Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dosen Pembimbing
drg. Hj. Aning Susilowati
Arif Driyagusta P
012106088
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
1
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 012106088
Pembimbing
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Gigi-gigi manusia yang pertama erupsi adalah gigi susu dimulai pada usia
anak sekitar 6-7 bulan sesudah kelahiran dan biasanya semua sudah erupsi pada
usia 2,5 sampai 3 tahun. Gigi susu akan digantikan oleh gigi permanen yang
diawali dengan erupsi molar pertama dan incisivus sentralis bawah permanen.1,2,3
Meskipun gigi susu hanya bersifat sementara namun memiliki fungsi yang
dengan permanen dapat menyebabkan anomali pada masa gigi permanen. Secara
normal, gigi susu akan tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen
penggantinya erupsi, namun sering dijumpai adanya gigi susu yang tetap bertahan
pada lengkung gigi melebihi waktu yang normal yang disebut dengan persistensi.
resporpsi akar gigi susu yang lambat, hypotiroidism dan karena posisi abnormal
terganggu sehingga gigi permanen dapat erupsi ke sebelah lingual, labial, bukal
anomali seperti gigitan terbalik anterior yaitu gigi anterior atas permanen berada
4
disebelah lingual dari gigi anterior bawah, gigi impaksi yaitu gigi permanen yang
terpendam karena jalan erupsinya terhalang gigi yang persisten dan juga dapat
oleh karena itu, penulis berharap pembahasan dalam laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk lebih memahami tentang persistensi gigi susu
5
BAB II
DESKRIPSI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
a. Nama : An. A
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 8 tahun
d. Alamat : Jl. Bergota I RT 1, RW 4, Semarang
e. Suku bangsa : Jawa
f. Tanggal periksa : 8 Agustus 2015
6
Pasien merupakan siswa kelas 2 SD. Pasien berobat
menggunakan biaya pribadi. Kesan ekonomi cukup.
3. Intra Oral
a) Jaringan lunak
- Mukosa : tidak ada kelainan
- Lidah : tidak ada kelainan
- Gingiva : tidak ada kelainan
- Palatum : tidak ada kelainan
b) Jaringan keras
- Tulang rahang : tidak ada kelainan
- Gigi geligi :
o Inspeksi : 5.1 caries (+), gigi 1.1 sudah
tumbuh
o Sondase : profunda, nyeri (-)
o Perkusi : (-)
o Tekanan : (-)
o Palpasi : (-)
o Thermal test : tidak dilakukan
4. Status Lokalis
7
Nomenklatur WHO
1.1
5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
8.5. 8.4 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
V. DIAGNOSA
5.1 Persistensi
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PERSISTENSI GIGI
A. Pengertian
Persistensi gigi adalah suatu kasus dimana gigi susu tetap bertahan pada
persisten dengan melihat tabel pergantian antara gigi susu dengan gigi
GIGI GIGI
9
B. Etiologi
Secara normal, akar gigi susu akan diresorpsi sempurna oleh sel-sel osteoklas
sehingga gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal beberapa saat sebelum
lambatnya resorpsi akar gigi susu, hypotiroidism serta malposisi benih gigi
permanen. 6,8,9,10,11.
1. Ankilosis
dan kedua susu rahang bawah. Gigi susu yang ankilosis akan tetap
penggantinya. 3,12.
10
Proses resorpsi akar merupakan proses yang terjadi secara berselang-
seling antara resorpsi aktif dengan masa istirahat. Resorpsi aktif lebih
pendek dari masa istirahat karena pada masa istirahat terjadi proses
3. Hypotiroidism
11
Keadaan ini membuat gigi permanen erupsi ke arah labial, lingual,
dan mukosa yang tebal. Arah erupsi gigi permanen yang menyimpang
Gigitan terbalik anterior disebut juga dengan gigitan silang atau oklusi
atas yang oklusi disebelah lingual gigi anterior bawah dan terkunci
saat gigi-gigi dalam keadaan oklusi sentrik. Kasus ini sering menjadi
2. Gigi impaksi
Gigi impaksi adalah suatu kasus dimana gigi sama sekali tidak erupsi
atau hanya erupsi sebagian saja pada lengkung gigi meskipun sudah
3. Gigi berjejal
12
Istilah gigi berjejal digunakan untuk gigi-gigi yang kurang
tersebut sudah dicabut, tempat yang tersedia tidak cukup untuk gigi
Gejala klinis : keluhan akar gigi keluar menembus gusi, gigi sudah
tumbuh
Pemeriksaan klinis :
E. Terapi14
13
Ekstraksi gigi susu.
BAB IV
PEMBAHASAN
2015 dengan keluhan gigi atas sudah tumbuh ± 2 bulan yang lalu, sedangkan gigi
yang dulu belum tanggal. Pasien tidak merasakan sakit pada gigi, gigi juga tidak
kelaianan. Pada pemeriksaan intraoral didapatkan gigi 5.1 karies profunda, tidak
nyeri, perkusi (-), tekanan (-), palpasi (-), dan terlihat gigi 1.1 sudah tumbuh.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan objektif dapat ditegakkan diagnosa bahwa
14
KESIMPULAN
tahun ditegakkan diagnosa sesuai teori yaitu gigi regio 5.1 mengalami persistensi
gigi susu.
gigi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16