi pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Hal ini
karena memang tidak boleh ada laba/keuntungan yang berasal dari transaksi penjualan dimana
pihak penjual dan pembeli merupakan satu perusahaan yang sama. Pada laporan keuangan
terpisah perusahaan induk dan anak dimungkinkan adanya transaksi antar perusahaan ini.

18
Namun tidak demikian pada laporan keuangan konsolidasi dimana perusahaan induk dan anak
dilaporkan sebagai satu entitas ekonomi/satu perusahaan yang utuh.

PSAK No. 4 → Laporan Konsolidasi seharusnya tidak memasukkan


keuntungan atau kerugian dari transaksi antar-perusahaan dalam grup.
Karenanya, setiap laba atau rugi antar-perusahaan di dalam grup harus
dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba
atau rugi kotor (bruto)

Tujuan eliminasi adalah untuk menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas
yang dikonsolidasikan yang seharusnya tampak jika transaksi persediaan antar perusahaan
induk dan perusahaan anak tidak ada dengan mengabaikan jumlah dari setiap transaksi.

Ayat jurnal yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi jika
terdapat transaksi penjualan persediaan antar perusahaan tergantung pada jenis transaksi
penjualan persediaan yang terjadi. Terdapat dua jenis transaksi penjualan persediaan antar
perusahaan :

1. Penjualan Persediaan Arus Ke Bawah


Yang dimaksud penjualan persediaan arus ke bawah yaitu penjualan persediaan oleh
perusahaan induk kepada perusahaan anak. Berikut ayat jurnal penyesuaian dan eliminasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan laporan keuangan induk dan laporan perusahaan anak :
a) Penjualan xx
Harga Pokok Penjualan xx
(Untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar-perusahaan)

b) Harga Pokok Penjualan xx


Persediaan xx

19
(Untuk menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir perusahaan
anak)

c) Investasi pada PT Anak xx


Harga Pokok Penjualan xx
(Untuk mengakui laba dari persediaan awal perusahaan anak yang sebelumnya
ditangguhkan)

Dengan ketiga ayat jurnal di atas, kita telah menyesuaikan transaksi penjualan
persediaan antar perusahaan induk dan anak sehingga akun-akun yang timbul akibat transaksi
tersebut dieliminasi dari laporan keuangan induk dan laporan keuangan anak. Penyesuaian
tersebut meliputi penyesuaian nilai penjualan, harga pokok penjualan, dan nilai persediaan
yang menjadi terlalu besar akibat adanya transaksi penjualan persediaan antar perusahaan
induk dan anak. Sedangkan ayat jurnal c dibuat untuk mengakui laba dari penjualan
persediaan antar perusahaan induk dan anak (yang sebelumnya ditangguhkan dengan ayat
jurnal b) pada saat persediaan tersebut telah benar-benar terjual kepada pihak
ketiga/perusahaan lain.

Perhitungan Pendapatan dari Perusahaan Anak ditentukan dengan rumus berikut :

Pendapatan dari Perusahaan Anak


= % kepemilikan induk x laba bersih perusahaan anak
(+) Laba yg belum direalisasi dari persediaan awal perusahaan anak
(-) Laba yg belum direalisasi dari persediaan akhir perusahaan anak
(-) biaya amortisasi goodwill
Sedangkan perhitungan pendapatan hak minoritas ditentukan dengan rumus berikut :

Pendapatan hak minoritas

20
= % Kepemilikan anak x Laba bersih anak

Perhitungan pendapatan hak minoritas tidak dipengaruhi oleh adanya transaksi penjualan
persediaan antar perusahaan, karena jenis transaksinya adalah transaksi penjualan persediaan
arus ke bawah dimana yang menjual adalah perusahaan induk sehingga tidak mempengaruhi
laba bersih perusahaan anak.

2. Penjualan Arus Ke Atas


Yang dimaksud penjualan persediaan arus ke bawah yaitu penjualan persediaan oleh
perusahaan anak kepada perusahaan induk. Berikut ayat jurnal penyesuaian dan eliminasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan laporan keuangan induk dan laporan perusahaan anak :

a) Penjualan xx
Harga Pokok Penjualan xx
(Untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar-perusahaan)

b) Harga Pokok Penjualan xx


Persediaan xx
(Untuk menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir perusahaan
induk)

c) Investasi pada PT Anak xx


Hak Minoritas xx
Harga Pokok Penjualan xx
(Untuk mengakui laba dari persediaan awal perusahaan induk yang sebelumnya
ditangguhkan)

Ayat-ayat jurnal di atas sama dengan ayat jurnal yang diperlukan pada transaksi
penjualan persediaan arus ke bawah. Perbedaan hanya pada ayat jurnal c dimana pengakuan
laba dari penjualan persediaan antar perusahaan induk dan anak selain dialokasi ke akun
investasi pada PT Anak, juga dialokasi pada akun hak minoritas. Hal ini karena yang menjual

21
persediaan tersebut adalah perusahaan anak sehingga pada saat persediaan telah benar-benar
terjual kepada pihak ketiga, sebagian laba harus dialokasi ke perusahaan anak yaitu pada akun
hak minoritas.

Perhitungan Pendapatan dari Perusahaan Anak ditentukan dengan rumus berikut :

= % kepemilikan induk x laba bersih perusahaan anak


(+) % kepemilikan induk x Laba yg belum direalisasi dari persediaan awal perusahaan anak
(-) % kepemilikan induk x Laba yg belum direalisasi dari persediaan akhir perusahaan anak
(-) biaya amortisasi goodwill

Sedangkan perhitungan pendapatan hak minoritas ditentukan dengan rumus berikut :


Pendapatan hak minoritas
= % Kepemilikan anak x Laba bersih anak
(+) % Kepemilikan anak x Laba yg belum direalisasi dari persediaan awal perusahaan anak
(-) % Kepemilikan anak x Laba yg belum direalisasi dari persediaan akhir perusahaan anak

Perhitungan pendapatan hak minoritas dipengaruhi oleh adanya transaksi penjualan


persediaan antar perusahaan, karena jenis transaksinya adalah transaksi penjualan persediaan
arus ke atas dimana yang menjual adalah perusahaan anak sehingga Laba yang belum
direalisasi dari persediaan awal dan akhir perusahaan anak mempengaruhi laba bersih
perusahaan anak dan perhitungan pendapatan hak minoritas.

Untuk lebih memahami uraian di atas berikut akan diberikan ilustrasi mengenai
metode penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi dimana terdapat transaksi penjualan
persediaan antar perusahaan induk dan perusahaan anak baik transaksi penjualan persediaan
arus ke bawah maupun transaksi penjualan persediaan arus ke bawah.

A. Ilustrasi Kasus dan Cara Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi –


Penjualan Persediaan Arus Ke Bawah

22
Kasus Penjualan Persediaan Arus Ke Bawah :
→ PT Jasatama memperoleh 80 % kepemilikan PT Altech dengan harga Rp 300.000.000
pada tanggal 1 Januari 2005 ketika ekuitas PT Altech terdiri dari modal saham sebesar
Rp 250.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp 50.000.000. Nilai wajar aktiva dan
kewajiban PT Altech sama dengan nilai bukunya pada tanggal ini dan setiap goodwill
diamortisasi selama 10 tahun. PT Jasatama menggunakan metode ekuitas dalam
mempertanggungjawabkan investasinya pada PT Altech.
Selama tahun 2005 PT Jasatama menjual persediaan kepada PT Altech dengan harga
Rp 150.000.000 dan pada tanggal 31 Desember 2005 dalam persediaan PT Altech
termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 30.000.000. Selama tahun 2006 PT
Jasatama menjual persediaan kepada PT Altech dengan harga Rp 100.000.000 dan
pada tanggal 31 Desember 2006 dalam persediaan PT Altech termasuk laba yang
belum direalisasi sebesar Rp 20.000.000.
Laporan keuangan PT Jasatama dan PT Altech per dan untuk tahun berakhir 31
Desember 2006 adalah sebagai berikut :

PT Jasatama PT Altech
Laporan Laba Rugi dan Laba Ditahan
Gabungan untuk Tahun Berakhir
31 Desember 2006
Penjualan 700.000 300.000
Pendapatan dari PT Altech 124.000 -
Harga pokok penjualan 270.000 130.000
Beban-beban operasi 145.000 20.000
Laba bersih 409.000 150.000
(+) Laba Ditahan 1 Januari 2006 70.000 80.000
(-) Dividen 50.000 20.000

23
Laba Ditahan 31 Desember 2006 429.000 210.000
Neraca
Kas 166.000 50.000
Piutang dagang 180.000 130.000
Persediaan 60.000 80.000
Tanah 115.000 100.000
Bangunan bersih 280.000 100.000
Peralatan bersih 342.000 140.000
Investasi pada PT Altech 396.000 -
Total Aktiva 1.539.000 600.000
Utang Usaha 225.000 100.000
Kewajiban lainnya 150.000 40.000
Modal Saham, nominal Rp. 10.000 735.000 250.000
Laba Ditahan 429.000 210.000
Total Kewajiban & Equitas 1.539.000 600.000

Diminta : Siapkan kertas kerja konsolidasi PT Jasatama dan perusahaan anak untuk tahun
berakhir 31 Desember 2006.

Cara Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi – Penjualan Persediaan Arus Ke


Bawah :

Nilai wajar aktiva dan kewajiban PT Altech sama dengan nilai bukunya pada saat akuisisi
→ Selisih biaya investasi dan nilai buku ekuitas PT Altech yang diperoleh = Goodwill

Goodwill = 300.000.000 – (80 % x (250.000.000 + 50.000.000))


= 300.000.000 – 240.000.000
= Rp 60.000.000,-

Biaya Amortisasi Goodwill/tahun = 60.000.000/10 th = Rp 6.000.000,-/th

24
Pendapatan dari PT Altech Th. 2006
= (% kepemilikan induk x Laba bersih anak) + Laba yg belum direalisasi dari persediaan
awal perusahaan anak – Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir perusahaan
anak – Biaya amortisasi goodwill Th 2006
= (80 % x 150.000.000) + (30.000.000 - 20.000.000) - 6.000.000
= 120.000.000 + 10.000.000 – 6.000.000
= Rp 124.000.000,-

Investasi pada PT Altech 31 Desember 2005


= Investasi awal + pendapatan dari PT Altech Th. 2005
– Dividen dari PT Altech Th. 2005
= Investasi awal +( 80 % x laba bersih PT Altech Th 2005 ) – Amortisasi goodwill
Th 2005 - Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir Th 2005)) – (80 %
x dividen PT Altech Th 2005)
= Investasi awal + ((80 % x Pertambahan Laba ditahan Th 2005) – Amortisasi goodwill
Th 2005 - Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir Th 2005)
= 300.000.000 + (80 % x 30.000.000) – 6.000.000 - 30.000.000
= 300.000.000 + 24.000.000 – 6.000.000 – 30.000.000
= Rp 288.000.000,-
Investasi pada PT Altech 31 Desember 2006
= Investasi pada PT Altech 31 Desember 2005 + Pendapatan dari PT Altech Th 2006
– Dividen dari PT Altech Th 2006
= 288.000.000 + 124.000.000 – (80 % x 20.000.000)
= 288.000.000 + 124.000.000 – 16.000.000
= Rp 396.000.000,-

Pendapatan hak minoritas


= 20 % x 150.000.000
= Rp 30.000.000,-

25
Jurnal Penyesuaian dan Eliminasi :

a. Penjualan Rp 100.000.000,-
Harga pokok penjualan Rp 100.000.000,-

b. Harga pokok penjualan Rp 20.000.000,-


Persediaan Rp 20.000.000,-

c. Investasi pada PT Altech Rp 30.000.000,-


Harga pokok penjualan Rp 30.000.000,-

d. Pendapatan dari PT Altech Rp 124.000.000,-


Dividen 16.000.000,-
Investasi pada PT Altech Rp 108.000.000,-

e. Laba ditahan_PT Altech Rp 80.000.000,-


Modal saham_PT Altech 250.000.000,-
Goodwill 54.000.000,-
Investasi pada PT Altech Rp 318.000.000,-
Hak minoritas 66.000.000,-
f. Beban Rp 6.000.000,-
Goodwill Rp 6.000.000,-

B. Ilustrasi Kasus dan Cara Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi –


Penjualan Persediaan Arus Ke Atas.

→ PT Jasatama memperoleh 90 % kepemilikan PT Altech dengan harga Rp 280.000.000


pada tanggal 1 Januari 2005 ketika ekuitas PT Altech terdiri dari modal saham sebesar
Rp 150.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp 50.000.000. Nilai wajar aktiva dan
kewajiban PT Altech sama dengan nilai bukunya pada tanggal ini dan setiap goodwill

26
diamortisasi selama 10 tahun. PT Jasatama menggunakan metode ekuitas dalam
mempertanggungjawabkan investasinya pada PT Altech.
Selama tahun 2005 PT Altech menjual persediaan kepada PT Jasatama dengan harga
Rp 150.000.000 dan pada tanggal 31 Desember 2005 dalam persediaan PT Jasatama
termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 30.000.000. Selama tahun 2006 PT
Altech menjual persediaan kepada PT Jasatama dengan harga Rp 100.000.000 dan
pada tanggal 31 Desember 2006 dalam persediaan PT Jasatama termasuk laba yang
belum direalisasi sebesar Rp 20.000.000,-
Laporan keuangan PT Jasatama dan PT Altech per dan untuk tahun berakhir 31
Desember 2006 adalah sebagai berikut :

PT Jasatama PT Altech
Laporan Laba Rugi dan Laba Ditahan
Gabungan untuk Tahun Berakhir
31 Desember 2006
Penjualan 700.000 300.000
Pendapatan dari PT Altech 122.000 -
Harga pokok penjualan 270.000 130.000
Beban-beban operasi 145.000 20.000
Laba bersih 407.000 150.000

(+) Laba Ditahan 1 Januari 2006 70.000 80.000


(-) Dividen 50.000 20.000
Laba Ditahan 31 Desember 2006 427.000 210.000
Neraca
Kas 166.000 50.000
Piutang dagang 180.000 130.000
Persediaan 60.000 80.000
Tanah 115.000 100.000
Bangunan bersih 280.000 100.000
Peralatan bersih 342.000 140.000

27
Investasi pada PT Altech 400.000 -
Total Aktiva 1.539.000 600.000
Utang Usaha 225.000 100.000
Kewajiban lainnya 150.000 40.000
Modal Saham, nominal Rp. 10.000 735.000 250.000
Laba Ditahan 427.000 210.000
Total Kewajiban & Equitas 1.539.000 600.000

Diminta : Siapkan kertas kerja konsolidasi PT Jasatama dan perusahaan anak untuk tahun
berakhir 31 Desember 2006.

Cara Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi – Penjualan Persediaan Arus Ke


Atas :

Nilai wajar aktiva dan kewajiban PT Altech sama dengan nilai bukunya pada saat akuisisi
→ Selisih biaya investasi dan nilai buku ekuitas PT Altech yang diperoleh = Goodwill
Goodwill = 300.000.000 – (80 % x (250.000.000 + 50.000.000))
= 300.000.000 – 240.000.000
= Rp 60.000.000,-
Biaya Amortisasi Goodwill/tahun = 60.000.000/10 th = Rp 6.000.000,-/th

28
Pendapatan dari PT Altech Th. 2006
= % kepemilikan induk x Laba bersih anak
(+) % kepemilikan induk x Laba yg belum direalisasi dari persediaan awal PT Anak
(–) % kepemilikan induk x Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir PT Anak
(–) Biaya amortisasi goodwill Th 2006
= (80 % x 150.000.000) + 80 % x (30.000.000 - 20.000.000) - 6.000.000
= 120.000.000 + 8.000.000 – 6.000.000
= Rp 122.000.000,-

Investasi pada PT Altech 31 Desember 2005


= Investasi awal + pendapatan dari PT Altech Th. 2005
– Dividen dari PT Altech Th. 2005
= Investasi awal +( 80 % x laba bersih PT Altech Th 2005 ) – Amortisasi goodwill
Th 2005 – (80 % x Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir
Th 2005))) – (80 % x dividen PT Altech Th 2005)
= Investasi awal + ((80 % x Laba ditahan Th 2005) – Amortisasi goodwill Th 2005
- 80 % x Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir Th 2005)
= 300.000.000 + (80 % x 30.000.000) – 6.000.000 – (80 % x 30.000.000)

= 300.000.000 + 24.000.000 – 6.000.000 – 24.000.000


= Rp 294.000.000,-
Investasi pada PT Altech 31 Desember 2006
= Investasi pada PT Altech 31 Desember 2005 + Pendapatan dari PT Altech Th 2006
– Dividen dari PT Altech Th 2006
= 294.000.000 + 122.000.000 – (80 % x 20.000.000)
= 294.000.000 + 122.000.000 – 16.000.000
= Rp 400.000.000,-

Pendapatan hak minoritas


= 20 % x 150.000.000 + 20 % x 30.000.000 – 20 % x 20.000.000
= 30.000.000 + 6.000.000 – 4.000.000

29
= 32.000.000

Jurnal Penyesuaian dan Eliminasi :

a. Penjualan Rp 100.000.000,-
Harga pokok penjualan Rp 100.000.000,-

b. Harga pokok penjualan Rp 20.000.000,-


Persediaan Rp 20.000.000,-

c. Investasi pada PT Altech Rp 24.000.000,-


Hak minoritas 6.000.000,-
Harga pokok penjualan Rp 30.000.000,-

d. Pendapatan dari PT Altech Rp 122.000.000,-


Dividen 16.000.000,-
Investasi pada PT Altech Rp 106.000.000,-

e. Laba ditahan_PT Altech Rp 80.000.000,-


Modal saham_PT Altech 250.000.000,-
Goodwill 54.000.000,-
Investasi pada PT Altech Rp 318.000.000,-
Hak minoritas 66.000.000,-

f. Beban Rp 6.000.000,-
Goodwill Rp 6.000.000,-

30
BAB IV
LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN-AKTIVA TETAP

Bab ini membahas mengenai penyusunan laporan keuangan konsolidasi dimana


terdapat transaksi penjualan aktiva tetap antara perusahaan induk dan perusahaan anak. Laba
yang dicatat dari adanya transaksi ini harus dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Berbeda dengan pembahasan pada bab sebelumnya, selain dapat dibedakan menjadi dua jenis
transaksi penjualan (penjualan arus ke bawah dan penjualan arus ke atas), jenis aktiva tetap
juga harus dibedakan antara aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan dan aktiva tetap yang
dapat disusutkan. Demikian juga mengenai saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi
dan saat aktiva tetap dijual ke pihak ketiga harus diperhatikan. Jenis transaksi penjualan, jenis
aktiva tetap, saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan saat penjualan aktiva kepada

31
pihak ketiga akan menentukan jenis jurnal penyesuaian dan eliminasi yang diperlukan dalam
membuat laporan keuangan konsolidasi.

A. Laba Antar Perusahaan Atas Aktiva Tetap Yang Tidak Dapat Disusutkan.
 Penjualan Arus Ke Bawah
Ayat Jurnal Penyesuaian :
1. Pada Tahun Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan
Keuntungan atas penjualan tanah xx
Tanah xx
(Untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan tanah antar-perusahaan dan
mengurangi tanah menjadi harga perolehannya)

2. Pada Tahun Setelah Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan


Investasi pada perusahaan anak xx
Tanah xx
(Untuk mengurangi tanah menjadi harga perolehannya dan menyesuaikan akun
investasi untuk membentuk resiprokal dengan akun ekuitas perusahaan anak pada
awal periode)
3. Penjualan Pada Tahun Berikutnya Kepada Entitas Luar
Investasi pada perusahaan anak xx
Keuntungan atas penjualan tanah xx
(Untuk menyesuaikan keuntungan atas penjualan tanah bagi entitas yang
dikonsolidasikan)

 Penjualan Arus Ke Atas


Ayat Jurnal Penyesuaian :
1. Pada Tahun Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan
Keuntungan atas penjualan tanah xx
Tanah xx
(Untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan tanah antar-perusahaan dan
mengurangi tanah menjadi harga perolehannya)

32
2. Pada Tahun Setelah Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan
Investasi pada perusahaan anak xx
Hak Minoritas xx
Tanah xx
(Untuk mengurangi tanah menjadi harga perolehannya dan menyesuaikan akun
investasi dan hak minoritas awal untuk membentuk resiprokal dengan akun ekuitas
perusahaan anak pada awal periode)

3. Penjualan Pada Tahun Berikutnya Kepada Entitas Luar


Investasi pada perusahaan anak xx
Hak Minoritas xx
Keuntungan atas penjualan tanah xx
(Untuk menyesuaikan keuntungan atas penjualan tanah bagi entitas yang
dikonsolidasikan)

B. Laba Antar Perusahaan Atas Aktiva Tetap Yang Dapat Disusutkan.


 Penjualan Arus Ke Bawah
Ayat Jurnal Penyesuaian :
1. Pada Saat Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan
Keuntungan atas Bangunan xx
Bangunan xx
(Untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan bangunan antar-perusahaan dan
mengurangi bangunan menjadi harga perolehannya)

2. Pada Tahun Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan


Keuntungan atas Bangunan xx
Akumulasi penyusutan-bangunan xx
Bangunan xx

33
Beban penyusutan xx
(Untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan bangunan antar-perusahaan dan
mengurangi bangunan menjadi harga perolehannya)

3. Pada Tahun Setelah Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan


Investasi pada perusahaan anak xx
Akumulasi penyusutan-bangunan xx
Bangunan xx
Beban penyusutan xx
(Untuk mengurangi bangunan menjadi harga perolehannya dan menyesuaikan
akun investasi untuk membentuk resiprokal dengan akun ekuitas perusahaan anak
pada awal periode)

4. Penjualan Pada Tahun Berikutnya Kepada Entitas Luar


Investasi pada perusahaan anak xx
Akumulasi penyusutan-bangunan xx
Bangunan xx
Keuntungan atas penjualan tanah xx
(Untuk menyesuaikan keuntungan atas penjualan bangunan bagi entitas yang
dikonsolidasikan)

 Penjualan Arus Ke Atas


Ayat Jurnal Penyesuaian :
1. Pada Saat Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan
Keuntungan atas Bangunan xx
Bangunan xx
(Untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan bangunan antar-perusahaan dan
mengurangi bangunan menjadi harga perolehannya)

2. Pada Tahun Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan


Keuntungan atas Bangunan xx

34
Akumulasi penyusutan-bangunan xx
Bangunan xx
Beban penyusutan xx
(Untuk mengeliminasi keuntungan atas penjualan bangunan antar-perusahaan dan
mengurangi bangunan menjadi harga perolehannya)

3. Pada Tahun Setelah Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan


Investasi pada perusahaan anak xx
Hak Minoritas 1 Januari xx
Akumulasi penyusutan-bangunan xx
Bangunan xx
Beban penyusutan xx
(Untuk mengurangi bangunan menjadi harga perolehannya dan menyesuaikan
akun investasi dan hak minoritas awal untuk membentuk resiprokal dengan akun
ekuitas perusahaan anak pada awal periode)

4. Penjualan Pada Tahun Berikutnya Kepada Entitas Luar


Investasi pada perusahaan anak xx
Hak Minoritas 1 Januari xx
Keuntungan atas penjualan bangunan xx
(Untuk menyesuaikan keuntungan atas penjualan bangunan bagi entitas yang
dikonsolidasikan)

Pendapatan dari perusahaan anak dan Pendapatan Hak Minoritas ditentukan dengan rumus
berikut :

a. Transaksi Penjualan Arus Ke Bawah

Pendapatan dari PT Anak

35
= % Kepemilikan Induk x Laba bersih Anak
(-) Laba yang belum direalisasi atas aktiva tetap
(+) Pengakuan bagian per bagian keuntungan atas aktiva tetap
(+) Keuntungan atas penjualan aktiva tetap
(-) Biaya Amortisasi Goodwill

Pendapatan hak minoritas


= % Kepemilikan PT Anak x Laba bersih PT Anak

b. Transaksi Penjualan Arus Ke Atas

Pendapatan dari PT Anak


= % Kepemilikan Induk x Laba bersih Anak
(-) % Kepemilikan Induk x Laba yang belum direalisasi atas aktiva tetap
(+) % Kepemilikan Induk x Pengakuan bagian per bagian keuntungan atas aktiva tetap
(+) % Kepemilikan Induk x Keuntungan atas penjualan aktiva tetap
(-) Biaya Amortisasi Goodwill

Pendapatan hak minoritas


= % Kepemilikan Anak x Laba bersih Anak
(-) % Kepemilikan Anak x Laba yang belum direalisasi atas aktiva tetap
(+) % Kepemilikan Anak x Pengakuan bagian per bagian keuntungan atas aktiva tetap
(+) % Kepemilikan Anak x Keuntungan atas penjualan aktiva tetap

Untuk lebih mudah memahami uraian di atas, berikut akan diberikan ilustrasi kasus dan
cara penyelesaian laporan keuangan konsolidasi dimana terdapat transaksi penjualan aktiva
tetap antara perusahaan induk dan perusahaan anak. Untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif dengan bab sebelumnya, ilustrasi dibawah ini juga mencakup transaksi
penjualan persediaan antar perusahaan induk dan perusahaan anak.

36
Ilustrasi Kasus – Transaksi Penjualan Aktiva Tetap Antar Perusahaan Induk dan
Perusahaan Anak :

PT Perahu memperoleh 80 % keemilikan PT Sampan pada tanggal 1 Januari 2006 secara


tunai sebesar Rp 108.000.000 ketika modal saham PT Sampan sebesar Rp 100.000.000 dan
laba ditahan sebesar Rp 10.000.000. Perbedaan biaya investasi dan nilai buku yang diperoleh
diamortisasi selama sepuluh tahun.
Laporan keuangan terpisah PT Perahu dan PT Sampan pada tanggal 31 Desember 2009
diikhtisarkan sebagai berikut :
PT Perahu PT Sampan
Laporan Laba Rugi dan Laba Ditahan
Gabungan untuk Tahun Berakhir
31 Desember 2009
Penjualan 650.000 120.000
Pendapatan dari PT Sampan 42.000 -
Harga pokok penjualan 390.000 40.000
Beban-beban operasi 170.000 30.000
Laba bersih 132.000 50.000

(+) Laba Ditahan 1 Januari 2009 95.600 20.000


(-) Dividen 70.000 20.000
Laba Ditahan 31 Desember 2009 157.600 50.000
Neraca
Kas 57.200 20.000
Piutang dagang 40.000 20.000
Persedian 60.000 35.000
Aktiva tetap 290.000 205.000
Akumulasi penyusutan 70.000 100.000
Investasi pada PT Sampan 122.400 -
Total Aktiva 499.600 180.000
Utang Dagang 42.000 30.000

37
Modal Saham, nominal Rp. 10.000 300.000 100.000
Laba Ditahan 157.600 50.000
Total Kewajiban & Equitas 499.600 180.000

Informasi Tambahan :
1. Penjualan PT Sampan termasuk penjualan antar perusahaan sebesar Rp. 8.000.000 dan
dalam persediaan PT Perahu tanggal 31 Desember 2009 termasuk Rp. 1.000.000 laba
atas barang yang diperoleh dari PT Sampan dalam persediaan PT Perahu tanggal 21
Desember 2008 termasuk laba atas barang yang diperoleh dari PT Sampan sebesar Rp.
2.000.000.
2. PT Perahu berhutang kepada PT Sampan sebesar Rp. 4.000.000.
3. Pada tanggal 1 Januari 2008 PT Sampan menjual aktiva tetap kepada PT Perahu
dengan harga Rp. 60.000.000 aktiva ini mempunyai nilai buku 40.000.000 pada
tanggal tersebut dan disusutkan oleh PT Perahu selama 5 tahun.
4. PT Perahu menggunakan metode equitas dalam mempertanggungjawabkan
investasinya pada PT Sampan.

Diminta : Siapkan kertas kerja konsolidasi PT Perahu dan perusahaan anak untuk tahun
berakhir 31 Desember 2009.
Cara Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi – Transaksi Penjualan Aktiva Tetap
Antar Perusahaan Induk Dan Perusahaan Anak :

Goodwill = 108.000.000 – 80 % (100.000.000 + 10.000.000)


= 108.000.000 – 88.000.000
= Rp 20.000.000,-

Biaya amortisasi goodwill/th = 20.000.000 / 10 th = Rp 2.000.000,- / th

Analisis atas penjualan aktiva =

1. Penjualan persediaan barang dagangan (penjualan arus ke atas)

38
Laba yang belum direalisasi dari persediaan awal th 2009 PT Perahu = Rp 1.000.000,-
Laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir th 2009 PT Perahu = Rp 2.000.000,-

2. Aktiva tetap (penjualan arus ke atas, 1 januari 2008)


Keuntungan atas penjualan bangunan = 60.000.000 – 40.000.000 = Rp 20.000.000,-
Pengakuan bagian per bagian atas bangunan = 20.000.000,- / 5 th = Rp 4.000.000,- / th

Pendapatan dari PT Sampan Th 2009


= 80 % x Laba bersih PT Sampan
(+) 80 % x laba yang belum direalisasi dari persediaan awal PT Perahu
(-) 80 % x laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir PT Perahu
(+) 80 % x pengakuan bagian per bagian keuntungan atas aktiva tetap
(-) Biaya amortisasi goodwill th 2009

= 80 % x 50.000.000 + 80 % x 2.000.000 - 80 % x 1.000.000


+ 80 % x 4.000.000 - 2.000.000
= Rp 42.000.000,-

Pendapatan hak minoritas PT Sampan Th 2009

= 20 % x Laba bersih PT Sampan Th 2009


(+) 20 % x laba yang belum direalisasi dari persediaan awal PT Perahu
(-) 20 % x laba yang belum direalisasi dari persediaan akhir PT Perahu
(+) 20 % x pengakuan bagian per bagian keuntungan atas penjualan aktiva tetap

= 20 % (50.000.000 + 2.000.000 – 1.000.000 + 4.000.000)

= 20 % x 55.000.000

= Rp.11.000.000,-

39
Jurnal Penyesuaian dan Eliminasi =

a. Penjualan Rp 8.000.000,-
Harga pokok penjualan Rp 8.000.000,-

b. Harga pokok penjualan Rp 1.000.000,-


Persediaan Rp 1.000.000,-

c. Investasi pada PT Sampan Rp 1.600.000,-


Hak minoritas 400.000,-
Harga pokok penjualan Rp 2.000.000,-

d. Investasi pada PT Sampan Rp 12.800.000,-


Hak minoritas 1 januari 3.200.000,-
Akumulasi penyusutan 8.000.000,-
Aktiva tetap Rp 20.000.000,-
Beban penyusutan 4.000.000,-
e. Pendapatan dari PT Sampan Rp 42.000.000,-
Dividen Rp 16.000.000,-
Investasi pada PT Sampan 26.000.000,-

f. Laba Ditahan_PT Sampan Rp 20.000.000,-


Modal Saham_PT Sampan 100.000.000,-
Goodwill 14.000.000,-
Investasi pada PT Sampan Rp 110.000.000,-
Hak minoritas 24.000.000,-

g. Beban Rp 2.000.000,-
Goodwill Rp 2.000.000,-

40
h. Hutang Dagang Rp 4.000.000,-
Piutang Dagang Rp 4.000.000,-

DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd A, Joseph H. Anthony, Robin P. Clement dan Suzanne H. Lowensohn. 2009.
Akuntansi Lanjutan (Advanced Accounting). Jakarta : Penerbit Erlangga
Boatsman, James R, Charles H. Griffin, Don W. Vickrey dan Thomas H. Williams. 1997.
Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta : Penerbit Erlangga
Drebin, Allan R. 1996. Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan). Jakarta :
Penerbit Erlangga
Fischer, Paul M, William James Taylor dan J. Arthur Leer. 1990. Akuntansi Keuangan
lanjutan. Jakarta : Penerbit Erlangga
Standar Akuntansi Keuangan. 2009. Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia

41
42

Das könnte Ihnen auch gefallen