Sie sind auf Seite 1von 5
23 3 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4 - 9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950 NC ‘Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faximile : (021) $261814, 5203872 Surat Elektronik : yanmed@depkes.g0.id, seyanmed(@depkes.g0.id, mailing list: buk3 @yahoogroups.com Yang terhormat: A Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten’ Kota di Seluruh Indonesia 2. Ketua Organisasi Profesi : PDS Patklin/ PAMKI / POPI / IDAI//IDl/ PATELKI 3. Ketua Asosiasi : ARVI/ ARSADAY ILK! SURAT EDARAN NOMOR #1'1K.03.03//1700/2014 TENTANG: RUJUKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM TERSANGKA MERS-CoV dan EBOLA A. Umum MERS-CoV Saat ini infeksi MERS-CoV makin bertambah, sampai dengan tanggal 26 April 2014 terdapat 261 kasus konfirmasi dengan 93 kematian akibat virus MERS-CoV yang dapat menyebar ke indonesia. Selain itu dengan adanya aktifitas ibadah Haji dan Umroh dapat memperbesar kemungkinan penyebaran infeksi tersebut. = EBOLA Penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola ini merupakan penyakit Zoonosis yang dapat ditularkan dari kera, antelop hutan maupun kelelawar buah dan mempunyai gejala Klinik berupa demam dan setidaknya salah satu dari tanda-tanda berikut: diare berdarah, pendarahan gusi, pendarahan kul (purpura), pendarahan dari mata dan pendarahan dalam urin dengan riwayat kontak dengan penderita Ebola atau hewan yang merupakan host pernyakit tersebut. _ Untuk menegakkan diagnosis kasus penyakit yang disebabkan oleh MERS-CoV dan virus Ebola, diperiukan pemeriksaan laboratorium yang baik dan menerapkan Bio Safety Level (BSL) tingkat 2. Badan Penclitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) merupakan laboratorium di pusat yang dapat melakukan pemeriksaan tersebut. Proses pemeriksaan laboratorium tersangka penyakit yang disebabkan oleh MERS-CoV dan virus Ebola melibatkan laboratorium Kesehatan daerah (provinsi, Kabupaten’ kota) mulai dari pengambilan spesimennya harus menerapkan prinsip kewaspadaan universal yang baik. B. Maksud dan Tujuan 1. Menjamin akses dan mutu terhadap pelayanan laboratorium tersangka penyakit yang disebabkan MERS-CoV dan virus Ebola. 2. Menducung program pengendalian penyakit yang disebabkan olen MERS-CoV dan virus Ebola. . Ruang Lingkup Provinsi yang menemukan tersangka penyakit yang disebabkan oleh MERS-CoV dan virus Ebola agar melakukan penegakan diagnosis dengan mengambil dan mengirimkan spesimen ke laboratorium Badan Litbangkes. KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN e a Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4 - 9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950 St, ay Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faximile : (021) 5261814, 5203872 Surat Elektronik : yanmed@depkes.go.id, seyanmed@depkes go.i, mailinglist: buk3 @yahoogroups.com D. Dasar 4. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/Menkes/SK/XI1/2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 732/Menkes/SKIVII/2008 tentang Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Keperiuan Penelitian dan Pengembangan 6. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK. 03.03/11/1397/2013 tanggal 31 Juli 2013 tentang Kewaspadaan Kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) 7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Nomor 1R.02.02/D/I3/364/2014 tanggal 4 April tentang Kewaspadaan terhadap Suspek Kasus Penyakit Virus Ebota (Ebola Virus Disease ~ EVD) E, Pelaksanaan Sistem Rujukan Spesimen Tersangka MERS-CoV dan Virus Ebola Pelaksanaan sistem rujukan spesimen tersangka MERS-CoV dan Ebola dapat dilihat pada lampiran Surat Edaran ini F. Biaya Pembiayaan rujukan spesimen tersangka MERS-CoV dan Ebola dibebankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Provinsi setempat. G. Penutup Dengan terbitnya Surat Edaran ini, agar Kepala Dinas Kesehatan di Provinsi, Kabupaten/Kota, Organisasi Profesi, dan Kepala Laboratorium Rujukan Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk menyampaikan informasi mengenai hal tersebut di atas kepada seluruh jajarannya, yang terkait dengan program pengendalian penyakit MERS-CoV dan Ebola di Indonesia. spkan di Jakarta Tembusan : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI 3. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Lampiran Surat Edaran —_Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No.nK.03.03/u/4700/2014 Sistem Rujukan Spesimen Tersangka MERS-CoV dan Virus Ebola Laboratoriun Rujukan Pemeriksaan MERS-CoV dan Ebola: Laboratorium Badan Litbangkes Persiapan Pengambilan Spesimen: 1, MERS-CoV a) Jenis Spesimen: 1) Dahak, aspirat trachea atau bilasan broncho alveolar 2) Spesimen yang berasal dari saluran pernafasan atas yailu nasofaring dan orofaring ) Alat dan Bahan: 1) Virus Transport Media (VTM) 2) Tongue spate! 3) Swab dacron 4) Ice pack dan coo! box 5) Label nama 6) Gunting 7) Alkohol 80% 8) Parafim 9) Form Pengambitan Spesimen 2. Ebola a) Jenis Spesimen: 4) Darah (Whole blood dan serum) 2) Air fiur 3) Tina ») Alat dan Bahan: 41) Torniquet 2) Tabung vacutainer tanpa EDTA 3) Holder vacutainer (untuk memegang jarum) 4) Vacutainer Needle (20-22 G) 5) Sentrifus 6) Pipet Pasteur 7) Mikropipet ukuran 1000 pl dan tip biru 8) Tabung eppendorf untuk sample serum yang bertutup ulir luar 9) Alkohol swab berisi isoprophil alcohol 70% 10) Kapas/ kasa kering steril 11) Plester/ band aid 12) Ice pack dan coo! box 13) Parafilm 14) Form Pengambilan Spesimen

Das könnte Ihnen auch gefallen