Sie sind auf Seite 1von 9

LAPORAN MIKROBIOLOGI UJI D

ISINFEKTAN KUANTITATIF
[Document subtitle]

9 OKTOBER 2014
KELOMPOK 5D
ANGGOTA : HANNY MUANY , IGA AYU TUNJUNG SARI, RIZKI FAJAR, WIWID SUSILOWATI
JUDUL : DISINFEKTAN KUANTITATIF
TUJUAN : Untuk menguji keefektifan kerja disinfektan
PENDAHULUAN :

Antimikroba adalah berbagai zat yang digunakan untuk mengontrol pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan. Antimikroba dari bahan kimia dibagi menjadi 3 sub divisi, yaitu : Desinfektan ( yang
digunakan pada benda mati,seperti meja untuk mengurangi tingkat kontaminan bakteri). yang kedua
antiseptic (digunakan

pada permukaan jaringan hidup) dan antibiotic (diserap kembali). dari ketiga antimikroba ini, tidak
ada yang lebih baik, Agen antimikroba ini harus disesuaikan untuk oganisme dan kondisi lingkungan
karena mereka semua memiliki modus yang berbeda dari

tindakan. Lysol, misalnya, merupakan disinfektan yang terbuat dari kresol 50% dan minyak nabati
50%. Efek kuman adalah karena fakta itu menyebabkan protein mengubah sifat. Hexachlorophene,
sebuah

kimia ditambahkan ke sabun dan lotion memiliki aktivitas kuman yang sama. beberapa antibiotic
misalnya menghambat sintesis protein atau menghambat sisntesis dinding sel.

Desinfektansia adalah bahan atau zat yang digunakan untuk menghilangkan atau menghancurkan
bakteri baik bakteri patogen ataupun non patogen, terutama bakteri yang membahayakan
(patogen). Istilah ini pada umumnya digunakan dalam proses membebaskan benda-benda mati atau
infeksi, dan aman dipakai dalam bidang industri atau pada rumah sakit-rumah sakit atau industri-
industri makanan/minuman dan industri farmasi lainnya. Suatu desinfektan yang baik adalah yang
mempunyai daya mematikan atau merusak mikroba. Untuk mengetahui daya mematikan tersebut
biasanya distandarkan dengan fenol.

Desinfektan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yakni :

1. Senyawa halogen: Povidon-iod, iodoform, Ca-hipoklorit, Na-hipoklorit,


tosilkloramida,klorheksidin, kliokinol, dan triklosan.
2. Derivat : fenol, kresol, resorsinol, dan timol.
3. Zat-zat dengan aktivitas permukaan: cetrimida, cetylpiridinium, benzalkonium, dan
dequalinium.
4. Senyawa alkohol, aldehida dan asam : etanol dan isopropanol, formaldehida danglutaral,
asam asetat dan borat.
5. Senyawa logam: merkuri klorida, fenil merkuri nitrat dan merbromin, perak nitrat dan
silverdiazin, sengoksida.
6. Oksidansia : hidrogenperoksida, sengperoksida, Na-perborat dan kalium klorat.
7. Lainnya : heksetidin dan heksamidin, belerang, etilen oksida,oksikinolin dan acriflavin.

MIC (Minimum Inhibitory Concentration) merupakan kadar obat, di mana kuman tidak tumbuh atau
berkembang biak lagi. Bagi obat lain (bukan kemoterapeutika) digunakan MEC (Minimum Effective
Concentration), yakni kadar plasma, dimana obat baru memberikan efek terapeutis yang diinginkan
Fenol merupakan salah satu salah satu antiseptikum tertua (Lister,1870) dengan khasiat bakterisid
dan fungisid, juga terdapat basil dan spura, walaupun memerlukan waktu yang lebih lama.
Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni perubahan rumus bangunnya
hingga sifat khasnya hilang. Khaistnya dikurangi oleh zat organis dan ditiadakan oleh sabum, karena
dengan alkali terbentuk fenolat inaktif, karena sefat mendenaturasi juga berlaku untuk jaringan utuh
manusia fenol berdaya korosit (membakar) terhadap kulit dan sangat merangsang sehingga jarang
digunakan sebagai antiseptikum kulit, berdasarkan sufat anestetik likjalonya adalkalanya senyawa ini
digunakan dalam lotion antigatal misalnya lotion alba.

Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dalam
koefesien fenol. Mekanisme kerja fenol sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol
bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein.
Ikatan protein dengan fenol mudah lepas, sehingga fenol dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh.
Larutan 1,3% bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi ekskreta dan alat kedokteran.

Koefisien fenol adalah kemampuan suatu desinfektan dalam membunuh bakteri dibandingkan fenol.
Cara mengujinya adalah dengan mengencerkan suatu ultur cair bakteri sebanyak 1 : 10 dengan
desinfektan yang akan diuji pada kosentrasi yang berbeda disebut titik akhir adalah kosentrasi
terendah yang menghasilkan kultur steril setelah diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20o C

Desinfektan yang ideal :

1. Cepat membasmi mikroorganisme yang patogen dan potensial termasuk spora.


2. Penetran yang baik ke dalam bahan organik, misal kapas, karet.
3. Dapat bercampur dengan bahan-bahan organik, misal sabun, deterjen.
4. Tidak menjadi inaktif oleh jaringan hidup.
5. Tidak bersifat korosif.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi desinfektan :


1. Konsentrasi
2. Waktu
3. pH
4. Suhu
5. Sifat mikroorganisme
6. Kehadiran bahan extraneus
• Berdasarkan mekanisme kerja, desinfektan terbagi atas :
1. Bahan yang merusak membran sel

Surface active bahan kationik, bahan anionik, bahan non-ionik.

Senyawa fenol kreosol dan fenol


Alkohol

2. Bahan yang mendenaturasi protein

Contoh bahan kimia yang mendenaturasi protein :

1. Asam
2. Alkali
3. Alkohol
4. Asetono Asam dan alkali

 Bahan asam dan alkali menunjukkan daya antibakterinya melalui ion H+ atau OH- bebas, yaitu
melalui molekul yang tidak terdisosiasi.

3. Bahan yang memodifikasi kelompok fungsional dari protein dan asam nukleat.

a. Logam berat : misal Hg fenil merkuri : untuk membunuh bakteri Gram-

positif dan Gram-negatif, kapang, khamir. Ag AgNO3 : untuk membunuh gonococcus.

b. Bahan pengoksidasi

Hidrogen peroksida (H2O2); merupakan desinfektan yang banyak digunakan untuk desinfeksi yang
tidak hidup, seperti peralatan bedah dan lensa kontak.

c. Pewarna

beberapa jenis pewarna tidak hanya mewarnai bakteri, tetapi juga menghambat pertumbuhannya
pada enceran sangat tinggi.

d. Bahan pengakali

inhibisi yang dihasilkan bahan pengalkil adalah irreversible sehingga terjadi modifikasi enzim dan
inhibisi kegiatan enzim.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Tabungreaksi

- Kapas

- Lampuspirtus

- Korek api

- Ose
- Beaker glass

- Erlenmeyer

- Autoklaf

- Mikroskop

- Staning dish

- Mat pipet

Bahan :

- Bakteri

- TSB

- Aqua steril

- Fenol

BiakanKuman : Escherichia coli

Sampel : Biosol (Pine Oil 5 %)

D. CARA KERJA

I. Pembuatan Media Bakteri

Sterilisasi alat dan pembuatan media

1. Mat pipet yang telah dibersihkan dan dikeringkan, dan Aqua Dest disterilkan dalam autokl
af pada suhu 121ºC selama 30 menit

2. Lalu pembuatan media TSB

3. Setelah media sudah jadi, media TSB dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak masing
masing +/- 3 ml / tabung. Kemudian Erlenmeyer dan tabung kecil tersebut disterilkan didala
m autoklaf dengan suhu 121ºC selama 30 menit,

4. Media TSB siap digunakan


II. Pembuatan Larutan Baku Fenol dan pengujian fenol

Pengenceran 5 menit 10 menit 15 menit

1. Larutan baku Fenol dibuat dengan konsentrasi 5%

2. Buat pengenceran Fenol 1 :80 , 1:90 , 1:100 , 1:110

3. Lalu tambahkan 0.5 ml bakteri biakan kedalam masing masing tabung pengenceran fenol

4. Saat menit ke 5, 10 , 15 dari masing masing tabung pengenceran fenol diambil 1 cc dimasu
kan kedalam tabung berisi TSB yang berbeda

5. TSB diinkubasi selama +/- 24 jam

III. Pembuatan larutan Desinfektan dan pengujian Desinfektan

1. Larutan desinfektan dibuat denganp erbandingan 1 :10

2. Buat pengenceran desinektan 1:40, 1:60, 1:80 , 1:100

3. Lalu tambahkan 0.5 ml bakteri biakan kedalam masing masing tabung pengenceran desinfe
ktan

4. Saat menit ke 5, 10 , 15 dari masing masing tabung pengenceran desinfektan diambil 1 cc d


imasukan ke dalam tabung berisi TSB yang berbeda

5. TSB diinkubasi selama +/- 24 jam

Data
Fenol
1 : 80 - - -
1 : 90 - - -
1 : 100 - - -
1 : 110 - - -
Desinfektan wipol
1 : 40 - - -
1 : 60 - - -
1 : 80 - - +
1 : 100 - - -

Pembahasan

Desinfektan adalah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan mematikan mikroba
misalnya sterilisasi alat kedokteran.Sterilisasi ditujukan untuk membunuh semua
mikroorganisme.Untuk menganalisa kadar desinfektan dan antiseptik ini maka perlu diadakan
uji kuantitatif untuk mengetahui daya hambat suatu desinfektan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme. Uji ini selain berdasarkan uji konsentrasi penghambatan terkecil juga dapat
distandarisasi dengan uji fenol. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah suatu uji
koefisien fenol, untuk menguji daya hambat suatu mikroba atau bakteri uji dengan
membandingkannya dengan daya hambat fenol terhadap bakteri. Fenol digunakan sebagai
standarisasi dikarenakan bakteri bersifat sensitif atau rentan terhadap fenol, sehingga fenol
efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan data yang sudah kami dapat, kami menyimpulkan bahwa fenol mampu
membunuh kuman karena kuman tidak tumbuh pada sediaan fenol pada perbandingan
pengenceran 1:80,1:90,1:100, maupun 1: 110. Hal ini sesuai dengan teori bahwa fenol efektif
membunuh pertumbuhan bakteri. Selanjutnya fenol akan digunakan sebagai standarisasi bagi
sampel desinfektan yang akan diuji.
Pada praktikum yang telah dilakukan, kelompok kami mengambil sampel wipol sebagai salah
satu contoh desinfektan yang akan diuji dan bakteri Salmonella thyposa sebagai bakteri yang
akan diuji coba.Berdasarkan data yang sudah kami dapat, kami menyimpulkan bahwa
desinfektan wipol mampu membunuh kuman karena kuman tidak tumbuh pada sediaan
desinfektan. Pada salah satu tabung 1:80 pada menit ke 15 terdapat sedikit kekeruhan di dasar
tabung namun setelah kami periksa tidak ditemukan bakteri terutama bakteri Salmonella
thyposa. Kami menyimpulkan bahwa tabung yang keruh tersebut terjadi kesalahan dalam
penanaman yaitu kontaminasi dari lingkungan sekitar. Hal tersebut merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi aktivitas desinfektan. Selain itu Faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas desinfektan yang digunakan untuk membunuh jasad renik adalah
ukuran dan komposisi populasi jasad renik, konsentrasi zat antimikroba, lama paparan,
temperatur, dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan percobaan uji desinfektan yang kita lakukan pada perbandingan 1 : 40, 1 : 60, 1 :
80, dan 1 :100 mendapati hasil yang negatif. Oleh sebab itu wipol merupakan desinfektan
yang mampu membunuh bakteri secara efektif. Wipol mengandung pine oil 2,5% yang dapat
membunuh kuman dan menghilangkan bau dengan keharuman cemara. Dengan keharuman
khas cemara, Wipol Karbol mampu menghilangkan bau tak sedap di kamar mandi, tempat
sampah, dan sumber bau lainnya.

Selain dapat membunuh kuman, desinfektan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Dalam waktu yang singkat mendesinfeksi dengan baik
2. Sebaiknya dapat digunakan untuk banyak jenis mikroorganisme artinya sedapat mungkin me
mpunyai spektrum yang luas
3. Dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit dan mukosa
4. Mempunyai daya tahan yang lama
5. Jika terabsorbsi mempunyai toksisitas yang rendah
6. Tidak menyebabkan bau yang mengganggu

Kesimpulan :
 Bakteri dapat dikendalikan dengan menggunakan desinfektan, yaitu senyawa kimia
yang dapat mengurangi atau mematikan mikroba yang terdapat pada benda mati.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bakteri paling sensitif atau rentan
terhadap desinfektan fenol.
 Desinfektan wipol dapat membunuh mikroba secara efektif

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.G.1999. Microbiology Principles and Explanation.Prentice Hall International, Inc.


New Jersey

Betsy, Tom dan Keogh, Jim. 2005. Microbiology Demystifed. McGraw-Hill Publisher. USA

Burrow, W.1959. Textbook of Microbiology. W.B. Saunders Company. Philadelphia

Koes Irianto.2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung : CV Yra


ma Widya

Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta

Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston. Texas

Purves dan Sadava. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. Sinauer Associates Inc. Ne
w York

Sarles W.B, W.C Frazier, J.B. Wilson, and S.G. Knight. 1956.Microbiology. Harper&Brother
. New York

Talaro K.P. and A. Talaro, 1999.Foundation in Microbiology Third Edition. McGraw Hill Co
mpany. Boston

Das könnte Ihnen auch gefallen