Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 49 thn
Alamat : Komplek Yuka
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Tanggal Masuk RS : 20-11-2018
Diagnosa Medis : Dispepsia
No RM : 07-xx-xx
Tanggal Pengkajian : 21-11-2018
2. Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 thn
Pekerjaan : PNS
Alamat : Komplek Yuka
Hubungan dengan Klien : Anak
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tanggal 20 November 2018 klien mengatakan nyeri ulu
hati.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit ini, klien dibawa kedokter
dengan keluhan mengalami penyakit maag untuk diperiksa serta diberikan obat.
Klien mengatakan nyeri ulu hati , perut kembung, tidak nafsu makan, mual dan
disertai muntah sejak 4 hari yang lalu. Setelah itu dibawa ke rumah sakit TPT
karena kondisi nya semakin lemah dan dirawat diruangan Sakti kamar no 16.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan menderita penyakit maag sebelumnya, dan tidak pernah
menderita suatu penyakit yang infeksi seperti Hepatitis dan TBC, tetapi menderita
penyakit DM.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit
maag, keluarga klien tidak pernah menderita penyakit infeksi seperti Hepatitis,
TBC, dan keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti : penyakit
Hipertensi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum klien pada tanggal 20 November 2018 Dengan kesadaran compos
mentis, dengan GCS 4.5.6.
Eye : 4 (membuka mata spontan)
Verbal : 5 (baik)
Motorik : 6 ( mengikuti perintah)
Keterangan :
Eye (respon membuka mata)
4 : spontan
3 : dengan rangsang suara (anjurkan pasien membuka mata)
2 : dengan rangsangan nyeri ( misalkan menekan kuku jari)
1 : tidak ada respon
Verbal
5 : orientasi baik.
4 : bingung, bicara mengacau, disorientasi tempat dan waktu.
3 : berkata biasa.
2 : suara tanpa arti.
1 : tidak ada respon.
Motorik
6 : mengikuti perintah.
5 : melokalisir nyeri ( menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri )
4 : withdraws ( menghindar/ menarik ektremitas atau tubuh menjauhi stimulus
saat diberi rangsang nyeri).
3 : flexi abnormal ( tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
ekstensi saat diberi rangsang nyeri).
2 : extensi abnormal ( tangan satu atau keduanya extensi disisi tubuh, dengan jari
mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
1: tidak ada respon.
TTV :
TD : 125/80 Nadi :95 , RR :25 x/m, Suhu : 36,00C
Pupil : isokor
Antropometri :
BB : 45 kg
TB : 155 cm.
2. Kulit
Kulit klien berwarna sawo matang, kulit teraba hangat, turgor kulit normal 2<
detik, kulitnya bersih dan lembab, tidak ada kelainan pada kulit, tidak ada
kerusakan integritas kulit dan tidak luka atau ulkus pada kulit.
3. Kepala dan Leher
Hasil pengkajian Keadaan kepala dan leher tampak simestris, kebersihan
kepala dan leher baik. Pada leher tidak ada pembesaran vena jagularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, Pertumbuhan
rambut merata, tidak ada ketombe, warna kulit kepala putih kekuningan, tidak
terdapat benjolan, tidak ada keterbatasan gerak leher dan mengeluh pusing bila
badan panas.
4. Penglihatan dan Mata
Fungsi mata kelihatan baik. Konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera normal
putih, tidak ada ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Penglihatan
mata kiri dan kanan normal.
5. Penciuman dan Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada gangguan penciuman, hidung tampak
bersih., tidak ada polip, tidak ada sumbutan, tidak ada peradangan, tidak ada
sputum yang kental , tidak ada darah yang keluar dari hidung, tidak menggunakan
cuping hidung untuk bernafas, tidak ada kelainan bentuk hidung, Tes penciuman
klien baik dapat membedakan bau-bau seperti minyak kayu putih dan siruf.
6. Pendengaran dan Telinga
kedua telinga terlihat simetris tidak ada kelainan, Pendengaran baik tidak ada
gangguan, saat disebutkan nama pasien dapat merespon, tidak ada cairan yang
kental, nanah dan darah, telinga klien dalam keadaan bersih, tidak menggunakan
alat bantu pendengaran, tidak ada kelainan bentuk telinga.
7. Mulut dan Gigi
Mukosa bibir terlihat kering, tidak ada gangguan menelan, menggunakan gigi
palsu pada gigi bagian depan, tidak ada peradangan pada mulut, gusi dan
faringnya.
8. Dada
a. Jantung (IPPA)
Inspeksi : dada simestris.
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : tidak terjadi pelebaran atau pelebaran jantung.
Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 tunggal,
tidak ada suara jantung tambahan (S3).
b. Paru ( IPPA)
Inspeksi : dada simetris.
Palpasi : pengembangan dada simetris kiri dan kanan
Perkusi : bunyi resonan/sonor.
Auskultasi :tidak terdapat suara atau bunyi tambahan seperti ronchi
dan whezzing.
9. Abdomen
Inspeksi : keadaan abdomen tidak menggunakan otot bantu napas , tidak
ada benjolang dan kulit berwarna sawo matang.
Palpasi : tidak teraba massa pada abdomen, turgor kulit normal dan tidak
ada asites
Perkusi : bunyi timpani
Auskultasi : bising usus 8-12 x/mnt.
10. Genetalia dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada keluhan saat BAB dan BAK,
tidak ada kelainan.
11. Ektremitas Atas dan Bawah
5 5
5 5
Ket :
5 : kekuatan utuh.
4 : melawan gravitasi dan dapat mengatasi sedikit tahanan yang diberikan.
3 : mampu menahan walau sedikit didorong.
2 : mampu menahan gerakan saja.
1 : ada sedikit gerakan dan tahanan saat jatuh.
0 : tidak mampu bergerak.
Ekstremitas Atas : mampu bergerak bebas dan tangan kanan terpasang infus RL
12 tpm (tetes permenit), tidak ada kemerahan atau edema.
Ekstremitas bawah : mampu bergerak bebas, tidak ada edema dan lesi.
D. Kebutuhan Fisik, Psikologi,Sosial dan Spritual
1. Aktivitas dan latihan (di Rumah dan di RS)
Di rumah : klien beraktivitas sangat aktif seperti membersihkan rumah, memasak,
dan lain-lain.
Di RS : berbaring, tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Memerlukan bantuan
dan pengawasan orang lain. Kadang-kadang duduk dibantu oleh keluarga yaitu
anak laki-laki nya. Tampak keadaan klien lemah dan letih. Dengan skala aktivitas
2 (Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain).
Skala Aktivitas
1 Mandiri
2 Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
3 Memerlukan bantuan, pengawasan, bimbingan sederhana
4 Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan alat bantu
5 Ketergantungan total
2. Istirahat dan tidur (di Rumah dan di RS)
Di rumah : kebiasaan tidur pada malam hari pada jam 8 malam tetapi sering
terbangun pada tengah malam dan kadang-kadang nyenyak.
Di RS : kebiasaan tidur pada malam hari tidak menentu karena pengaruh obat jadi
sering mengantuk, dan pada saat siang hari sering tidur.
3. Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 2x sehari, gosok gigi setiap hari setelah selesai mandi, dan
mengganti pakaian setelah selesai mandi.
Di RS : Untuk membersihkan diri dibantu oleh anak kandungnya yaitu diseka
pada pagi hari sebelum anaknya berangkat kerja.
4. Nutrisi
Di rumah : kebiasaan makan 3 kali sehari dan minum sering, tidak ada pantangan
makanan, tidak ada makanan yang menyebabkan alergi, minum 6 gelas perhari
dan bisa lebih dari pada itu karena sering haus dan jenis minumannya air putih
tetapi pada pagi hari itu sering minum teh.
Di RS : pola makan berkurang, dan mengalami gangguan makan karena sering
mual dan tidak nafsu makan. Tidak ada diet yang diberikan
5. Eliminasi
Di rumah : Pola BAB & BAK normal, tidak ada keluhan saat eleminasi. Tetapi
sering BAK pada malam hari.
Di RS : Pola BAB & BAK normal, tidak ada keluhan saat eleminasi. Tetapi
sering BAK pada malam hari.
6. Seksualitias
Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah.
7. Psikologis
Klien ingin segera sembuh dari penyakitnya, klien mengetahui tentang penyakit
nya seperti tanda gejala dan penyebabnya.
8. Sosial
Sebelum sakit klien berinteraksi baik dengan anaknya, keluarga dan tetangga
disekitar rumah, saat sakit klien tampak lemah, lemas dan sering tidur, saat
berinteraksi dengan perawat klien dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak ada
penolakan saat dilakukan pengkajian.
9. Spritual
Klien beragama islam, klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.
E. Data fokus
Data subjektif
klien mengatakan nyeri ulu hati, perut kembung, tidak nafsu makan, mual dan disertai
muntah.
Data objektif
TTV
TD : 125/80 Nadi :95 , RR :25 x/m, Suhu : 36,00C
Inspeksi :
F. Pemeriksaan Diagnostik
G. Terapi Farmakologi
No Nama obat / Terapi Jenis obat Dosis Indikasi
1 Infus RL (Ringer Laktat) Cairan infus 12 tpm Mengendalikan
steril keseimbangan
elektrolit pada
dehedrasi.
ANALISA DATA
Nama : Ny. M
No RMK : 07-xx-xx
Hari/tanggal : 20-November 2018
Nama : Ny. M
No RMK : 07-xx-xx
Hari/Tanggal : 20-November-2018
Usia : 49 thn
Diagnosa Medis : Dispepsia.
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 DS : Setelah dilakukan - Kaji tingkat nyeri - berguna dalam
1. klien tindakan 1x7 jam (0-10) pengawasan
mengatakan keperawatan diharapkan - Berikan istirahat kefektifan
nyeri ulu hati. terjadinya penurunan dengan posisi obat, kemajuan
2. Klien atau hilangnya nyeri. semifowler. penyembuhan
mengatakan Kriteria Hasil : klien - Anjurkan klien - dengan posisi
tidak nafsu dapat melaporkan untuk menghindari semi-fowler
makan. terjadinya penurunan makanan yang dapat dapat
Do : atau hilangnya nyeri meningkatkan kerja menghilangka
3. TTV asam lambung. n tegangan
TD : 125/80 - Anjurkan untuk abdomen yang
MmHg tetap mengatur waktu bertambah
Nadi : 95 makanan. dengan posisi
x/menit - Observasi TTV telentang
RR : 25 x/m, - Diskusikan dan - dapat
Suhu : 36,00C ajarkan teknik menghilangka
4. Klien terlihat relaksasi. n nyeri
gelisah dan - Kolaborasi akut/hebat dan
cemas. dengan menurunkan
Skala nyeri : pemberian obat aktivitas
0 : tidak ada analgesik. peristaltik
nyeri - mencegah
1: nyeri seperti terjadinya
gatal. perih pada ulu
2 : nyeri hati/epigastriu
terpukul m
3 : nyeri perih. - sebagai
4 : nyeri seperti indikator untuk
kram atau kaku. melanjutkan
5 : nyeri seperti intervensi
tertekan atau berikutnya
bergerak. - Mengurangi
6 : nyeri seperti rasa nyeri atau
terbakar atau dapat
ditusuk-tusuk. terkontrol
9,8,7 : sangat - Menghilangka
nyeri tetapi n rasa nyeri
masih dapat dan
dikontrol. mempermudah
10 : sangat kerjasama
nyeri dan tidak dengan
dapat dikontrol. intervensi
terapi lain