Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia sehari hari
sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia dibumi ini tidak lepas dari
masalah air, seperti untuk kebutuhan rumah tangga, industri ataupun pertanian.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Ketersediaan air bersih, sehat dan aman merupakan kebutuhan hajat hidup
yang vital bagi manusia. Jika ditinjau dari segi kualitas, air minum siap konsumsi
yang tersedia hanya sekitar 0,03 % (Oktavianto, 2014). Untuk menjaga atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai
dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan atau
pengendalian. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas. Kelas satu adalah
air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut (PP RI No. 82 Tahun 2001).
Pemenuhan kebutuhan air bersih di perkotaan dapat dilakukan dengan cara
pemanfaatan sumber daya air, yaitu dengan cara mengalirkan air dari sumbernya
ke tempat pengguna atau pelayanan umum dan mengusahakan sendiri dengan
menggali sumur (Kammerer, 1976). Sistem penyediaan air minum bila dilihat dari
bentuk dan tekniknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Algamar, 1994):
1. Sistem penyediaan air minum individual (individual water system atau rural
water supply sistem) yang digunakan untuk individual dan pelayanan yang
terbatas, umumnya sistem ini sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya
terdiri dari satu sumur atau satu sumber saja.
2. Sistem penyediaan air minum komunitas atau perkotaan (community
municipality water supply system atau public water supply system) yang
digunakan untuk pelayanan diperkotaan yang meliputi keperluan domestik,
perkotaan maupun industri, mempunyai kelengkapan komponen yang
menyeluruh sistem ini bisa menggunakan satu atau lebih sumber untuk
melayani satu atau beberapa komunitas dan dengan pelayanan yang berbeda-
beda.
Penggunaan air untuk kota dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut
(Setiawan, 2009):
1. Penggunaan Rumah Tangga, digunakan di tempat-tempat hunian pribadi,
rumah apartemen untuk minum, mandi, penyiraman taman, dan tujuan
lainnya. Semakian luas perkebunan dan pertamanan maka akan semakin
meningkat konsumsi air pada musim kering. Untuk mengetahui konsumsi air
bersih untuk keperluan rumah tangga dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel Konsumsi Air Bersih di Perkotaan Indonesia
Berdasarkan Keperluan Rumah Tangga
Keperluan Konsumsi (l/org/hr)
Mandi, cuci, kakus 12,0
Minum 2,0
Cuci pakaian 10,7
Kebersihan rumah 31,4
Taman 11,8
Cuci kendaraan 21,1
Wudhu 6,2
Lain – lain 21,7
karena tanpa adanya sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak
berfungsi. Berikut 5 macam sumber air yang ada di permukaan bumi (Tumanan,
2017):
1. Air Laut
Air laut merupakan salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori
yang biasa dipilih sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air minum karena
memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup tinggi.
2. Air Hujan
Air hujan yang digunakan sebagai air minum adalah air hujan yang sudah
ditampung agar kotoran yang ikut terbawa air hujan dapat mengendap. Selain itu
air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun
bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan. Sifat-sifat air hujan yaitu bersifat lunak karena tidak mengandung larutan
garam dan zat-zat mineral, umumnya bersifat bersih, dan dapat bersifat korosif
karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif,
ataupun SO2. Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah
hujan. Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena
jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan
tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim.
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan tanah. Pada
perinsipnya air permukaan terbagi menjadi:
a. Air sungai, merupakan air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tidak
meresap kedalam tanah lalu mengalir secara gravitasi searah dengan
kemiringan permukaan tanah dan mengalir melewati aliran sungai. Sebagai
salah satu sumber air minum, air sungai harus mengalami pengolahan secara
sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran yang tinggi.
b. Air danau, merupakan air permukaan yang berasal dari hujan atau air tanah
yang keluar ke permukaan tanah dan terkumpul pada suatu tempat yang
relatif rendah/cekung.
Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas dapat
disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir pemenuhan kebutuhan air sudah
tidak dapat disuplai secara kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti
sedimentasi serta kontaminasi oleh zat-zat pencemar seperti Total Suspended
Solid (TSS) yang berpengaruh pada kekeruhan,serta limbah industri.
4. Air tanah
Mempunyai kualitas yang baik tetapi kuantitasnya sedikit dan apabila
dijadikan sumber air baku air minum memerlukan pengolahan yang sederhana dan
dapat berasal dari:
a. Air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori atau retakan batu;
b. Air yang berasal dari sungai, danau, dan kolam yang meresap melalui tanah.
Air tanah berdasarkan kedalamannya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Air tanah dangkal, merupakan air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air
dengan kedalaman kecil dari 50 meter;
b. Air tanah dalam, merupakan air tanah yang terletak di antara dua lapisan
kedap air dan jauh terletak di bawah permukaan tanah.
Contoh sumber air baku yang berasal dari air tanah adalah sumur. Secara
umum kualitas air tanah lebih baik jika dibandingkan dengan air permukaan. Dari
segi kuantitas, jumlah air tanah sangat tergantung dengan musim dan banyaknya
air yang meresap ke dalam tanah. Kelebihan air tanah dibandingkan air
permukaan adalah lebih bersih dan alamiah, tersedia di tempat pengguna, tidak
perlu biaya transmisi, berfungsi sebagai reservoar bawah tanah dan tidak perlu
biaya instalasi reservoar.
5. Mata Air
Merupakan air tanah yang alirannya terhalang oleh lapisan kedap air (tanah
liat, tanah padat, batu atau cadas) sehingga air mengalir ke permukaan tanah. Dari
segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena
berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat adanya tekanan,
sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Sedangkan dari segi
kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya
Y = c dX........................................................................(2.1)
Dimana:
X = Jumlah tahun dari tahun 1 sampai tahun ke-n
Y = Jumlah penduduk
n = Jumlah data
c = 10a
d = 10b
2. Metode Geometri
Metode ini didasarkan pada ratio pertambahan penduduk rata-rata tahunan.
Sering digunakan untuk meramal data yang perkembangannya melaju sangat
cepat. Persamaan umumnya dapat dilihat pada persamaan 2.5 (Al-layla, 1978).
Y = a.Xb…………………………………………........……..(2.5)
Dimana:
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke – n;
X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal;
A = Konstanta
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019
Y= a+bX……………………………………………....(2.9)
a
ΣYi ΣXi 2 ΣXi ΣXiYi
……………………...(2.10)
n ΣXi 2 ΣXi
2
n Xi Yi Xi Yi
b …………………….......(2.11)
n Xi Xi
2 2
Dimana:
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke-n
X = Nilai independen, bilangan yang dihitung dari tahun ketahun
a = Konstanta
b = Koefisien arah garis (gradien) regresi linier
n = Banyak data
4. Metode Logaritma
Metode ini didasarkan pada pertambahan penduduk rata-rata tahunan.
Persamaan umum dapat dilihat pada 2.12 (Al-layla, 1978).
Y = a.bX………………………………………………..(2.12)
a
Yi b( Ln(Xi)) ............................................(2.14)
n
Dimana:
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke-n;
X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal;
a = Konstanta;
b = Koefesien arah garis (gradien) regresi linier;
n = Banyak data
SD …………………….(2.16)
n(n 1)
((Yi - Y' ) 2 )
r 1 ….……………………………….(2.17)
((Yi - Yr) 2 )
tahun ke tahun (Pradhana, 2017). Dengan adanya analisis kebutuhan air bersih ini
ditargetkan kebutuhan air masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat pelayanan
hingga 100 % dari jumlah penduduk pada masa mendatang. Kebutuhan air adalah
jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk keperluan pokok manusia
(domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air (Linsley, 1996).
Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menghitung kebutuhan air suatu
wilayah, yaitu jumlah penduduk wilayah administrasi, cakupan pelayanan,
persentase pelayanan dengan SR dan HU, tingkat pelayanan non domestik atau
koefisien pelayanan non domestik terhadap domestik, kebutuhan pemadam
kebakaran, dan kehilangan air. Kebutuhan air didasarkan kepada keperluan-
keperluan sehari-hari seperti untuk minum, keperluan mandi, buang air kecil dan
air besar, mencuci pakaian dan perlengkapan dan proses industri, kebutuhan yang
sifatnya sirkulasi seperti air panas, dan air mancur/taman, kebutuhan yang sifatnya
tetap seperti air untuk hydrant dan sprinkler, serta kebutuhan air cadangan yang
sifatnya berkurang karena penguapan (Tangoro, 2006). Untuk standar kebutuhan
air di Idonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.2 Tabel Standar Perencanaan Kebutuhan Air
Uraian Standar Kebutuhan
Konsumsi Unit (SR) *
Jumlah Penduduk >20.000 120 (l/o/h)
Jumlah Penduduk <20.000 60 (l/o/h)
Konsumsi Unit Non Domestik (%) ** 15% dari kebutuhan domestik
Kehilangan Air ** 20% dari kebutuhan total
Hidran Kebakaran *** 5% dari kebutuhan domestik
Faktor Jam Puncak **** 1,5 – 3,0
Faktor Maksimum **** 1,1 – 1,50
Sumber : *Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2015
**Permen PU No 18 Tahun 2007
***SNI 19-6728.1-2002
****Permen PU No 27 Tahun 2016
1. Kebutuhan domestik
Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah
tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan umum
yang disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU) atau Kran Umum(KU)
(Makawimbang, 2017). Di dalamnya setiap kategori tertentu kebutuhan air per
orang per hari berbeda-beda. Berikut ini merupakan rumus perhitungan kebutuhan
air domestik (Kimpraswil, 2003) :
Penduduk terlayani = Jumlah terlayani awal tahun rencana x % layanan
Kebutuhan air (l/hari) = Penduduk terlayani x kebutuhan air (l/org/hr)
Kebutuhan air (l/det) = Kebutuhan air (l/hr)/24x60’x60’’)
Tabel 2.3 Standar Kebutuhan Air Domestik
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Kebutuuhan Air
(Jiwa) Bersih (l/o/h)
1 Semi Urban (ibukota 3.000 – 20.000 60 – 90
Kecamatan/desa
2 Kota kecil 20.000 – 100.000 90 – 110
3 Kota sedang 100.000 – 500.000 100 – 125
4 Kota besar 500.000 – 1.000.000 120 – 150
5 Metropolitan > 1.000.000 150 – 200
Sumber : SNI 6728.1.2015
2. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih untuk sarana dan
prasarana daerah yang teridentifikasi ada atau bakal ada berdasarkan rencana tata
ruang. Sarana dan prasarana berupa kepentingan sosial/umum seperti untuk
pendidikan, tempat ibadah, kesehatan dan juga untuk kepentingan komersil seperti
untuk perhotelan, kantor, restoran dan lain-lain (Makawimbang, 2017)
Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik
No. Sektor Nilai Satuan
1. Sekolah 10 Liter/murid/hari
2. Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
3. Puskesmas 2000 Liter/hari
4. Masjid 3000 Liter/hari
5. Kantor 10 Liter/pegawai/hari
6. Pasar 12000 Liter/hektar/hari
7. Hotel 150 Liter/bed/hari
8. Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
3. Kehilangan air
Kehilangan air dapat diartikan sebagai selisih antara air yang masuk ke pipa
transmisi dan jaringan distribusi dengan air yang terpakai. Kehilangan air ini
diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu penyambungan liar, terkena tekanan dari sisi
luar pipa sehingga menyebabkan pipa retak atau pecah, dan pemasangan
sambungan yang tidak tepat pada saat pelaksanaan (Tumanan, 2017). Cadangan
kehilangan air diperlukan bagi penjagaan tujuan penyediaan air bersih, yaitu
tercukupinya kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas
penggunaan dan pengolahan air. Kehilangan ini ditentukan dengan mengalikan
faktor tertentu (15-20%) dengan angka total produksi air. Kehilangan air pada
PDAM diasumsikan sekitar 20 % - 30 %.
4. Kebutuhan air untuk Cadangan Pemadaman Kebakaran
Merupakan kebutuhan air yang harus diperhitungkan dalam perencanaan
suatu sistem penyediaan air minum, karena apabila terjadi kebakaran debit air
untuk kebutuhan konsumen tidak mengalami gangguan. Kebutuhan air untuk
cadangan pemadaman kebakaran ini dapat dihitung dengan persamaan 2.18 (Al-
layla, 1978).
Q 3860 P 1 0,01 P ………………………………(2.18)
Dimana :
Q = Debit kebakaran (L/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan.
Atau dengan persamaan 2.19.
Q 1020 P 1 0,01 P ………………………………(2.19)
Dimana :
Q = Debit kebakaran (gallon/ menit)
P = jumlah penduduk dalam ribuan.
Atau dengan persamaan 2.20.
P
Q 250 x 10 ……………………………………...(2.20)
5
Dimana:
Q = Debit kebakaran (gallon/menit);
P = jumlah penduduk dalam ribuan.
Bak pelepas tekan dibuat untuk menghindari tekanan yang tinggi, sehingga
tidak akan merusak sistem perpipaan yang ada. Idealnya bak ini dibuat bila
maksimal mempunyai beda tinggi 60-70 m, namun kadang sampai beda tinggi
100 m tergantung dari kualitas pipa transmisinya. Bak ini dibuat di tempat di
mana tekanan tertinggi mungkin terjadi atau pada stasiun penguat (boaster pump)
sepanjang jalur pipa transmisi.
b. Menghitung panjang dan diameter pipa
Panjang pipa dihitung berdasarkan jarak dari bangunan pengolahan air ke
reservoir induk, sedangkan diameter pipa ditentukan sesuai dengan debit hari
maksimum. Diameter pipa minimal 10 cm untuk pipa transmisi. Ukuran diameter
pipa disesuaikan dengan ukuran standar dan alasan secara ekonomi.
c. Jalur pipa
Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang tidak
memerlukan banyak perlengkapan untuk mengurangi biaya konstruksi dan
pemeliharaan. Pemilihan jalur transmisi semestinya ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
jalur transmisi, yaitu :
Kondisi topografi sepanjang jalur yang akan dilalui saluran transmisi, sedapat
mungkin yang tidak banyak memerlukan bangunan perlindungan.
Panjang jalur antara lokasi sumber air dan lokasi yang dituju diusahakan
sependek mungkin.
Kualitas tanah sepanjang jalur sehubungan dengan perlindungan saluran,
misalnya perlindungan terhadap bahaya korosi.
Struktur tanah sehubungan dengan pemasangan saluran.
m = Koefisien Bazin
Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi yang
dapat diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan meliputi
debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan tinggi
muka air maksimum.
impeller pompa atau mengganti pompa lama dengan pompa baru. Setiap
alternatif tersebut harus dievaluasi dalam perancangan teknik perpompaan.
Tabel 2.5 Jumlah dan Debit Pompa Sistem Transmisi Air Minum
Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Total Unit
Sampai 2.800 1 (1) 2
2.500 s.d. 10.000 2 (1) 3
Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4
Sumber: Permen PU Nomor 18 Tahun 2007
Head pompa ditentukan berdasarkan perhitungan hidrolis. Perhitungan
daya pompa yang diperlukan berdasarkan data total tekanan (head) yang tersedia
dengan persamaan 2.29
H = Hs + Hl +H0 ................................................................................. (2.29)
Hl = Hf + Hm ....................................................................................... (2.30)
Dimana: Hs = Total head statis (m)
Hl = Total head loss (m)
H0 = Sisa Tekanan
Hf = Head loss mayor akibat friksi/ gesekan
Hm = Head loss minor akibat selain gesekan, seperti aksesoris
𝑄.𝑤.𝐻
𝑃= . 𝐻𝑃 .................................................................................. (2.31)
75.η
∆H = S x L .................................................................................. (2.35)
bak dipengaruhi oleh tekanan air dengan bak, untuk itu diperlukan vent agar
tekanan muka air maksimum dalam bak sama dengan air semula.
Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk menghindari masuknya sinar matahari
yang memungkinkan tumbuh kembangnya mikroorganisme hidup serta
konstaminasi.
Tanah dilokasi harus stabil
Intake dibangun tegak lurus terhadap aliran air untuk menghindari masuknya
air kedalam bangunan.
Dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan kapasitas dimasa
yang akan datang
Dibangun sedemikian mungkin dalam kondisi terburuk masih dapat
digunakan.
masuk kedalam dinding parit. Gaya-gaya yang dibebankan pada thrust block
antara lain:
Tumpukan belokan, selain harus dapat menahan gaya berat pipa dan isinya,
juga harus dapat menahan gaya yang berasal dari perubahan momentum
fluida yang membelok.
Tumpuan sebelum dan sesudah katup, karena aliran zat cair menimbulkan
gaya pada katup maka dapat diletakkan pipa dekat katup. Pipa di dekat katup
harus dapat menahan berat pipa, berat katup, berat fluida dalam pipa dan
katup serta gaya F yang ditimbulkan tekanan zat cair.
Tempat tempat kritis pada jaringan pipa yang memerlukan pemasangan thrust
block adalah tempat di mana pipa berubah arah, tempat di mana pipa berubah
diameter, tempat di mana pipa berakhir, dan tempat di mana diperkirakan timbul
gaya dorong, misalnya pada sambungan-sambungan dan katup-katup.
6. Sambungan
Sambungan dan kelengkapan pipa yang sering digunakan untuk
penyambungan pipa antara lain:
a. bell and spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan kedalam suatu bell (socket) pipa lainnya.
Untuk menghindari kebocoran, menahan pipa serta kemungkinan defleksi (sudut
dengan instalasi pipa, sebelum kedua flange disatukan dengan mur baut maka
antar flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
c. Ball joint, digunakan untuk sambungan dan pipa dalam air.
d. Increaser dan reducer
Increaser digunakan untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter
besar (arah aliran dari diameter kecil ke besar). Reducer untuk menyambung dari
diameter besar ke diameter kecil.
e. Bend dan Tee
Bend merupakan belokan dengan sudut belokan pipa sebesar 90o, 45o, 22,5o
dan 11,5o, sedangkan tee untuk menyambung pipa pada percabangan.
f. Tapping Bend
Dipasang pada pipa yang perlu disadap untuk dialihkan ke tempat lain. Dalam
hal ini pipa distribusi dibor dan tapping dipasang dengan baut disekeliling dengan
memeriksa agar cincin melingkar penuh pada sekeliling lubang dan tidak menutup
lubang tapping. Apabila dimensi penyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi
dapat dipotong selanjutnya dipasang tee atau perlengkapan yang sesuai.
2.4.1.3 Penentuan Jalur Transmisi
Penentuan jalur pipa transmisi dapat ditentukan setelah mengetahui dan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Dimeter pipa transmisi yang digunakan, karena semakin kecil diameter maka
biaya yang digunakan sedikit.
2. Panjang pipa transmisi, semakin pendek pipa maka biaya yang dikeluarkan
semakin sedikit.
3. Sisa tekan di reservoir jalur transmisi diharapkan mendekati 5 m
4. Banyaknya perlengkapan yang digunakan semakin sedikit, maka biaya yang
dikeluarkan semakin rendah.
Dari hasil pemilihan alternatif jalur transmisi penentuan berdasarkan pada:
1. Dari segi ekonomis
Alternatif terpilih dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa pendek
serta alat atau perlengkapan yng digunakan untuk jalur transmisi.
2. Dari segi teknis
Alternatif terbaik dapat ditentukan dari dua hal yaitu minor losses dan
residual head. Minor losses akibat penggunaan peralatan pada pipa sekecil
mungkin, cara lainnya dengan melihat residual head tiap alternatif terutama di
titik distribusi.
3. Dari segi topografi
Keadaan topografi medan jalur akan menurun dan menanjak mempengaruhi
cara pengalirannya apakah dengan gaya gravitasi atau dengan cara pemompaan
kemudian apakah jalur transmisi tersbut melewati beberapa hambatan seperti jalan
raya, sungai dan lain-lain. Untuk itu perlu gorong-gorong dan jembatan.
TRIA BELA NOVIRA – (1507113679)
TUGAS BESAR PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SENAPELAN
2018/2019
4. Peralatan transmisi
Jenis-jenis peralatan dan perlengkapan pipa yang ada seperti gate valve, blow
off, reducer dipasang untuk menjaga keamanan sistem transmisi dan memudahkan
pengecekan.
1. Reservoir
Reservoir digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit
pengaliran, mempertahankan tekanan, dan mengatasi keadaan darurat. Untuk
optimasi penggunaan, reservoir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pusat
daerah pelayanan. Di kota besar, reservoir distribusi ditempatkan pada beberapa
lokasi dalam daerah pelayanan. Reservoir distribusi juga digunakan untuk
mengurangi variasi tekanan dalam sistem distribusi (Fair, 1966).
Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi pemakaian air selama
sehari penuh (24 jam) dengan mengambil jumlah persentase dari surplus
maksimum dan defisit minimum. Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk
keperluan mendadak yang nantinya dapat dipakai untuk mengatasi bahaya
kebakaran. Kapasitas reservoir ini juga harus mampu mengatasi kebutuhan air di
saat puncak. Besarnya suplai ke reservoir merupakan debit rata-rata yaitu sebesar
4,17 %, sehingga disaat pemakaian berada di bawah rata-rata reservoir akan
menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum. Namun
bila data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia, maka perhitungan kapasitas
reservoir dapat langsung dihitung dengan memperkirakannya sebesar 15%-30%
(Steel, Ernest W., 1989) atau 15%-20% (Hammer, Mark J., 1986) dari debit rata-
rata.
Reservoir biasanya ditempatkan di bawah permukaan tanah, sebagian atau
seluruhnya di atas permukaan tanah, dan di atas tanah dengan penyangga. Bagian
utama dari reservoir adalah bak penampung air minum, dilengkapi dengan:
a) Perpipaan, yaitu pipa air masuk/pipa inlet yang dilengkapi dengan katup
aliran (gate valve), pipa air keluar/pipa outlet yang umumnya dilengkapi
dengan saringan dan katup aliran, pipa peluap yang dilengkapi dengan
saringan, pipa penguras yang dilengkapi dengan katup aliran, dan pipa udara
yang dilengkapi dengan kawat kasa untuk menghindari serangga atau
binatang lain masuk ke dalam reservoir;
b) Lubang inspeksi, digunakan untuk mengontrol atau jalan masuk ke dalam
reservoir
c) Tangga untuk naik ke menara reservoir dan tangga untuk masuk ke dalam
reservoir
d) Alat penunjuk tinggi muka air dalam reservoir dan alat pengukur debit air
dipasang pada pipa air keluar dari reservoir (SNI 7509:2011).
Fungsi utama reservoir adalah menyeimbangkan antara debit produksi dan
debit pemakaian air yang berfluktuasi selama 24 jam. Pada saat jumlah produksi
air bersih lebih besar dari pada jumlah pemakaian air maka untuk sementara
kelebihan air disimpan dalam reservoir dan digunakan kembali untuk memenuhi
kekurangan air pada saat jumlah produksi air bersih lebih kecil dari pada jumlah
pemakaian air. Berdasarkan fungsinya, reservoir dalam sistem distribusi dibagi
menjadi dua kategori reservoir pelayanan dan reservoir penyeimbang.
dari sumber air. Rancangan reservoir dalam suatu sistem distribusi air minum
mengharuskan dipenuhinya kriteria sebagai berikut :
a. Ambang Batas dan Dasar Bak
Diperlukan ambang batas minimum sebesar 30 cm di atas permukaan
tertinggi
Dasar bak sebaiknya minimum 15 cm dari muka air yang terendah
Kemiringan dasar bak sebaiknya 1/100 – 1/500 ke arah pipa penggerusan
b. Inlet dan Outlet
Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pada pertimbangan
bentuk dan struktur dari reservoir, sehingga tidak ada aliran yang mati
Pipa outlet sebaiknya diletakkan minimal 10 cm di atas lantai atau
diletakkan pada muka air yang terendah dan dilengkapi dengan saringan
Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding dari reservoir,
harus dipastikan dinding tersebut kedap air dan diberi flexible joint
sehingga aliran air akan tetap masuk atau keluar dari saluran pipa
walaupun pada ketinggian air minum
Pipa inlet dan Outlet dilengkapi dengan gate valve
c. Ventilasi dan Manhole
Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole dan alat ukur tinggi
muka air
Ventilasi harus selalu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke dalam
reservoir sesuai dengan volumenya
Tinggi ventilasi +50 cm dari bagian dalam, terbuat dari pipa besi diameter
100 mm dan dipasang pada tempat didekat lubang pemeriksaan
d. Konstruksi
Merupakan bangunan yang terletak di bawah tanah, yang dibuat dari
konstruksi beton bertulang kedap air. Dinding bagian dalam dan lantai
hendaknya di plester halus. Sekat bak penampung terbuat dari konstruksi
beton bertulang dengan permukaan dinding diplester halus, dengan tebal
sekat bak penampung antara 0,15 – 0,25 m
5. Pipa Distribusi
a) Perencanaan lay-out jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangkan (SNI 7509:2011):
Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung cocok untuk sistem cabang. Jalan-jalan yang saling
berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk
sistem tertutup, kecuali bila kepadatan penduduk rendah
Kepadatan penduduk rendah dipilih lay-out pipa berbentuk cabang
Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan
Tata guna lahan wilayah pelayanan;
b) Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air, yaitu:
Jaringan distribusi utama yaitu rangkaian pipa distribusi dengan diameter
besar membentuk suatu zone distribusi; yaitu wilayah pelayanan yang
terdiri dari 5 sampai dengan 6 sel utama (primary cell). Sebuah zona
distribusi dapat dibatasi oleh area yang tidak termasuk dalam rencana
pengembangan, seperti taman-taman umum, batas-batas alam, termasuk
yang ada maupun buatan, yaitu sungai, dan saluran-saluran jalan kereta api
dan jalan raya utama
Sel utama (primary cell), yaitu area yang dibatasi jaringan distribusi
pembagi yang membentuk suatu jaringan tertutup yang terdiri dari lebih
kurang 5-6 sel dasar
Sel dasar (elementary zone) yaitu suatu area pelayanan dalam sebuah sel
utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan yang direncanakan terdiri dari
500-1.000 sambungan pelanggan. Setiap sel dasar dalam sebuah sel utama
dilengkapi dengan sebuah meter distrik;
c) Dimensi dan panjang pipa distribusi memiliki persyaratan, yaitu:
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam
puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi
kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan
maksimum harian dan 3 buah hidran kebakaran masing-masing
berkapasitas 250 gpm dengan jarak antar hidran maksimum 300 m. Faktor
jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk
wilayah terlayani sebagai pendekatan perencanaan
Ukuran diameter pipa pembawa minimum 100 mm
Ukuran diameter pipa pembagi 50 mm
Faktor maksimum adalah 1,10 sampai 1,15 dan faktor jam puncak 1,50
sampai 2,0
Panjang pipa distribusi pembagi maksimum antar titik simpul (node)
pelayanan 1 sel utama, maksimum 1.500 m
d) Alokasi kebutuhan air pada setiap titik simpul (node) jaringan sel utama dan
sel dasar dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa wilayah pelayanan kecil atau
blok-blok pelayanan
Untuk wilayah pelayanan yang tipikal, alokasi kebutuhan air disetiap node
diperkirakan besarnya sesuai dengan persentase bagian luas wilayah
pelayanan
Untuk daerah yang tidak tipikal secara umum, alokasi kebutuhan air harus
dihitung sesuai dengan peruntukkannya. Contohnya taman-taman umum,
industri besar, dan lain-lain
e) Besar tekanan air minimum di jaringan pipa distribusi sebagai berikut:
Jaringan distribusi utama : 15 m
Jaringan distribusi pembagi : 11 m
Sambungan pelanggan : 7,5 m
Tekanan air diukur dari permukaan tanah, sedangkan pada sambungan
pelanggan diukur pada sambungan pipa pelayanan.
f) Perlengkapan jaringan pipa distribusi:
Katup (valve), berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam
pipa dan dipasang pada lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau
aliran air keluar, setiap percabangan, pipa outlet pompa, dan pipa penguras
atau wash out.
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah gate valve:
Wash out atau blow off, dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah
sepanjang jalur pipa, ujung jalur pipa yang mendata dan menurun dan titik
awal jembatan
Katup udara atau air valve, dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa
distribusi, di jembatan pipa dengan perletakan 1/4 panjang bentang pipa
dari arah aliran pada jalur lurus setiap jarak tertentu (750 m - 1000 m)
Hidran kebakaran, dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak
antar hidran maksimum tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung
perkantoran kran komersil. Hidran kebakaran dipasang pada diameter pipa
sekunder minimum 150 mm. Perencanaan untuk hidran kebakaran harus
sesuai dengan SNI 03-6382-2000
Meter induk dan distrik meter, meter induk dipasang pada awal pipa suatu
zona distribusi utama atau pada awal sistem distribusi skala kecil dan
distrik meter dipasang pada pipa distribusi pembagi yang merupakan awal
dari suatu sel dasar. Pemasangan distrik meter disesuaikan dengan situasi
setempat. Ukuran distrik meter akan bervariasi sesuai dengan jumlah
sambungan antara 500-1000 sambungan
Katup atau bak pelepas tekanan, dipasang pada jaringan pipa distribusi
yang membutuhkan pengurangan tekanan akibat perbedaan topografi yang
terlalu besar sampai pada sisa tekanan yang dipersyaratkan, pada jaringan
pipa distribusi yang mengalami kelebihan tekanan, sekaligus untuk
membantu mengurangi kehilangan air akibat kebocoran fisik.
juga dapat mensimulasikan konsentrasi zat kimia yang ditambahkan pada suatu
jaringan, umur air dan pola outflow dari sumber air.
EPANET dibuat sebagai alat penelitian untuk memenuhi keingintahuan kita
tentang gerakan dan kondisi dari pemilihan air minum dalam suatu sistem jaringan
pipa. Modul tentang kualitas air dari EPANET adalah pelengkap untuk modul
seperti fenomena reaksi dalam aliran turbulensi, reaksi dalam dinding pipa dan
transportasi massa dintara bagian aliran terbesar dalam dinding pipa.
Keistimewaan yang lain dari EPANET adalah pendekatan koordinat untuk
memodelkan jaringan air dan kualitas air. Program dapat menghitung jaringan air
dan menyimpan hasilnya dalam sebuah file. EPANET dapat digunakan untuk
beberapa macam aplikasi yang berbeda dalam analisis sistem distribusi.
EPANET dapat membantu memulai alternatif strategi pengaturan untuk
memperbaiki kualitas air secara keseluruhan dalam sistem, yang mencakup
merubah pemanfaatan sumber mata air dalam sistem sumber air, merubah
pemompaan dan jadwal pengisian atau pengosongan tangki, digunakan untuk
perlakuan satelit, seperti proses klorinasi dalam tangki penyimpanan, dan jadwal
pembersihan dan perbaikan pipa (Rossman, 2000).
Langkah-langkah untuk menjalankan program EPANET adalah :
1. Membuat jaringan sistem distribusi atau meng-import file jaringan (dalam
bentuk text file). Maksudnya adalah dalam tampilan windows EPANET dapat
dibuat skema jaringan pendistribusian yang dikehendaki maupun dapat
dilakukan dengan mengambil jaringan yang sudah ada (tersimpan dalam
format/program lain) misalnya Computer Aided Drawing (CAD) atau Sistem
Informasi Geografi (SIG).
2. Mengedit sifat objek atau komponen fisik yang terlihat dalam sistem
distribusi. Salah satu contoh komponen fisik dalam sistem distribusi antara
lain :
a. Pipa merupakan penghubung yang membawa air dari satu titik ke titik
lainnya dalam jaringan distribusi. Format inputnya antara lain :
DAFTAR PUSTAKA