Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
K DESAIN INTERIOR
oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM NON-REGULER
2015/2016
BAB I
DASAR INTERIOR
Desain interior pada dasarnya terkait dengan hal merencanakan, menata, dan merancang
ruang-ruang interior didalam sebuah bangunan agar menjadi sebuah tatanan fisik agar
memenuhikebutuhan dasar manusia dalam hal penyediaan sarana bernaung dan berlindung.
Desain interior juga akan mempengaruhi pandangan dan pencitraan terkait dengan suasana hati
dan kepribadian manusia.
Peranan desain interior adalah untuk menciptakan pemahaman yang baik terhadap desain
tata ruang dalam. Pemahaman yang baik merupakan kuncu sukses pekerjaan seorang perancang,
dalam hal ini arsitek atau seorang desainer interior
B. Problematika Ruang
Desain yang baik desain yang mengutamakan proses penyelesaian terhadap problematika
dalam sebuah ruangan. Masalah yang terjadi dalam sebuah ruanan antara lain disebabkan karena
ruangan sempit (luasan terbatas), ruangan digunakan untuk berbagai macam aktivitas, kapasitas
ruangan tidak cukup karena digunakan oleh lebih dari satu pengguna, dll.
Sebagai contoh adalah keterbatasan kamar anak kos. Kondisi ini member inspirasi untuk
membuat prabot multifungsi yang praktis dan dapat diguakan untuk dua atau lebih aktivitas
didalam kamar tanpa membutuhkan ruang yang luas. Beberapa aktivitas yang sering dilakukan di
kamar kos adalah belajar, berinteraksi dengan teman, hingga tidur siang atau malam.
Ukuran dan dimensi sangat penting dalam perancangan interior adalah karena perbedaan
mendasar antara seniman dan desainer adalah pada kemampuan mentransformasi seni kedalam
bahasa teknik.
(Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014 :7)
C. Fungsi Ruang
Dasar pemahaman fungsi atau kegunaan ruangan adalah bahwa ruangan tersebut harus
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan. Selanjutnya, penting untuk
menentukan elemen pengisis berupa perabot atau furniture yang digunakan untuk aktivitas yang
ditentukan tersebut. Perlu dipahami mengenai prinsip fungsi ruangan, bahwa masing-masing
aktivitas akan membutuhkan elemen pengisi ruangan antara lain perabot kursi, meja, lukisan,
vegetasi, maupun lampu.
Aktivitas belajar akan membutuhkan meja dan kursi, lampu, rak, lemari buku, peralatan
elektronik (seperti laptop, komputer, printer), meja gambar, penyimpanan kertas, dan ruang yang
lebih luas untuk belajar bersama. Aktivitas tidur atau beristirahat akan embutuhkan elemen
pengisi berupa tempat tidur, kasur, serta tikar atau karpet.
(Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014 :7)
2. Bentuk (form)
Bentuk merupakan unsur seni. Pada dasarnya bentuk adalah suatu sosok geometris tiga
dimensi, seperti bola, kubus, silinder, kerucut, dan lain-lain. Bentuk meungkinkan pengguna
ruang untuk menangkap keberadaan sebuah benda dan memahaminya dengan persepsi.
a. Organisasi bentuk
Berikut ini beberapa bentuk dapat ditambah dan dikelompokan dalam beberapa kategori
pengorganisasian,
-Bentuk yang ditambahkan
-Bentuk terpusat
-Bentuk linier
-Bentuk radial
-Bentuk cluster
-Bentuk grid
3. Bidang (shape)
Bidang adalah bagian dari unsur seni. Secara khusus bidang adalah sebuah luasan yang
tertutup dengan batas-batas yang ditentukan oleh unsur-unsur seni laainnya, yaitu garis,
warna, nilai, tekstur, dan lain-lain. Dua garis sejajar yang dihubungkan kedua sisinya akan
menghasilkan sebuah bidang. Bidang hanya terbatas pada dua dimensi, yaitu panjang dan
lebar. Bidang geometris menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian, yaitu bidang
atas, bidang dinding dan bidang dasar.
a. Bidang atas
Bidang atas dapat diupamakan sebagai bidang atap. Bidang atas merupakan unsur utama
suatu bangunan yang melindunginya dari unsur-unsur iklim. Bidang atas juga merupakan
bidang langit-langit yang menjadi unsur pelindung ruang didalam arsitektur.
4. Ruang (space)
Ruang adalah sebuah bentuk tiga dimensi tanpa batas karena objek dan peristiwa memiliki
posisi dan arah relaatif. Ruang juga dapat berdampak pada prilaku manusiaa dan budaya,
menjadi faktor penting dalam arsitektur. dan akan berdampak pada desain bangunan dan
struktur. Ruang memiliki panjang, lebar, tinggi, bentuk, permukaan, orientasi, serta posisi.
5. Cahaya (light)
Cahaya memengaruhi penataan interior dalam hal:
1. Menentukan atmosfer ruang
2. Memengaruhi mood pengguna
3. mendukung fungsi ruang
(Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014 :14)
6. Warna (color)
Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang yang melihatnya.
Dalam ilmu arsitektur dan interior, setiap warna dapat menimbulkan kesan berbeda-beda
terhadap keberadaan sebuah ruang, seperti kesan gelap dan terang yang dapat memengaruhi
keberadaan sebuah ruangan.
7. Pola (pettern)
Pola adalah desain dekoratif yang digunakan secara berulang. Pola juga dapat disebut sebagai
susunan dari sebuah desain yang sering ditemukan pada sebuah objek. Motif garis horizontal
akan memperluas kesan ruangan, sedangkan motif garis vertikal akan meninggikan kesan
ruangan.
8. Tekstur (texture)
Tekstur adalah nuansa, penampilan, ataupun konsistensi permukaan atau zat. Tekstur juga
berkaitan dengan material dan bahan yang digunakan. Material kayu akan menghangatkan
ruangan, sedangkan material batu akan mendinginkan ruangan.
BAB II
KONSEP INTERIOR
Pada dasarnya, seluruh konsep interior yang akan dibahas berjalan berbarengan dengan
konsep tata bangunan (arsitektur). Konsep adalah representasi mental yang menggunakan otak
untuk menunjukan klasifikasi terhadap berbagai hal didunia ini. Konsep adalah representasi
mental yang memungkinkan seseorang menarik kesimpulan yang tepat tentang jenis entitas yang
dijumpai pada kehidupan sehari-hari.
1. Konsep rustik
Konsep rustik adalah konsep yang berbasis pada kesadaran terhadap lingkungan dan
dideskripsikan sebagai beragam gaya yang menekankan pada alam serta elemen material yang
belum terpabrikasikan.
Desain rustik adalah desain yang membawa suasana alam kedalam ruangan, contohnya
dengan penggunaan material kayu yang seolah-olah langsung dibawa dari alam kedalam
ruangan. Permukaan kasar kayu dapat diperhalus dengan lapisan dari kain. Perpaduan dengan
warna-warni alami, seperti coklat dan cream akan membawa suasana hutan kedalam ruangan
tersebut.
(Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014 :45)
2. Konsep klasik
Konsep interior klasik berasal dari gaya romawi dan yunani. Konsep ini berbasis pada
susunan, keseimbangan, dan harmonisasi yang sempurna. Desain klasik tidak termasuk
elemen modern dan pengaruh yang terjadi saat ini. Interior klasik berangkat dari tradisi.
Sebuah ruangan yan didesain dengan gaya klasik mempuyai banyak titik focus (focal
point). Tungku api unggun, meja besar, dan tangga yang megah adalah beberapa titik fokus
yang sering digunakan. Bila seseorang desainer telah memiliki titik fokusnya, semua elemen
interior yang lain akan difungsikan sebagai penunjang titik fokus tersebut.
(Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014 :46)
4. Konsep futuristik
Konsep yang didasarkan pada imajinasi dan pemahaman desainer tentang sebuah ruangan
dan objek-objek masa depan (future). Biasanya menggunakan bahan-bahan atau material
logam/kombinasi dan model yang biasa digunakan untuk pesawat ulang-alik. Oleh karena
pemahaman dan imajinasi setiap orang bersifat subjektif., konsep ini banyak di ilhami dari
film-film atau refrensi visual lainnya.
Kelebihan konsep futuristik ini terletak pada desain yang bersifat iconic (sebagai
icon/penanda/landmark/tetenger), yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya karena
bentuknya yan lain dari bentuk yang biasanya.
(Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014 :49)
Sumber:
Andie A. Wicaksono, Endah Trisnawati, 2014, Teori Interior, Yogyakarta, Griya Kreasi