Sie sind auf Seite 1von 5

BAB I

PENDAHULUAN

Di dalam suatu perusahaan manajer dituntut untuk dapat mengelola perusahaan yang
dipimpinnya sebaik mungkin. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tujuan utama
yang hendak dicapai oleh perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh
kemampuan manajer dalam mengelola alokasi biaya dalam perusahaan yang dipimpinnya
tersebut hingga mencapai tujuan yang dikehendaki perusahaan tersebut.

Ukuran keberhasilan manajer dalam memimpin sebuah perusahaan dapat dilihat dari laba
yang dihasilkan selama periode tertentu. Manajer juga dituntut untuk dapat melihat
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi maupun kesempatan-kesempatan atau peluang-
peluang yang ada dimasa yang akan datang, jangka pendek maupun panjang. Tugas manajemen
adalah merencanakan masa depan perusahaan agar tujuan final dari perusahaan tersebut dapat
terealisasikan dan sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan dapat direncanakan
dan bagaimana menghadapinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alokasi Biaya

Alokasi biaya (cost allocation) merupakan suatu proses rutin yang tidak dapat dihindari
oleh setiap manajer akuntansi didalam perusahaan. Masalah alokasi biaya erat kaitannya
dengan pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara perusahaan mengalokasikan biaya-
biaya overhead atau biaya support pada departemen lain dan pada produk-produk
perusahaan.
Permasalahan yang paling sulit di dalam alokasi biaya adalah bagaimana untuk
menetapkan basis pembebanan biaya yang paling mewakili serta memberikan keadilan
kepada setiap pihak. Kesalahan dalam penentuan dasar alokasi dapat berakibat pada biaya
barang yang laku dipasaran menjadi lebih mahal dari pada biaya barang yang kurang laku
dipasaran.
Untuk lebih memahami tentang konsep alokasi biaya, berikut adalah istilah-istilah yang
penting yang berkaitan dengan pembahasan masalah.
 Pool Biaya (Cost Poo) adalah pengelompokkan atas sekelompok biaya individual ke
dalam suatu pool cost center dimulai dari sseluruh biaya manufaktur perusahaan dalam
arti luas atau biaya pemotongan sebuah mesin logam dalam arti sempit.
 Penggerak Biaya (Cost Driver) merupakan suatu factor yang digunakan untuk
mengukur bagaimana biaya terjadi dan atau cara terbaik membebankan biaya yang
timbul karena adanya suatu aktifitas atau produk.
 Pembebanan Biaya (Cost Assignment) pembebanan biaya merupakan sutau proses
dalam menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek
biaya dan pengalokasian akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung
dengan objek biaya.
 Objek Biaya (Cost Object) merupakan sasaran dimana biaya akan dibebankan untuk
tujuan manajemen.
 Penelusuran Biaya (Cost Tracing) merupakan istilah spesifik yang digunakan untuk
menggambarkan pembebanan terhadap biaya langsung suatu objek.

Peran-peran Stratejik dan Etis dari Alokasi Biaya

Sejumlah isu-isu stratejik dan etis penting dalam alokasi biaya:


 Isu etis muncul pada saat biaya dialokasikan untuk produk atau jasa yang dihasilkan
untuk suatu pasar kompetitif maupun suatu agen umum atau departemen pemerintah.
Metode pengalokasian biaya dengan mengubah biaya-biaya manufaktur dari produ-
produk yang kompetitif kepada produk-produk cost-plus.
 Isu kedua dan berhubungan dalam menerapkan metode-metode alokasi biaya adalah
keadilan atau isu yang muncul pada saat pemerintah memberikan penggantian biaya-
biaya suatu lembaga swasta atau pada saat pemerintah menyediakan suatu jasa untuk
suatu ongkos kepada umum.
Tujuan Alokasi Biaya

1. memotivasi manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha yang tinggi untuk
mencapai tujuan-tujuan manajemen puncak
2. memberikan insentif yang benar bagi para manajer-manajer untuk membuat
keputusan-keputusan yang konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak
3. secara adil menentukan reward yang diperoleh oleh manajer-manajer atas usaha dan
keterampilan mereka dan untuk keefektifan pembuatan keputusan mereka.
4. mencari keuntungan secara financial
5. mencari pelanggan baru
6. memperluas jaringan pemasaran
7. menambah/mengembangkan produk

Tahapan Proses Alokasi Biaya

Menurut Armanto Witjaksono dalam bukunya Akuntansi Biaya (2006), tahapan-tahapn


dalam melakukan proses alokasi biaya adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama melakukan alokasi biaya kepada pusat pertanggungjawaban dengan
cara mengidentifikasi biaya-biaya yang akan dialokasikan terhadap objek biaya
termasuk juga identifikasi atas dasar alokasi (allocation base) dari objek biaya tersebut.
Missal: jumlah jam kerja pegawai, jumlah pegawai, jumlah jam mesin, dll.
2. Tahap kedua melakukan perhitungan atas tariff alokasi (allocation rate). Tariff alokasi
merupakan rate yang digunakan pada saat pengalokasian biaya.

B. Metode Alokasi Biaya

1. Metode rata-rata biaya per satuan


Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke
berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika dari satu proses
produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam satuan yang
sama meskipun dalam kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan
metode ini berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang sama
harus menerima bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan berdasarkan unit
yang diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi
kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000
liter produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp
2.000.000/1000)
Produk Kuantitas Rata-rata biaya per satuan Alokasi biaya bersama
Bensin 350 Rp 2.000 Rp 700.000
Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000
Minyak Tanah 300 Rp 2.000 Rp 600.000
Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000
Jumlah 1000 Rp 2.000.000

2. Metode rata-rata tertimbang

Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat
memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena tidak
mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode yang
menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan,
waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya
bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas
perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan
sebagai dasar untuk alokasi.
Contoh :
Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot
untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya
sebagai berikut :

Produk Jumlah Angka Jumlah produk x Alokasi biaya


produk penimbang angka penimbang bersama (2.000.000)
Bensin 350 4 1400 Rp 965.517
Pelumas 250 2 500 Rp344.826
Minyak 300 3 900 Rp620.689
tanah
Solar 100 1 100 Rp. 68.966
Total 1000 2.900 Rp 2.000.000

3. Metode unit kuantitatif / satuan fisik

Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan


berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya.
Jika produk bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka harus ditentukan koefisien
ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah satuan yang berbeda kedalam satuan
yang sama. Metode ini beranggapan bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai
dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang menghabiskan
biaya sebesar Rp 1.000.000 :
Produk Kuantitas (pon) Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama
Kokas 1.200 60% Rp 600.000
Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000
Gas 500 25% Rp 250.000
Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000

Das könnte Ihnen auch gefallen