Sie sind auf Seite 1von 45

TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM

KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia sehari hari
sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia dibumi ini tidak lepas dari
masalah air, seperti untuk kebutuhan rumah tangga, industri ataupun pertanian.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Ketersediaan air bersih, sehat dan aman merupakan kebutuhan hajat hidup
yang vital bagi manusia. Jika ditinjau dari segi kualitas, air minum siap konsumsi
yang tersedia hanya sekitar 0,03 % (Oktavianto, 2014). Untuk menjaga atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai
dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan atau
pengendalian. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas. Kelas satu adalah
air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut (PP RI No. 82 Tahun 2001).
Pemenuhan kebutuhan air bersih di perkotaan dapat dilakukan dengan cara
pemanfaatan sumber daya air, yaitu dengan cara mengalirkan air dari sumbernya
ke tempat pengguna atau pelayanan umum dan mengusahakan sendiri dengan
menggali sumur (Kammerer, 1976). Sistem penyediaan air minum bila dilihat dari
bentuk dan tekniknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Algamar, 1994):
1. Sistem penyediaan air minum individual (individual water system atau rural
water supply sistem) yang digunakan untuk individual dan pelayanan yang
terbatas, umumnya sistem ini sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya
terdiri dari satu sumur atau satu sumber saja.
2. Sistem penyediaan air minum komunitas atau perkotaan (community
municipality water supply system atau public water supply system) yang
digunakan untuk pelayanan diperkotaan yang meliputi keperluan domestik,
perkotaan maupun industri, mempunyai kelengkapan komponen yang
menyeluruh sistem ini bisa menggunakan satu atau lebih sumber untuk

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

melayani satu atau beberapa komunitas dan dengan pelayanan yang berbeda-
beda.
Penggunaan air untuk kota dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut
(Setiawan, 2009):
1. Penggunaan Rumah Tangga, digunakan di tempat-tempat hunian pribadi,
rumah apartemen untuk minum, mandi, penyiraman taman, dan tujuan
lainnya. Semakian luas perkebunan dan pertamanan maka akan semakin
meningkat konsumsi air pada musim kering. Untuk mengetahui konsumsi air
bersih untuk keperluan rumah tangga dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel Konsumsi Air Bersih di Perkotaan Indonesia
Berdasarkan Keperluan Rumah Tangga
Keperluan Konsumsi (l/org/hr)
Mandi, cuci, kakus 12,0
Minum 2,0
Cuci pakaian 10,7
Kebersihan rumah 31,4
Taman 11,8
Cuci kendaraan 21,1
Wudhu 6,2
Lain – lain 21,7

Sumber: Kamil, dkk dalam Kesehatan Lingkungan, 1994


2. Penggunaan Komersial dan Industri, digunakan oleh badan-badan komersial
dan industri.
3. Penggunaan Umum, meliputi air yang dibutuhkan untuk pemakaian
taman-taman umum, bangunan pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan
lainnya.

2.2 Sumber Air


Ketersediaan air di daratan bumi akan terus terjaga karena adanya hujan
yang terjadi akibat adanya mekanisme alam yang berlangsung secara siklus dan
terus-menerus. Siklus hidrologi merupakan suatu siklus atau sirkulasi air dari
bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus-
menerus. Sumber air merupakan komponen penting untuk penyediaan air bersih

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

karena tanpa adanya sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak
berfungsi. Berikut 5 macam sumber air yang ada di permukaan bumi (Tumanan,
2017):
1. Air Laut
Air laut merupakan salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori
yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air minum karena
memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup tinggi.
2. Air Hujan
Air hujan yang digunakan sebagai air minum adalah air hujan yang sudah
ditampung agar kotoran yang ikut terbawa air hujan dapat mengendap. Selain itu
air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun
bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan. Sifat-sifat air hujan yaitu bersifat lunak karena tidak mengandung larutan
garam dan zat-zat mineral, umumnya bersifat bersih, dan dapat bersifat korosif
karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif,
ataupun SO2. Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah
hujan. Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena
jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan
tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim.
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan tanah. Pada
perinsipnya air permukaan terbagi menjadi:
a. Air sungai, merupakan air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tidak
meresap kedalam tanah lalu mengalir secara gravitasi searah dengan
kemiringan permukaan tanah dan mengalir melewati aliran sungai. Sebagai
salah satu sumber air minum, air sungai harus mengalami pengolahan secara
sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran yang tinggi.
b. Air danau, merupakan air permukaan yang berasal dari hujan atau air tanah
yang keluar ke permukaan tanah dan terkumpul pada suatu tempat yang
relatif rendah/cekung.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas dapat
disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir pemenuhan kebutuhan air sudah
tidak dapat disuplai secara kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti
sedimentasi serta kontaminasi oleh zat-zat pencemar seperti Total Suspended
Solid (TSS) yang berpengaruh pada kekeruhan,serta limbah industri.
4. Air tanah
Mempunyai kualitas yang baik tetapi kuantitasnya sedikit dan apabila
dijadikan sumber air baku air minum memerlukan pengolahan yang sederhana dan
dapat berasal dari:
a. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori atau retakan batu;
b. Air yang berasal dari sungai, danau, dan kolam yang meresap melalui tanah.
Air tanah berdasarkan kedalamannya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Air tanah dangkal, merupakan air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air
dengan kedalaman kecil dari 50 meter;
b. Air tanah dalam, merupakan air tanah yang terletak di antara dua lapisan
kedap air dan jauh terletak di bawah permukaan tanah.
Contoh sumber air baku yang berasal dari air tanah adalah sumur. Secara
umum kualitas air tanah lebih baik jika dibandingkan dengan air permukaan. Dari
segi kuantitas, jumlah air tanah sangat tergantung dengan musim dan banyaknya
air yang meresap ke dalam tanah. Kelebihan air tanah dibandingkan air
permukaan adalah lebih bersih dan alamiah, tersedia di tempat pengguna, tidak
perlu biaya transmisi, berfungsi sebagai reservoar bawah tanah dan tidak perlu
biaya instalasi reservoar.
5. Mata Air
Merupakan air tanah yang alirannya terhalang oleh lapisan kedap air (tanah
liat, tanah padat, batu atau cadas) sehingga air mengalir ke permukaan tanah. Dari
segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena
berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat adanya tekanan,
sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Sedangkan dari segi
kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu dan apabila secara


terus-menerus diambil maka semakin lama akan habis.

2.3 Metode Penentuan Kebutuhan Air


Pada perencanaan sistem penyediaan air bersih, informasi mengenai
ketersediaan air sangat penting untuk melihat apakah debit yang ada mampu
melayani besarnya tingkat konsumsi air dari masyarakat (Tumanan, 2017).
Penentuan besar kebutuhan air minum ini dilakukan dalam rangka mengetahui
kapasitas instalasi pengolahan yang harus disiapkan. Dalam perencanaan sistem
pengolahan air minum ada beberapa faktor yang berpengaruh pada perhitungan
kebutuhan air yaitu proyeksi penduduk, kebutuhan air sepanjang sistem, fluktuasi
pemakaian air, dan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran.

2.3.1 Proyeksi Penduduk


Jumlah penduduk di suatu daerah akan selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Pertumbuhan ini sangat bergantung pada beberapa faktor seperti
kelahiran, kematian, imigrasi, urbanisasi serta perluasan kota. Seiring dengan
pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan air pun akan meningkat. Agar dapat
menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang perlu terlebih dahulu
diperhatikan keadaan yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di
masa mendatang. Dalam menentukan jumlah penduduk suatu daerah sampai pada
tahun tertentu dapat dihitung dengan menggunakan empat metode analisis regresi.
Analisis regresi ini dihitung berdasarkan pola/trend kecenderungan perkembangan
penduduk di masa lalu (Kaunang, 2015).
Metode yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa
mendatang yaitu:
1. Metode Eksponensial
Metode ini juga mengacu pada tingkat pertumbuhan penduduk tiap tahunnya.
Dapat dilihat pada persamaan 2.1 sampai 2.4 (Al-layla, 1978):

Y = c dX........................................................................(2.1)

Atau dapat juga menggunakan rumus :


Y = Exp (Ln a + (bX)....................................................(2.2)
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

 Ln(Yi )  b Xi


Ln a  ……………………………........…….(2.3)
n

n  Xi Ln (Yi)    Xi  Ln(Yi )


b ……………......(2.4)
n  Xi   Xi 
2 2

Dimana:
X = Jumlah tahun dari tahun 1 sampai tahun ke-n
Y = Jumlah penduduk
n = Jumlah data
c = 10a
d = 10b

2. Metode Geometri
Metode ini didasarkan pada ratio pertambahan penduduk rata-rata tahunan.
Sering digunakan untuk meramal data yang perkembangannya melaju sangat
cepat. Persamaan umumnya dapat dilihat pada persamaan 2.5 (Al-layla, 1978).
Y = a.Xb…………………………………………........……..(2.5)

Persamaan di atas dapat dikembalikan kepada model linier dengan


mengambil logaritma napirnya (Ln). Persamaannya dapat dilihat pada persamaan
2.6.
ln Y = ln a + b.ln X……………………………..............……(2.6)

Dan persamaan tersebut linier dalam ln X dan ln Y dapat dilihat pada


persamaan 2.7 dan 2.8.

 Ln(Yi )  b Ln( Xi)


Ln a  ………………………….....(2.7)
n
n(  (Ln (Xi )Ln(Yi)))  (( Ln(Xi)(  Ln (Yi)))
b  …….(2.8)
n(  (Ln(Xi) 2 ))  ( Ln(Xi)) 2

Dimana:
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke – n;
X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal;
A = Konstanta
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

b = Koefesien arah garis (gradien) regresi linier;


n = banyaknya data.

3. Metode Aritmatika/ Linear


Metode ini didasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata setiap tahun.
Metode ini digunakan jika data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang
relatif sama setiap tahunnya. Persamaan umumnya dapat dilihat pada persamaan
2.9 sampai 2.11 (Al-layla, 1978).

Y= a+bX……………………………………………....(2.9)

a
ΣYi ΣXi 2   ΣXi ΣXiYi 
……………………...(2.10)
n ΣXi 2   ΣXi 
2

n  Xi Yi   Xi   Yi 
b …………………….......(2.11)
n  Xi   Xi 
2 2

Dimana:
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke-n
X = Nilai independen, bilangan yang dihitung dari tahun ketahun
a = Konstanta
b = Koefisien arah garis (gradien) regresi linier
n = Banyak data

4. Metode Logaritma
Metode ini didasarkan pada pertambahan penduduk rata-rata tahunan.
Persamaan umum dapat dilihat pada 2.12 (Al-layla, 1978).
Y = a.bX………………………………………………..(2.12)

Persamaan di atas dapat dikembalikan kepada model linier dengan


mengambil logaritma napirnya (Ln), dengan persamaan 2.13.
Y = a + b.LnX…………………………………………(2.13)

Apabila diambil X’ = Ln X, maka diperoleh bentuk linier Y = a + b.X’,


dengan mengganti nilai X = Ln Xi. Maka dapat diperoleh persamaan 2.14 dan
2.15.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

a
 Yi  b( Ln(Xi)) ............................................(2.14)
n

 n(  Ln(Xi)Yi)  ( Ln(Xi))  ( Yi) 


b  ..............(2.15)
 n(  (Ln Xi) 2 )  ( Ln (Xi)) 2 

Dimana:
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke-n;
X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal;
a = Konstanta;
b = Koefesien arah garis (gradien) regresi linier;
n = Banyak data

Pemilihan metode proyeksi dilakukan dengan menghitung standar deviasi


(simpangan baku) dan koefisien korelasi.
Rumus standar deviasi dapat dilihat pada persamaan 2.16.

n(  Yi - Y'  )  ( Yi - Y' ) 2


2

SD  …………………….(2.16)
n(n  1)

Rumus Koefisien Korelasi dapat dilihat pada persamaan 2.17.

((Yi - Y' ) 2 )
r   1 ….……………………………….(2.17)
((Yi - Yr) 2 )

Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada :


1. Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 dan atau mendekati keduanya. Nilai r
menunjukkan hubungan antara dua parameter
2. Standar deviasi (SD) harus yang paling kecil. Karena nilai standar deviasi
yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak berbeda
jauh dengan data aslinya. Nilai SD menunjukkan besarnya penyimpangan
data dari nilai rata–rata.

2.3.2 Kebutuhan Air


Untuk mengetahui cukup tidaknya persediaan air dapat dilakukan dengan
cara membandingkan jumlah persediaan air bersih yang ada dengan kebutuhan air
bersih. Hal ini sangat penting mengingat laju pertumbuhan yang relatif besar dari
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

tahun ke tahun (Pradhana, 2017). Dengan adanya analisis kebutuhan air bersih ini
ditargetkan kebutuhan air masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat pelayanan
hingga 100 % dari jumlah penduduk pada masa mendatang. Kebutuhan air adalah
jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk keperluan pokok manusia
(domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air (Linsley, 1996).
Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menghitung kebutuhan air suatu
wilayah, yaitu jumlah penduduk wilayah administrasi, cakupan pelayanan,
persentase pelayanan dengan SR dan HU, tingkat pelayanan non domestik atau
koefisien pelayanan non domestik terhadap domestik, kebutuhan pemadam
kebakaran, dan kehilangan air. Kebutuhan air didasarkan kepada keperluan-
keperluan sehari-hari seperti untuk minum, keperluan mandi, buang air kecil dan
air besar, mencuci pakaian dan perlengkapan dan proses industri, kebutuhan yang
sifatnya sirkulasi seperti air panas, dan air mancur/taman, kebutuhan yang sifatnya
tetap seperti air untuk hydrant dan sprinkler, serta kebutuhan air cadangan yang
sifatnya berkurang karena penguapan (Tangoro, 2006). Untuk standar kebutuhan
air di Idonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.2 Tabel Standar Perencanaan Kebutuhan Air
Uraian Standar Kebutuhan
Konsumsi Unit (SR) *
Jumlah Penduduk >20.000 120 (l/o/h)
Jumlah Penduduk <20.000 60 (l/o/h)
Konsumsi Unit Non Domestik (%) ** 15% dari kebutuhan domestik
Kehilangan Air ** 20% dari kebutuhan total
Hidran Kebakaran *** 5% dari kebutuhan domestik
Faktor Jam Puncak **** 1,5 – 3,0
Faktor Maksimum **** 1,1 – 1,50
Sumber : *Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2015
**Permen PU No 18 Tahun 2007
***SNI 19-6728.1-2002
****Permen PU No 27 Tahun 2016

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

1. Kebutuhan domestik
Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah
tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan umum
yang disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU) atau Kran Umum(KU)
(Makawimbang, 2017). Di dalamnya setiap kategori tertentu kebutuhan air per
orang per hari berbeda-beda. Berikut ini merupakan rumus perhitungan kebutuhan
air domestik (Kimpraswil, 2003) :
Penduduk terlayani = Jumlah terlayani awal tahun rencana x % layanan
Kebutuhan air (l/hari) = Penduduk terlayani x kebutuhan air (l/org/hr)
Kebutuhan air (l/det) = Kebutuhan air (l/hr)/24x60’x60’’)
Tabel 2.3 Standar Kebutuhan Air Domestik
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Kebutuuhan Air
(Jiwa) Bersih (l/o/h)
1 Semi Urban (ibukota 3.000 – 20.000 60 – 90
Kecamatan/desa
2 Kota kecil 20.000 – 100.000 90 – 110
3 Kota sedang 100.000 – 500.000 100 – 125
4 Kota besar 500.000 – 1.000.000 120 – 150
5 Metropolitan > 1.000.000 150 – 200
Sumber : SNI 6728.1.2015
2. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih untuk sarana dan
prasarana daerah yang teridentifikasi ada atau bakal ada berdasarkan rencana tata
ruang. Sarana dan prasarana berupa kepentingan sosial/umum seperti untuk
pendidikan, tempat ibadah, kesehatan dan juga untuk kepentingan komersil seperti
untuk perhotelan, kantor, restoran dan lain-lain (Makawimbang, 2017)
Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik
No. Sektor Nilai Satuan
1. Sekolah 10 Liter/murid/hari
2. Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 2000 Liter/hari
4. Masjid 3000 Liter/hari
5. Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6. Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7. Hotel 150 Liter/bed/hari
8. Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

9. Kompleks Militer 60 Liter/orang/hari


10. Kawasan Industri 0,2 – 0,8 Liter/detik/hari
11. Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 Liter/detik/hari
Sumber: Dirjen Cipta Karya, 2000

3. Kehilangan air
Kehilangan air dapat diartikan sebagai selisih antara air yang masuk ke pipa
transmisi dan jaringan distribusi dengan air yang terpakai. Kehilangan air ini
diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu penyambungan liar, terkena tekanan dari sisi
luar pipa sehingga menyebabkan pipa retak atau pecah, dan pemasangan
sambungan yang tidak tepat pada saat pelaksanaan (Tumanan, 2017). Cadangan
kehilangan air diperlukan bagi penjagaan tujuan penyediaan air bersih, yaitu
tercukupinya kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas
penggunaan dan pengolahan air. Kehilangan ini ditentukan dengan mengalikan
faktor tertentu (15-20%) dengan angka total produksi air. Kehilangan air pada
PDAM diasumsikan sekitar 20 % - 30 %.
4. Kebutuhan air untuk Cadangan Pemadaman Kebakaran
Merupakan kebutuhan air yang harus diperhitungkan dalam perencanaan
suatu sistem penyediaan air minum, karena apabila terjadi kebakaran debit air
untuk kebutuhan konsumen tidak mengalami gangguan. Kebutuhan air untuk
cadangan pemadaman kebakaran ini dapat dihitung dengan persamaan 2.18 (Al-
layla, 1978).
 
Q  3860 P 1 0,01 P ………………………………(2.18)
Dimana :
Q = Debit kebakaran (L/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan.
Atau dengan persamaan 2.19.
 
Q  1020 P 1 0,01 P ………………………………(2.19)
Dimana :
Q = Debit kebakaran (gallon/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan.
Atau dengan persamaan 2.20.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

P 
Q  250 x   10  ……………………………………...(2.20)
5 
Dimana:
Q = Debit kebakaran (gallon/menit);
P = jumlah penduduk dalam ribuan.

2.3.3 Fluktuasi Kebutuhan Air


Fluktuasi kebutuhan air adalah naik turunnya pemakaian air yang
dibutuhkan oleh konsumen. Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat
tetapi akan berfluktuasi. Jumlah pemakaian air perorangnya sangat bervariasi
antara suatu daerah dengan daerah lainnya, sehingga secara keseluruhan
penggunaan air dalam suatu sistem penyediaan airpun akan bervariasi. Dengan
pemakaian air yang berbeda-beda tersebut tentunya suplai air baku yang
dibutuhkan oleh sistem penyediaan air juga berbeda sesuai dengan fluktuasi
pemakaian air yang ada. Bervariasinya pemakaian air ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain iklim, standar hidup, aktivitas masyarakat, tingkat
sosial dan ekonomi, pola serta kebiasaan masyarakat, dan hari libur (Hidayat,
2010).
Dengan mengetahui fluktuasi pemakaian air, operasi sistem penyediaan air
dapat direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan biaya yang lebih
rendah. Dalam fluktuasi pemakaian air terdapat 4 macam pengertian dasar yaitu
(Al-layla, 1978):
1. Pemakaian rata-rata perhari
Pemakaian rata-rata dalam sehari dimana pemakaian setahun dibagi 365 hari.
2. Pemakaian sehari terbanyak (Kebutuhan air maksimum)
Pemakaian air terbanyak pada suatu hari dalam satu tahun. Qmax
mempengaruhi sistem PAM dalam penentuan kapasitas maksimum sistem dan
sistem transmisi. Dapat dihitung dengan persamaan 2.21.
Qmax = Qrata-rata x Fmd, dimana Fmd= 1,1 - 1,7………………..(2.21)

3. Pemakaian sejam rata-rata


Pemakaian rata-rata dalam satu jam dimana pemakaian sehari dibagi 24 jam.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

4. Pemakaian sistem terbanyak (Kebutuhan air puncak)


Pemakaian air terbanyak sejam dalam satu hari. Qpuncak terjadi karena
pemakaian air yang bersamaan pada suatu saat tertentu dan berpengaruh dalam
menetapkan besarnya jaringan pipa distribusi dan reservoir distribusi. Dapat
dihitung dengan persamaan 2.22.
Qpuncak = Qrata-rata x Fp, dimana Fp = 1,5 – 3…………………(2.22)

2.4 Perencanaan Teknik Penyediaan Air Minum


2.4.1 Sistem Transmisi
Sistem transmisi yaitu rangkaian perpipaan yang mengalirkan air dari
sumber air baku ke unit pengolahan dan membawa air yang sudah diolah dari IPA
ke reservoir distribusi. Kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah
memenuhi tinggi tekanan yang cukup pada titik terjauh, sehingga kadang
ketersediaan air secara kontinyu menjadi terganggu. Maka untuk menjaga tekanan
akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan
yang lebih tinggi agar dapat mengimbangi kehilangan tekanan yang antara lain
dipengaruhi oleh ketinggian bangunan tertinggi yang harus dicapai oleh air, jarak
titik awal distribusi dari reservoir, dan tekanan untuk hidran kebakaran yang
dibutuhkan (Kamala, 1988).
Pertimbangan-pertimbangan penting dalam merencanakan sistem transmisi
dalam sistem penyediaan air bersih dengan sumber mata air antara lain:
a. Menentukan Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bak pelepas tekan adalah suatu bangunan yang berfungsi mengembalikan
tekanan ke tekanan atmosfir dengan maksud membatasi tekanan dalam sistem
terbatas sesuai dengan kemampuan pipa penahan tekanan dalam keadaan diam
atau bekerja, dengan demikian pecahnya pipa karena tekanan dalam sistem
berlebihan dapat dihindari.
Sistem gravitasi diterapkan bila beda tinggi yang tersedia antara sumber air
dan lokasi bangunan pengolahan mencukupi. Namun bila beda tinggi (tekanan)
yang tersedia berlebihan maka memerlukan bangunan yang disebut bak pelepas
tekan (BPT). Gambar 2.1 menggambarkan jaringan distribusi dengan BPT.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Gambar 2.1 Jaringan Transmisi Dengan BPT


Sumber : Peavy, 1985

Bak pelepas tekan dibuat untuk menghindari tekanan yang tinggi, sehingga
tidak akan merusak sistem perpipaan yang ada. Idealnya bak ini dibuat bila
maksimal mempunyai beda tinggi 60-70 m, namun kadang sampai beda tinggi
100 m tergantung dari kualitas pipa transmisinya. Bak ini dibuat di tempat di
mana tekanan tertinggi mungkin terjadi atau pada stasiun penguat (boaster pump)
sepanjang jalur pipa transmisi.
b. Menghitung panjang dan diameter pipa
Panjang pipa dihitung berdasarkan jarak dari bangunan pengolahan air ke
reservoir induk, sedangkan diameter pipa ditentukan sesuai dengan debit hari
maksimum. Diameter pipa minimal 10 cm untuk pipa transmisi. Ukuran diameter
pipa disesuaikan dengan ukuran standar dan alasan secara ekonomi.
c. Jalur pipa
Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang tidak
memerlukan banyak perlengkapan untuk mengurangi biaya konstruksi dan
pemeliharaan. Pemilihan jalur transmisi semestinya ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
jalur transmisi, yaitu :
 Kondisi topografi sepanjang jalur yang akan dilalui saluran transmisi, sedapat
mungkin yang tidak banyak memerlukan bangunan perlindungan.
 Panjang jalur antara lokasi sumber air dan lokasi yang dituju diusahakan
sependek mungkin.
 Kualitas tanah sepanjang jalur sehubungan dengan perlindungan saluran,
misalnya perlindungan terhadap bahaya korosi.
 Struktur tanah sehubungan dengan pemasangan saluran.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

 Pelaksanaan dan pemeliharaan dipilih yang semudah mungkin baik dalam


konstruksi pelaksanaan maupun pemeliharaannya.
Sedangkan untuk penempatan dan pemasangan pipa hal yang perlu
diperhatikan yaitu kedalaman galian, kedalaman timbunan, bentuk parit, material
timbunan, material pendukung yang diperlukan baik untuk pemasangan pipa di
bawah tanah maupun pipa yang terekspos di atas tanah, dan kemiringan pipa yang
dipasang.
2.4.1.1 Bangunan Sistem Transmisi
1. Bangunan Penangkap (Intake)
Bangunan pengambilan air baku adalah proses paling awal dari rangkaian
proses pengolahan air baku menjadi air minum. Bangunan pengambilan air baku,
bentuk disain dan kekuatannya sangat tergantung terhadap sumber air baku yang
dipilih. Untuk air permukaan bangunan pengambilan air baku atau biasa disebut
intake, umumnya akan dilengkapi dengan pompa dan peralatannya, saringan
untuk melindungi pompa, alat ukur dan saluran pembawa (pipa transmisi).
Bangunan pengambilan air baku ini dibangun untuk bisa mendapatkan air
baku dari sungai, danau atau reservoir yang bisa berupa bangunan air seperti
bendung atau bangunan sadap lainnya. Struktur bangunan bisa berupa bangunan
yang sangat sederhana seperti pipa sadap dibawah permukaan air baku, sampai
dengan struktur bangunan yang sangat kokoh sehingga dapat digunakan untuk
meletakkan pompa dan peralatannya, panel listrik, bahan kimia yang diperlukan
serta saringan dan katup pengatur aliran. Struktur bangunan dari bangunan
pengambilan air baku ini direncanakan untuk dapat mengambil air baku dari
kualitas yang paling baik, tanpa terbawa ikan, benda-benda yang mengambang,
endapan benda kasar, dan benda-benda terlarut lainnya. Struktur bangunan ini
dapat berupa bagian yang terintegrasi dengan bendungan atau bangunan yang
terpisah. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan adalah :
 Ketinggian air, maka air lebih rendah atau maxsimum sama dengan
ketinggian semula, ketinggian air dipengaruhi oleh tekanan air dalam baik
yang sama dengan tekanan luar, dengan demikian diharapkan ketinggian
muka air maxsimum dalam bak sama dengan ketinggian air semula.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

 Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk mencegah masuknya sinar matahari


yang memungkinkan tumbuhan atau mikroorganisme hidup serta mencegah
kontaminasi.
 Tanah lokasi intake harus stabil.
 Intake dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan kapasitas
air dimasa yang akan datang.
 Dibangun sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi terburuk masih dapat
dipakai.
Bangunan intake memiliki tipe yang bermacam-macam, diantaranya adalah:
1. Direct Intake
Digunakan untuk sumber air yang dalam seperti sungai atau danau dengan
kedalaman yang cukup tinggi. Intake jenis ini memungkinkan terjadinya erosi
pada dinding dan pengendapan di bagian dasarnya.
2. Indirect Intake
a. River Intake, menggunakan pipa penyadap dalam bentuk sumur
pengumpul. Intake ini lebih ekonomis untuk air sungai yang mempunyai
perbedaan level muka air pada musim hujan dan musim kemarau yang
cukup tinggi.
b. Canal Intake, digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding
chamber sebagian terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan pipa
pengolahan selanjutnya.
c. Reservoir Intake, digunakan untuk air yang berasal dari dam dan dengan
mudah menggunakan menara intake. Menara intake dengan dam dibuat
terpisah dan diletakkan di bagian hulu. Untuk mengatasi fluktuasi level
muka air, maka inlet dengan beberapa level diletakkan pada menara.
3. Spring Intake, digunakan untuk air baku dari mata air atau air tanah.
4. Intake Tower, digunakan untuk air permukaan dimana kedalaman air berada
diatas level tertentu.
5. Gate Intake, berfungsi sebagai screen dan merupakan pintu air pada
prasedimentasi.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Dasar-dasar perencanaan bangunan pengambilan air baku harus memenuhi


ketentuan yang terdiri dari (Permen PU Nomor 18 Tahun 2007):
1) Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai mata air, debit, kualitas air
dan pemanfaatannya.
2) Perhitungan debit sumber air baku:
A. Pengukuran debit mata air, menggunakan:
a. Pengukuran debit dengan pelimpah. Alat ukur pelimpah yang dapat
digunakan. Alat ukur Thomson berbentuk V dengan sudut celah 30º,
45º, 60º, 90º. Alat ukur Thomson sudut celah 90º dengan persamaan
2.23
Q = 1,417. H3/2 ..................................................................... (2.23)
Dimana: Q = Debit aliran (m³/detik)
H = Tinggi muka air dari ambang
1,417 = Konstanta konversi waktu (perdetik)
b. Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya air
mengisi penampungan air yang mempunyai volume tertentu, dapat
dihitung dengan persamaan 2.24
𝑉
𝑄= .................................................................................. (2.24)
𝑡

Dimana: Q = Debit aliran (L/detik)


V = Volume penampungan (Liter)
t = Lamanya air mengisi penampungan
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan
yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka
dapat dihitung dengan persamaan 2.25
𝐻𝑥𝐴
𝑄= .............................................................................. (2.25)
𝑡

B. Potensi Air Tanah


a. perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei
terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah
dangkal di lokasi tersebut.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

b. Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi data


dari instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air dan
kuantitas serta konstruksinya.
C. Perhitungan debit air permukaan terdiri dari:
a. Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukan dengan
mengukur luas potongan melintang penampang basah sungai dan
kecepatan rata-rata alirannya, dapat dihitung dengan persamaan 2.26
Q = A .V ....................................................................................... (2.26)
V = C. √𝑅. 𝑆 .................................................................................. (2.27)
Dimana: Q = Debit (m³/detik)
A = Luas penampang basah (m²)
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Kemiringan/slope
157,6
C = Koefisien Chezy = 𝑚
1+
√𝑅

m = Koefisien Bazin
Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi yang
dapat diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan meliputi
debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan tinggi
muka air maksimum.

Bangunan intake menggunakan pipa berupa (PVC/GI), dihitung dengan


persamaan 2.28
4𝑄
Φ = √𝜋𝑣 ............................................................................................. (2.28)

Dimana: Φ = diameter pipa (m)


Q = debit aliran (m3/detik)
v = kecepatan aliran (m/detik)
Dan bangunan bak pengumpul :
a) Volume bak pengumpul = waktu detensi (td) x Qt
= Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T)
b) Dimensi bak pengumpul:

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

- Panjang (P) = (3 – 4) x Lebar (L)


- Kedalaman (T) = 1 m – 1,5 m
2. Sistem Pemompaan
Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan berdasarkan debit
hari maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari. Jumlah dan
debit yang digunakan sesuai Tabel 2.5 Head pompa ditentukan berdasarkan
perhitungan hidrolis. Perhitungan head pompa dapat dilihat pada persamaan 2.
Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu
hari. Pompa harus mampu mensuplai debit air saat jam puncak dengan
menyediakan pompa cadangan (SNI 7509:2011).
a) Pompa Penguat:
1) Pemasangan pompa penguat diperlukan untuk menaikkan tekanan
berdasarkan pertimbangan teknis yaitu kehilangan tekanan/sisa tekan dan
kondisi topografi.
2) Lokasi stasiun pompa penguat harus memenuhi ketentuan yaitu elevasi
muka tanah stasiun pompa harus termasuk dalam desain hidrolis sistem
distribusi, terletak diatas untuk banjir dengan periode ulang 50 tahun jika
tidak ada data ditempatkan pada elevasi paling tinggi dari pengalaman
waktu banjir, dan mudah dijangkau dan sedekat mungkin dengan
masyarakat atau pemukiman
3) Kapasitas pompa ditentukan sebagai berikut:
 Pada sistem langsung (direct boosting), debit pompa sesuai dengan
debit melalui pipa. Jika pompa penguat dipasang pada pipa distribusi,
pompa harus mampu memompakan air sesuai dengan fluktuasi
kebutuhan air wilayah pelayanan. Sistem perpipaan harus dilengkapi
dengan pipa by pass dengan ukuran sama dengan pipa tekan yang
dilengkapi katup searah untuk mencegah palu air
 Pada sistem tidak langsung, volume tangki hisap minimum ditentukan
sesuai dengan waktu penampungan selama 30 menit, jika debit
pengisian dan debit pemompaan konstan. Volume tangki hisap
minimum untuk penampungan selama 2 jam atau sesuai dengan debit

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

masuk dan keluar, jika debit pengisian dan pemompaan berfluktuasi.


Jumlah dan debit pompa sistem distribusi sesuai dengan fluktuasi
pemakaian air di wilayah pelayanan;
b) Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa (SNI
7509:2011).:
1) Kapasitas dan total head pompa mampu beroperasi dengan efisiensi tinggi
dan bekerja pada titik optimum sistem
2) Tipe pompa, yaitu:
 Bila ada kekhawatiran terendam air, gunakan pompa tipe sumbu
vertikal
 Bila total head kurang dari 6 m ukuran pompa (bore size) lebih dari 200
mm menggunakan tipe mixed flow atau axial flow
 Bila total head Iebih dari 20 m, atau ukuran pompa lebih kecil dari 200
mm, digunakan tipe sentrifugal
 Bila head hisap lebih dari 6 m atau pompa tipe mixed-flow atau axial
flow yang lubang pompanya (bore size) lebih besar dari 1500 mm,
gunakan pompa tipe sumbu vertikal
3) Kombinasi pemasangan pompa harus memenuhi syarat titik optimum kerja
pompa. Titik optimum kerja pompa terletak pada titik potong antara kurva
pompa dan kurva sistem. Penggunaan beberapa pompa kecil lebih
ekonomis dari pada satu pompa besar. Pemakaian pompa kecil akan Iebih
ekonomis pada saat pemakaian air minimum di daerah distribusi.
Perubahan dari operasi satu pompa ke operasi beberapa pompa
mengakibatkan efisiensi pompa masing-masing berbeda-beda
4) Pompa cadangan diperlukan untuk mengatasi suplai air saat terjadi
perawatan dan perbaikan pompa. Pemasangan beberapa pompa sangat
ekonomis, dimana pada saat jam puncak semua pompa bekerja. dan
apabila salah satu pompa tidak dapat berfungsi, maka kekurangan suplai
air ke daerah pelayanan tidak terlalu banyak
c) Peningkatan kapasitas pompa pada stasiun pompa eksisting dapat
ditingkatkan dengan penambahan jumlah pompa, memperbesar ukuran

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

impeller pompa atau mengganti pompa lama dengan pompa baru. Setiap
alternatif tersebut harus dievaluasi dalam perancangan teknik perpompaan.

Tabel 2.5 Jumlah dan Debit Pompa Sistem Transmisi Air Minum
Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Total Unit
Sampai 2.800 1 (1) 2
2.500 s.d. 10.000 2 (1) 3
Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4
Sumber: Permen PU Nomor 18 Tahun 2007
Head pompa ditentukan berdasarkan perhitungan hidrolis. Perhitungan
daya pompa yang diperlukan berdasarkan data total tekanan (head) yang tersedia
dengan persamaan 2.29
H = Hs + Hl +H0 ................................................................................. (2.29)
Hl = Hf + Hm ....................................................................................... (2.30)
Dimana: Hs = Total head statis (m)
Hl = Total head loss (m)
H0 = Sisa Tekanan
Hf = Head loss mayor akibat friksi/ gesekan
Hm = Head loss minor akibat selain gesekan, seperti aksesoris
𝑄.𝑤.𝐻
𝑃= . 𝐻𝑃 .................................................................................. (2.31)
75.η

Dimana: P = Daya pompa (tenaga kuda)


Q = Debit (m3/detik)
w = Densitas atau kepadatan (density) (kg/cm3)
H = Total tekanan (m)
η = Efisiensi pompa (60-75 %)
HP = Daya kuda (horse power)
Perhitungan HGL dan EGL menggunakan persamaan Bernoulli yaitu:
𝑃1 𝑉12 𝑃1 𝑉2²
+ +𝑍 = + + 𝑍 + ∆𝐻 .............................................. (2.32)
𝑔 2𝑔 𝑔 2𝑔
𝑃1
𝐻𝐺𝐿 = ( 𝑔 ) + 𝑍 ........................................................................... (2.33)
𝑉²
𝐸𝐺𝐿 = 𝐻𝐺𝐿 + 2𝑔 .......................................................................... (2.34)

∆H = S x L .................................................................................. (2.35)

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Dimana: P/g = Tinggi tekan atau energi


V²/2g = Tinggi kecepatan atau energi kecepatan
Z = Tinggi potensi
∆H = Head Loss
S = Slope atau kemiringan pipa
L = Panjang pipa
Dalam kriteria perencanaan sistem transmisi ini dapat dilihat dari beberapa
kriteria diantaranya :
1. Saringan Silinder (Filter), diletakkan ± 0.6-1 m di bawah muka air
2. Pipa saluran air baku, kecepatan 0.6-1.5 m 3 /detik dan pada saat paling
rendah, kecepatan > 0.6 m 3 /detik dan pada saat tertinggi kecepatan > 1.5 m 3
/detik
3. Sumur Intake
 Waktu dimensi 20 menit, tertekan 1 m dari dasar sungai
 Dinding sumur tebalnya 20 cm dan kedap air
 Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada sumur
4. Pipa hisap, kecepatan 1-5 m 3 /detik dan perbedaan antara bebas terendah
dengan pusat pompa tidak boleh lebih dari 3.7 m 3 /detik
5. Strainer, back wash, kecepatan > 3 m 3 /detik dan jumlah back wash sama
dengan 1/3 dari aliran dalam pompa
6. Saringan bell month
 Kecepatan melewati lubang saringan 0.5-0.30 m 3 /detik
 Bukan lubang saringan 6-12 m atau ¼”-1/2” diameter
 Luas total area saringan biasanya 2 kali area efektif dari jumlah total area
lubang.
Sedangkan dengan pipa air tersebut dapat tertampung pada sumber
pengumpul. Beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan :
 Hal penting adalah ketinggian muka air dalam bak yang lebih rendah atau
maksimum sama dengan ketinggian muka air semula. Ketinggian air dalam

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

bak dipengaruhi oleh tekanan air dengan bak, untuk itu diperlukan vent agar
tekanan muka air maksimum dalam bak sama dengan air semula.
 Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk menghindari masuknya sinar matahari
yang memungkinkan tumbuh kembangnya mikroorganisme hidup serta
konstaminasi.
 Tanah dilokasi harus stabil
 Intake dibangun tegak lurus terhadap aliran air untuk menghindari masuknya
air kedalam bangunan.
 Dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan kapasitas dimasa
yang akan datang
 Dibangun sedemikian mungkin dalam kondisi terburuk masih dapat
digunakan.

2.4.1.2 Perlengkapan Sistem Transmisi


Perlengkapan yang ada pada sistem transmisi perpipaan air bersih antara
lain wash out berfungsi untuk penggelontor sedimen atau endapan yang ada pada
pipa, air valve berfungsi untuk mengurangi tekanan pada pipa sehingga pipa tidak
pecah, blow off, gate valve berfungsi untuk mengatur debit aliran, dan pompa.
Untuk memperpanjang umur pipa, dalam pemasangan pipa harus diperhatikan
peralatan pipa yang diperlukan serta faktor keamanaan antara lain:
1. Katup udara (air valve)
Katup udara berfungsi untuk melepaskan udara yang terperangkap dalam
pipa, hal ini dapat mengganggu jalannya air dalam pipa. Katup udara ini biasanya
diletakkan pada tempat-tempat di titik-titik yang tertinggi seperti jembatan pipa
dan pada jalur utama yang berada pada topografi tertinggi.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Gambar 2.2 Katup Udara


2. Penguras
Perlengkapan penguras diperlukan untuk mengeluarkan kotoran/endapan
yang terdapat di dalam pipa. Biasa dipasang di tempat yang paling rendah pada
sistem perpipaan dan pada jembatan pipa.
3. Stop/Gate Valve
Dalam suatu daerah perencanaan yang terbagi atas blok-blok pelayanan,
tergantung dari kondisi topografi dan prasarana yang ada, perlu dipasang gate
valve. Perlengkapan ini diperlukan untuk melakukan pemisahan/melokalisasi
suatu blok pelayanan/jalur tertentu yang sangat berguna pada saat perawatan.
Biasanya gate valve dipasang pada setiap percabangan pipa selain itu
perlengkapan ini biasa dipasang sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon, dan
persimpangan jalan raya.
4. Perkakas (fitting)
Perkakas (tee, bend, reducer, dan lain-lain) perlu disediakan dan dipasang
pada perpipaan distribusi sesuai dengan keperluan di lapangan. Apabila pada
suatu jalur pipa terdapat lengkungan yang memiliki radius yang sangat besar,
penggunaan perkakas belokan (bend) boleh tidak dilakukan selama defleksi pada
sambungan pipa tersebut masih sesuai dengan yang disyaratkan untuk jenis pipa
tersebut.
5. Thrust Block
Dalam perencanaan jaringan distribusi, thrust block diperlukan pada pipa
yang mengalami beban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada pergantian
diameter, akhir pipa dan belokan. Gaya–gaya ini akan mengeser jaringan pipa dan
kedudukan semula, jika hal ini dibiarkan, lama-lama dapat merusak jaringan pipa
dan sambungan-sambungannya. Oleh karena itu gaya gaya tersebut harus ditahan
dengan cara memasang thrust block pada sambungan pipanya, menjaga agar
fitting tidak bergerak. Pada hakekatnya lebih praktis memasang thrust block
setelah saluran ditimbun dengan tanah yang dipadatkan sehingga menjamin
kemampuan menahan gaya hidrolik atau beban lainnya. Thrust block hendaknya
dipasang pada sisi parit untuk menahan gaya geser atau menggali sebuah lubang

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

masuk kedalam dinding parit. Gaya-gaya yang dibebankan pada thrust block
antara lain:
 Tumpukan belokan, selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya,
juga harus dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan momentum
fluida yang membelok.
 Tumpuan sebelum dan sesudah katup, karena aliran zat cair menimbulkan
gaya pada katup maka dapat diletakkan pipa dekat katup. Pipa di dekat katup
harus dapat menahan berat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dan
katup serta gaya F yang ditimbulkan tekanan zat cair.
Tempat tempat kritis pada jaringan pipa yang memerlukan pemasangan thrust
block adalah tempat di mana pipa berubah arah, tempat di mana pipa berubah
diameter, tempat di mana pipa berakhir, dan tempat di mana diperkirakan timbul
gaya dorong, misalnya pada sambungan-sambungan dan katup-katup.
6. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain:
a. bell and spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan kedalam suatu bell (socket) pipa lainnya.
Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinan defleksi (sudut

sambungan berubah), maka sambungan dilengkapi dengan gasket.


b. Flange joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan yang dekat

dengan instalasi pipa, sebelum kedua flange disatukan dengan mur baut maka
antar flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c. Ball joint, digunakan untuk sambungan dan pipa dalam air.
d. Increaser dan reducer
Increaser digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter
besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk menyambung dari
diameter besar ke diameter kecil.
e. Bend dan Tee

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90o, 45o, 22,5o
dan 11,5o, sedangkan tee untuk menyambung pipa pada percabangan.
f. Tapping Bend
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain. Dalam
hal ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut disekeliling dengan
memeriksa agar cincin melingkar penuh pada sekeliling lubang dan tidak menutup
lubang tapping. Apabila dimensi penyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi
dapat dipotong selanjutnya dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.
2.4.1.3 Penentuan Jalur Transmisi
Penentuan jalur pipa transmisi dapat ditentukan setelah mengetahui dan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Dimeter pipa transmisi yang digunakan, karena semakin kecil diameter maka
biaya yang digunakan sedikit.
2. Panjang pipa transmisi, semakin pendek pipa maka biaya yang dikeluarkan
semakin sedikit.
3. Sisa tekan di reservoir jalur transmisi diharapkan mendekati 5 m
4. Banyaknya perlengkapan yang digunakan semakin sedikit, maka biaya yang
dikeluarkan semakin rendah.
Dari hasil pemilihan alternatif jalur transmisi penentuan berdasarkan pada:
1. Dari segi ekonomis
Alternatif terpilih dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa pendek
serta alat atau perlengkapan yng digunakan untuk jalur transmisi.
2. Dari segi teknis
Alternatif terbaik dapat ditentukan dari dua hal yaitu minor losses dan
residual head. Minor losses akibat penggunaan peralatan pada pipa sekecil
mungkin, cara lainnya dengan melihat residual head tiap alternatif terutama di
titik distribusi.
3. Dari segi topografi
Keadaan topografi medan jalur akan menurun dan menanjak mempengaruhi
cara pengalirannya apakah dengan gaya gravitasi atau dengan cara pemompaan
kemudian apakah jalur transmisi tersbut melewati beberapa hambatan seperti jalan
raya, sungai dan lain-lain. Untuk itu perlu gorong-gorong dan jembatan.
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

4. Peralatan transmisi
Jenis-jenis peralatan dan perlengkapan pipa yang ada seperti gate valve, blow
off, reducer dipasang untuk menjaga keamanan sistem transmisi dan memudahkan
pengecekan.

2.4.1.4 Perletakan dan Penempatan Pipa


Dalam masalah perletakan dan penenpatan ini sangat berpengaruh
terhadap bahan, diameter, peralatan dan perlengkapan pada sistem yang
selanjutnya berpengaruh pada masalah biaya yang perlu diperhatikan adalah :
 Kondisi air yang dibawa
 Kondisi lingkungan yang dilewati ada tidaknya dampak bagi sistem transmisi.
 Kondisi geologis yang dihadapi dengan prinsip menghindari medan yang
sulit.
 Pemilihan jalur transmisi yang paling pendek.
 Pemilihan konstuksi yang paling ekonomis dan efisien.
 Terletak pada lokasi yang mudah dikontrol misalnya pada tanah milik
umum,dan lain-lain.
 Biasanya sedikit mungkin diusahakan menggunakan perlengkapan pipa
sistem.
Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Hal ini
untuk mengurang kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhnya
pohon atau kerusakan fisik lainnya. Kedalaman penanaman pipa dihitung dari
permukaan tanah terhadap bagian atas pipa tergantung pada kondisi lapangan.
Untuk kondisi lapangan biasa ditentukan 50 cm, sedang pipa yang dipasang di
bawah jalan ditentukan 150 cm.
Tabel 2.6 Kriteria Pipa Transmisi

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit perencanaan Q max Kebutuhan air hari


maksimum
Q max = F max x Q
rata-rata

2 Faktor hari maksimum F.max 1,10 – 1,50

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

3 Jenis saluran - Pipa atau saluran


terbuka*

4 Kecepatan aliran air dalam pipa


a) Kecepatan minimum V min 0,3-0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum
- Pipa PVC V.max 3,0-4,5 m/det
- Pipa DCIP V.max 6,0 m/det
5 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum H min 1 atm
b) Tekanan maksimum
- Pipa PVC H maks 6-8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
12.4 MPa
- Pipa PE 100
9.0 MPa
- Pipa PE 80
6 Kecepatan saluran terbuka
a) Kecepatan minimum V.min 0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum V.maks 1,5 m/det

7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 – 1 ) 0/00


8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap - 45o (untuk bentuk
dasar saluran trapesium)
* Saluran terbuka hanya digunakan untuk transmisi air baku
Sumber: Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

2.4.2 Sistem Distribusi


Air yang dihasilkan dari IPA dapat ditampung dalam reservoir air yang
berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan,
sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan
kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun dalam bentuk
reservoir tanah yang umumnya untuk menampung produksi air dari sistem IPA,
atau dalam bentuk menara air yang umumnya untuk mengantisipasi kebutuhan
puncak di daerah distribusi. Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja
maupun konstruksi beton bertulang.
Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa
jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk sistem

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution system), jaringan tertutup


(loop), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system).
Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi,
lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan
dimana pipa akan dipasang. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam
perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut:
a. Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi
wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air
b. Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah
pelayanan
c. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi
seluruhnya, diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua
wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan
langsung, kombinasi dengan menara air, atau penambahan pompa
penguat (booster pump)
d. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih
dari 40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan
yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing
valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat
(SNI 7509:2011).
Tabel 2.7 Kriteria Pipa Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam


puncak
2 Faktor jam puncak F.puncak Q peak
1,15 – 3 = F peak x Q
3 Kecepatan aliran air dalam pipa rata-rata
a) Kecepatan minimum V min 0,3 - 0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC atua ACP V.max 3,0 - 4,5 m/det
Pipa baja atau DCIP V.max 6,0 m/det

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

4 Tekanan air dalam pipa


a) Tekanan minimum h min (0,5 - 1,0) atm,
pada titik jangkauan
b) Tekanan maksimum pelayanan terjauh.
- Pipa PVC atau ACP h max
h max 6 - 8 atm
- Pipa baja atau DCIP
h max 10 atm
- Pipa PE 100 12.4 MPa
h max
- Pipa PE 80 9.0 MPa
Sumber: Permen PU Nomor 18 Tahun 2007

1. Reservoir
Reservoir digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit
pengaliran, mempertahankan tekanan, dan mengatasi keadaan darurat. Untuk
optimasi penggunaan, reservoir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pusat
daerah pelayanan. Di kota besar, reservoir distribusi ditempatkan pada beberapa
lokasi dalam daerah pelayanan. Reservoir distribusi juga digunakan untuk
mengurangi variasi tekanan dalam sistem distribusi (Fair, 1966).
Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi pemakaian air selama
sehari penuh (24 jam) dengan mengambil jumlah persentase dari surplus
maksimum dan defisit minimum. Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk
keperluan mendadak yang nantinya dapat dipakai untuk mengatasi bahaya
kebakaran. Kapasitas reservoir ini juga harus mampu mengatasi kebutuhan air di
saat puncak. Besarnya suplai ke reservoir merupakan debit rata-rata yaitu sebesar
4,17 %, sehingga disaat pemakaian berada di bawah rata-rata reservoir akan
menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum. Namun
bila data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia, maka perhitungan kapasitas
reservoir dapat langsung dihitung dengan memperkirakannya sebesar 15%-30%
(Steel, Ernest W., 1989) atau 15%-20% (Hammer, Mark J., 1986) dari debit rata-
rata.
Reservoir biasanya ditempatkan di bawah permukaan tanah, sebagian atau
seluruhnya di atas permukaan tanah, dan di atas tanah dengan penyangga. Bagian
utama dari reservoir adalah bak penampung air minum, dilengkapi dengan:

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

a) Perpipaan, yaitu pipa air masuk/pipa inlet yang dilengkapi dengan katup
aliran (gate valve), pipa air keluar/pipa outlet yang umumnya dilengkapi
dengan saringan dan katup aliran, pipa peluap yang dilengkapi dengan
saringan, pipa penguras yang dilengkapi dengan katup aliran, dan pipa udara
yang dilengkapi dengan kawat kasa untuk menghindari serangga atau
binatang lain masuk ke dalam reservoir;
b) Lubang inspeksi, digunakan untuk mengontrol atau jalan masuk ke dalam
reservoir
c) Tangga untuk naik ke menara reservoir dan tangga untuk masuk ke dalam
reservoir
d) Alat penunjuk tinggi muka air dalam reservoir dan alat pengukur debit air
dipasang pada pipa air keluar dari reservoir (SNI 7509:2011).
Fungsi utama reservoir adalah menyeimbangkan antara debit produksi dan
debit pemakaian air yang berfluktuasi selama 24 jam. Pada saat jumlah produksi
air bersih lebih besar dari pada jumlah pemakaian air maka untuk sementara
kelebihan air disimpan dalam reservoir dan digunakan kembali untuk memenuhi
kekurangan air pada saat jumlah produksi air bersih lebih kecil dari pada jumlah
pemakaian air. Berdasarkan fungsinya, reservoir dalam sistem distribusi dibagi
menjadi dua kategori reservoir pelayanan dan reservoir penyeimbang.

2. Kriteria Perencanaan Reservoir


Dalam suatu sistem Penyediaan Air Minum diperlukan adanya suatu
perhitungan reservoir, karena reservoir merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem Penyediaan Air Minum. Reservoir dibutuhkan untuk menampung air
bersih dari sumber melalui sistem perpipaan untuk dialirkan kembali ke daerah
pelayanan (Kamala dan Rao, 1988).
Instalasi pengolahan air minum memberikan kapasitas berdasarkan kebutuhan
maksimum perhari. Sedangkan sistem distribusi direncanakan pada debit puncak
perjam. Dalam hal ini ada perbedaan yang besar antara kapasitas yang satu dengan
kapasitas yang lainnya. Untuk menyeimbangkan perbedaan tersebut diperlukan
suatu tempat penyimpanan air sementara untuk mengatasi fluktuasi pengaliran air

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

dari sumber air. Rancangan reservoir dalam suatu sistem distribusi air minum
mengharuskan dipenuhinya kriteria sebagai berikut :
a. Ambang Batas dan Dasar Bak
 Diperlukan ambang batas minimum sebesar 30 cm di atas permukaan
tertinggi
 Dasar bak sebaiknya minimum 15 cm dari muka air yang terendah
 Kemiringan dasar bak sebaiknya 1/100 – 1/500 ke arah pipa penggerusan
b. Inlet dan Outlet
 Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pada pertimbangan
bentuk dan struktur dari reservoir, sehingga tidak ada aliran yang mati
 Pipa outlet sebaiknya diletakkan minimal 10 cm di atas lantai atau
diletakkan pada muka air yang terendah dan dilengkapi dengan saringan
 Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding dari reservoir,
harus dipastikan dinding tersebut kedap air dan diberi flexible joint
sehingga aliran air akan tetap masuk atau keluar dari saluran pipa
walaupun pada ketinggian air minum
 Pipa inlet dan Outlet dilengkapi dengan gate valve
c. Ventilasi dan Manhole
 Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole dan alat ukur tinggi
muka air
 Ventilasi harus selalu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke dalam
reservoir sesuai dengan volumenya
 Tinggi ventilasi +50 cm dari bagian dalam, terbuat dari pipa besi diameter
100 mm dan dipasang pada tempat didekat lubang pemeriksaan
d. Konstruksi
 Merupakan bangunan yang terletak di bawah tanah, yang dibuat dari
konstruksi beton bertulang kedap air. Dinding bagian dalam dan lantai
hendaknya di plester halus. Sekat bak penampung terbuat dari konstruksi
beton bertulang dengan permukaan dinding diplester halus, dengan tebal
sekat bak penampung antara 0,15 – 0,25 m

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

 Atap bak penampung terbuat dari konstruksi beton dengan permukaan


atasnya dilapisi TAR (coal TAR) dan dilengkapi talang air hujan
3. Klasifikasi Sistem Perpipaan Distribusi
Sistem perpipaan distribusi terdiri atas dua bagian sistem, yaitu (Kamala dan
Rao, 1988) :
a. Sistem Makro atau sistem feeder (sistem induk) yang terdiri atas : primary
feeder (pipa induk utama) dan secondary feeder (pipa induk kedua)
Dalam sistem ini tidak ada pelayanan sambungan langsung kepada
konsumen. Sistem feeder ini berfungsi membawa air secara cepat dan kehilangan
tekanan sekecil-kecilnya dari reservoir ke distribusi, kemudian ke titik yang paling
kritis.
b. Sistem Mikro, merupakan jaringan pelayanan yang terdiri atas small
distribution mair (pipa pelayanan utama) dan service line and service pipe
(house conection)
Secara umum pipa-pipa yang harus digunakan dalam sistem distribusi ini
adalah :
a. Pipa Induk
Pipa induk ini merupakan pipa distribusi pada jaringan terluar yang
menghubungkan blok atau zona pelayanan pada kota dari reservoir ke seluruh
jaringan utama. Pipa ini tidak bisa digunakan untuk melayani pipa kerumah. Pipa
yang digunakan adalah jenis pipa yang mempunyai ketahanan terhadap tekanan
yang tinggi. Penentuan dimeternya dilakukan berdasarkan kebutuhan yang akan
dialirkan melalui tiap zona tersebut.
b. Pipa Cabang
Pipa cabang untuk menyadap air langsung dari pipa induk untuk dialirkan ke
suatu zona pelayanan. Jenis pipa ini sebaiknya sama dengan pipa induk. Pipa ini
berhubungan langsung dengan pipa service dan diameternya dapat ditentukan
berdasarkan banyaknya pipa service yang untuk kedalam pipa cabang tersebut.
c. Pipa service

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Pipa service adalah pipa yang melayani sambungan langsung kerumah-


rumah. Pipa ini berhubungan dengan pipa cabang dan mengalirkan air kerumah-
rumah dengan diameter tertentu.
4. Sistem Pengaliran
Sistem distribusi mencangkup aliran secara gravitasi. Penggunaan pompa
bertekanan dan suatu kombinasi aliran secara gravitasi dan dengan pemompaan.
Metoda yang digunakan dalam aliran distribusi harus ditetapkan dengan
mempertimbangkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Jika tersedia suatu dataran tinggi di sekitar area pelayanan air bersih suatu
gravitasi sebaiknya diterapkan.
b. Jika di daerah tersebut tidak terdapat dataran tinggi, suatu pemompaan harus
digunakan. Bila dataran tinggi tersedia, namun tidak memungkinkan
pengaliran air secara gravitasi dengan tekanan yang cukup. Maka suatu sistem
gravitasi harus memanfaatkan setidak-tidaknya untuk daerah pelayanan
terendah dan suatu pompa distribusi harus dipasang pada reservoir distribusi
di tengah-tengah daerah distribusi.
Jaringan distribusi adalah rangkaian pipa yang berhubungan dan digunakan
untuk mengalirkan air ke konsumen. Tata letak distribusi ditentukan oleh kondisi
topografi daerah layanan dan lokasi pengolahan biasanya diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Sistem jaringan pipa bercabang (Branch)
Sistem ini adalah sistem jaringan perpipaan dimana pengaliran air hanya
menuju kesatu arah dan pada setiap ujung akhir daerah pelayanan terdapat titik
mati. Sistem jaringan pipa bercabang terdiri dari pipa induk utama (main fedor),
disambungkan dengan pipa sekunder, lalu disambungkan lagi dengan pipa
sekunder, kemudian disambungkan dengan pipa yang lainnya, sampai pada pipa
yang menuju konsumen. Semakin keujung semakin kecil ukuran diameternya
sehingga kecepatan dan tekanan air semakin besar, luas daerah pelayanan relatif
kecil, dan jalur jalan yang ada tidak berhubungan satu dengan lainnya.
Dari segi ekonomi sistem bercabang ini sangat mengutungkan karena panjang
pipa lebih pendek dan diameter lebih kecil, namun dari segi operasional

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

mempunyai keterbatasan. Sistem jaringan perpipaan bercabang ini sangat berguna


untuk daerah pelayanan dengan karakteristik sebagai berikut:
 Bentuk dan arah perluasan memanjang dan terpisah
 Jalur jalannya tidak berhubungan satu sama lain.
 Deviasi permukaan tanahnya mempunyai perbedaan tinggi dan menurun secara
teratur.
 Luas daerah pelayanan relatif kecil.
Keuntungan sistem cabang yaitu sistem lebih sederhana sehingga perhitungan
dimensi pipa lebih mudah, pemasangan lebih mudah dan sederhana, peralatan lebih
sedikit, dan perpiaan lebih ekonomis karena menggunakan pipa lebih sedikit (pipa
distribusi hanya dipasang didaerah yang padat penduduk). Sedangkan kerugian sistem
cabang yaitu memungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di
ujung pipa tidak dapat dihindari sehingga diperlukan pembersihan yang intensial
untuk mencegah timbulnya bau dan perubahan rasa. Apabila terjadi kerusakan,
pengaliran air dibawahnya akan berhenti, kemungkinan tekanan air yang diperlukan
tidak cukup bila ada sambugan baru, keseimbangan sistem pengaliran kurang
terjamin, terutama terjadinya tekanan kiritis pada bagian pipa terjauh, dan supplay air
akan terganggu apabila terjadi kebakaran atau kerusakan pada salah satu bagian
sistem karena aliran air yang searah.

Gambar 2.3 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Cabang


Sumber : Al-Layla, 1978

b. Sistem jaringan melingkar (Loop)


Sistem jaringan perpipaan melingkar terdiri dari pipa induk dan cabang yang
saling berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu loop, sehingga terjadi
sirkulasi air ke seluruh jaringan distribusi. Dari segi ekonomis sistem ini kurang
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

menguntungkan karena diperlukan katup dan diameter pipa yang bervariasi.


Sedangkan dari segi hidrolis, lebih baik karena jika terjadi kerusakan pada
sebagian sistem, selama perbaikan daerah pelayanan masih dapat di supply
melalaui loop lainnya. Sistem ini digunakan untuk pelayanan dengan karakteristik
sebagai berikut :
 Bentuk dan perluasannya menyebar ke seluruh arah
 Jaringan jalannya berhubungan satu dengan yang lain
 Relevasi tanahnya relatif datar.
Keuntungan pada sistem melingkar yaitu alirannya tersirkulasi secara bebas,
sehingga genangan atau endapan dapat dihindari dan keseimbangan aliran mudah
dicapai. Sedangkan kerugian pada sistem melingkar yaitu pipa yang digunakan
relatif lebih banyak, jaringan perpipaan lebih rumit, dana perlengkapan yang
digunakan akan lebih banyak.

Gambar 2.4 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Loop


Sumber : Al-Layla, 1978

c. Sistem jaringan perpipaan kombinasi


Sistem jaringan perpipaan cabang dan jaringan pipa melingkar. Sistem ini
digunakan untuk pelayanan dengan karakteristik sebagai berikut :
 Bentuk perluasan kota yang tidak teratur
 Kontur muka tanah yang bervariasi
 Terdapat daerah pelayanan yang terpencil
 Jaringan jalan tidak berhubungan satu sama lain

Gambar 2.5 Sistem Perpipaan Distribusi Pola Kombinasi


Sumber : Al-Layla, 1978

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

5. Pipa Distribusi
a) Perencanaan lay-out jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangkan (SNI 7509:2011):
 Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung cocok untuk sistem cabang. Jalan-jalan yang saling
berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk
sistem tertutup, kecuali bila kepadatan penduduk rendah
 Kepadatan penduduk rendah dipilih lay-out pipa berbentuk cabang
 Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan
 Tata guna lahan wilayah pelayanan;
b) Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air, yaitu:
 Jaringan distribusi utama yaitu rangkaian pipa distribusi dengan diameter
besar membentuk suatu zone distribusi; yaitu wilayah pelayanan yang
terdiri dari 5 sampai dengan 6 sel utama (primary cell). Sebuah zona
distribusi dapat dibatasi oleh area yang tidak termasuk dalam rencana
pengembangan, seperti taman-taman umum, batas-batas alam, termasuk
yang ada maupun buatan, yaitu sungai, dan saluran-saluran jalan kereta api
dan jalan raya utama
 Sel utama (primary cell), yaitu area yang dibatasi jaringan distribusi
pembagi yang membentuk suatu jaringan tertutup yang terdiri dari lebih
kurang 5-6 sel dasar
 Sel dasar (elementary zone) yaitu suatu area pelayanan dalam sebuah sel
utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan yang direncanakan terdiri dari
500-1.000 sambungan pelanggan. Setiap sel dasar dalam sebuah sel utama
dilengkapi dengan sebuah meter distrik;
c) Dimensi dan panjang pipa distribusi memiliki persyaratan, yaitu:
 Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam
puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi
kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan
maksimum harian dan 3 buah hidran kebakaran masing-masing

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

berkapasitas 250 gpm dengan jarak antar hidran maksimum 300 m. Faktor
jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk
wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan
 Ukuran diameter pipa pembawa minimum 100 mm
 Ukuran diameter pipa pembagi 50 mm
 Faktor maksimum adalah 1,10 sampai 1,15 dan faktor jam puncak 1,50
sampai 2,0
 Panjang pipa distribusi pembagi maksimum antar titik simpul (node)
pelayanan 1 sel utama, maksimum 1.500 m
d) Alokasi kebutuhan air pada setiap titik simpul (node) jaringan sel utama dan
sel dasar dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa wilayah pelayanan kecil atau
blok-blok pelayanan
 Untuk wilayah pelayanan yang tipikal, alokasi kebutuhan air disetiap node
diperkirakan besarnya sesuai dengan persentase bagian luas wilayah
pelayanan
 Untuk daerah yang tidak tipikal secara umum, alokasi kebutuhan air harus
dihitung sesuai dengan peruntukkannya. Contohnya taman-taman umum,
industri besar, dan lain-lain
e) Besar tekanan air minimum di jaringan pipa distribusi sebagai berikut:
 Jaringan distribusi utama : 15 m
 Jaringan distribusi pembagi : 11 m
 Sambungan pelanggan : 7,5 m
Tekanan air diukur dari permukaan tanah, sedangkan pada sambungan
pelanggan diukur pada sambungan pipa pelayanan.
f) Perlengkapan jaringan pipa distribusi:
 Katup (valve), berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam
pipa dan dipasang pada lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau
aliran air keluar, setiap percabangan, pipa outlet pompa, dan pipa penguras
atau wash out.
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah gate valve:

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

 Wash out atau blow off, dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah
sepanjang jalur pipa, ujung jalur pipa yang mendata dan menurun dan titik
awal jembatan
 Katup udara atau air valve, dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa
distribusi, di jembatan pipa dengan perletakan 1/4 panjang bentang pipa
dari arah aliran pada jalur lurus setiap jarak tertentu (750 m - 1000 m)
 Hidran kebakaran, dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak
antar hidran maksimum tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung
perkantoran kran komersil. Hidran kebakaran dipasang pada diameter pipa
sekunder minimum 150 mm. Perencanaan untuk hidran kebakaran harus
sesuai dengan SNI 03-6382-2000
 Meter induk dan distrik meter, meter induk dipasang pada awal pipa suatu
zona distribusi utama atau pada awal sistem distribusi skala kecil dan
distrik meter dipasang pada pipa distribusi pembagi yang merupakan awal
dari suatu sel dasar. Pemasangan distrik meter disesuaikan dengan situasi
setempat. Ukuran distrik meter akan bervariasi sesuai dengan jumlah
sambungan antara 500-1000 sambungan
 Katup atau bak pelepas tekanan, dipasang pada jaringan pipa distribusi
yang membutuhkan pengurangan tekanan akibat perbedaan topografi yang
terlalu besar sampai pada sisa tekanan yang dipersyaratkan, pada jaringan
pipa distribusi yang mengalami kelebihan tekanan, sekaligus untuk
membantu mengurangi kehilangan air akibat kebocoran fisik.

2.5 EPANET 2.0


2.5.1 Pendahuluan
EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis
dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan
tersebut dapat terdiri dari sumber air, tangki penyimpanan atau reservoir , pipa,
titik percabangan pipa, pompa, katup. EPANET menjalankan aliran air dalam tiap
pipa, tekanan dari tiap titik, ketinggian air dari tiap tangki dan konsentrasi suatu
zat kimia sepanjang jaringan selama beberapa waktu periode simulasi. EPANET

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

juga dapat mensimulasikan konsentrasi zat kimia yang ditambahkan pada suatu
jaringan, umur air dan pola outflow dari sumber air.
EPANET dibuat sebagai alat penelitian untuk memenuhi keingintahuan kita
tentang gerakan dan kondisi dari pemilihan air minum dalam suatu sistem jaringan
pipa. Modul tentang kualitas air dari EPANET adalah pelengkap untuk modul
seperti fenomena reaksi dalam aliran turbulensi, reaksi dalam dinding pipa dan
transportasi massa dintara bagian aliran terbesar dalam dinding pipa.
Keistimewaan yang lain dari EPANET adalah pendekatan koordinat untuk
memodelkan jaringan air dan kualitas air. Program dapat menghitung jaringan air
dan menyimpan hasilnya dalam sebuah file. EPANET dapat digunakan untuk
beberapa macam aplikasi yang berbeda dalam analisis sistem distribusi.
EPANET dapat membantu memulai alternatif strategi pengaturan untuk
memperbaiki kualitas air secara keseluruhan dalam sistem, yang mencakup
merubah pemanfaatan sumber mata air dalam sistem sumber air, merubah
pemompaan dan jadwal pengisian atau pengosongan tangki, digunakan untuk
perlakuan satelit, seperti proses klorinasi dalam tangki penyimpanan, dan jadwal
pembersihan dan perbaikan pipa (Rossman, 2000).
Langkah-langkah untuk menjalankan program EPANET adalah :
1. Membuat jaringan sistem distribusi atau meng-import file jaringan (dalam
bentuk text file). Maksudnya adalah dalam tampilan windows EPANET dapat
dibuat skema jaringan pendistribusian yang dikehendaki maupun dapat
dilakukan dengan mengambil jaringan yang sudah ada (tersimpan dalam
format/program lain) misalnya Computer Aided Drawing (CAD) atau Sistem
Informasi Geografi (SIG).
2. Mengedit sifat objek atau komponen fisik yang terlihat dalam sistem
distribusi. Salah satu contoh komponen fisik dalam sistem distribusi antara
lain :
a. Pipa merupakan penghubung yang membawa air dari satu titik ke titik
lainnya dalam jaringan distribusi. Format inputnya antara lain :

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

 ID adalah label penanda junctions yang pada program dibatasi hingga


15 bilangan atau karakter serta tidak diperbolehkan memiliki identitas
yang sama antar pipa satu dengan lainnya.
 Ujung awal yaitu ID dimana pipa berawal
 Ujung akhir yaitu ID dimana pipa berakhir
 Deskripsi diisi eterangan tambahan yang diperlukan
 Tag adalah keterangan tambahan dipakai untuk menandai node sebagai
kategori tertentu, misalnya sebagai kawasan tekanan tertentu.
 Panjang adalah panjang aktual pipa (satuan panjang)
 Diameter adalah ukuran diameter pipa (satuan panjang)
 Angka kekasaran adalah koefisien kekasaran dari pipa
 Koefisien kehilangan yaitu koefisien kehilangan (minor loss) pada
bend, fitting
 Keadaan awal menentukan apakah pipa pada kondisi terbuka, tertutup,
atau terdiri dari check valve
 Bulk Coefficient yaitu koefisien reaksi bulk pada pipa
 Wall Coefficient yaitu koefisien reaksi dinding pada pipa
3. Pengaturan dan pengoperasian sistem lebih ditekankan sebagai editing pada
komponen yang tidak nampak dalam sistem (non-visual components) terdiri
atas :
a. Curve editor ditujukan untuk mengatur bagaimana link (pompa) maupun
node bekerja sesuai dengan standar atau keadaan yang dikehendaki. Curve
editor diantaranya hubungan tinggi tekan dengan debit (pump curve),
biaya atas penggunaan energi atau hubungan efisiensi dengan debit
(efficiency curve), hubungan volume dengan kedalaman air (volume curve)
dan hubungan kehilangan energi dengan debit (headloss curve)
b. Patern editor ditujukan untuk mengatur pola distribusi air bila dilakukan
simulasi berjangka (extended period simulation) sesuai dengan waktu yang
dikehendaki.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

c. Controls editor merupakan pengaturan yang dilakukan terhadap node dan


links pada saat simulasi terjadi, apakah dikehendaki tertutup, terbuka
maupun keadaan lainnya.
d. Demand editor ditujukan untuk pengaturan kebutuhan sekaligus dilakukan
penggolongan kebutuhan tersebut berdasarkan kategori yang ditetapkan
saat simulasi berjalan.
e. Source quality editor merupakan pengaturan dengan memasukan
komponen water quality ketika simulasi berjalan. Editor ini dapat
diabaikan bilamana ditujukan hanya untuk simulasi hidrolik.
4. Memilih analisis yang diinginkan untuk menjalankan simulasi, diperlukan
untuk kesesuaian dengan penggunaan formula, sistem satuan serta
karakteristik lain yang dikehendaki, apakah menggunakan formula Hazen –
Williams, Darcy – Weisbach atau Chezy – Manning.
5. Menjalankan program (running) dilakukan setelah proses input terjadi.
6. Mengetahui hasil keluaran, tahapan akhir ini dapat diketahui bila proses
analisis yang berlangsung berjalan dengan baik (running was succesfull).
Adapun hasil keluaran tersebut dapat ditampilkan dalam tabel dan grafik.

2.5.2 Data Input dan Output pada EPANET 2.0


1. Node, node pada EPANET yaitu:
a. Titik, menunjukkan bahwa pipa bergabung dan menunjukkan air masuk
atau meninggalkan jaringan.
Input : elevasi, kebutuhan air, dan kualitas air
Output : hydraulic head, pressure, dan kualitas air
b. Reservoir, reservoir pada EPANET adalah sumber air yang berasal dari
luar, biasanya berupa sungai, waduk, danau, air bawah tanah dan sumber
air yang berkaitan.
Input : elevasi
Output : demand, head, dan pressure
c. Tangki, merupakan tempat penyimpanan air, di mana volume dalam
tangki dapat berubah – ubah sepanjang waktu simulasi.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Input : elevasi dasar tangki, diameter tangki, tinggi air minimal,


maksimal dan inisial, dan kualitas air
Output : total head dan kualitas air
2. Link, terdiri dari :
a. Pipa, EPANET mengasumsikan bahwa pipa selalu penuh setiap saat.
Input : diameter, panjang, koefisien kekasaran pipa, dan kondisi pipa
(open, close, atau terpasang check valve)
Output : flow, velocity, headloss, dan friction factor
b. Pompa, data pompa yang dimaksudkan adalah kurva pompa yaitu
perbandingan antara flow dan head.
c. Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan atau aliran pada titik khusus
pada jaringan.
Input : diameter, tipe valve dan setting sesuai jenis katupnya, dan kondisi
valve (open, close, none)
Output : flow, velocity, dan headloss
3. Notasi, terdiri dari map label, lebih lanjut akan diterangkan pada
pengoperasian EPANET.
4. Operasional
a. Time pattern, mengatur pola waktu kebutuhan air berdasar waktu yang
ditentukan.
b. Curves, terdiri dari pump curve, head curve, volume curve dan efisiensi
curve.
c. Control, mengatur operasi pada katup, node, link, dan waktu.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

DAFTAR PUSTAKA

Algamar, K. 1994. Sistem Penyediaan Air Minum. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.
Al-Layla M.A, Shamin Ahmad and E. Joe Middlebrooks. 1978. Water Supply
Engineering Design. Michigan: Ann Arbor Science Publisher.Inc.
Departemen Kimpraswil, 2003, Pedoman atau petunjuk Teknik dan Manual: Air
Minum Perkotaan Bagian: 6 ( Volume I). Balitbang: Jakarta.
Dimas PS dan Martineet Felix. 2008. Perencanaan Jaringan Pipa Utama PDAM
Kabupaten Kendal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ditjen Cipta Karya, 1996. Kriteria Perencanaan Air Bersih. Ditjen Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum.
Ditjen Cipta Karya, 2000. Kriteria Perencanaan Air Bersih. Ditjen Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum.
Fair et al. 1966 Elements Of Water Supply And Waste Water Disposal. New
York: John Wiley And Sons Inc.
Hammer, Mark J.1986. Water And Wastewater Techonoly, Third Edition. New
York: John Wiley And Sons.
Hidayat, Ibnu Noor., dkk. 2010. Analisis Kebutuhan Air Berdasarkan Fluktuasi
Pemakaian Air (Studi Kasus : PDAM Kota Pekalongan).
Kamala, A Dan Rao, Kanth. 1988. Environmental Engineering Water Supply
Engineering And Polution. New Delhi : McGraw-Hill.
Kamala, A dan Rao, Kanth. 1988. Environmental Engineering Water Supply
Engineering and Polution. McGraw Hill publishing Company Ltd.
Kammerer, J.C. 1976. Water Quantity Requirement for Publik Supply and Other
Uses, in Handbook of Water Resources and Pollution Control, by H. W
Genn. New York: Van Nostrand Rein-hold. Co.
Kaunang, Chrisiansen Dirk. 2015. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih
di Desa Maliambao Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal Sipil Statik, Vol.3, No.6, ISSN: 2337-6732.
Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini. 1996. Teknik Sumber Daya Air Jilid I.
Jakarta: Erlangga.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)


TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019

Makawimbang, Anastasya Feby. 2017. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di


Desa Soyowan Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal
Sipil Statik, Vol.5, No.1, ISSN: 2337-6732.
Nelwan, Fenny. 2013. Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Kima Bajo
Kecamatan Wori. Jurnal Sipil Statik, Vol. 1 No. 10.
Oktavianto, Aditya. 2014. Evaluasi Keamanan Sumber Air Minum Desa Mojo
Kecamatan Padang Kabupaten Lumajang. Jurnal Agroteknologi, Vol. 08,
No. 02.
Peavy, Howard S et.al. 1985. Environmental Engineering. Singapura: McGraw-
Hill.
Pemerintah Republik Indonesia, 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan
SPAM, Lampiran Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Pradhana, Ridho., dkk. 2017. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. JOM F Teknik, Vol. 4,
No. 1.
Rossman, Lewis A. 2000. EPANET 2 Users Manual. United States:
Environmental Protection Agency.
Setiawan, Dwi. 2009. Skripsi Analisis Kuantitas dan Kualitas Air Bersih
Pelanggan PDAM Kota Surakarta di Kelurahan Pucang Sawit. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
SNI 7509:2011 Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Distribusi dan
Unit Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum
Steel, Ernest W., Ehlers And Victor M. 1989. Municipal And Rural Sanitation.
Tokyo: Kogakusha Company, Ltd.
Tangoro, D. 2006. Utilitas Bangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Tumanan, Yermia Kumaat., dkk. 2017. Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Bersih di Desa Uuwan Kecamatan Dumoga Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Sipil Statik, Vol.5, No.4, ISSN: 2337-6732.

TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)

Das könnte Ihnen auch gefallen