Sie sind auf Seite 1von 11

AKTUALISASI PANCASILA

Dosen Pengampu : Netty Thamaria P., S.H., M.H.


Disusun Oleh :
Dilla Kanitha
Embun Syawalia Sendin
Fadila Gita Nisrena
Farah Fadhila
Fiskia Maulida Nurilah
Hafidza Qatrunada Adristi
Hanna Christi Caroline
Hasbiyalloh
Husnul Chotimah

Prodi Diploma III Analisa Farmasi dan Makanan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 2
Jakarta,19 Oktober 2017
Daftar Isi

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang dirumuskan oleh
para
pendiri bangsa dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
Hal ini tertuang dalam alinea keempat Undang – Undang Dasar tahun 1945. Nilai- nilai
dari Pancasila berasal dari akar budaya bangsa Indonesia yang luhur. Sebagai suatu
dasar Negara maka Pancasila senantiasa dijadikan landasan dalam pengaturan
kehidupan bernegara, yang berarti bahwa segala macam peraturan perundang-
undangan dan kebijakan yang diambil oleh para penyelenggara Negara tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.
Hal ini menegaskan bahwa Pancasila merupakan suatu acuan yang dijadikan
dasar dalam bertindak oleh segenap bangsa Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia, maka kita diwajibkan untuk mengaktualisasi berbagai nilai –nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam berbagai bidang.
Pada kenyataannya, sering kita menjumpai atau melihat masalah-masalah yang
memperlihatkan bahwa nilai-nilai pancasila tidak diterapkan dengan baik oleh beberapa
orang. Maka dari itu, penting bagi siapapun untuk mempelajari aktualisasi pancasila dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan akutualsasi pancasila dan bagaimana penggolongannya?
2) Bagaimana hubungan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan aktualisasi pancasila?
3) Bagaimana penerapan aktualisasi pancasila dalam budaya akademik?
4) Upaya apa yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan moral yang sesuai
dengan pancasila?

C. Tujuan dan Manfaat penulisan


1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aktualisasi pancasila
2) Untuk memahami hubungan tri dharma perguruan tinggi dengan aktualisasi pancasila
3) Agar dapat menerapkan aktualisasi pancasila dalama budaya akademik
4) Agar dapat melakukan upaya untuk meningkatkan moral pancasila sebagai
mahasiswa

D. Metode Penulisan
Dalam proses penyusunan makalah ini menggunakan metode heuristic. Metode ini yaitu
proses pencarian dan pengumpulan sumber-sumber dalam melakukan kegiatan penelitian.
Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan kegiatan penyusunan dan

2
penulisan yang hendak dilakukan. Selain itu, penyusunan juga menggunakan studi
literatur sebagai teknik pendekatan dalam proses penyusunannya.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya
dijabarkan sebagai berikut : Bagian kesatu adalah pendahuluan.Pada bagian pendahuluan
ini di paparkan tentang latar belakang, masalah batasan, dan rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah. Bagian Kedua
yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam
proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai
temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan. Bagian ketiga yaitu
Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap
semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul – betul ada, terjadi, atau sesungguhnya.
Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai – nilai Pancasila benar – benar dapat tercermin
dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional
sampai kepada rakyat biasa.
Nilai – nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap dan
tak berubah. Nilai – nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap aspek dalam penyelenggaraan
Negara dan dalam wujud norma – norma, baik norma hukum, kenegaraan, maupun norma –
norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia.
Permasalahan utama dalam pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai
Pancasila yang bersifat universal dijabarkan dalam norma-norma masyarakat. Selain itu, dalam
aktualisasi Pancasila juga diperlukan struktur/kondisi lingkungan yang mendukung terlaksananya
proses aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu aktualisasi Pancasila Subjektif
(realisasi pada setiap individu) dan aktualisasi bjektif (realisasi dalam segala aspek kenegaraan
dan hukum.
1. Aktualisasi Subjektif
Aktualisasi Pancasila secara subjektif adalah pelaksanaan pada setiap individu,
setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap rang Indonesia. Aktualisasi Pancasila yang
subjektif lebih penting karena realisasi subjektif merupakan syarat bagi aktualisasi
Pancasila yang objektif (Notonagoro, 1975 : 44).
Aktualisasi subjektif dari Pancasila meliputi pelaksanaan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dalam
pelaksanaan konkritnya tercermin dalam tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi yang diperlukan untuk mengaktualisasikan Pancasila adalah dorongan lahir dan
batin masing-masing warga negara. Selain itu, diperlukan juga kesadaran akan wajibnya
melaksanakan Pancasila bagi setiap warga negara Indonesia. Rasa wajib yang telah
tertanam dalam diri manusia Indonesia dan meresap dalam hati sanubari sebagai suatu
kesadaran menjadikan setiap warga negara Indonesia bersedia melaksanakan Pancasila.

4
Ketaatan akan terwujud apabila terdapat kesadaran. Sedangkan kesadaran adalah
hasil perbuatan akal, yaitu pengalaman tentang keadaan-keadaan yang ada pada diri
manusia. Pengalaman itu bersifat jasmaniah maupun rohaniah, dari kehendak manusia.
Agar manusia sampai pada suatu tingkat kesiapan untuk mengaktualisasikan
Pancasila, yang pertama adalah harus mempunyai pengetahuan yang benar tentang
Pancasila. Kemudia memenuhi meresapi dan menyadari, lalu menghayati dan pada
akhirnya mewuudkannya. Untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama dan hal ini hanya
dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang terarah dan berkesinambungan.

Proses pembentukan kepribadian Pancasila adalah sebagai berikut :


1. Proses penghayatan yang diawali dengan pengetahuan yang lengkap dan jelas
tetang kebaikan dan kebenaran Pancasila. kemudian diserapkan dan dihayati
sehingga manusia tersebut mengerti keadaan diri sendiri, memahami, dan
memiliki pengetahuan Pancasila.
2. Ditingkatkan ke dalam hati sanubari sampai adanya suatu ketaatan untuk selalu
merealisasikan Pancasila
3. Mempunyai kemampuan dan kebiasaan pengaktualisasian Pancasila
4. Mempunyai mentalitas, yaitu selalu terselenggaranya kesatuan lahir dan batin,
kesatuan akal, rasa, kehendak sikap dan perbuatan yang terus menerus.
5. Mengadakan refleksi diri/penilaian diri setelah melakukan perbuatan
6. Jika kondisi aktualisasi Pancasila optimal, maka akan tercipta kekuatan
pemeliharaan dan pengembangan aktualisasi Pancasila, kemampuan
menyampaikan Pancasila kepada generasi penerus bangsa, meningkatkan
semangat dan keteguhan hati menjadi ketahanan Ideologis. Suatu ketahanan
Ideologis adalah salah satu unsur mutlak tercapainya tujuan cita-cita nasional, dan
mampu menangkal intervensi ideologi dari negara lain.
Sangat mustahil apabila implementasi Pancasila secara objektif dalam bidang
kenegaraan dapat terlaksana dengan baik tanpa didukung realisasi Pancasila pada
setiap individu, perseorangan termasuk penyelenggara negara. Implementasi
pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan mengalami
kegagalan jika tidak didukung oleh manifestasi pelaksanaan Pancasila yang subjektif
baik oleh setiap penyelenggaraan negara.

2. Aktualisasi Pancasila yang Objektif


Pengertian aktualisasi Pancasila yang objektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, maupun
yudikatif dan semua bidang kenegaraan da terutama realisasinya dalam bentuk peraturan
perundang-undangan sebagai berikut :
a. Tafsir Undang-Undang Dasar 1945, harus dilihat dari sudut dasar filsafat negara
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.

5
Pancasila berfungsi sebagai penguji dalam menentukan suatu peraturan
perundangan itu bermakna, dan atau tidak.
b. Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam Undang-Undang harus
mengingat dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat negara
Indonesia.
c. Tanpa mengurangi sifat-sifat Undang-Undang yang tidak dapat diganggu gugat,
interpretasi pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam
filsafat negara.
d. Interpretasi pelaksanaan undang-undang harus lengkap dan menyeluruh, meliputi
seluruh perundang-undangan di bawah undang-undang dan keputusan-keputusan
administrasi dari semua tingkat penguasa negara.
e. Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum Indonesia didasarkan atas dan
diliputi oleh asas kerokhanian Pancasila. Realisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang kenegaraan harus sesuai dengan Pancasila, seperti:
 Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka menengah dahulu diistilahkan
(Garis Besar Haluan Negara)
 Hukum dan perundang-undangan dan peradilan
 Sistem Demokrasi Pemerintahan
 Politik dalam dan luar negeri
 Keselamatan, keamanan dan pertahan
 Kesejahteraan
 Kebudayaan
 Pendidikan dan lain sebagainya (Notonegro, 1971: 44,43)
 Tujuan Negara
 Reformasi dan segala pelaksanaannya
 Serta segala aspek penyelenggaraan negara lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan
dasar dan sumber derivasi nilai-nilai dan norma-norma dalam segala aspek
penyelenggaraan negara termasuk pelaksanaan pembangunan nasional.
Pemerintah atau lembaga negara seharusnya mampu menciptakan kondisi
yang berdasarkan ideologi Pancasila agar kebijakan-kebijakan yang diambil
sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

B. Tridarma Perguruan Tinggi


Pembangunan di Bidang Pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah Negara
Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia – manusia pembangunan yang berjiwa
Pancasila, membentuk manusia – manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi
disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama
manusia.

6
Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pendidikan dan pegajaran di atas perguruan tingkat menengah
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah yang meliputi :
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut
Tri Darma Perguruan Tinggi.
Peningkatan peranan Perguruan Tinggi sebagai satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam usaha pembangunan selain diarahkan untuk
menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni, juga mendidik mahasiswa untuk berjiwa penuh
pengabdian serta memiliki tanggung jawab yang besar pada masa depan bangsa dan
Negara, serta menggiatkan mahasiswa, sehingga bermanfaat bagi usaha pembangunan
nasional dan pengembangan daerah.

C. Budaya Akademik
Budaya merupakan nilai yang dilahirkan oleh warga masyarakat yang
mendukungnya.Budaya akademik merupakan nilai yang dilahirkan oleh masyarakat
akademik yang bersangkutan. Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia.
Masyarakat akademik di manapun berada, hendaklah perkembangannya dijiwai oleh nilai
budaya yang berkembang di lingkungan akademik yang bersangkutan. Suatu nilai budaya
yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap kerja sama, santun, mencintai
kemajuan ilmu dan teknologi, serta mendorong berkembangnya sikap mencintai seni.

D. Kampus Sebagai Moral Force Pengembangan Hukum dan HAM


Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,
sekaligus merupakan tempat persemaian dan perkembangan nilai – nilai luhur. Kampus
merupakan wadah perkembangan nilai – nilai moral, di mana seluruh warganya
diharapkan menjunjung tinggi sikap yang menjiwai moralitas yang tinggi dan dijiwai
oleh pancasila.
Kampus merupakan wadah membentuk sikap yang da pat memberikan kekuatan moral
yang mendukung lahir dan berkembangnya sikap mencintai kebenaran dan keadilan dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Uraian tentang reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan yang mencakup


semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, yaitu meliputi aspek alamiah dan aspek sosial
yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bidang Posisi dan Lokasi Indonesia
Segala Kegiatan Pembangunan yang mencakup masalah penempatan,
pemeliharaan dan pengembangan yang berkaitan dengan posisi dan lokasi

7
keseluruhan wilayah Indonesia harus senantiasa mempertimbangkan sila-sila
Pancasila secara konsisten.
b. Bidang Kekayaan Alam
Pembangunan yang melibatkan kekayaan alam indonesia yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan tentang
pengadaan, pengolahan, pendayagunaan, dan pemanfaatan, pengembangan, serta
pelestarian segala sumber daya alam Indonesia harus senantiasa
mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila secara konsisten.
c. Bidang Kemampuan Penduduk
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi bangsa Indonesia sangat
mendesak dan tidak bias titawar lagi. Dengan pembangunan SDM yang tinggi
akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terhormat di mata dunia,
sehingga menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Namun demikian dalam
pembangunan SDM ini tetap mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila
secara konsisten.
d. Bidang Ideologi
Pembangunan dalam rangka memperkokoh dan mempertebal ideologi berbangsa
dan bernegara tidak boleh menyimpang, apalagi bertentangan ideologi bangsa
Indonesia yaitu Pancasila. Sejarah telah membuktikan bahwa hanya Pancasila
yang dapat mempersatuan bangsa Indonesia.

e. Bidang Politik
Pendidikan dan pembangunan di bidang politik bagi bangsa Indonesia harus
berlandaskan Pancasila, sehingga tidak dapat digantikan dengan landasan yang
lain, termasuk paham barat dan timur. Untuk itu pendidikan dan pembangunan
politik bagi bangsa Indonesia sangat penting, dan pelaksanaannya tetap
mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila secara konsisten.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan kita dalam makalah ini, kita seharusnya jangan mebiarkan negara kita terus
terpuruk. Kita harus mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kehidupan kita
masing-masing. Kita jangan hanya menjadi pembaca-pembaca yang baik, tapi sebagai generasi
muda kita harus mewujudkannya dalam setiap kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara.

2. Saran
Hendaklah kita sebagai warga negara bukan sampai dalam deskripsi saja, namun hendaklah kita
sebagai warga negara mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Karena dengan begitu negara kita akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

9
Daftar Pustaka
http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan.html
http://ilmuadmnistrasinegara.blogspot.co.id/2016/08/aktualisasi-pancasila-guna-
meningkatkan.html
https://namiho.wordpress.com/2011/04/01/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-pembangunan-
nasional-dan-aktualisasi-diri/

10

Das könnte Ihnen auch gefallen