Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antibakteri infusa daun lidah buaya
(Aloe barbadensis Miller) pada bakteri Pseudomonas aeroginosa, Salmonella
typhi, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia. Penelitian ini
dilakukan dengan metode difusi sumuran untuk menguji aktivitas antibakteri infusa
daun lidah buaya pada konsentrasi 20, 40, dan 60% sebagai antibakteri terhadap
bakteri Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan
Streptococcus pneumonia. Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan terbentuknya
zona bening di sekitar sumuran. Infusa daun lidah buaya pada konsentrasi
60% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeroginosa yang
ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening sebesar 16,5 mm, bakteri Salmonella
typhi sebesar 34 mm, dan Staphylococcus aureus sebesar 15 mm. Infusa daun
lidah buaya pada konsentrasi 60% tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pneumonia yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona bening
di sekitar sumuran. Hasil penelitian ini menunjukkan infusa daun lidah buaya dapat
digunakan sebagai agen antibakteri bakteri patogen Pseudomonas aeroginosa,
Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus.
Abstract
The aim of this studi is to examine the antibacterial activity of aloe vera leaf
infuse (Aloe barbadensis Miller) against human pathogens such as Pseudomonas
aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
pneumonia. Antibacterial activity test of 20, 40, and 60% aloe vera leaf infuse
was using agar well diffusion method. The antibacterial activity is indicated by the
formation of a clear zone around the wells. All the concentration of aloe vera leaf
infuse (Aloe barbadensis Miller) showed significant antibacterial activity against
Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, but did not
show antibacterial activity against Streptococcus pneumonia. Aloe vera leaves
infuse at a concentration of 60% can inhibit the growth of Pseudomonas aeroginosa
indicated by the formation of a clear zone (16.5 mm), the bacteria Salmonella typhi
(34 mm), and Staphylococcus aureus (15 mm). The research recommended aloe
120
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)
vera leaf would be suitable for use as antibacterial agent of disease caused by
Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, and Staphylococcus aureus.
121
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016
122
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)
Gambar 1. Contoh Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (A) Menghambat
Pertumbuhan Salmonella typhi dan (B) Menghambat Pertumbuhan
Staphylococcus aureus
123
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016
buaya tidak memiliki aktivitas antibakteri lidah buaya dengan konsentrasi 50% mampu
terhadap Streptococcus pneumonia. Tidak menghambat pertumbuhan Pseudomonas
adanya zona bening di sekitar sumuran aeruginosa diameter zona hambat sebesar 9
diduga karena daun lidah buaya tersebut mm.
tidak menghasilkan senyawa antibakteri Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
yang dapat menghambat pertumbuhan konsentrasi 60% infusa daun lidah buaya
Streptococcus pneumonia. Sedangkan pada mampu menghambat pertumbuhan
kontrol menggunakan akuades (kontrol Salmonella typhi dengan terbentuknya zona
negatif) tidak terdapat zona bening. Hal ini hambat di sekitar sumuran sebesar 34mm.
menunjukkan bahwa akuades tidak memiliki Hal ini senada dengan Lawrence, Tripathi,
aktivitas antibakteri. Hasil ini ditunjukkan dan Jeyakumar (2009) yang menyatakan
pada Tabel 1. bahwa ekstrak gel lidah buaya mampu
Hasil uji aktivitas antibakteri infusa menghambat bakteri Salmonella typhi
daun lidah buaya dengan konsentrasi dengan terbentuknya zona hambat di sekitar
60%, diketahui bahwa secara signifikan sumuran sebesar 14,66 mm.
mampu menghambat pertumbuhan Pseu- Aktivitas antibakteri infusa daun
domonas aeruginosa sebesar 16,5 mm lidah buaya pada konsentrasi 60% mampu
(Tabel 1). Isabela (2009) menyatakan menghambat petumbuhan Staphylococcus
bahwa ekstrak lidah buaya mampu aureus dengan terbentuknya zona hambat
menghambat pertumbuhan Pseudomonas di sekitar sumuran sebesar 15 mm.
aeruginosa secara in vitro. Hasil yang sama Kedarnath, Kamble, Chimkod, dan Patil
ditunjukkan oleh Ariane (2009) ekstrak (2013) menyatakan ekstrak daun lidah
Tabel 1
Diameter Zona Bening Infusa Daun Lidah Buaya terhadap Bakteri Patogen
Konsentrasi Diameter Zona bening (mm)
Infusa Daun P. S.
Lidah Buaya (%) S. typhi S. aureus
aeruginosa pneumonia
Kontrol negatif 0 0 0 0
20% 12,5 13,60 11,7 0
40% 14,5 19,40 13,5 0
60% 16,5 34,00 15 0
124
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)
buaya konsentrasi 20 mg memiliki aktivitas Senyawa lain yang terdapat pada lidah
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus buaya yaitu Saponin, Sterol, Acemannan,
yang ditunjukkan dengan zona hambat Antrakuinon (Newall, Anderson, &
sebesar 15 mm. Phillipson, 1996; Purbaya, 2003;
Hasil pada penelitian ini menunjukkan Furnawanthi, 2004; Wu, Ouyang, Xiao,
kemampuan aktivitas antibakteri daun lidah Gao, & Liu, 2006). Kuinon merupakan
buaya terhadap beberapa bakteri patogen. penyedia radikal bebas yang stabil. Kuinon
Senada dengan itu, Nejatzadeh-Barandozi juga diketahui dapat membentuk kompleks
(2013) menyatakan bahwa ekstrak daun yang irreversibel dengan gugus nukleofilik
lidah buaya memiliki aktivitas antibakeri. asam amino dari protein, sehingga sering
Kemampuan aktivitas antibakteri lidah buaya menyebabkan protein bakteri menjadi inaktif
diduga karena kandungan senyawa aktif. dan kehilangan fungsinya dan menyebabkan
Kandungan senyawa aktif yang bakteri tersebut tidak dapat tumbuh dalam
terdapat pada lidah buaya yaitu asam media yang terdapat ekstrak lidah buaya
fenolat/polifenol, fitosterol, asam lemak, (Cowan, 1999; Wu et al., 2006).
indol, alkane, pirimidin, alkaloid, asam Mekanisme kerja dari senyawa
organic, aldehid, asam dikarboksilat, keton, saponin adalah mengganggu komponen
dan alkohol (Nejatzadeh-Barandozi, 2013). penyusun peptidoglikan pada dinding sel
Mekanisme antibakteri pada senyawa bakteri (lipoprotein). Hal ini berakibat pada
fenolat terhadap bakteri yaitu senyawa fenol menurunnya tegangan permukaan lipid,
dan turunannya yang dapat mengubah sifat permeabilitas sel berubah, dan mekanisme
protein sel bakteri. Perubahan struktur protein tersebut dapat menyebabkan fungsi sel
pada dinding sel bakteri akan meningkatkan bakteri menjadi tidak normal, dan sel bakteri
permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel lisis dan mati (Dwidjoseputro, 1994; Voight,
akan terhambat dan kemudian sel menjadi 1994; Brooks et al., 2007).
rusak. Flavonoid merupakan senyawa Lawrence et al. (2009) mengidentifikasi
turunan fenol yangterdapat pada tumbuhan komponen senyawa kimia pada lidah buaya
dan larut dalam air. Mekanisme kerja dari yang berperan dalam mekanisme antibakteri.
flavonoid dalam menghambat pertumbuhan Senyawa Pyrocatechol, asam sinamat,
bakteri yaitu dengan terjadinya kerusakan asam p-coumaric, dan asam askorbat
permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom menunjukkan kemampuan maksimum
dan lisosom (Harborne, 1996). aktivitas antibakteri.
125
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016
Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin dinding sel bakteri gram negatif lebih rentan
besar konsentrasi infusa daun lidah buaya terhadap pemberian antibiotik atau bahan
maka semakin besar diameter zona bening antibakteri.
yang dibentuk. Hal ini menunjukkan bahwa Infusa daun lidah buaya diketahui
semakin tinggi aktivitas antibakteri daun tidak dapat menghambat Streptococcus
lidah buaya. Hal ini sesuai dengan pendapat pneumonia. Hal tersebut ditunjukkan
Pelczar dan Chan (1988) yang menyatakan dengan tidak terbentuknya zona bening.
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu Kontras dengan Begum, Shimmi, Rowshan,
zat antimikroba akan semakin cepat sel dan Khanom (2016) yang menyatakan
mikroorganisme terbunuh atau terhambat bahwa ektrak etanol gel lidah buaya
pertumbuhannya. Schelegel (1994), me- menunjukkan kemampuan antibakteri
nyebutkan bahwa kemampuan suatu terhadap Streptococcus pneumonia dengan
bahan antimikroba dalam menghambat terbentuknya zona hambat sebesar 18
pertumbuhan mikroorganisme tergantung mm. kemungkinan perbedaan kemampuan
pada konsentrasi bahan antimikroba itu. antimikrob lidah buaya, karena penggunaan
Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas ektrak lidah buaya untuk menguji aktivitas
antibakteri infusa daun lidah buaya antibakteri lebih efektif.
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Tidak adanya zona bening yang
gram negatif lebih tinggi dibandingkan terbentuk pada Streptococcus pneumonia
dengan bakteri gram positif. Radji (2011) diduga karena komposis dinding bakteri
mengatakan bahwa hal ini disebabkan Streptococcus pneumonia. Velasco, Verheul,
adanya perbedaan struktur dinding sel kedua Verhoef, dan Snippe (1995) menyatakan
jenis bakteri tersebut. Dinding sel bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan
gram posiitif terdiri atas beberapa lapisan bakteri gram positif yang sangat kuat dengan
peptidoglikan yang membentuk struktur berbagai faktor virulensi yang terdapat pada
yang tebal dan kaku serta mengandung struktur kapsul, dinding, maupun komponen
substansi dinding sel yang disebut asam protein intraseluler. Ragam faktor virulensi
teikoat. Sedangkan dinding sel bakteri gram yang ada pada Streptococcus pneumoniae
negatif terdiri atas satu atau lebih lapisan ini membuatnya mampu bertahan ditubuh,
peptidoglikan yang tipis. Karena hanya terhindar dari perlawanan sistem imun, dan
mengandung sedikit lapisan peptidoglikan menyebabkan berbagai penyakit.
dan tidak mengandung asam teikoat, maka
126
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Lidah Buaya (Sulistyani, N., dkk.)
127
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 21, Nomor 2, Oktober 2016
128