Sie sind auf Seite 1von 6

Context, Input, Process, Product approach, developed by Stufflebeam (1983).

This provides a
systematic way of looking at many different aspects of the curriculum development process. There is
a risk, however, that it may be directed only by experts or outsiders, and for this reason it is vital to
identify ways in which various stakeholders can be meaningfully involved.

Basically, the CIPP model requires that a series of questions be asked about the four different elements
of the model.

Please choose one subject at your school (any level). Please refer to the course outline or Huraian
Sukatan Pelajaran to answer the questions below:

Bm darjah 3
McNeil, J. (1997) Evaluation answers two questions .
1. Do planned learning opportunitie
results?
2. How can a curriculum best be im

What is the workload of students?

How well/actively do students participate?

Are there any problems related to teaching?

Are there any problems related to learning?

Is there effective 2-way communication?

Is knowledge only transferred to students, or do they use and apply it?

Pendahuluan

CIPP merupakan evuluasi kurikulum. Model CIPP merangkumi (Context, Input, Process, Product).
Model evaluasi CIPP ini merupakan salah satu dari beberapa teknik evaluasi suatu program yang ada.
Model ini dikembangkan oleh salah satu pakar evaluasi, Stufflebeam yang dikembangkan pada tahun
1971 dengan berlandaskan pada empat dimensi iaitu dimensi context, dimensi input, dimensi
process, dan dimensi produk.

Evaluasi model ini bermaksud membandingkan keperluan dari berbagai dimensi program
dengan kriteria pembelajaran tertentu, sehingga pada dapatan penilaian mengenai kekuatan dan
kelemahan program yang dievaluasi.

Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:


1.Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif;

2.Membantu audien untuk menilai dan mengembangkan manfaat program pendidikan atau objek;

3.Membantu pengembangan idea dan program.

Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan (1967) di Ohio State University.
CIPP yang merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, iaitu:

1. Context evaluation: evaluasi terhadap konteks


2. Input evaluation : evaluasi terhadap masukan
3. Process evaluation : evaluasi terhadap proses
4. Product evaluation : evaluasi terhadap hasil

kepada model Pendekatan Bersistem CIPP(Context, Input, Process and Product) dalam rujukan Olivia
(2005). Model ini membincangkan tiga elemen penting berkaitan pengajaran dan pembelajaran iaitu
penggarisan, pemerolehan dan penyediaan (Olivia, 2005). Elemen penggarisan memfokuskan
kepada informasi yang dapat ditakrifkan dan lebih spesifik. Elemen pemerolehan melibatkan proses
pengumpulan data, mengorganisasi dan menganalisis penilaian pengajaran dan pembelajaran.
Dalam elemen penyediaan pula merupakan kesinambungan daripada tujuan sistem penilaian dalam
pengajaran dan pembelajaran. Oleh itu, ketiga-tiga elemen ini merangkumi asas metodologi dalam
kajian terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kerangka konseptual untuk pengajaran dan
pembelajaran Bahasa Melayu terdiri daripada empat model iaitu konteks, input, proses dan output.
Dalam kajian ini, konteks melibatkan antara guru-guru dan pelajar manakala input merupakan
pelajar sekolah. Proses pula melibatkan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu dan output
ialah hasil pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu di sekolah. Kaedah pengajaran, sukatan
pengajaran dan bahan pengajaran adalah elemen yang saling berhubung kait untuk memastikan
keberkesanan pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu di sekolah. Manakala penilaian pula
merujuk kepada satu sistem maklum balas yang dapat digunakan untuk menilai perubahan serta
memberikan maklumat kepada guru berkaitan proses pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu.
Dalam kajian ini, pendekatan komunikatif, deduktif, induktif dan elektif diukur bagi mengetahui
sejauh mana guru-guru mengaplikasikan dalam pembelajaran di dalam kelas. Perkaedahan merujuk
kepada pelbagai kaedah pengajaran dan pembelajaran seperti mengajar, latihan, persoalan dan
perbincangan yang selalu digunakan oleh guru-guru. Bahan bantu mengajar ialah bahan yang
digunakan oleh guru bagi membantu pelajar mempelajari dan menguasai Bahasa Melayu dengan
baik. Aspek penilaian pengajaran bermaksud proses pengumpulan maklumat berkenaan kemajuan
dan prestasi pelajar. Hasil daripada penilaian ini dapat digunakan oleh guru-guru untuk menyediakan
alternatif yang lebih baik bagi memperbaiki mutu pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu di
sekolah rendah. Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub


putusan yang telah disusun ulang

Apakah berhasil?

Sumber : The CIPP approach to evaluation (Bernadette Robinson, 2002)

Empat aspek Model Evaluasi CIPP (context, input, process and output) membantu pengambil
keputusan untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai;

1.Apa yang harus dilakukan (What should we do?); mengumpulkan dan menganalisa data
keperluan penilaian (needs assessment data) untuk menentukan tujuan, kepentingan dan
sasaran.

2.Bagaimana kita melaksanakannya (How should we do it?); sumber daya dan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.

3.Apakah perlaksanaan perkara mengikut rancangan? (Are we doing it as planned?); Ini


menyediakan pengambil keputusan akan maklumat tentang berapa baik program yang telah
diterapkan. Dengan secara terus menerus memantau perlaksanaan program. Pengambil
keputusan akan mempelajari seberapa baik pelaksanaan yang telah berjalan sesuai dengan
petunjuk dan rancangan, konflik yang timbul, keperluan ahli dan moral, kekuatan dan
kelemahan material, dan permasalahan anggaran.

4.Apakah berhasil (Did it work?); Dengan mengukur outcome dan membandingkannya pada
hasil yang diharapkan, pengambil keputusan menjadi lebih mampu membuat keputusan jika
program perlu dilanjutkan,diubah suai, atau dihentikan sama sekali.

Beberapa pertanyaan terkait dimensi tersebut diantaranya untuk mengumpulkan dan


menganalisa needs assessment data untuk menentukan tujuan, prioritas dan sasaran.
Pertanyaan tersebut merupakan jenis pertanyaan yang terdapat pada dimensi context
evaluation. Sedangkan untuk mendapatkan sumber daya dan langkah – langkah yang
diperlukan untuk mencapai identifikasi program eksternal dan material dalam pengumpulan
informasi terdapat pada dimensi input evaluation. Pertanyaan lainnya yang terdapat pada
dimensi process evaluation ialah pada penyediaan pengambilan keputusan informasi tentang
seberapa baik program diterapkan. Dengan terus menerus memonitoring program,
pengambilan keputusan mempelajari seberapa baik pelaksanaan telah sesuai petunjuk dan
rencana, konflik timbul, dukungan staf dan moral, kekuatan dan kelemahan material, dan
permasalahan penganggaran. Sedangkan pada dimensi product evaluation ialah untuk
mengukur outcome dan membandingkannya pada hasil yang diharapkan, pengambilan
keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika program harus dilanjutkan, dimodifikasi,
atau dihentikan sama sekali.

Penjelasan masing-masing dimensi dapat dijabarkan lebih jelas lagi seperti di bawah ini.

a.Context Evaluation

Context Evaluation (evaluasi konteks) diartikan sebagai situai atau latar belakang yang
mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang dilakukan dalam suatu program yang
bersangkutan. penilaian dari dimensi konteks evaluasi ini seperti kebijakan atau unit kerja
terkait, sasaran yang ingin dicapai unit kerja dalam waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja terkait dan sebagainya.

Stufflebeam dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan dari evaluasi konteks yang utama
ialah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluan, sehingga dapat
diberikan arahan perbaikan yang dibutuhkan.

Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan
yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.

b.Input Evaluation

Input Evaluation pada dasarnya mempunyai tujuan untuk mengaitkan tujuan, konteks, input,
dan proses dengan hasil program. Evaluasi ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan
dalam membantu pencapaian tujuan dan objektif program. Menurut Eko Putro Widyoko,
evaluasi masukan (Input Evaluation) ini ialah untuk membantu mengatur keputusan,
menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi
untukmencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif
apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, bagaimana prosedur
kerja untuk mencapainya.

Menurut Stufflebeam pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengaral pada


"pemecahan masalah" yang mendorong diselenggarakannya progran yang bersangkutan.

Misalnya pada evaluasi kurikulum, pertanyaan yang diajukan antara lain :

Apakah proses metode belajar mengajar yang diberikan memberikan dampak jelas pada
perkembangan peserta didik?

Bagaimana reaksi peserta didik terhadap metode pembelajaran yang diberikan?

c.Process Evaluation

Process evaluation ini ialah merupakan model CIPP yang diarahkan untuk mengetahui
seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana
atau tidak. Evaluasi proses juga digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan
prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi
untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi.

Oleh Stufflebeam (dalam Arikunto, 2004), mengusulkan pertanyaan untuk proses antara lain
sebagai berikut:

Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal.

Apakah yang terlibat dalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama
program berlangsung ?

Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?

Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program?

d.Product Evaluation

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa evaluasi produk ialah untuk melayani daur
ulang suatu keputusan dalam program. Dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu
pimpinan proyek dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana,
apakah program tersebut dilanjutkan, berakhir, ataukah ada keputusan lainnya. Keputusan ini
juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada
masukan mentah. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:

Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?

Apakah kebutuhan peserta didik sudah dapat dipenuhi selama proses belajar mengajar?

Tujuan dan fungsi Evaluasi CIPP

Tujuan evaluasi program model CIPP adalah untuk keperluan pertimbangan dalam
pengambilan sebuah keputusan/kebijakan.

Fungsi dari evaluasi model CIPP adala sebagai berikut:

Membantu penanggung jawab program tersebut (pembuat kebijakan) dalam mengambil


keputusan apakah meneruskan, modifikasi, atau menghentikan program.

Apabila tujuan yang ditetapkan program telah mencapai keberhasilannya, maka ukuran yang
digunakan tergantung pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Langkah-langkah Pelaksanaan Evaluasi CIPP

Menetapkan keputusan yang akan diambil


Menetapkan jenis data yang diperlukan

Pengumpulan data

Menetapkan kriteria mengenai kualitas

Menganalisis dan menginterpretasi data berdasarkan kriteria

Memberikan informasi kepada pihak penanggungjawab program atau pengambil keputusan


untuk menentukan kebijakan

Kelebihan dan Kelemahan Model CIPP

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat beberapa kelebihan dan kelemahan jika dilihat dan
dibandingkan dengan model evaluasi lainnya.

a)Keunggulan model CIPP

Merupakan system kerja yang dinamis

Memiliki pendekatan yang bersifat holistik dalam proses evaluasinya yang bertujuan
memberikan gambaran yang detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteks hingga
saat proses implementasinya.

Dapat melakukan perbaikan selama program berjalan maupun dapat memberikan informasi
final.

Memiliki potensi untuk bergerak pada evaluasi formatif dan sumatif

Lebih komperenhensif dari model lainnya

b)Kelemahan Model CIPP

Tidak terlalu mementingkan bagaimana proses seharusnya daripada kenyataan yang sedang
berlangsung.

Kurang adanya modifikasi juga berdampak pada tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi.

Cenderung fokus pada rational management daripada mengakui realita yang ada

Terkesan top down dengan sifat manajerial dalam pendekatannya

Bila diterapkan secara terpisah (partial) akan melemahkan ide dasar

Das könnte Ihnen auch gefallen