Sie sind auf Seite 1von 27

MAKALAH

Pengaruh Teknologi Didalam Bidang Keuangan


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem dan Teknologi Informasi

Disusun oleh:

KELOMPOK V

2018157007 – AZIZ NUROKHMAN

2018157021 – NUR FITRIYANTO

2018157023 – PANJI ARIF AJI PAMUNGKAS

2018157026 – SHOLEHKAH SOFI NUR INAYAH

2018157030 – SYAIFUL ARIFIN

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN

2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur yang sedalam-dalamnya


dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
laporan yang berjudul “Pengaruh Teknologi di dalam Bidang Keuangan”,
laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem dan
Teknologi Informasi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini
masih terdapat kekurangan, karena itu kami terbuka untuk menerima
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca agar dapat
digunakan sebagai bahan kajian untuk pembuatan karya yang lebih baik.
Walaupun demikian, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan harapan dapat
memberikan manfaat khususnya dalam bidang teknologi. Tidak lupa kami
pun mengucapkan banyak terima kasih atas segala masukan dan
dukungan dari rekan-rekan semua.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
semoga hasil laporan ini dapat dilanjutkan sehingga didapatkan hasil yang
bisa lebih baik dari yang telah kami susun.

Wonosobo, November 2018

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..........................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................1

2.1. Definisi Keuangan...........................................................................................1

2.2. Perangan teknologi didalam Bidang Keuangan..............................................2

A. Pencetakan Uang.........................................................................................2

2.3. Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya.....................................................10

2.4. Dampak Teknologi Informasi Dalam Dunia Perbankan................................15

BAB 3 KESIMPULAN..............................................................................................1

Kesimpulan................................................................................................................1

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................1

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mesin Plat......................................................................................2
Gambar 2.2 Mesin Offset Printing................................................................................3
Gambar 2.3 Mesin Offset Process...............................................................................3
Gambar 2.4 Mesin Intaglio Proses...............................................................................4

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini telah banyak


memberikan manfaat pada bidang Keuangan. Teknologi juga telah
mendorong manusia untuk dengan mudah menyelesaikan pekerjaan yang
dimiliki peranan teknologi informasi dalam berbagai aspek kegiatan bisnis
dapat dipahami karena sebuah teknologi yang menitikberatkan pada
pengaturan sistem informasi dengan pengguna komputer, teknologi dan
informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan
sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Menurut Wilkinson dan
Cerullo (1997) hampir semua perusahaan bisnis menggunakan
mikrokomputer dan komputer induk sebagai bagian yang saling
terintegrasi dalam sistem informasi. Kebutuhan akan komputer menunjang
terciptanya informasi yang akurat sangatlah besar.

Dengan menggunakan teknologi komputer dalam bidang bisnis


maka di perlukan pula sebuah sistem yang dapat menghasilkan informasi
yang handal. Perkembangan suatu sistem berkaitan erat dengan
kemampuan dan ketersediaan fasilitas yang dimiliki untuk menghasilkan
informasi tersebut. Untuk setiap organisasi, informasi tentang pembukuan
keuangan sangatlah penting karena dengan informasi tersebut dapat
dilihat kinerja organisasi tersebut. Kumpulan sumberdaya, seperti manusia
dan peralatan, yang di rancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainya ke dalam informasi disebut sebagai sistem informasi akutans.

Sistem informasi merupakan salah satu sistem yang sangat


diperlukan dalam dunia bisnis. Pengolahan data keuangan secara

1
elektronik dengan menggunakan komputer mampu mengurangi kesalahan
yang terjadi dalam pengolahan data. Dibandingkan dengan proses
manual, pengolahan data secara elektronik dapat memproses dan
menyajikan data secara cepat dan up to date sehingga dapat digunakan
setiap saat. Melihat kondisi tersebut maka peranan teknologi dalam
bidang keuangan sangatlah penting.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana proses perkembangan teknologi dalam bidang


keuangan?
2. Apa peran teknologi dalam bidang keuangan?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Memberikan pengetahuan tentang manfaat teknologi dalam bidang


keuangan
2. Memenuhi tugas mata kuliah Sistem dan Teknologi Informasi

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Keuangan

Sebelum kita mencari tahu pengertian keuangan , ada baiknya kita


mengetahui terlebih dahulu arti kata dasar dari kata tersebut, yang tak lain
adalah uang. Oke, mari kita bahas satu-persatu. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:1766) uang diartikan : (1) Alat tukar atau
standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh
pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain
yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu; (2) harta; kekayaan.

Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, uang dalam ilmu ekonomi


tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima
secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang
dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai
sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.

Setelah kita mengetahui arti dari uang seperti dijelaskan di atas.


Selanjutnya kita akan membahas tentang arti keuangan. Keuangan dalam
KBBI (2008:1767) diartikan :
(1) segala sesuatu yang bertalian dengan uang; (2) seluk beluk uang; (3)
urusan uang; (4) keadaan uang. Contoh dalam kalimat: biaya rumah sakit

1
tidak terjangkau oleh keuanganku. (artinya: kondisi
uang/harta/kekayaanku tidak bisa menjangkau biaya rumah sakit).

Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, Keuangan adalah


mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan,
mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan
waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka.
Istilah keuangan dapat berarti: (1) Ilmu keuangan dan asset lainnya; (2)
Manajemen asset tersebut; (3) Menghitung dan mengatur risiko proyek.

Ridwan dan Inge (2003). Keuangan merupakan ilmu dan seni


dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan
setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,
pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu
maupun antara bisnis dan pemerintah.

2.2. Perangan teknologi di dalam Bidang Keuangan

A. Pencetakan Uang

Di awali dengan proses pencetakan uang kita sudah menggunakan


sebuah teknologi mesin yang canggih. Berikut ini merupakan proses
pencetakan uang di negaara Indonesia. Tetapi, dikarenakan untuk
menghindari peniru yang membuat uang palsu menjadikan informasi
tentang proses pencetakan uang tidak terbuka terhadap masyarakat.

1. Proses plat cetak Intaglio/Galvano (Engraving Proses)

Ini merupakan tahap awal proses pencetakan uang kertas. Butuh waktu
tiga hingga lima bulan untuk mendapat plat cetak uang tersebut.

2
Gambar PEMBAHASAN.1 Mesin
Plat

2. Proses Roll Sablon Intaglio (Inking Schablon Process)

Setelah membuat plat cetak, lalu beranjak ke proses pemberian


tinta roll mesin penggulung atau alat pemutar untuk mencetak uang.

3. Proses Cetak Uang Kertas Tahap Cetak Rata (Offset Process)

Setelah plat dan roll pencetak uang sudah siap, maka kini
dimulailah tahap pencetakan uang ke kertas. Satu kertas lembar besar
tersebut memuat 45 – 50 bilyet (lembar) uang. Untuk lembaran uang
Rp1.000, Rp2.000, dan Rp5.000 memuat 50 bilyet per kertas. Sedangkan
untuk lembaran uang Rp10.000 hingga Rp100.000 memuat 45 bilyet per
kertas. Ini merupakan tahap di mana pemberian warna dasar uang.

3
Gambar PEMBAHASAN.2 Mesin Offset Printing

4
Gambar PEMBAHASAN.3 Mesin Offset Process

4. Proses cetak uang kertas tahap cetak dalam (Intaglio Proses)

Setelah kertas diberi warna dasar, kemudian dilanjutkan dengan


pencetakan kertas di lembar bagian dalam atau di lembar sebaliknya.
Namun sebelum mencetak bagian dalam, kertas yang telah diberi warna
dasar terlebih dahulu dikeringkan selama satu hari.

5
Gambar PEMBAHASAN.4 Mesin Intaglio Proses

5. Proses Pemeriksaan Lembar Besar (Inspection Process)

6
Setelah dua bagian kertas telah dicetak, lalu dilakukanlah
pemeriksaan uang. Pemeriksaan ini dilakukan secara manual oleh
karyawan guna melihat apakah ada kerusakan dalam proses produksi.
Bila diketahui ada yang rusak atau cacat, maka pada lembaran yang
rusak itu akan ditandai dengan coretan.

6. Proses Cetak Nomor (Numbering Process)

Usai diperiksa secara manual, maka dilanjutkan dengan pemberian


nomor uang. Nomor uang ini disesuaikan dengan pesanan
Bank Indonesia (BI). Terdapat tiga mesin putar pencetak nomor yang telah
diisi dengan plat nomor masing-masing uang.

Setelah pencetakan nomor, maka uang kertas tersebut harus


diperiksa kembali guna mengecek kebenaran dan keabsahan nomor uang
tersebut.

7. Proses Penyelesaian (Cutpack Process)

Ini merupakan tahapan akhir dari segala proses pencetakan uang


kertas. Proses ini terbagi dua yaitu proses penyelesaian secara mekanis
dan manual. Secara mekanis, kertas lembar besar tersebut kini dipotong
menggunakan mesin pemotong kertas. Secara manual, lembaran uang
diperiksa kembali langsung oleh sejumlah pekerja yang didominasi
perempuan. Pada tahap akhir ini pulalah lembaran-lembaran uang yang
rusak atau cacat dilubangi untuk kemudian dihancurkan.

Demikianlah tahapan proses pencetakan uang, ternyata tidak


semudah yang kita bayangkan selama ini bukan?

Perlu diketahui, bahan uang kertas asli dari Bank Indonesia (BI)
yang beredar di pasaran selama ini terbuat dari bahan katun, sehingga

7
tidak mudah luntur, kusam, dan robek. Jadi jangan tertipu dengan uang
palsu yang tentunya proses pembuatannya lebih cepat, namun uang hasil
cetakannya pun akan lebih cepat kusam, luntur, dan rusak.

Untuk pesanan domestik, Peruri hanya melakukan proses produksi,


sedangkan bahan diperoleh dari BI. Sementara untuk pemesanan luar
negeri, seperti pemesanan uang Nepal, Somalia, dan Mauritius, Peruri
sendirilah yang menyiapkan segala sesuatunya, termasuk bahan kertas.

A. Peranan Teknologi di dalam Perbankan

Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai


menggunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah
transaksi dengan nasabah yang tadinya melayani nasabah dengan harus
bertemu atau nasabah datang ke cabang bank yang nasabah gunakan
untuk menabung oleh karena itu infertasi menjadi lebih mudah karena
bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah
bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS
sudah banyak diterapkan bank.

Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi


membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi
produk dan jasa seperti :

- Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.

- Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash


secara 24 jam.

- Penggunaan Database di bank – bank.

- Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat


Bank.

8
Dengan adanya jaringan komputer hubungan atau komunikasi kita
dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email,
teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk
menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan
untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari
satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan.
Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan
terdapat setiap komputer di dalamnya.

Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi


membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi
produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-
banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya,
merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah
pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang
berdasarkan teknologi.

1. Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan

Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat


dan intensif dibandingkan sektor atau jenis industri lainnya dalam
menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke
nasabah. Jasa-jasa ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan
dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa
penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau
berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta
fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer
tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai
jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer system,
dan otomatisasi kliring.

9
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan
perkembangan pesat pada dekade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin
khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen,
atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung
pada berbagai faktor misalnya skala bisnis dan beban kerja, tetapi unit
kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek
pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.

Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan


hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi
secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana
bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung,
menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI
di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan
hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan
informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).

Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari kriteria pemilihan jenis
teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi komputer yang
digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua
kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (dalam hal
ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software
computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar
relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian
antara kapasitas bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang
akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif
dan memberikan nilai tambah terhadap bank.

Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya


Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan
sistem aplikasi komputer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam

10
valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini mengingat bahwa BPR tidak
boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu
lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak
efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai
tambah yang dihasilkannya.

Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai


dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan berikut:

 Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data

Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa
ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan
segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah
transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang besar,
selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh
BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400
dalam operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR
biasanya relative kecil.

 Keluwesan (Flexibility)

Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang


berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun
informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh
perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank
mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data
atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer
yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama
tetapi sistem dan prosedurnya berbeda.

11
 Sistem Keamanan

Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank


memerlukan sistem keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan
data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau
keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software
computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian
dan pengamanan tersebut.

 Kemudahan penggunaan (user friendly)

Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai


(user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang
mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi
tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada
software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan
secara keseluruhan. Sistem aplikasi computer yang baik bahkan dapat
mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error
message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.

 Sistem Pelaporan (Reporting system)

Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam


bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-
laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses
pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh
pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap
bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.

 Aspek Pemeliharaan

12
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank
beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik,
dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan
biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian
atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan
software.

 Source Code

Software perbankan biasanya merupakan program paket yang


sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut
relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank
menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut.
Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami
software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source
code.

 Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank

Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.


Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back
office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang
harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan
informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari
sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap
pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.

2. Trend Transaksi

Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit,


Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access

13
Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-
tempat perbelanjaan.

Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi


2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle
dengan baik 8,2 juta nasabahnya.

Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi
tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata
lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi
lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:

 Mengecek saldo
 Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai

 Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)

 Pembukaan dan pengecekan L/C

Layanan On Line Banking

Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia


makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan
transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke
pemanfaatan komputer on-line.

Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya


kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan
penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai
kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.

Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase
Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja

14
menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan
berbasis on-line seperti:

 Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi


memenangkan persaingan teller-less.
 Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)

 Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang


tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.

Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat


tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.

2.3. Dampak Teknologi Informasi Dalam Dunia Perbankan

Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana


kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh
peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya
fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu
berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh
suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk
perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan
operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin
memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini,
khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan
kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia
perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan
serba cepat.

15
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya
adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya
BCA mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan
jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll.
Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya
dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data
centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.

Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah


kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar
teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita
lihat sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing
dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-
vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam
dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau
tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas
ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus
ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan
dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan
dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen
menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan
diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.

Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit


Nasional oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk
mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang
debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di
bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya
informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.

Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan
bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi

16
pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan.
Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini
menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan
transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis
perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di
dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang
terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.

Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber


daya manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak
menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata,
karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan
suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut
diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan
korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber
daya manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut
mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan
salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah
sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan,
sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan
bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.

Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering


dikatakan canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun.
Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking
hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi
perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat di
merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri

17
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta
customer base yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal
KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30
juta customer yang menggunakan aplikasinya untuk menghitung kelipatan
bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan
aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya bila
pelanggannya hanya 10juta.

Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah


tidak mungkin, penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh
dari inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private
banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja.
Layanan financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin
marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan
produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual
dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang
penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa
layanan jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara
keempat jenis produk tersebut.

Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti


ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang
terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh
perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak
mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan
jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis
layanan itu. Capital market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan
ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya
simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih
dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi

18
perbankan di meja service representative yang dapat digunakan untuk
memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara
individual untuk para nasabah yang memerlukan.

Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi


yang diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada
sebuah bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi
yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah
mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang
fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang
mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan
tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan
tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan
perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang
berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.

19
BAB 3
KESIMPULAN

Kesimpulan

Peranan teknologi dalam bidang keuangan memiliki


dampak yang besar dalam bidang keuangan, dengan teknologi
yang semakin berkembang proses pencetakan uang,
pendistribusian uang, trasnsfer dan laian lain menjadi lebih mudah
dan efektif. Masyarakat saat ini akan lebih percaya apabila sistem
keuangan menggunakan teknologi, karena ketelitian dan ketepatan
yang baik dibandingkan secara manual, Dibandingkan dengan
proses manual, pengolahan data secara elektronik dapat
memproses dan menyajikan data secara cepat dan up to date
sehingga dapat digunakan setiap saat. Melihat kondisi tersebut
maka peranan teknologi dalam bidang keuangan sangatlah
penting.

1
DAFTAR PUSTAKA

[1] Depdiknas Pusat Bahasa, Kamus Bahasa, Indonesia, Jakarta, 2008.

[2] Sundjaja Ridwan S. & Barlian Inge, “Manajemen Keuangan,” Jakarta,


Litera Lintas Media, 2003, p. edisi ke lima.

[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Keuangan, 10 Maret 2015.

[4] “http://palingseru.com/5544/proses-pencetakan-uang-di-indonesia,” 13
october, 2011.

[5] “http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/04/perkembangan-
teknologi-komputer-di-perbankan/,” May 4th, 2012.

Das könnte Ihnen auch gefallen