Sie sind auf Seite 1von 9

AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA DAUN LIDAH BUAYA

(Aloe barbadensis Miller)

(ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF ALOE VERA LEAF INFUSE


[Aloe barbadensis Miller])

Nunung Sulistyani, Eni Kurniati, Yakup, dan Risa Ayu Cempaka


Akademi Analis Kesehatan Manggala
Jl. Bratajaya 25 Sokowaten Banguntapan Bantul
e-mail: nunungsulistyani@aakmanggala.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antibakteri infusa daun lidah buaya
(Aloe barbadensis Miller) pada bakteri Pseudomonas aeroginosa, Salmonella
typhi, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia. Penelitian ini
dilakukan dengan metode difusi sumuran untuk menguji aktivitas antibakteri infusa
daun lidah buaya pada konsentrasi 20, 40, dan 60% sebagai antibakteri terhadap
bakteri Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan
Streptococcus pneumonia. Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan terbentuknya
zona bening di sekitar sumuran. Infusa daun lidah buaya pada konsentrasi
60% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeroginosa yang
ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening sebesar 16,5 mm, bakteri Salmonella
typhi sebesar 34 mm, dan Staphylococcus aureus sebesar 15 mm. Infusa daun
lidah buaya pada konsentrasi 60% tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pneumonia yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona bening
di sekitar sumuran. Hasil penelitian ini menunjukkan infusa daun lidah buaya dapat
digunakan sebagai agen antibakteri bakteri patogen Pseudomonas aeroginosa,
Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus.

Kata kunci: antibakteri, infusa daun lidah buaya, difusi sumuran

Abstract
The aim of this studi is to examine the antibacterial activity of aloe vera leaf
infuse (Aloe barbadensis Miller) against human pathogens such as Pseudomonas
aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
pneumonia. Antibacterial activity test of 20, 40, and 60% aloe vera leaf infuse
was using agar well diffusion method. The antibacterial activity is indicated by the
formation of a clear zone around the wells. All the concentration of aloe vera leaf
infuse (Aloe barbadensis Miller) showed significant antibacterial activity against
Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, but did not
show antibacterial activity against Streptococcus pneumonia. Aloe vera leaves
infuse at a concentration of 60% can inhibit the growth of Pseudomonas aeroginosa
indicated by the formation of a clear zone (16.5 mm), the bacteria Salmonella typhi
(34 mm), and Staphylococcus aureus (15 mm). The research recommended aloe

120
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)

vera leaf would be suitable for use as antibacterial agent of disease caused by
Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, and Staphylococcus aureus.

Keywords: antibacterial, aloe vera leaf infuse, agar well diffusion

PENDAHULUAN pencahar, antibengek, luka bakar, obat batuk,


Tanaman obat memiliki peran penting antituberkulosis, kencing nanah akut, sifilis,
dalam pengobatan. Pembuktian empiris dan wasir.
menunjukkan bahwa khasiat tanaman obat Ariyanti, Darmayasa, dan Sudirga
dapat mengobati berbagai macam penyakit. (2012) menjelaskan bahwa ekstrak kulit
Terdapat lebih dari 1.000 jenis tanaman daun lidah buaya konsentrasi 100% mampu
obat di Indonesia yang telah dimanfaatkan. menghambat dan membunuh pertumbuhan
Meningkatnya resistensi bakteri patogen bakteri Stapylococcus aureus dengan rata-
menyebabkan pencarian akan antibakteri rata diameter zona bening sebesar 11,8
baru terus dilakukan termasuk dari mm dan Escherichia coli dengan rata-rata
tanaman obat. Efektifitas pemilihan tanaman diameter zona bening sebesar 6,81 mm. Hal
obat sebagai alternatif pengobatan penyakit ini senada dengan Agarry, Olayeye, dan
diduga karena efek samping yang rendah. Bello-Michael (2005) yang menyatakan
Salah satu tanaman yang saat ini sedang bahwa ekstrak lidah buaya konsentrasi 25
dikembangkan untuk pengobatan berbagai mg/ml menunjukkan efektifitas terhadap S.
penyakit adalah lidah buaya. aureus dengan zona bening 18 mm oleh gel
Lidah buaya merupakan tanaman dan 4 mm oleh kulit daun lidah buaya.
yang fungsional karena semua bagian dari Kemampuan tanaman lidah buaya
tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk sebagai antibakteri dikarenakan kandungan
perawatan tubuh maupun untuk mengobati senyawa aktif. Lidah buaya mengandung
berbagai penyakit. Furnawanthi (2007) 12 jenis antrakuinon sebagai antibakteri dan
menyatakan lidah buaya bermanfaat untuk antivirus yang poten (Saeed et al., 2003).
menurunkan kadar gula dalam darah bagi Selain antrakuinon, lidah buaya mengandung
penderita diabetes, mengontrol tekanan kuinon, saponin, aminoglukosida, lupeol,
darah, menstimulasi kekebalan tubuh ter- asam salisilat, tanin, nitrogen urea, asam
hadap serangan penyakit kanker. Senada sinamat, fenol, sulfur, flavonoid dan minyak
dengan Syukur dan Hernani (2006) daun atsiri yang berfungsi sebagai antimikroba
lidah buaya juga bermanfaat sebagai obat (Agarry et al., 2005).

121
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016

Kemampuan tanaman lidah buaya monas aeroginosa, Salmonella typhi,


sebagai antibakteri ditentukan dengan Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
mengukur kepekaan suatu bakteri patogen pneumonia dengan konsentrasi 108 CFU/ml,
terhadap aktivitas antibakteri. Pengukuran media biakan bakteri Muller Hinton Agar
aktivitas antibakteri umumnya dilakukan (MHA), Nutrient Agar (NA), Mac Conkey
dengan menggunakan metode metode dilusi Agar (MCA), Blood Agar Plate (BAP),
atan metode difusi. Brooks, Carroll, Butel, NaCl, dan akuades.
& Morse (2012) menyatakan bahwa metode Pembuatan infusa daun lidah buaya
dilusi menggunakan substansi antimikroba dimulai dengan menimbang 10 g serbuk
dalam kadar bertingkat yang dicampurkan ke daun lidah buaya dan ditambahkan 10
dalam medium bakteriologis solid atau cair. ml akuades steril dalam labu elenmeyer,
Harmita dan Radji (2008) mengemukakan kemudian dipanaskan menggunakan water
bahwa metode difusi merupakan metode bath selama 15 menit terhitung saat suhu
yang umum digunakan. Metode difusi dapat mencapai 90ºC. Selanjutnya larutan infusa
dilakukan dengan metode sumuran atau daun lidah buaya dalam keadaan panas
menggunakan kertas cakram antibakteri. tersebut disaring menggunakan corong kaca
Berdasarkan pengalaman empiris yang dilapisi kertas saring. Hasil dari proses
dalam menggunakan lidah buaya sebagai tersebut merupakan infusa daun lidah buaya
obat tradisional, untuk itu penelitian konsentrasi 100%. Konsentrasi infusa daun
ini dilakukan untuk mengkaji aktivitas lidah buaya 20, 40, dan 60% didapat melalui
antibakteri infusa daun lidah buaya terhadap pengenceran dan selanjutnya digunakan
bakteri patogen Pseudomonas aeroginosa, pada penelitian ini.
Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Uji konfirmasi bakteri uji dilakukan
dan Streptococcus pneumonia. untuk mendapatkan kultur murni. Suspensi
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella
METODE typhi dan Streptococcus pneumoniae di-
Penelitian ini menggunakan Erlen- tanam pada media MCA, suspensi bakteri
meyer, cawan petri, cork borer diameter Staphylococcus aureus ditanam pada media
5mm, waterbath, dan incubator. Bahan BAP. Uji konfirmasi dilanjutkan dengan uji
yang digunakan dalam penelitian ini adalah biokimiawi pada masing-masing suspensi
daun lidah buaya yang sudah tua diperoleh bakteri.
dari pasar Tlagareja, Godean, Sleman, Uji aktivitas antibakteri ini dilakukan
Yogyakarta, suspensi bakteri Pseudo- dengan menggunakan metode difusi

122
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)

sumuran. Suspensi Pseudomonas aero- HASIL DAN PEMBAHASAN


ginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus Berdasarkan uji aktivitas antibakteri
aureus, dan Streptococcus pneumonia yang infusa daun lidah buaya diketahui bahwa daun
telah distandarisasi dengan Mac Farland (108 lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri
CFU/ml) masing-masing ditanam dengan terhadap Pseudomonas aeroginosa, Sal-
metode streak plate pada media MHA. monella typhi, dan Staphylococcus aureus
Selanjutnya dibuat sumuran dengan diameter dengan terbentuk zona bening di sekitar
5 mm, satu sumuran ditetesi kontrol negatif sumuran (Gambar 1).
(akuades), sumuran lainnya ditetesi dengan Hasil penelitian menunjukan adanya
infusa daun lidah buaya dengan konsentrasi aktivitas antibakteri infusa daun lidah
20, 40, dan 60% masing-masing sebanyak buaya terhadap pertumbuhan bakteri
3 tetes. Pengamatan dilakukan 1 hari dari Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi
waktu inokulasi dengan mengamati ada atau dan Staphylococcus aureus yang ditunjukan
tidaknya zona bening di sekitar sumuran dengan adanya zona bening di sekitar
tersebut. sumuran. Sementara infusa daun lidah

Gambar 1. Contoh Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (A) Menghambat
Pertumbuhan Salmonella typhi dan (B) Menghambat Pertumbuhan
Staphylococcus aureus

123
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016

buaya tidak memiliki aktivitas antibakteri lidah buaya dengan konsentrasi 50% mampu
terhadap Streptococcus pneumonia. Tidak menghambat pertumbuhan Pseudomonas
adanya zona bening di sekitar sumuran aeruginosa diameter zona hambat sebesar 9
diduga karena daun lidah buaya tersebut mm.
tidak menghasilkan senyawa antibakteri Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
yang dapat menghambat pertumbuhan konsentrasi 60% infusa daun lidah buaya
Streptococcus pneumonia. Sedangkan pada mampu menghambat pertumbuhan
kontrol menggunakan akuades (kontrol Salmonella typhi dengan terbentuknya zona
negatif) tidak terdapat zona bening. Hal ini hambat di sekitar sumuran sebesar 34mm.
menunjukkan bahwa akuades tidak memiliki Hal ini senada dengan Lawrence, Tripathi,
aktivitas antibakteri. Hasil ini ditunjukkan dan Jeyakumar (2009) yang menyatakan
pada Tabel 1. bahwa ekstrak gel lidah buaya mampu
Hasil uji aktivitas antibakteri infusa menghambat bakteri Salmonella typhi
daun lidah buaya dengan konsentrasi dengan terbentuknya zona hambat di sekitar
60%, diketahui bahwa secara signifikan sumuran sebesar 14,66 mm.
mampu menghambat pertumbuhan Pseu- Aktivitas antibakteri infusa daun
domonas aeruginosa sebesar 16,5 mm lidah buaya pada konsentrasi 60% mampu
(Tabel 1). Isabela (2009) menyatakan menghambat petumbuhan Staphylococcus
bahwa ekstrak lidah buaya mampu aureus dengan terbentuknya zona hambat
menghambat pertumbuhan Pseudomonas di sekitar sumuran sebesar 15 mm.
aeruginosa secara in vitro. Hasil yang sama Kedarnath, Kamble, Chimkod, dan Patil
ditunjukkan oleh Ariane (2009) ekstrak (2013) menyatakan ekstrak daun lidah

Tabel 1
Diameter Zona Bening Infusa Daun Lidah Buaya terhadap Bakteri Patogen
Konsentrasi Diameter Zona bening (mm)
Infusa Daun P. S.
Lidah Buaya (%) S. typhi S. aureus
aeruginosa pneumonia
Kontrol negatif 0 0 0 0
20% 12,5 13,60 11,7 0
40% 14,5 19,40 13,5 0
60% 16,5 34,00 15 0

124
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)

buaya konsentrasi 20 mg memiliki aktivitas Senyawa lain yang terdapat pada lidah
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus buaya yaitu Saponin, Sterol, Acemannan,
yang ditunjukkan dengan zona hambat Antrakuinon (Newall, Anderson, &
sebesar 15 mm. Phillipson, 1996; Purbaya, 2003;
Hasil pada penelitian ini menunjukkan Furnawanthi, 2004; Wu, Ouyang, Xiao,
kemampuan aktivitas antibakteri daun lidah Gao, & Liu, 2006). Kuinon merupakan
buaya terhadap beberapa bakteri patogen. penyedia radikal bebas yang stabil. Kuinon
Senada dengan itu, Nejatzadeh-Barandozi juga diketahui dapat membentuk kompleks
(2013) menyatakan bahwa ekstrak daun yang irreversibel dengan gugus nukleofilik
lidah buaya memiliki aktivitas antibakeri. asam amino dari protein, sehingga sering
Kemampuan aktivitas antibakteri lidah buaya menyebabkan protein bakteri menjadi inaktif
diduga karena kandungan senyawa aktif. dan kehilangan fungsinya dan menyebabkan
Kandungan senyawa aktif yang bakteri tersebut tidak dapat tumbuh dalam
terdapat pada lidah buaya yaitu asam media yang terdapat ekstrak lidah buaya
fenolat/polifenol, fitosterol, asam lemak, (Cowan, 1999; Wu et al., 2006).
indol, alkane, pirimidin, alkaloid, asam Mekanisme kerja dari senyawa
organic, aldehid, asam dikarboksilat, keton, saponin adalah mengganggu komponen
dan alkohol (Nejatzadeh-Barandozi, 2013). penyusun peptidoglikan pada dinding sel
Mekanisme antibakteri pada senyawa bakteri (lipoprotein). Hal ini berakibat pada
fenolat terhadap bakteri yaitu senyawa fenol menurunnya tegangan permukaan lipid,
dan turunannya yang dapat mengubah sifat permeabilitas sel berubah, dan mekanisme
protein sel bakteri. Perubahan struktur protein tersebut dapat menyebabkan fungsi sel
pada dinding sel bakteri akan meningkatkan bakteri menjadi tidak normal, dan sel bakteri
permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel lisis dan mati (Dwidjoseputro, 1994; Voight,
akan terhambat dan kemudian sel menjadi 1994; Brooks et al., 2007).
rusak. Flavonoid merupakan senyawa Lawrence et al. (2009) mengidentifikasi
turunan fenol yangterdapat pada tumbuhan komponen senyawa kimia pada lidah buaya
dan larut dalam air. Mekanisme kerja dari yang berperan dalam mekanisme antibakteri.
flavonoid dalam menghambat pertumbuhan Senyawa Pyrocatechol, asam sinamat,
bakteri yaitu dengan terjadinya kerusakan asam p-coumaric, dan asam askorbat
permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom menunjukkan kemampuan maksimum
dan lisosom (Harborne, 1996). aktivitas antibakteri.

125
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016

Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin dinding sel bakteri gram negatif lebih rentan
besar konsentrasi infusa daun lidah buaya terhadap pemberian antibiotik atau bahan
maka semakin besar diameter zona bening antibakteri.
yang dibentuk. Hal ini menunjukkan bahwa Infusa daun lidah buaya diketahui
semakin tinggi aktivitas antibakteri daun tidak dapat menghambat Streptococcus
lidah buaya. Hal ini sesuai dengan pendapat pneumonia. Hal tersebut ditunjukkan
Pelczar dan Chan (1988) yang menyatakan dengan tidak terbentuknya zona bening.
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu Kontras dengan Begum, Shimmi, Rowshan,
zat antimikroba akan semakin cepat sel dan Khanom (2016) yang menyatakan
mikroorganisme terbunuh atau terhambat bahwa ektrak etanol gel lidah buaya
pertumbuhannya. Schelegel (1994), me- menunjukkan kemampuan antibakteri
nyebutkan bahwa kemampuan suatu terhadap Streptococcus pneumonia dengan
bahan antimikroba dalam menghambat terbentuknya zona hambat sebesar 18
pertumbuhan mikroorganisme tergantung mm. kemungkinan perbedaan kemampuan
pada konsentrasi bahan antimikroba itu. antimikrob lidah buaya, karena penggunaan
Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas ektrak lidah buaya untuk menguji aktivitas
antibakteri infusa daun lidah buaya antibakteri lebih efektif.
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Tidak adanya zona bening yang
gram negatif lebih tinggi dibandingkan terbentuk pada Streptococcus pneumonia
dengan bakteri gram positif. Radji (2011) diduga karena komposis dinding bakteri
mengatakan bahwa hal ini disebabkan Streptococcus pneumonia. Velasco, Verheul,
adanya perbedaan struktur dinding sel kedua Verhoef, dan Snippe (1995) menyatakan
jenis bakteri tersebut. Dinding sel bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan
gram posiitif terdiri atas beberapa lapisan bakteri gram positif yang sangat kuat dengan
peptidoglikan yang membentuk struktur berbagai faktor virulensi yang terdapat pada
yang tebal dan kaku serta mengandung struktur kapsul, dinding, maupun komponen
substansi dinding sel yang disebut asam protein intraseluler. Ragam faktor virulensi
teikoat. Sedangkan dinding sel bakteri gram yang ada pada Streptococcus pneumoniae
negatif terdiri atas satu atau lebih lapisan ini membuatnya mampu bertahan ditubuh,
peptidoglikan yang tipis. Karena hanya terhindar dari perlawanan sistem imun, dan
mengandung sedikit lapisan peptidoglikan menyebabkan berbagai penyakit.
dan tidak mengandung asam teikoat, maka

126
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)

SIMPULAN Brooks, G. F., Carroll, K. C., Butel, J. S., &


Kajian pada penelitian ini menunjukkan Morse, S. A. (2007). Jawetz, Melnick
& Adelberg’s medical microbiology
bahwa daun lidah buaya memiliki ativitas (24th ed.). United Stated of America:
antibakteri. Konsentrasi 60% infusa daun McGraw-Hill.
lidah buaya secara siginifikan mampu
Brooks, G. F., Carroll, K. C., Butel, J. S., &
menghambat pertumbuhan Pseudomonas Morse, S. A. (2012). Jawetz, Melnick,
aeruginosa, Salmonella typhi dan Staphylo- & Adelbreg. Mikrobiologi kedokteran
(ed. 25). Jakarta: EGC.
coccus aureus.
Cowan, M. M. (1999). Plant products as
DAFTAR PUSTAKA antimicrobial agents. Departement
of Microbiology, Miami University,
Oxford, Ohio.
Agarry, O. O., Olayeye, M. T., Bello-
Michael, C. O. ( 2005). Comparative
Dwidjoseputro, D. (1994). Dasar-dasar
antimicrobial activities of aloe vera gel
mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
and leaf. Biotechnology, 4(12), 14-34.
Furnawanthi, I. (2007). Khasiat dan manfaat
Ariane, I. (2009). Pengaruh ekstrak
lidah buaya si tanaman ajaib. Jakarta:
lidah buaya (aloe vera) terhadap
Agro Media Pustaka.
pertumbuhan pseudomonas aeruginosa
pada pasien osteomielitis Bangsal
Harborne, J. B. (1996). Metode fitokimia:
Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof.
Penuntun cara modern menganalisa
Dr. R. Soeharso Surakarta Invitro.
tumbuhan. (Terj.: Kosasih Padmawinata
(Skripsi). FK UNS, Surakarta.
& Iwang Soediro). Bandung: ITB.
Ariyanti, N. K., Darmayasa, I. B. G., &
Harmita, & Radji, M. (2008). Buku ajar
Sudirga, S. K. ( 2012). Daya hambat
analisis hayati. Jakarta: EGC.
kulit daun lidah buaya (aloe babadensis
miller terhadap pertumbuhan bakteri
Kedarnath, Kamble, K. M, Chimkod, V. B., &
staphylococcus aureus ATCC 25923
Patil, C. S. (2013). Antimicrobial activity
dan echerichia colli ATTC 25922.
of aloe vera leaf extract. International
Jurnal Biologi, 16(1), 1-4.
Journal of Applied Biology and
Pharmaceutical Technology, 4(4), 286-
Begum, H., Shimmi, S. .C, Rowshan,
290. Dari https://www.researchgate.net/
M. M, Khanom, S. (2016). Effect of
publication/257948745.
ethanolic extract of aloe vera gel on
certain common clinical pathogens.
Nejatzadeh-Barandozi, F. (2013). Anti-
Borneo Journal of Medical Sciences,
bacterial activities and antioxidant
11(2), 19-25. Dari http://jurcon.ums.
capacity of aloe vera. Organic and
edu.my/ojums/index.php/bjms/article/
Medicinal Chemistry Letters, 3(1), 5.
viewFile/574/395.

127
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016

Dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ Saeed, M. A., A h m a d , I . , Yaqub, U.,


pmc/articles/PMC3729540/pdf/2191- Akbar, S., Waheed, A., Saleem, M., &
2858-3-5.pdf. Din, N-u. ( 2003). Aloe vera: A plant
of vital significance. Sci. Vision, 9(1-2),
Lawrence, R., Tripathi, P., & Jeyakumar, 1-13.
E. (2009). Isolation, purification and
evaluation of antibacterial agents Schelegel, H. G. (1994). Mikrobiologi umum
from aloe vera. Braz. J. Microbiol, (Edisi ke-6). Yogyakarta: Gajah Mada
40(4). Dari http://www.scielo.br/scielo. Univerty Press.
php?script=sci_arttext&pid=S1517-
83822009000400023. Syukur, C., & Hernani. (2006). Budidaya
tanaman obat komersial. Jakarta:
Newall, C. A., Anderson, L. A., & Phillipson, Penebar Swadaya.
J. D. (1996). Herbal medicines. A guide
for health-care professionals. London: Velasco, E. A., Verheul, A. F. M.,
The Pharmaceutical Press. Verhoef, J., & Snippe, H. ( 1995).
Streptococcus pneumoniae: Virulence
Pelczar, M. J., & Chan, E. C. S. (1988). factors, pathogenesis, and vaccines.
Dasar-dasar mikrobiologi. (Terj.: Microbiology, 59(4), 591-603.
Ratna Siri Hadioetomo dkk.). Jakarta:
UI Press. Voigt, R. (1994). Buku pelajaran teknologi
farmasi. (Terj.: Nurono). Yogyakarta,
Purbaya, J. R. (2003). Mengenal dan Gajah Mada University Press.
memanfaatkan khasiat aloe vera.
Wu, Y. W., Ouyang, J., Xiao, X. H., Gao,
Bandung: C.V. Pionerjaya. W. Y., & Liu, Y. (2006). Antimicrobial
properties and toxicity of anthraquinones
Radji, M. (2011). Mikrobilogi. Buku ke- by microcalorimetric bioassay. Chinese
dokteran. Jakarta: EGC. J. Chem, 24, 45-50.

128

Das könnte Ihnen auch gefallen