Sie sind auf Seite 1von 8

Continuum of Care Persalinan Nifas dan

Neonatal serta Pelayanan bagi Bayi

Tugas Mata Kuliah Continuum of Care ( Bp. Sugeng)

1. A. DEZA FARISTA
2. RITA
Tugas Continuum of Care Persalinan Nifas dan Neonatal serta
Pelayanan bagi Bayi

Continuum of Care adalah sebuah konsep pelayanan kesehatan yang mencakup


semua tingkat dan intensitas perawatan dengan sistem yang melibatkan, memandu,
dan memantau pasien dari waktu ke waktu secara komprehensif. Sistem ini
mempunyai layanan dan mekanisme terintegrasi yang berorientasi kepada klien dan
riwayat kesehatan klien dari waktu ke waktu secara komprehensif meliputi kondisi
fisik, kesehatan mental, dan pelayanan sosial yang mencakup semua tingkat intensitas
perawatan. Sistem perawatan komprehensif yang ditekankan ini dirancang untuk
memenuhi kebutuhan orang-orang dengan masalah yang kompleks dan/ atau sedang
berlangsung secara efisien dan efektif.
Model perawatan komprehensif berkelanjutan merupakan salah satu pendekatan
model holistik dalam perawatan yang menekankan pada efektifitas pemberian
pelayanan kesehatan pada setiap tingkat atau titik kehidupan pasien dari sejak di
rumah, masyarakat, sampai di tempat rujukan pelayanan kesehatan dan sekembalinya
ke rumah dan masyarakat. Pendekatan model holistik dianggap ideal dalam penerapan
continuum of care karena melihat aspek kesehatan fisik, kesehatan mental, sosial, dan
keuangan dari seseorang. Pendekatan ini dinilai dinamis sehingga pelayanan yang
diberikan lebih terkoordinasi.
Pelayanan kesehatan dengan model perawatan komprehensif yang dimaksud
adalah memberikan pelayanan dengan meningkatkan kesehatan (promotif) seperti
penyuluhan kesehatan, kemudian tindakan pencegahan (preventif) seperti peningkaan
daya tahan tubuh dan skrining risiko penyakit, tindakan pemutusan mata rantai
penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit sedini mungkin, serta
pelayanan selanjutnya adalah penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
seperti pencegahan cedera atau kecacatan akibat proses penyakit. Konseptual lain
mengenai continuum of care dengan model perawatan komprehensif yaitu perawatan
seumur hidup, merekam riwayat kesehatan seumur hidup, skrinning risiko penyakit
yang dilakukan secara berkala, membuat profil berdasarkan hasil skrinning, intervensi
terfokus pada preventif dan promotif namun mencegah juga lebih baik dan lebih
murah dari pada mengobati. Penerapan perawatan komprehensif tidak berfokus pada
penyakit namun berfokus kepada kesehatan individu, sehingga perlu pendekatan
secara menyeluruh atau holistik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pelayanan kesehatan memandang individu atau dalam hal ini adalah pasien,
sebagai makhluk holistik yang meliputi bio-psiko-sosio-spiritual-kultural. Pasien
sebagai makhluk holistik dilihat secara utuh mulai dari aspek jasmani dan rohani,
keunikan individu, serta berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya, terus-menerus menghadapi perubahan
lingkungan, dan berusaha beradaptasi dengan lingkungan. Manusia sebagai makhluk
unik mengandung pengertian bahwa manusia mempunyai sifat dan karakteristik yang
berbeda antara individu satu dengan individu yang lain. Begitu pula dengan
responsnya terhadap suatu stimulus, sehingga sistem continuum of care harus
memperhatikan bukan hanya pada aspek biologis saja, tetapi aspek-aspek yang lain
juga.
Pandangan tradisional yang masih sering dijumpai dalam pemberian pelayanan
kesehatan adalah a) penyedia hanya memandang masalah secara medis dan fokus
hanya pada individu yang sakit, b) melakukan pendekatan dengan single disiplin, c)
berpusat pada keputusan penyedia, dan d) perawatan yang masih terputus-putus dan
tidak berkelanjutan. Continuum of care dengan pendekatan holistik harus mampu
meningkatkan kualitas dan kepuasan klien melalui kesesuaian dengan keunikan
pasien, kemudahan akses, berbagi informasi, dan perawatan yang berkelanjutan,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja penyedia dan mencapai efektivitas biaya
dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya. Sumber daya penyedia atau yang
tergolong pemberi pelayanan kesehatan harus mau dan mampu mengubah cara
pandang supaya optimal dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Perubahan pandangan yang mengacu pada continuum of care adalah a)
penyedia memandang masalah secara keseluruhan meliputi masalah fisik, sosial,
kultural, psikologis, ekonomi, dan memperhatikan keluarga pasien, b) menggunakan
pedekatan multidisiplin, c) berpusat pada pasien dengan melibatkan pasien dan
keluarga dalam setiap keputusan, d) perawatan yang holistik, komprehensif, dan
berkelanjutan. Mengubah cara pandang berarti membuat sebuah sistem dan setiap
orang harus beradaptasi dengan sistem yang baru. Penyesuaian terhadap sistem
continuum of care memerlukan pemahaman yang baik, keterbukaan, kesatuan arah
untuk pembangunan bangsa, kesamaan pola dan organisasi, dan dilandasi pemikiran
yang berkembang, dan hal ini memang membutuhkan waktu dengan periode yang
tidak singkat.
Kementrian Kesehatan sedang melaksanakan program menyeluruh dengan
sistem continuum of care untuk percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs), dimana sasaran program pembangunan kesehatan didasarkan pada kondisi
siklus kehidupan yang terjadi. Penyesuaian program yang diterapkan yaitu meliputi,
1) pelayanan pria dan wanita usia subur, 2) pemeriksaan kehamilan, 3) persalinan
nifas dan neonatal, 3) pelayanan bagi bayi, 4) pelayanan bagi balita, 5) pelayanan bagi
anak SD, 6) pelayanan bagi anak SMP dan remaja: kespro remaja, konseling
HIV/AIDS, Napza, 7) pelayanan lansia.
Salah satu fokus pelayanan yang merupakan target MDGs adalah persalinan
nifas dan neonatal serta pelayanan bagi bayi. Pada Pelayanan nifas dan neonatal
meliputi : a) Inisiasi Menyusui Dini. b) Vit K 1 Inj, c) Imunisasi Hep B, d) Rumah
Tunggu, e) Kemitraan Mitra Dukun, f) KB Pasca Persalinan, g) PONED-PONEK.
Kemudian pada Pelayanan bagi bayi meliputi : a) ASI Eksklusif, b) Imunisasi dasar
lengkap, c) Pemberian makanan, d) Penimbangan, e) Vit A, f) MTBS.
Pada Riskesdas 2018, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dianalisis dari
kelompok umur persalinan nifas dan neonatal serta pelayanan bayi bayi yang perlu
kita analisis.

Hasil Riskesdas 2018 Pada Persalinan Nifas dan Neonatal


Pada Hasil Riskesdas 2018 pada proporsi penggunaan alat kontrasepsi
persalinan pada perempuan berusia 10-54 tahun masih terdapat banyak perempuan
yang tidak memakai kontrasepsi yaitu sebanyak 27,1 %.

Pada Hasil Riskesdas 2018 pada proporsi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada
anak berusia 0-23 bulan masih terdapat banyak perempuan yang tidak melakukan
Inisiasi Menyusi Dini yaitu sebanyak 41,8 %.

Hasil Riskesdas 2018 Pada Pelayanan bagi Bayi


Dari Hasil Riskesdas 2018 pada Cakupan Imunisasi Dasar lengkap pada anak
umur 12-23 bulan mengalami penuruan dari tahun 2013 yaitu mengalami penuruan
sebesar 1,3%, Serta terjadi peningkatan Cakupan imuniasai dasar yang tidak lengkap
dan tidak melakukan imunisasi pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2013.
Untuk Hasil Riskesdas 2018 pada Proporsi Penimbangan Berat Badan Pada
Balita masih cukup tinggi yang tidak sesui standar penimbangan yaitu sebanyak 40
persen, terjadi peningkatan yang cukup besar dibandingkan tahun 2013.

Dari Hasil Riskesdas 2018 pada cakupan pemberian Vitamin A yang diterima
Anak dalam 12 bulan terakhir sudah cukup baik yaitu 53,5 % namun masih cukup
tinggi pula anak yang tidak diberikan Vitamin A sebesar 28.8%.
Sistem continuum of care dapat diterapkan dalam permasalahan yang terjadi
pada kelompok umur persalinan nifas dan neonatal serta pelayanan bayi bayi.
Masalah yang paling tampak dari hasil Riskesdas 2018 adalah Penurunan Cakupan
Imunisasi Dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Serta terjadi peningkatan
Cakupan imuniasai dasar yang tidak lengkap dan tidak melakukan imunisasi pada
tahun 2018.
Perlunya penyedia layanan kesehatan seperti Tenaga Kesehatan yang harus
memadai seperti bidan, dokter, dll serta Penyediaan Imunisasi yang lengkap dari dinas
kesehatan dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar.
Tingkat Pengetahuan orang tua mengenai pentingnya imuniasi juga sangat
berpengaruh terhadap peningkatan cakupan imunisasi dasar. Sesuai dengan definisi
continuum of care yaitu perawatan yang komprehensif maka diperlukan pemahaman
dan pengetahuan orang tua mengenai pentingnya imunisasi dasar, maka diperlukan
pelatihan dan penyuluhan kepada orangtua-orangtua dari anak yang akan
mendapatkan imunisasi. Peran serta tenaga kesehatan serta dinasi kesehatan sangat
perlu dalam tercapainya continuum of care. Kegiatan ini merupakan optimalisasi
penerapan continuum of care untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi pada
kelompok umur persalinan nifas dan neonatal serta pelayanan bayi bayi.

Das könnte Ihnen auch gefallen