Sie sind auf Seite 1von 17

PENGARUH ETHOS, PATHOS, LOGOS, SERTA HAMBATAN

DALAM PROSES KOMUNIKASI TERHADAP


KEEFEKTIFAN PROSES KOMUNIKASI

DIBUAT OLEH :
Nama : Irma Wulandriani Sigalingging
No. Mahasiswa : 17/ 421905/ PEK/23482

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
KAMPUS JAKARTA
2018

1
Daftar Isi

1. BAB I : LATAR BELAKANG

1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….. 3-4

2. Latar Belakang Perusahaan.. ………………………………………………4

2.i Visi Perusahaan …………………………..……………………….5

2.ii Misi Perusahaan……………………….………………….…….5-6

2.iii Struktur Bisnis Perusahaan ……………………..………………6

2.iv Divisi Pengelolaan Rantai Suplai ……………………………….6

2. BAB II : TINJAUAN PENELITIAN ……………………………………..….7

3. BAB III : METODE PENELITIAN

3.i Tipe Penelitian …………………………………………..…..…….8

3.ii Waktu Penelitian ……………………………………...….………8

3.iii Lokasi Penelitian …………………………………...….………...8

3.iv Penentuan Informan ………………………………….………….8

3.v Struktur Organisasi Pengelolaan Rantai Suplai ……...…….…….9

3.vi Tehnik Pengumpulan Data …………………………..…………..9

3.vii Tehnik Analisis Data ……………………………….…….……..9

3. viii Kerangka Pemikiran ………………………………..…….…..10

4. BAB IV : TEMUAN MASALAH……………………………………..…11-14

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………15

6. APPENDIK :

6.1 Appendik 1 : Panduan Wawancara …………………..…………16

6.2 Appendik 2 : Daftar Pustaka ………………………….………...17

2
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam setiap organisasi atau lembaga diperlukan seorang pemimpin yang berfungsi
sebagai komunikator. Seorang pemimpin harus memiliki kompetensi dasar, yakni
mengdiagnosis, mengadaptasi, dan mengkomunikasikan. Kompetensi mendiagnosis
merupakan kemampuan kognitif yang dapat memahami situasi saat sekarang dan apa
yang di harapkan pada masa yang akan datang. Kompetensi mengadaptasi adalah
kemampuan seseorang pemimpin menyesuaikan prilakunya dengan lingkungannya.
Sedangkan kompetensi mengkomunikasikan terkait dengan kemampuan seseorang dalam
menyampaikan pesan-pesannya agar dapat dipahami orang lain dengan baik dan jelas.

Menurut Max De Pree dalam bukunya yang berjudul In Leading without Power :
Finding Hope in Serving Community, ia berpendapat bahwa “Leaders are constantly
communicating”. Hal ini memberi gambaran bahwa rata-rata seorang manajer atau
pemimpin akan menghabiskan waktu 70% hingga 90% untuk berkomunikasi setiap
harinya. Artinya, hampir keseluruhan aktifitas seorang pemimpin akan melalui aktifitas
komunikasi.

Seorang pemimpin wajib memiliki atau selalu mengasah kemampuan komunikasi.


Adapun fungsi dari seorang pemimpin yakni kemampuan individu tersebut dalam
mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, mendorong anggota untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta mencapai efektifitas
dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan ,manejemen
konflik serta proses-proses organisasi lainnya.

Pengertian Ethos Pathos Logos dari buku Leadership Communication, Barret J Deborah,
4th edition, pg.10, secara sederhana Logos didefinisikan sebagai appeal to logic, Pathos
sebagai appeal to emotions, dan Ethos sebagai appeal to ethics.

Dalam proses komunikasi pun diharapkan adanya feedback dari pihak audience yang
dituju, namun tidak lepas dari unsur hambatan dalam proses komunikasi. Menurut Dr.

3
Erliana Hasan, Msi dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, ada beberapa faktor yang
dapat memengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif yakni : perbedaan latar
belakang, faktor bahasa, sikap pada waktu berkomunikasi, dan lingkungan.

Ethos, Pathos, Logos selayaknya selalu dipegang teguh oleh seorang pemimpin sehingga
menghasilkan persuasive communication dan menyadari akan hambatan selama proses
komunikasi dengan mencari solusi sehinga sangat kecil hambatan tersebut dapat
menyebabkan kegagalan pemimpin tersebut dalam berkomunikasi. Hasil yang diharapkan
tercapainya keefektifan komunikasi baik internal dan komunikasi kepada pihak luar
organisasi/perusahaan.

Keefektifan suatu proses komunikasi ini sangat bermanfaat bagi siapapun, baik seorang
manajer, pemimpin perusahaan, pegawai pemerintah, kepala bidang, dll hal ini juga
sangat penting ketika seorang pemimpin tersebut sedang memimpin rapat, berpidato,
atau pun ketika mengawasi kerja dilapangan. Dengan proses komunikasi yang efektif
diharapkan pesan berupa kebijakan, peraturan, keputusan, maupun instruksi bisa sampai
dengan baik dan dikerjakan dengan tepat dari komunikan terhadap audiens nya.

Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan di atas maka penulis tertarik dalam
meneliti “Pengaruh kualitas Ethos, Pathos, Logos Serta Hambatan Dalam Proses
Komunikasi Terhadap Keefektifan Komunikasi pada seorang karyawan yang bekerja
dalam suatu instansi pemerintah SKK Migas, Divisi Pengelolaan Rantai Suplai”.

1.2 Latar Belakang SKK MIGAS dan Divisi Pengelolaan Aset

SKK Migas atau Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi adalah institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas
bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya
pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan

4
manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, SKK Migas menyelenggarakan fungsi: memberikan


pertimbangan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas kebijaksanaannya
dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta Kontrak Kerja Sama;
melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama; mengkaji dan menyampaikan
rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan diproduksikan dalam suatu
Wilayah Kerja kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan
persetujuan; memberikan persetujuan rencana pengembangan selain sebagaimana
dimaksud dalam poin sebelumnya; memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran;
melaksanakan monitoring dan melaporkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral mengenai pelaksanaan Kontrak Kerja Sama; dan menunjuk penjual minyak bumi
dan/atau gas bumi bagian negara yang dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya
bagi negara.

Kantor pusat SKK Migas beralamat di Gedung Wisma Mulia Lantai 35 Jl. Gatot Subroto
No.42, Jakarta 12710 PO BOX 4775. SKK Migas memiliki beberapa kantor perwakilan
yang berada di SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara, SKK Migas wilayah
Sumatera Bagian Selatan, SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi, SKK Mjgas
wilayah Jawa, Bali, Madura, Nusa Tenggara, dan SKK Migas wilayah Papua dan
Maluku.

1.2.a. Visi SKK Migas

Menjadi mitra yang proaktif dan terpercaya dalam mengoptimalkan manfaat industri hulu
minyak dan gas bumi bagi bangsa dan seluruh pemangku kepentingan serta menjadi salah
satu lokomotif penggerak aktivitas ekonomi Indonesia.

1.2.b Misi SKK Migas

Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama


dengan semangat kemitraan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha mulu
minyak dan gas bumi yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

5
1.2.c Struktur Bisnis SKK Migas

1.2.d Divisi Pengelolaan Rantai Suplai

Dalam bekerja, Divisi Pengelolaan Rantai Suplai (PRS) mengacu pada proses
bisnis, tupoksi dan PTK 007 serta peraturan perundangan lainnya. Sesuai hal
tersebut, fungsi divisi ini sebenarnya tidak terbatas pada pengadaan barang
dan jasa saja.

Tugas divisi Pengelolaan Rantai Suplai ialah memastikan kegiatan operasional


kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) berjalan efisien, efektif,
dan sesuai aturan yang ada terkait kegiatan rantai suplai.

6
Bab II
Tujuan Penelitian

Pada penulisan karya ilmiah ini, penulis membuat batasan penelitian hanya pada ingin
melihat apakah terdapat masalah di dalam Ethos Pathos Logos serta hambatan proses
komunikasi Mr. KM dalam menjalankan perannya sebagai seorang pengawas di industri
hulu Migas Indonesia telah mencapai keefektifan proses komunikasi baik secara internal
maupun eksternal. Mr.KM adalah initial nama objek penelitian. Mr.KM adalah seorang
senior staff Logistik Divisi Rantai Suplai SKK Migas.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian


Penelitian dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif. peneliti menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada digunakan untuk menafsirkan fenomena
dan yang dimanfaatkan untuk penelitian.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan tanggal 03 Mei 2019 jam 12.00 sd 13 wib.

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di City Plaza, Jalan Gatot Subroto No.44, RT.3/RW.2,


Kuningan Barat, Mampang Prapatan, RT.3/RW.2, Kuningan Bar., Mampang Prpt.,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12710.

3.4 Penentuan Informan


Pemilihan informan didasarkan atas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki
data dan bersedia memberikan data. Menurut Sanapiah Faisal (Arie Setiawan,
2012:29) teknik pengambilan sampel purposive adalah sampel ditetapkan secara
sengaja oleh peneliti, dalam hubungan ini lazimnya dinyatakan atas kriteria-kriteria
atau pertimbangan-pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui pemilihan sebagaimana
yang dilakukan dalam tekhnik random.
Informan yang ditetapkan berjumlah 2 orang pegawai SKK Migas pada Divisi
Pengelolaan Rantai Suplai, yakni :
1. Seorang karyawan Divisi Pengelolaan Rantai Suplai; Kepala Sub Dinas Logistik
dan Kepabeanan yang merupakan pemimpin dari Mr. KM. Inisial : R
2. Seorang karyawan, Divisi Pengelolaan Rantai Suplai, Staff Logistik yang
merupakan peer dari Mr. KM. Inisial : M

8
3.5 Struktur organisasi Divisi Pengelolaan Rantai Suplai

M
KM (Objek Penelitian)

Sumber : SKK MIGAS – Divisi Pengelolaan Rantai


Suplai

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah semi structured interview,
degan sample responden menggunakan metode 360 degrees analysis. Metode
wawancara dipilih dalam rangka mengkonstruksi mengenai ethos, pathos, logos Mr.
KM dan hambatan proses komunikasi yang pernah terjadi sehingga menyebabkan
kegagalan dalam penyampain pesan dari Mr. KM ke pihak internalnya maupun
eksternal.

3.7. Teknik Analisis Data


Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengelolahan dan
analisa data. Yang di maksud dengan analisis data ialah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara diolah dengan
cara triangulasi.

9
3.8. Kerangka Pemikiran

Rhetorical Aristoteles
Indikator : Ethos, Pathos, Logos
(sumber : Leadership Communication,
4th ed, Barret J.Deborah, pg 10-
11,McGraw-Hill International Ed)

Keefektifan
Komunikasi
Hambatan Proses Komunikasi:
Indikator : perbedaan latar belakang,
faktor bahasa, sikap pada waktu
berkomunikasi, dan lingkungan.
(sumber : Herdiana Maulana,
Psikologi Komunikasi dan Persuasi,
(Jakarta: Akademia, 2013), hlm. 64-65.

10
BAB IV
TEMUAN MASALAH PENELITIAN

Hasil wawancara langsung dengan dua (2) informan tersebut didapat hasil :
1. Informan 1 memberikan informasi atas pengalamannya berkoordinasi selama ini dengan
Mr.KM selama kurun waktu lebih dari 6 tahun yakni :

1.a Logos, Ethos, Pathos :

Logos

Logos adalah Menurut informan 1 , Mr. KM memiliki penguasaan pengetahuan yang luas,
memiliki pengetahuan akan perbendaharaan kata dan dalam mengkomunikasi pesan seperti
tugas ke staff nya ataupun saat menyampaikan pendapat akan permasalahan migas, kebijakan
di industri hulu migas baik ke pihak internal SKK Migas dan eksternal SKK Migas selalu
disertai dasar fakta, hukum yang berlaku, contoh serta mampu memberikan gambaran yang
luas dan terperinci secara rasional. Dengan penguasaan ilmu dan logika yang kuat, Mr. KM
dapat mengarahkan pemikiran para stakeholders SKK Migas karena menilai apa yang
dikatakan oleh Mr. KM sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh rasional dan benar.

Ethos

Menurut pengalaman Informan 1, Mr. KM memiliki integritas, karakter dan kredibilitas


untuk mampu mempersuasi para stakeholders SKK Migas. Mr. KM memiliki karakter yang
bisa dipercaya, memiliki alasan untuk dipercaya. Kepercayaan merupakan elemen penting
untuk melakukan komunikasi. Dalam setiap proses komunikasi yang dilakukan oleh Mr. KM,
ia mampu meyakinkan audiens bahwa ia memang berkompeten dan mumpuni untuk
meyampaikan suatu topik pembicaraan.

Pathos

Informan 1 berpendapat bahwa Mr.KM memiliki hubungan emosional antara dirinya dengan
audiens. Mr. KM adalah tipe task oriented namun hal ini tidak menjadi masalah bagi
Informan 1 selaku atasan Mr. KM. Mr. KM dapat menciptakan penekanan secara emosional

11
sehingga apa yang disampaikannya penuh dengan gairah dan semangat sehingga pendengar
bisa merasa terpacu untuk bertindak. Dalam berkomunikasi, Mr. KM dinilai dapat dapat
menyampaikan pesan ke audiens ataupun tugas ke staffnya melalui intonasi dan metafora
yang bisa membangkitkan perasaan serta bahasa tubuh.

1.b Hambatan Proses Komunikasi


1.b.i Latar Belakang
Menurut Informan1 berdasarkan pengalamannya berkoordinasi selama 6 tahun
dengan Mr. KM yang belatar belakang pendidikan Magister of Law dan Budaya
keluarga berasal dari Sumatera Utara dapat menyebabkan kesalahan dalam
berkomunikasi antara lain :
a.Perbedaan persepsi
b.Perbedaan pengalaman dan latar belakang
c. Sikap praduga/stereotip

1.b.ii. Gaya bahasa Mr. KM yang straight to the point dan berintonasi sedikit tinggi
menimbulkan gangguan dalam penyerapan pesan atau informasi dari Mr. KM
ke staff ataupun pihak stakeholders lainnya. Bahasa mencakup secara verbal
maupun nonverbal (bahasa tubuh).

1.b.iii. Sikap pada waktu berkomunikasi


Menurut informan 1, Mr. KM adalah sosok yang mudah ditebak. Artinya, saat
ia dalam keadaan stress atau emosi sedang tidak baik akan dapat
mempengaruhi Mr.KM dalam menyampaikan pesan ataupun tugas. Ia akan
lebih mudah tidak sabar an dan terkesan mengatur. Padahal terkesan mengatur
jika telah memahami Load pekerjaannya adalah karena tuntutan dari tanggung
jawab yang dipercayakan kepada Mr. KM

1.b.iv. Faktor lingkungan


Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan
proses maupun hasil komunikasi tersebut. SKK Migas sebagai satu-satu
pengawas di industri hulu migas Indonesia tentunya akan menghadapi
banyak tantangan baik dari penerapan kebijakan kepada para Stakeholders,

12
pengawasan proses bisnis hulu migas, hingga jumlah load fungsi pengawasan
tentu akan mempengaruhi seseorang dalam proses komunikasinya.

2. Informan 2 memberikan informasi atas pengalamannya berkoordinasi selama ini dengan


Mr.KM selama kurun waktu 8 tahun yakni :

2.a Logos, Ethos, Pathos :

Logos

Logos adalah Menurut informan 2 , Mr. KM memiliki penguasaan pengetahuan yang luas,
memiliki pengetahuan akan perbendaharaan kata dan dalam mengkomunikasi pesan seperti
tugas ke staff nya ataupun saat menyampaikan pendapat akan permasalahan migas, kebijakan
di industri hulu migas baik ke pihak internal SKK Migas dan eksternal SKK Migas selalu
disertai dasar fakta dan dasar pemikiran teori hukum yang berlaku.

Ethos

Menurut pengalaman Informan 2, Mr. KM memiliki integritas, karakter dan kredibilitas


untuk mampu mempersuasi baik ke bawannya dan pihak luar divisi Rantai Suplai dan
eksternal SKK Migas. Menurutnya Mr. KM memiliki karakter yang dapat dipercaya,
berkompeten dan mumpuni untuk meyampaikan suatu topik pembicaraan.

Pathos

Informan 2 berpendapat bahwa Mr.KM memiliki hubungan emosional antara dirinya dengan
para staff Mr.KM, rekan sejawat dabik di dalam internal Divisi Pengelolaan Rantai Suplai
dan luar divisi, komunikasi vertical, serta komunikasi ke pihak luar SKK Migas. Bagi
Informan 2 selaku staff langsung Mr. KM, beliau dapat menciptakan penekanan secara
emosional sehingga apa yang disampaikannya dengan semangat dan dapat menciptakan
motivasi audiens dalam melaksanakan apa yang disampaikan Mr.KM melalui verbal dan
bahasa tubuh Mr. KM saat berkomunikasi.

13
2.b Hambatan Proses Komunikasi
2.b.i Latar Belakang
Menurut Informan 2 berdasarkan pengalamannya berkoordinasi selama 8 tahun
dengan Mr. KM yang berasal dari suku Batak, dengan gaya bahasa yang lugas
terkadang menyebabkan kesalahan persepsi yang terkesan “bossy” dan
memaksakan tugas sesuai timeline yang telah ditetapkan Mr. KM.

2.b.ii. Gaya bahasa Mr. KM yang lugas dan dan berintonasi sedikit tinggi
menimbulkan gangguan dalam penyerapan pesan atau informasi.

2.b.iii. Sikap pada waktu berkomunikasi


Menurut informan 1, Mr. KM adalah sosok yang mudah ditebak. Artinya, saat
ia dalam keadaan stress atau emosi sedang tidak baik akan dapat mem-
pengaruhi Mr.KM dalam menyampaikan pesan ataupun tugas. Ia akan lebih
mudah tidak sabar an dan terkesan mengatur. Padahal terkesan mengatur jika
telah memahami Load pekerjaannya adalah karena tuntutan dari tanggung
jawab yang dipercayakan kepada Mr. KM

2.b.iv. Faktor lingkungan


Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan
proses maupun hasil komunikasi tersebut. SKK Migas sebagai satu-satu
pengawas di industri hulu migas Indonesia tentunya akan menghadapi
banyak tantangan baik dari penerapan kebijakan kepada para Stakeholders,
pengawasan proses bisnis hulu migas, hingga jumlah load fungsi pengawasan
tentu akan mempengaruhi seseorang dalam proses komunikasinya.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SOLUSI

5.1 Kesimpulan Penelitian


Mr. KM sebagai seseorang yang bekerja dalam suatu instansi pengawasan hulu migas di
Indonesia dinilai baik dalam kualitas Ethos, Pathos, dan Logos. Namun proses penyampaian
informasi- informasi, pesan, gagasan atau maksud dapat menjadi gagal jika tidak
meminimalisir faktor-faktor yang menyebabkan hambatan dalam komunikasi Beliau selaku
pegawai pemerintah.

Mr. KM dinilai masih belum memenuhi salah satu aspek dalam komunikasi efektif sehingga
menghasilkan kegagalan dalam proses penyampaian informasi ke audiens. Terlihat sepele
namun ketika dilakukan secara empirik di lapangan tidak jarang
menimbulkan masalah bahkan sering memunculkan konflik antara
individu, kelompok maupun kelembagaan.

5.2 Saran
Setelah kita melihat kesimpulan dari hasil penelitian di atas maka penulis berusaha untuk
menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi hambatan proses Mr.KM :
1. Memahami lawan bicara
2. Penyesuaian gaya penyampaian bahasa dalam berkomunikasi didasarkan perbedaan
komunikasi antar budaya yang dapat menciptakan perbedaan persepsi dari audiens.
3. Menjaga emotional sehingga tampak professional dalam kondisi apapapun, tidak
dicampur-adukkan antara emotional saat itu terhadap pekerjaan. Untuk Staff Mr. untuk
lebih memahami akan pola dari emotional Mr.KM. Apabila sedang dalam kondisi kerja
load tinggi, menurunnya kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi emotional
Mr.KM sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses komunikasi.
4. Antar pihak yang berinteraksi untuk selalu memelihara iklim komunikasi transparent.
5. Mengurangi komunikasi yang defensive
6. Memanfaatkan feedback verbal dan non verbal ditunjukan melalui sikap yang positif,
7. Tetap menerapkan komunikasi yang persuasive,
8. Mempersiapkan diri untuk dalam menghadapi hambatan komunikasi.

15
APPENDIKS 1

Panduan Wawancara Di SKK MIGAS


Informan 1 dan 2
Aspek
Kategori No. Pertanyaan Schein
1. Menurut informan, apakah yang dimaksud Ideologi -
dengan komunikasi ? Keyakinan
2. Menurut Informan, bagaimana pengaruh
1. komunikasi terhadap koordinasi ke internal Ideologi –
Konseptual ataupun ke eksternal SKK Migas? Keyakinan
3. Bagaimana Pola Komunikasi yang baik dalam Bloom -
sepahaman Anda? Knowledge
4. Bagaimana Ethos, Pathos, Logos dalam Bloom -
sepahaman Anda? Knowledge
5 Bagaimana pola komunikasi Mr. KM selama
ini ? Komunikasi
6. Bagaimana Ethos, Pathos, Logos yang dimiliki
2. Mr. KM ? Batasan
Pelaksanaan 7. Apa saja yang menjadi hambatan dalam proses
Umum komunikasi dan koordinasi antara Mr.KM Batasan
terhadap audiensnya baik ke internal ataupun
eksternal ?
3. 8. Apakah Mr. KM telah memiliki faktor
Pelanggaran hambatan dalam proses komunikasi sehingga Informasi dan
menciptakan miss-perception, atau pun konflik
kegagalan dalam penyampaian informasi?

16
APPENDIKS 2

DAFTAR PUSTAKA

Barrett,D (2014). Leadership Communication.New York: McGraw-Hill Education


https://boscodoho.wordpress.com/2013/04/07/aspek-ethos-pathos-dan-logos-komunikator/
https://achmadruky.com/141/ethos-pathos-logos/
Herdiana Maulana, Psikologi Komunikasi dan Persuasi, (Jakarta: Akademia, 2013), hlm. 64-65.
https://skkmigas.go.id
https://www.slideshare.net/pwypindonesia/presentasi-skk-migas-dalam-fgd-ruu-migas-isnu
https://humasskkmigas.wordpress.com/2014/06/05/menata-pengelolaan-rantai-suplai-
industri-hulu-migas
https://bukubiruku.com/metode-penelitian-kualitatif/

17

Das könnte Ihnen auch gefallen