Sie sind auf Seite 1von 3

Purposive Sampling

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada dua hal
yang sangat penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random
sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu sendiri.

Menurut statistikian, purposive sampling lebih tepat digunakan oleh para peneliti
apabila memang sebuah penelitian memerlukan kriteria khusus agar sampel yang diambil
nantinya sesuai dengan tujuan penelitian dapat memecahkan permasalahan penelitian serta
dapat memberikan nilai yang lebih representatif. Sehingga teknik yang diambil dapat
memenuhi tujuan sebenarnya dilakukannya penelitian.

Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

1. a. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti baik
perorangan maupun organisasi. Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk
meneliti preferensi konsumen bioskop.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara
atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti
yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya

a. Data Cross Section

Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan
keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain
sebagainya.

b. Data Time Series / Berkala

Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau
periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar
amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m.
top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dl
Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data yang merupakan data
panel. Umumnya pendugaan parameter dalam analisis regresi dengan data cross
section dilakukan menggunakan pendugaan metode kuadrat terkecil atau disebut Ordinary
Least Square (OLS).

Pengertian Regresi Data Panel

Regresi Data Panel adalah gabungan antara data cross section dan data time series, dimana
unit cross section yang sama diukur pada waktu yang berbeda. Maka dengan kata lain, data
panel merupakan data dari beberapa individu sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu.
Jika kita memiliki T periode waktu (t = 1,2,…,T) dan N jumlah individu (i = 1,2,…,N), maka
dengan data panel kita akan memiliki total unit observasi sebanyak NT. Jika jumlah unit
waktu sama untuk setiap individu, maka data disebut balanced panel. Jika sebaliknya, yakni
jumlah unit waktu berbeda untuk setiap individu, maka disebut unbalanced panel.

Sedangkan jenis data yang lain, yaitu: data time-series dan data cross-section. Pada data time
series, satu atau lebih variabel akan diamati pada satu unit observasi dalam kurun waktu
tertentu. Sedangkan data cross-section merupakan amatan dari beberapa unit observasi dalam
satu titik waktu.

Tenur KAP adalah masa jangka waktu lamanya perikatan yang terjalin antara klien dengan
auditor (Nuratama, 2011). Tenur sendiri dapat berdampak pada kinerja auditor pada
perusahaan klien seperti hubungan emosional auditor-klien, independensi, fee audit,
profesionalisme kerja, kompetensi, dsb (Hamid, 2013). Tenur KAP telah banyak
diperdebatkan oleh beberapa pihak. Tenur KAP dianggap akan mengurangi independensi
auditor. Independensi adalah pondasi auditor untuk menghasilkan laporan audit yang dapat
dipercaya (Hamid, 2013). Independensi dapat dipengaruhi dengan adanya hubungan auditor
dengan klien. Tenur KAP yang lama akan membuat hubungan auditor dengan klien semakin
intens, sehingga dapat berpengaruh pada independensi auditor. Independensi adalah pondasi
auditor untuk menghasilkan laporan audit yang dapat dipercaya (Hamid, 2013).
Hamid (2013) berpendapat bahwa dengan tenur yang singkat dimana saat auditor
mendapatkan klien baru, membutuhkan tambahan bukti-bukti menjadi terbatas. Namun
dengan tenur dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan hubungan emosional
antara auditor dan klien.

Kejadian yang berhubungan dengan tenur KAP dan telah memberikan banyak pembelajaran
bagi dunia audit adalah masalah kecurangan Enron di US yang melibatkan Kantor Akuntan
Publik (KAP) International Arthur Anderson (AA). Menurut Giri (2010), auditor sebagai
pihak yang paling bertanggung jawab dan independensi auditor sebagai faktor yang memicu
timbulnya masalah ini. AA yang telah melakukan tugas pengauditan keuangan Enron hampir
selama 20 tahun, tetapi AA tidak dapat mengungkapkan permasalahan yang dihadapi oleh
Enron. Kondisi ini menunjukkan bahwa tenur audit yang lama akan mempengaruhi
independensi auditor sehingga berdampak buruk bagi kelangsungan usaha.

Akibat adanya kasus Enron tersebut, Amerika Serikat menerbitkan Sarbanes Oxley Act
(SOX) pada bulan Juli 2002 yang memuat regulasi mengenai rotasi audit. Di Indonesia
sendiri, peraturan yang mengatur tentang audit tenur adalahKeputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa
Akuntan Publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas dapatdilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima)
tahun buku berturutturut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun
buku berturut turut. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa
Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun
buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut. Kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien
setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien
tersebut (Sinaga, 2012)

Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga


pengaruh variabel Independen/ variabel bebas terhadap variabel dependen/ variabel
tergantung, tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Jika akan melakukan
penelitian yang sifatnya perbandingan/ komparatif biasanya peneliti menggunakan variabel
kontrol.
Contoh variabel kontrol yaitu:
Pada situasi kerja tertentu (variabel kontrol), pelaksanaan 6 hari kerja per minggu (variabel
bebas), akan mendorong peningkatan produktifitas kerja karayawan per jam kerja, terutama
karyawan yang masih muda (variabel tergantung)

Das könnte Ihnen auch gefallen