Sie sind auf Seite 1von 19

Alkana dan Sikloalkana

Disusun Oleh :
Nama :
1.Anisah Luthfiyah
2.Astri Wulandari
3.Verdy Anugrah Pratama

Kelas : 3 KIB
Dosen Pengajar : Idha Silviyati, S.T.,M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK SRIWIJAYA 2017
DAFTAR ISI HAL :
4.1 PENDAHULUAN/ DESKRIPSI SINGKAT…………………... 3

4.2. POKOK-POKOK ISI…………………………………………… 3


4.2.1. AYAKAN (SIEVE/SCREEN)………………………………….. 3
4.2.2 Saringan (Filter)…………………………………………………. 13

4.3 KESIMPULAN………………………………………………….. 25

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon
yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai
karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan
senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa
karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. sifat senyawa-senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk
memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,para ahli melakukan pergolongan
hidrokarbon berdasarkan strukturnya,danjenis ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa
karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja.
Golongan ini dinamakan alkana.

b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.

c. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu
mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan
aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
d. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah yang akan
dibahas:

a. Apa pergertian dari Alkana, Alkena dan Akuna?

b. Bagaimana rumus umum dari Alkana, Alkena dan Akuna?

c. Bagaimana tata nama dari Alkana, Alkena dan Akuna?

d. Apa saja sifat-sifat dan reaksi dari Alkana, Alkena dan Akuna?

e. Apa saja kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang dibahas di makalah ini maka penulisan makalah ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan tentang senyawa hidrokarbon.

b. Memberi pengertian dari Alkana, Alkena dan Akuna.

c. Memaparkan rumus umum dan cara tata nama yang benar dari Alkana, Alkena dan Akuna.

d. Memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat beserta kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna dalam
kedupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

Suatu senyawa dikatakan senyawa Hidrokarbon apabila senyawa yang tersusun oleh atom
karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon terbagi menjadi 3 kelompok yaitu hidrokarbon alifatik,
hidokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatik. yang termasuk hidrokarbon – alifatik yaitu alkana, alkena
dan alkuna – alisiklik yaitu sikloalkana dan sikloalkena – aromatik yaitu benzena dan turunannya.

A. Karakteristik Atom Karbon


Kekhasan Atom Karbon
Atom karbon memiliki empat elektron valensi. Keempat elektron valensi tersebut
dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan elektron dengan
atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen
membentuk molekul metana (CH4).
Rumus Lewisnya:

Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan
atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada etana,
etena dan etuna.

Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain


memungkinkan terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai
panjang atau siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon.

Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan
terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus –CH3 maka akan
terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon
berantai atau siklik.

Atom C Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener


Berdasarkan kemampuan atom karbon yang dapat berikatan dengan atom karbon lain,
muncul istilah atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Istilah ini didasarkan pada
jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu.
2.1 Alkana
2.1.1 Rumus Umum Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana mempunyai
rumus :
CnH2n + 2
Dari rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat
ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak bercabang yang sering
disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama Rumus molekul Nama Rumus molekul
metana CH4 heksadekana C16H34
etana C2H6 heptadekana C17H36
propana C3H8 oktadekana C18H38
butana C4H8 nonadekana C19H40
pentana C5H12 eikosana C20H42
heksana C6H14 heneikosana C21H44
heptana C7H16 dokosana C22H46
oktana C8H18 trikosa C23H48
nonana C9H20 tetrakosana C24H50
dekana C10H22 pentakosana C25H52
undekana C11H24 keksakosana C26H54
dodekana C12H26 heptakosana C27H56
tridekana C13H26 oktaoksana C28H58
tetradekana C14H30 nonakosana C29H60
pentadekana C15H32 trikontana C30H62

2.1.2 Tata Nama Alkana


Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan
berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon,
menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus
strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC agar dapat
digunakan secara internasional.

1. Rantai tidak bercabang (lurus)


Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n-
(normal). Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana
2. Jika rantai karbon bercabang, maka:
a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain.
Rantai induk diberi nama alkana. rantai induk terdiri dari 6 atom C, sehingga diberi nama heksana
b. Penomoran.
Berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang. Jika nomor dari bawah, maka
cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih penomoran
dari ujung bawah.
c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus alkil
dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya.
d. Tabel Nama Alkil
e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama
cabang nama rantai induk.
jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nomor-nomor cabang dari alkil sejenis dan beri
awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.
Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-nama alkil disusun menurut abjad.
3. Tambahan untuk penomoran khusus
a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai induk yang
mempunyai cabang lebih terbanyak.
b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.

2.1.3 Sifat-sifat Alkana

a. Sifat fisik

1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana
adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas,
sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.

2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud cair, dan
suku diatasnya berwujud padat.

3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C sama
banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.

Alkana Rumus Titik didih Titik lebur Massa jenis [g·cm3]


[°C] [°C] (20°C)

Metana CH4 -162 -183 gas


Etana C2H6 -89 -172 gas

Propana C3H8 -42 -188 gas

Butana C4H10 0 -138 gas

Pentana C5H12 36 -130 0.626 (cairan)

Heksana C6H14 69 -95 0.659 (cairan)

Heptana C7H16 98 -91 0.684 (cairan)

Oktana C8H18 126 -57 0.703 (cairan)

Nonana C9H20 151 -54 0.718 (cairan)

Dekana C10H22 174 -30 0.730 (cairan)

Undekana C11H24 196 -26 0.740 (cairan)

Dodekana C12H26 216 -10 0.749 (cairan)

Ikosana C20H42 343 37 padat

Triakontana C30H62 450 66 padat

Tetrakontana C40H82 525 82 padat

Pentakontana C50H102 575 91 padat

Heksakontana C60H122 625 100 padat

b. Sifat kimia

1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.


2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom-atom H pada alkana akan
digantikan oleh atom-atom halogen.

2.1.4 Keisomeran Alkana


Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan C3H8
karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga
memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah ini:

Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya berbeda.
Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua kemungkina struktur ikatan untuk
menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:

Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada
kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-
atom karbonnya yaitu:
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada
rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera ditabel bawah ini:

Jumlah atom C C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10

Rumus molekul C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22

Jumlah isomer 2 3 5 9 18 35 75

2.1.5 Kegunaan dan Bahaya Alkana

Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana, sebagai :

 Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban).


 Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases).
 Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis.
 Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk
sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
 Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis, minyak rambut, dan
obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah

TD (oC) Nama Penggunaan


Jumlah C
< 30 1-4 Fraksi gas Bahab bakar gas

30 - 180 5 -10 Bensin Bahan bakar mobil

180 - 230 11 - 12 Minyak tanah Bahan bakar memasak

230 - 305 13 - 17 Minyak gas ringan Bahan bakar diesel

305 - 405 18 - 25 Minyak gas berat Bahan bakar pemanas

Sisa destilasi :

a. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin.


b. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi.

Sedangkan Bahaya alkana adalah:

 Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8% CH4).

 Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara.

 Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat mudah terbakar.

 Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya bagi lingkungan
dan beracun.

 Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin.

 Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.

2.4 Sikloalkana
2.4.1 Pengertian dan Rumus Umum
Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom-atom
karbon-karbonnya tertutup (membentuk cincin), sehingga termasuk hidrokarbon siklik. Karena
sifat-sifat sikloalkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka
sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Rumus umum sikloalkana CnH2n.
Dengan pasangan-pasangan elektron yang saling berdekatan, terjadi tolak menolak
antara pasangan-pasangan elektron yang menghubungkan atom-atom karbon. Ini membuat
ikatan-ikatan lebih mudah terputus.
Dalam pemberian nama sikloalkana selalu digunakan awalan siklo-. Sebagai contoh,
sikloalkana yang mengandung 3 atom C dinamakan siklopropana, yang mengandung 4 atom C
dinamakan siklobutana, dan seterusnya. Pada sikloalkana yang mengandung substituen,
pemberian namanya adalah dengan terlebih dahulu menyebut nama substituen tersebut, diikuti
dengan nama sikloalkananya.
Sebagai contoh, siklopentana yang mengandung sebuah substituen metil diberi nama
metilsiklopentana. Bila substituennya lebih dari sebuah diperlukan penomoran dan dengan
memperhatikan urutan alfabetik huruf pertama masing-masing substituen. Sebagai contoh, 1,4-
dimetilsikloheksana, 4-etil-1-metilsikloheksana, dan 1-tersierbutil-4-metilsikloheksana.

2.4.2 Tata Nama Sikloalkana


Sikloalkana tergolong hidrokarbon siklis/jenuh dengan rumus umum CnH2n yang
memiliki sekurang-kurangnya 1 cincin atom karbon. Golongan senyawa ini termasuk
hidrokarbon jenuh, karena rantai atom C berikatan kovalen tunggal.
Contoh penamaan senyawa sikloalkana :
o Siklo propana, C3H6, (CH2)3, 3 atom C melingkar, setiap atom C mengikat 2 atom H.
o Siklo butana, C4H8, (CH2)4, 4 atom C melingkar.
o Siklo pentana, C5H10, (CH2)5, 5 atom C melingkar.
o 1,1,2-tribromo siklo butana, berarti dalam siklobutana terdapat 3 gugus cabang brom, Br; 2
cabang terletak.
o 1,1,2-trietil-3-metil siklo heksana; berarti sikloheksana memiliki 4 gugus chabang, 3 cabang
adalah gugus etil.
2.4.3 Klasifikasi Sikloalkana
Sikloalkana paling sederhana adalah siklopropana yang memiliki 3 atom C dengan
konformasi berbentuk planar. Sedangkan pada sikloalkana dengan jumlah atom C penyusun
cincin lebih dari 3 memiliki bentuk yang tidak planar dan melekuk, membentuk suatu
konformasi yang paling stabil (memiliki energi paling rendah), ingat bentuk molekul gula yang
berbentuk segi enam, berupa pelana kuda dan bentuk kursi adalah bentuk yang stabil. Tabel di
bawah ini menyajikan beberapa bentuk sikloalkana.
Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya saja
atom-atom karbon tergabung dalam sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah
siklopropana.
Jika menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas, akan terlihat bahwa
jumlah atom C dan H tidak lagi memenuhi rumus umum CnH2n+2. Dengan tergabungnya atom-
atom karbon dalam sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang.
Dua atom hidrogen yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum
untuk sebuah sikloalkana adalah CnH2n.
Sikloalkana juga mempunyai gugus cincin. Sikloheksana misalnya, memiliki sebuah
struktur cincin yang sebagai "cincin yang berkerut"
Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana – sesuai dengan
bentuknya yang sedikit menyerupai sebuah kursi.

2.4.4 Sifat-sifat Sikloalkana


Sifat kimia sikloalkana merupakan pengembangan konsep atau materi pengayaan.
Penalarannya tidak sulit dan sifatnya mirip alkana. Sikloalkana, sifatnya mirip dengan alkana,
yaitu rantai atom C memiliki ikatan kovalen tunggal . Akibat dari reaksinya mengalami subtitusi
Perbedaan alkana dan sikloalkana adalah Alkana tergolong alifatis, yaitu rantainya
terbuka, sedang sikloalkana adalah hidrokarbon siklis, rantainya tertutup. Rantai terbuka berarti
gerakan molekulnya lebih leluasa. Sedangkan sikloalkana seperti dipaksakan, kemungkinan
besar sikloalkana lebih mudah bereaksi. Apalagi siklopropana yang rantai C-nya terpendek. Jadi
siklopropana paling tidak stabil atau paling realtif."
Dikatakan siklopropana memiliki sifat ekstra, yaitu rantai tertutupnya mudah terbuka.
Reaksi membukanya ikatan ini dinamakan adisi dan reaksi ini dapat berlangsung di ruang gelap
maupun ada UV. Namun apabila ada UV maka reaksinya campuran, adisi dan substitusi.

SIFAT SIKLOALKANA
 Reaksi adisi siklopropana dengan Br2?
" (CH2)3 + Br2 → CH2BrCH2CH2Br namanya 1,3-dibromo propana."
 Substitusi siklobutana dengan Cl2?"
"Akan membentuk 1-khloro siklobutana, persamaan reaksinya:
(CH2)4 + Cl2 → (CH2)3CHCl + HCl."
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C).
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 3
golongan besar, yaitu: Senyawa alifatik dan senyawa siklik serta senyawa aromatik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan
rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon
alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan
tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga
dinamakan alkuna.
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan
lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa
alisiklik dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai
tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk
rantai benzena.
Pertanyaan dan Jawaban

1. Arya Adji ( Kelompok 3)


Apa yang menyebabkan sikloalkana punya cincin tersebut. Apakah bentuk itu
memang berasal dari sumbernya atau dari sebuah proses?
Jawab : Sikloalkana mempunyai gugus cincin. Sikloheksana misalnya, memiliki
sebuah struktur cincin yang sebagai "cincin yang berkerut". Jadi bentuk itu
memang berasal dari sumbernya.

2. Dinah Wika Maharani ( Kelompok 4 )


Alkana merupakan senyawa yang lebih ringan dari air. Apakah pernyataan itu
benar?
Jawab : Iya benar, alkana merupakan senyawa yang lebih ringan dari air, Karena
massa jenis alkana lebih kecil dari 1

3. Muhammad Rivaldo Hanitama ( Kelompok 2 )


Bagaimana cara pemberian tata nama dan penomoran senyawa alkana dan
sikloalkana yang mempunyai cabang yang berbeda?
Jawab : Sesuai dengan aturan iupec, tetapi ada beberapa atom hydrogen dig anti
dengan gugus yang lain seperti clor,brom, dan lain – lain.

4. Andanti Pratiwi ( Kelompok 5 )


Mengapa Alkana sukar bereaksi pada suhu kamar ?
Jawab : Secara umum, alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena
ikatan C antar atomnya relative stabil dan tidak mudah dipisahkan. Tidak seperti
kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus
fungsional, senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau
senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya
diatas 60, yang berarti sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa

Das könnte Ihnen auch gefallen