Sie sind auf Seite 1von 14

THE GOLDEN SLUG (KEONG MAS)

In the ancient time, lived a young man named Galoran. He was respected because of his wealth
and honor. His parents were nobleman so he could live with luxury. However, he was very
wasteful and every day just squandered the wealth of his parents.

One day, his parents died, but he did not care and continued to spend money as well as before.
Because his life was so extravagant, all the treasure that he had was running out and he became
an unemployed person. Many people sympathized with him and offered a job. But every time he
got the job, he just dallied and it made him always be fired. Several months later, there was a
wealthy widow who interested him. He married the widow and of course, he was very happy to
be living in luxury again.

The widow had a daughter who was very diligent and clever to weave. Her name is Jambean, a
beautiful girl and had been famous because of her weaving. However, Galoran did not like the
girl, because the girl often scolded him because of his laziness. Finally, he threatened to torture
and kill Jambean. He revealed the plan to his wife and the wife was very sad to hear of the threat.

Hearing the news, Jambean was very sad but she volunteered herself to be killed by her father.
She told that she wanted to be dumped into a dam and did not burry under the ground after the
death. The mother agreed and did all of her wants. In the dam, her body and head suddenly
turned into the golden slugs.

Several years later, there are two widows who were looking for firewood. They were kindred, the
first widow named Mbok Sambega Rondo and the second called Mbok Rondo Sembagil. When
looking for the firewood in the jungle, they were very surprised because of finding the beautiful
golden slugs. They brought it and maintained at home.

Once they brought the snails, there was always a miracle every day. Their kitchen was always
filled with the delicious food when they came home from work. They were very surprised, and
wanted to know the person who made those foods. They pretended to go to work and hid in the
back of the house. A few moments later, there was a beautiful girl came from the inside of the
conch and she began to cook the delicious meals.
Both widows then secretly held and did not let the girl to get into the snail anymore. The girl
apparently was Jambean who had been killed by her father. Both widows then allowed her to
stay with them. Because of their versatility in weaving, she got her famous back and made a
handsome prince attracted. In the end, she married the prince and lived happily.
Terjemahan :
Keong Mas

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Galoran. Ia merupakan salah satu
orang yang disegani karena mempunyai kekayaan dan kehormatan. Orang tuanya merupakan
bangsawan sehingga ia dapat hidup dengan mewah. Namun, ia merupakan seseorang yang sangat
boros dan setiap hari hanya menghambur-hamburkan harta orang tuanya.

Suatu hari, orang tuanya meninggal dunia namun ia tidak peduli dan terus menghabiskan uang
seperti sebelumnya. Karena hidupnya begitu boros, maka harta yang ia miliki habis dan ia
menjadi seorang pengangguran. Banyak warga yang iba terhadapnya, namun setiap kali ia
mendapatkan pekerjaan, ia hanya bermalas-malasan dan membuat ia sering dipecat. Beberapa
bulan kemudian, terdapat seorang janda kaya raya yang tertarik dengannya. Ia kemudian
menikah dengan janda tersebut. Tentu saja, ia sangat senang karena bisa hidup mewah seperti
sebelumnya.

Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun.
Namanya Jambean, seorang gadis yang tenunannya sangat indah dan terkenal di desa tersebut.
Namun, Galoran tidak menyukai gadis tersebut, karena sang gadis selalu menegurnya karena
selalu bermalas-malasan. Karena begitu benci dengan Jambean, ia mengancam akan menyiksa
dan membunuhnya. Ia mengungkapkan rencana tersebut kepada istrinya dan sang istri sangatlah
sedih mendengar ancaman tersebut.

Mendengar berita tersebut, Jambean sangat sedih namun ia merelakan dirinya dibunuh oleh sang
ayah. Ia berpesan ketika ia telah meninggal, ia ingin agar mayatnya dibuang ke sebuah
bendungan dan jangan dikubur di dalam tanah. Setelah meninggal, sang ibu memenuhi
permintaan tersebut dengan membawa mayatnya ke bendungan dan menceburkannya. Di dalam
bendungan, tubuh dan kepalanya berubah menjadi udang dan siput atau disebut sebagai keong
dalam bahasa jawa.

Beberapa tahun kemudian, dua orang janda sedang mencari kayu bakar. Mereka adalah kakak
beradik dengan nama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembagil. Ketika sedang mencari
kayu di hutan, mereka sangat terkejut karena menemukan keong dan siput yang berwarna emas
serta sangat indah. Keduanya kemudian membawa keong dan siput tersebut untuk dipelihara di
rumah.

Setelah mereka membawa siput tersebut dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan, selalu
ada keajaiban setiap hari. Dapur mereka selalu dipenuhi makanan lezat ketika mereka pulang
dari bekerja. Mereka sangat heran, dan mereka ingin mengetahui siapa orang yang selalu
membuat makanan lezat tersebut. Mereka berpura-pura pergi bekerja dan bersembunyi di
belakang rumah. Beberapa saat kemudian, muncullah seorang gadis cantik dari dalam keong
tersebut dan ia mulai memasak makanan-makanan lezat.

Kedua janda tersebut kemudian secara diam-diam memegang gadis tersebut dan tidak
membiarkannya lagi untuk masuk ke dalam keong. Gadis itu ternyata adalah Jambean yang telah
dibunuh oleh ayahnya. Kedua janda tersebut kemudian mengizinkan Jambean untuk tinggal
bersama mereka. Karena kepandaiannya dalam menenun, ia sangat terkenal dan seorang
pangeran tampan tertarik kepadanya. Pada akhirnya, ia menikah dengan pangeran dan hidup
bahagia.
The Legend of Malin Kundang

A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and her son lived.
They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single parent because Malin
Kundang's father had passed away when he was a baby. Malin Kundang had to live hard with his
mother
.
Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to catch fish.
After getting fish he would bring it to his mother, or sold the caught fish in the town. One day,
when Malin Kundang was sailing, he saw a merchant's ship which was being raided by a small
band of pirates. He helped the merchant. With his brave and power, Malin Kundang defeated the
pirates.

The merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked Malin Kundang to
sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He left his mother alone. Many years
later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge ship and was helped by many ship crews
loading trading goods. Perfectly he had a beautiful wife too. When he was sailing his trading
journey, his ship landed on a beach near a small village. The villagers recognized him. The news
ran fast in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”. An old woman ran to
the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s mother.

She wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time. Unfortunately,
when the mother came, Malin Kundang who was in front of his well dressed wife and his ship
crews denied meeting that old lonely woman. For three times her mother begged Malin Kundang
and for three times he yelled at her. At last Malin Kundang said to her "Enough, old woman! I
have never had a mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered his crews to
set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both sadness and
angriness. Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would turn into a stone if he didn't
apologize. Malin Kundang just laughed and really set sail
.
In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was too late
for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of his ship. He fell on a small
island. It was really too late for him to avoid his curse. Suddenly,
he turned into a stone.
Terjemahan :

The Legend of Malin Kundang

Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita dan anaknya
tinggal. Mereka adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah seorang single parent karena
ayah Malin Kundang telah meninggal ketika ia masih bayi. Malin Kundang harus hidup keras
dengan ibunya
.
Malin Kundang adalah, rajin, dan kuat laki-laki yang sehat. Dia biasanya pergi ke laut untuk
menangkap ikan. Setelah mendapatkan ikan dia akan membawanya kepada ibunya, atau menjual
ikan yang ditangkap di kota. Suatu hari, ketika sedang berlayar Malin Kundang, ia melihat
sebuah kapal pedagang yang sedang diserbu oleh sekelompok kecil pembajak.

Dia membantu pedagang. Dengan berani dan kekuasaannya, Malin Kundang mengalahkan bajak
laut. Pedagang itu sangat senang dan berterima kasih kepadanya. Sebagai imbalannya pedagang
meminta Malin Kundang untuk berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, Malin Kundang setuju. Dia meninggalkan ibunya sendirian. Bertahun-tahun kemudian,
Malin Kundang menjadi kaya. Dia memiliki kapal besar dan dibantu oleh banyak awak kapal
memuat barang dagangan. Sempurna dia punya istri yang cantik juga.

Ketika ia sedang berlayar perjalanan trading, kapal mendarat di pantai dekat sebuah desa
kecil. Penduduk desa mengenalinya. Berita itu berlari cepat di kota, "Malin Kundang telah
menjadi kaya dan sekarang dia ada di sini". Seorang wanita tua berlari ke pantai untuk memenuhi
saudagar kaya baru. Dia adalah ibu Malin Kundang ini. Dia ingin memeluknya, dirilis
kesedihannya menjadi kesepian setelah sekian lama. Sayangnya, ketika ibu datang, Malin
Kundang yang berada di depan berpakaian istri dan awak kapalnya membantah pertemuan yang
tua wanita kesepian. Selama tiga kali ibunya meminta Malin Kundang dan tiga kali ia berteriak
padanya.

Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya "Cukup, wanita tua! Saya tidak pernah memiliki
ibu seperti Anda, wanita kotor dan jelek!" Setelah itu ia memerintahkan kru untuk berlayar. Dia
akan meninggalkan ibu tua lagi tapi pada saat itu dia penuh baik kesedihan dan angriness.
Akhirnya, marah, dia mengutuk Malin Kundang bahwa ia akan berubah menjadi batu jika dia
tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar berlayar
.
Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal yang besar rusak dan itu terlalu terlambat bagi
Malin Kundang untuk meminta maaf. Ia dilemparkan oleh gelombang dari kapalnya. Dia jatuh di
sebuah pulau kecil. Itu benar-benar terlambat baginya untuk menghindari kutukan. Tiba-tiba,
ia berubah menjadi batu.
Lutung Kasarung
Cerita rakyat from West Java

Prabu Tapa Agung had led a kingdom in West Java for a long time. He was getting old and therefore wanted to
choose a successor. But unfortunately, he had no son. He thought of choosing one of his daughters, Purbararang and
Purbasari. But it wasn’t an easy choice. They were both very pretty and smart. The only difference was their
temperament. Purbararang was rude and dishonest, while Purbasari was kind and caring. With those considerations,
Prabu Tapa Agung finally chose Purbasari to be his successor.
Purbararang didn’t agree with her father’s decision. “It’s supposed to be me, Father. I’m the eldest daughter!”
Purbararang said. Prabu Tapa Agung smiled. “Purbararang, to be a queen takes more than age. There are many other
qualities that one must possess,” explained Prabu Tapa Agung wisely. “What does Purbasari have that I don’t?”
Purbararang pouted. “You’ll find out when Purbasari has replaced me,” Prabu Tapa Agung answered.
After the discussion, Purbararang went back to her room. “Is there something wrong?” asked Indrajaya. Indrajaya is
Purbararang’s future husband. “I’m upset! Father chose Purbasari as his successor and not me! I have to do
something!” Purbararang said. Driven mad by her anger, she came to a witch and asked her to send rash all over
Purbasari’s body. Before going to bed, Purbasari started to feel itch all over her body. She tried applying powder to
her body, but it’s no use. Instead, the itching grew even worse. She didn’t want to scratch it, but she just couldn’t
help it. In the next morning, there were scratch mark all over Purbasari’s body. “What happened to you?” asked
Purbararang, pretending to be concerned. “I don’t know, sis. Last night, my body suddenly felt very itchy. I
scratched and scratched, and this is what happened,” Purbasari answered. Purbararang shook her head. “You must
have done something really awful. You’ve been punished by the gods!”
That day, the whole kingdom was scandalized. “What have you done, Purbasari?” demanded Prabu Tapa Agung.
Purbasari shook her head. “I didn’t do anything that would upset the gods, Father,” she answered. “Then how can
you explain what happened to your body?” Prabu Tapa Agung asked again. “If you don’t confess, I’ll banish you to
the woods.” Purbasari took a deep breath. “Like I said before, I didn’t do anything wrong. And I’d rather be thrown
into the woods than to confess to a deed I didn’t commit.”
After a short discussion with his advisor, Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to be moved to the woods. Purbasari
was very sad, but she couldn’t do anything to defy her father’s order. She was accompanied to the woods by a
messenger. He built a simple hut for Purbasari. After the messenger left, suddenly a black monkey came to
Purbasari’s hut. He carried a bunch of bananas. From behind him, some animals looked on. “Are the bananas for
me?’ Purbasari asked. The black monkey nodded, as if he understood what Purbasari said. Purbasari took the
bananas with pleasure. She also said thanks. The other animals that were looking on also seemed to smile. “Are you
willing to be my friend?” Purbasari asked them. All the animals nodded happily. Although she was living by herself
in the woods, Purbasari never lacked of supplies. Everyday, there were always animals bringing her fruits and fish to
eat.
A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body still itched. At some places, her
skin was even ulcerating. What am I supposed to do?” Purbasari sighed. The monkey who was sitting next to her
stayed still, there were tears in his eyes. He hoped Purbasari would remain patient and strong.
One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond with hot spring water. The
monkey suddenly spoke, “The water of this pond will heal your skin,” he said. Purbasari was surprised, ”You can
talk? Who are you?” she asked. “You’ll find out, in time,” the monkey said. Purbasari didn’t want to force the
monkey. She then walked to the pond. She bathed there. After a few hours, Purbasari walked out of the pond. She
was shocked to see her face reflected on the clear pond water. Her face was beautiful again, with smooth and clean
skin. Purbasari observed her entire body. There were no traces of any skin ailments. “I’m cured! I’m cured!”
Purbasari shouted in joy. She quickly offered thanks to the gods and also to the monkey.
The news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating Purbararang. She then accompanied by
Indrajaya go to the woods to see Purbasari. Purbasari asked if she would be allowed to go home. Purbararang said
she would let Purbasari return to the palace if Purbasari’s hair were longer than hers. Purbararang then let her hair
down. It was so long, it almost touched the ground. But it turned out that Purbasari’s hair was twice longer than
Purbararang’s hair.
“Fine, so your hair is longer than mine.” Purbararang admitted. “But there is one more condition you must fulfill, do
you have a future husband who is handsomer than mine?” said Purbararang as she walked toward Indrajaya.
Purbasari felt miserable. She didn’t have a future husband yet. So, without much thought, she pulled the black
monkey beside her.
Purbararang and Indrajaya burst out, but their laughter didn’t last long. The monkey meditates and suddenly
transformed into a very handsome young man, a lot more handsome than Indrajaya. “I’m a prince from a kingdom
far away. I was cursed to be a monkey because of a mistake I committed. I could regain my true form only if there’s
a girl who would be willing to be my wife,” said the young man.
Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed everything she had done.
“Please forgive me. Please don’t punish me,” Purbararang said, asking for forgiveness. Instead of being angry,
Purbasari smiled. “I forgive you, sis,” she said. Soon after, Purbasari become queen. Beside her was the handsome
prince, the former monkey known as Lutung Kasarung.
Terjemahan :

Lutung Kasarung
Prabu Tapa Agung telah memimpin kerajaan di Jawa Barat untuk waktu yang lama . Dia sudah tua dan karena itu
ingin memilih penggantinya . Namun sayangnya , ia tidak punya anak . Dia berpikir untuk memilih salah satu
putrinya , Purbararang dan Purbasari . Tapi itu bukan pilihan yang mudah . Mereka berdua sangat cantik dan cerdas .
Satu-satunya perbedaan adalah temperamen mereka . Purbararang kasar dan jujur , sementara Purbasari adalah baik
dan peduli . Dengan pertimbangan tersebut , Prabu Tapa Agung akhirnya memilih Purbasari menjadi penggantinya
.Purbararang tidak setuju dengan keputusan ayahnya . " Ini seharusnya menjadi aku , Ayah . Aku adalah putri sulung
! " Kata Purbararang . Prabu Tapa Agung tersenyum . " Purbararang , untuk menjadi seorang ratu memakan waktu
lebih dari usia . Ada banyak kualitas lain bahwa seseorang harus memiliki, "jelas Prabu Tapa Agung bijaksana . "
Apa Purbasari memiliki aku tidak? " Purbararang cemberut . " Anda akan menemukan ketika Purbasari telah
menggantikan saya, " jawab Prabu Tapa Agung .
Setelah diskusi , Purbararang kembali ke kamarnya . " Apakah ada sesuatu yang salah ? " Tanya Indrajaya .
Indrajaya adalah suami Purbararang masa depan . " Aku marah ! Bapa memilih Purbasari sebagai penggantinya dan
bukan aku! Aku harus melakukan sesuatu ! " Kata Purbararang . Gila karena kemarahannya , dia datang ke penyihir
dan memintanya untuk mengirim ruam seluruh tubuh Purbasari itu . Sebelum tidur , Purbasari mulai merasa gatal di
seluruh tubuhnya . Dia mencoba menerapkan bubuk tubuhnya , tapi itu tidak ada gunanya . Sebaliknya , gatal
tumbuh bahkan lebih buruk . Dia tidak ingin menggaruknya , tapi dia tidak bisa menahannya . Pada keesokan
paginya , ada goresan tanda seluruh tubuh Purbasari itu . " Apa yang terjadi padamu ? " Tanya Purbararang ,
berpura-pura menjadi khawatir . " Saya tidak tahu , sis . Tadi malam , tubuh saya tiba-tiba merasa sangat gatal . Aku
menggaruk dan menggaruk , dan ini adalah apa yang terjadi , "jawab Purbasari . Purbararang menggeleng . " Anda
harus melakukan sesuatu yang benar-benar mengerikan. Anda telah dihukum oleh para dewa ! " Hari itu , seluruh
kerajaan itu tersinggung . " Apa yang telah Anda lakukan, Purbasari ? " Menuntut Prabu Tapa Agung . Purbasari
menggeleng . " Aku tidak melakukan apa pun yang akan mengganggu para dewa , Bapa , " jawabnya . " Lalu
bagaimana Anda bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Anda? " Tanya Prabu Tapa Agung lagi . " Jika Anda
tidak mengaku , aku akan mengusirmu ke hutan . " Purbasari menarik napas panjang . " Seperti saya katakan
sebelumnya , saya tidak melakukan sesuatu yang salah . Dan aku lebih suka dilemparkan ke dalam hutan daripada
mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan . "
Setelah diskusi singkat dengan penasihat , Prabu Tapa Agung memerintahkan Purbasari untuk dipindahkan ke hutan
. Purbasari sangat sedih , tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menentang perintah ayahnya . Dia ditemani ke
hutan oleh seorang utusan . Ia membangun sebuah pondok sederhana untuk Purbasari . Setelah utusan kiri , tiba-tiba
seekor monyet hitam datang ke gubuk Purbasari itu . Dia membawa setandan pisang . Dari belakangnya , beberapa
hewan memandang . " Apakah pisang untuk saya? " Tanya Purbasari . Monyet hitam mengangguk , seolah-olah ia
mengerti apa yang dikatakan Purbasari . Purbasari mengambil pisang dengan senang hati. Dia juga mengucapkan
terima kasih . Hewan-hewan lain yang mencari di juga tampak tersenyum . " Apakah Anda bersedia menjadi teman
saya ? " Purbasari bertanya kepada mereka . Semua binatang mengangguk senang . Meskipun ia hidup sendirian di
hutan , Purbasari tidak pernah kekurangan pasokan . Setiap hari , selalu ada hewan yang membawa buah-buahan dan
ikan untuk makan .
Sebuah waktu yang lama berlalu sejak Purbasari dibuang ke hutan, tapi tubuhnya masih gatal . Di beberapa tempat ,
kulitnya bahkan ulserasi . Apa yang harus saya lakukan? " Purbasari mendesah . Monyet yang duduk di sampingnya
tinggal diam, ada air mata di matanya . Dia berharap Purbasari akan tetap sabar dan kuat .
Suatu malam , pada bulan purnama , monyet mengambil Purbasari ke sebuah lembah . Ada sebuah kolam dengan
mata air panas. Monyet tiba-tiba berbicara , " Air kolam ini akan menyembuhkan kulit Anda , " katanya . Purbasari
terkejut , " Anda dapat berbicara ? Siapa kau ? " Tanyanya . " Kau akan tahu , pada waktunya , " kata monyet .
Purbasari tidak mau memaksa monyet . Dia kemudian berjalan ke kolam . Dia mandi di sana. Setelah beberapa jam ,
Purbasari keluar dari kolam. Dia terkejut melihat wajahnya tercermin pada air kolam jernih . Wajahnya cantik lagi ,
dengan kulit halus dan bersih . Purbasari mengamati seluruh tubuhnya . Tidak ada jejak penyakit kulit apapun. "
Saya sembuh ! Aku sembuh ! " Purbasari berteriak dalam sukacita . Dia cepat menawarkan berkat para dewa dan
juga untuk monyet .
Kabar kondisi Purbasari dengan cepat menyebar ke kerajaan , menjengkelkan Purbararang . Dia kemudian disertai
oleh Indrajaya pergi ke hutan untuk melihat Purbasari . Purbasari bertanya apakah dia akan diizinkan pulang ke
rumah . Purbararang mengatakan dia akan membiarkan Purbasari kembali ke istana jika rambut Purbasari yang lebih
panjang daripada miliknya . Purbararang kemudian membiarkan rambutnya turun . Itu begitu lama , hampir
menyentuh tanah . Tapi ternyata bahwa rambut Purbasari adalah dua kali lebih panjang dari rambut Purbararang itu
. " Baik-baik saja , sehingga rambut Anda lebih panjang dari saya . " Purbararang mengakui . " Tapi ada satu syarat
lagi yang harus dipenuhi, apakah Anda memiliki calon suami yang tampan dariku ? " Kata Purbararang sambil
berjalan menuju Indrajaya . Purbasari merasa sengsara . Dia tidak memiliki calon suami belum. Jadi , tanpa banyak
berpikir , ia menarik monyet hitam di sampingnya .
Purbararang dan Indrajaya meledak , tapi tawa mereka tidak berlangsung lama . Monyet bermeditasi dan tiba-tiba
berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan , jauh lebih tampan dari Indrajaya . " Saya seorang pangeran
dari kerajaan yang jauh . Aku dikutuk menjadi kera karena kesalahan yang saya lakukan. Saya bisa mendapatkan
kembali bentuk saya benar hanya jika ada seorang gadis yang bersedia untuk menjadi istriku , " kata pemuda itu .
Akhirnya , Purbararang menyerah . Dia menerima Purbasari sebagai ratu , dan juga mengakui semua yang telah ia
lakukan . " Maafkan saya . Tolong jangan menghukum saya, " kata Purbararang , meminta pengampunan . Alih-alih
marah , Purbasari tersenyum . " Aku memaafkanmu , sis , " katanya . Segera setelah itu , Purbasari menjadi ratu . Di
sampingnya adalah pangeran tampan , mantan monyet yang dikenal sebagai Lutung Kasarung .
Cindelaras
Cerita rakyat from East Java
Raden Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen and concubine. Unlike
the queen, the concubine had bad personalities. She was envious and jealous with the queen, so
she planned to make the queen leave the palace. The concubine then asked the royal healer to
help her in her plan. One day, the concubine pretended to be ill. Raden Putra called the royal
healer to give the concubine treatments. “What is her disease?” Raden Putra asked the royal
healer. “I’m very sorry, My Majesty. She is sick because the queen put poison in her meal,” the
royal healer lied.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and asked her if
the story was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t listen. “Please Your
Majesty, have mercy. I really didn’t do anything,” cried the queen in her tears. Raden Putra’s
anger ended in a decision. The queen should be banished to the woods and terminated. He did
not know that the queen was already pregnant. Raden Putra commanded one of his general to do
the punishment. The queen was banished to the woods, but the wise general didn’t have the heart
to kill her. He built a simple house in the woods for her. On his way back to the palace, he
smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would believe that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months later, she gave
birth to a healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and
handsome boy. One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an
eagle dropped an egg. Cindelaras brought the egg to be brooded by a chicken behind their house.
The egg hatched into a chick and then it slowly became a strong rooster. The rooster is no
ordinary rooster. The rooster could sing. Every morning, the rooster woke Cindelaras up with its
beautiful song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden
Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s song. He
didn’t realize the meaning of the song until one day, he started to think. “Who is Raden Putra?”
he asked his mother. The queen then told him the whole story. She also told him why they were
banned from the kingdom and lived in the woods. Cindelaras was very surprised. He decided to
go to the palace to meet the king, his father. Cindelaras asked her mother’s permission to go to
the kingdom and to tell the king what really happened. He also brought his rooster that grew
bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were involved in
cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was. “If your rooster wins, you’ll
get a reward,” said the man who challenged him. Cindelaras accepted the challenge. In a few
minutes, his rooster defeated the opponent’s rooster. He was challenged again by other man, and
one more time, his rooster won. He won again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala kingdom and made
Raden Putra curious. So, he invited Cindelaras to the palace. “What is your name, boy?” Raden
Putra asked as Cindelaras arrived in the palace. “My name is Cindelaras, Your Majesty,”
Cindelaras answered. He felt both thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster won, Cindelaras’
head would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden Putra would share half of his
wealth. Cindelaras accepted the condition. The competition was held in the front yard of the
palace. The two roosters fought bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won the
fight! Raden Putra shook his head and stared at Cindelaras from his seat, “That rooster is no
ordinary rooster, and the boy is not an ordinaty boy either. Who is he exactly?” he thought.
Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’ rooster sang the song, “My master is
Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is Cindelaras and
my mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the general who had banished the
queen. The general then confessed that he never killed the queen. Later, the royal healer also
admitted his mistake. Raden Putra was so shocked. He immediately went to the woods to pick up
the queen. Ever since, Cindelaras and his parents lived happily together. As for the concubine,
she was sent to the jail as punishment.
Terjemahan :

Cindelaras
Cerita rakyat dari Jawa Timur

Raden Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang cantik dan selir . Tidak
seperti ratu , selir memiliki kepribadian buruk . Dia iri dan cemburu dengan ratu , jadi dia berencana
untuk membuat ratu meninggalkan istana . Selir kemudian meminta penyembuh kerajaan untuk
membantunya dalam rencananya . Suatu hari , selir pura-pura sakit . Raden Putra disebut penyembuh
kerajaan untuk memberikan perawatan selir . " Apakah penyakit itu ? " Raden Putra meminta penyembuh
kerajaan . " Saya sangat menyesal , Yang Mulia saya . Dia sakit karena ratu menaruh racun dalam makan
nya , " penyembuh kerajaan berbohong .
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah cerita itu benar
. Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . " Tolong Yang Mulia ,
kasihanilah . Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air matanya . Kemarahan
Raden Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan dihentikan . Dia tidak tahu
bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu jenderalnya untuk melakukan hukuman .
Ratu dibuang ke hutan, tapi umum bijaksana tidak tega membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah
sederhana di hutan untuknya . Dalam perjalanan kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan
darah kelinci , sehingga Raden Putra akan percaya bahwa ia telah membunuh ratu .
Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia melahirkan bayi laki-
laki yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai baik , sehat , dan tampan anak
laki-laki . Suatu hari , sementara Cindelaras membantu ibunya untuk mengumpulkan beberapa kebakaran
hutan , seekor elang menjatuhkan telur . Cindelaras membawa telur untuk merenung oleh ayam di
belakang rumah mereka . Telur menetas menjadi ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam
jantan yang kuat . Ayam ada ayam biasa . Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun
dengan lagu yang indah , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari
Raden Putra . " Ayam sering menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya . Dia tidak
menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia bertanya
kepada ibunya . Ratu kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan kepadanya mengapa
mereka dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat terkejut . Dia memutuskan untuk
pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan
dan memberitahu raja apa yang sebenarnya terjadi . Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh
lebih besar dan kuat setiap hari .
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan beberapa orang
yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa kuat nya ayam jantan . "
Jika menang ayam Anda , Anda akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang menantangnya . Cindelaras
menerima tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan nya mengalahkan ayam lawan . Dia
ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya menang. Dia menang lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan membuat
Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . " Siapa namamu , anak laki-laki ? "
Tanya Raden Putra sebagai Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras , Yang Mulia , " jawab
Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra memenangkan , kepala
Cindelaras ' akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ' menang , Raden Putra akan berbagi setengah
dari kekayaannya . Cindelaras menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini diadakan di halaman depan
istana . Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah berani . Tapi hanya dalam beberapa menit , ayam
Cindelaras ' memenangkan pertarungan! Raden Putra menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat
duduknya , " ayam jantan Itu bukan ayam biasa , dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia
sebenarnya ? " Pikirnya. Raden Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ' menyanyikan
lagu , " Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia . Nama saya Cindelaras
dan ibu saya adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang telah dibuang ratu .
Jenderal itu kemudian mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu . Kemudian , penyembuh kerajaan
juga mengakui kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia segera pergi ke hutan untuk mengambil
ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim
ke penjara sebagai hukuman .
Timun Mas
Long time ago in the island of Java, Indonesia, lived a couple of farmer. They had married for
some years but they had no children. So they prayed to a monster called Buta Ijo to give them
children. Buta Ijo was a ferocious and powerful monster. He granted their wish on one
condition. When their children had grown up, they had to sacrifice them to Buta Ijo. He liked
eating fresh meat of human being. The farmers agreed to his condition. Several months later the
wife was pregnant.
She gave birth to a beautiful baby girl. They named her Timun Emas. The farmers were
happy. Timun Emas was very healthy and a very smart girl. She was also very diligent. When
she was a teenager Buta Ijo came to their house. Timun Emas was frightened so she ran away to
hide. The farmers then told Buta Ijo that Timun Emas was still a child. They asked him to
postpone. Buta Ijo agreed. He promised to come again. The following year Buta Ijo came
again. But again and again their parents said that Timun Emas was still a child.
When the third time Buta Ijo came their parents had prepared something for him. They gave
Timun Emas several bamboo needles, seeds of cucumber, dressing and salt.
‘Timun, take these things’
‘What are these things?’
‘These are your weapons. Buta Ijo will chase you. He will eat you alive. So run as fast as you
can. And if he will catch you spread this to the ground. Now go!’
Timun Emas was scared so she ran as quickly as she could. When Buta Ijo arrived she was far
from home. He was very angry when he realized that his prey had left. So he ran to chase
her. He had a sharp nose so he knew what direction his prey ran.
Timun Emas was just a girl while Buta Ijo was a monster so he could easily catch her up. When
he was just several steps behind Timun Emas quickly spread the seeds of cucumber. In seconds
they turned into many vines of cucumber. The exhausted Buta Ijo was very thirsty so he grabbed
and ate them. When Buta Ijo was busy eating cucumber Timun Emas could run away.
But soon Buta Ijo realized and started running again. When he was just several steps behind
Timun Emas threw her bamboo needles. Soon they turned into dense bamboo trees. Buta Ijo
found it hard to pass. It took him some time to break the dense bamboo forest. Meanwhile
Timun Emas could run farther.
Buta Ijo chased her again. When he almost catch her again and again Timun Emas threw her
dressing. This time it turned into a lake. Buta Ijo was busy to save himself so Timun Emas ran
way. But Buta Ijo could overcome it and continued chasing her.
Finally when Timun Emas was almost caught she threw her salt. Soon the land where Buta Ijo
stood turned into ocean. Buta Ijo was drowned and died instantly.
Timun Emas was thankful to god and came back to her home.
Terjemahan :

Timun Mas

Lama waktu yang lalu di pulau Jawa , Indonesia , tinggal beberapa petani . Mereka telah
menikah selama beberapa tahun , tetapi mereka tidak punya anak . Jadi mereka berdoa kepada
rakasa yang disebut Buta Ijo untuk memberi mereka anak-anak . Buta Ijo adalah rakasa ganas
dan kuat . Dia mengabulkan permintaan mereka dengan satu syarat . Ketika anak-anak mereka
telah dewasa, mereka harus mengorbankan mereka untuk Buta Ijo . Dia suka makan daging segar
manusia . Para petani setuju untuk kondisinya . Beberapa bulan kemudian istri sedang hamil .
Dia melahirkan seorang bayi perempuan cantik . Mereka menamai dia Timun Emas . Para petani
senang . Timun Emas sangat sehat dan seorang gadis yang sangat cerdas . Dia juga sangat rajin .
Ketika ia masih remaja Buta Ijo datang ke rumah mereka . Timun Emas ketakutan sehingga dia
melarikan diri untuk bersembunyi . Para petani kemudian mengatakan Buta Ijo bahwa Timun
Emas masih anak-anak. Mereka memintanya untuk menunda . Buta Ijo setuju . Dia berjanji
untuk datang lagi . Tahun berikutnya Buta Ijo datang lagi. Tapi lagi dan lagi orang tua mereka
mengatakan bahwa Timun Emas masih anak-anak.
Ketika ketiga kalinya Buta Ijo datang orang tua mereka telah mempersiapkan sesuatu untuknya .
Mereka memberi Timun Emas beberapa jarum bambu , biji mentimun , saus dan garam .
' Timun , mengambil hal-hal ini '
' Apa ini ? '
' Ini adalah senjata Anda . Buta Ijo akan mengejar Anda . Dia akan makan Anda hidup . Jadi
berlari secepat Anda bisa. Dan jika ia akan menangkap Anda menyebarkan ini ke tanah .
Sekarang pergi! '
Timun Emas takut sehingga ia berlari secepat yang dia bisa . Ketika Buta Ijo tiba ia jauh dari
rumah . Dia sangat marah ketika ia menyadari bahwa mangsanya telah meninggalkan . Jadi dia
berlari mengejarnya . Dia memiliki hidung yang tajam sehingga ia tahu apa arah berlari
mangsanya .
Timun Emas hanya seorang gadis sementara Buta Ijo adalah rakasa sehingga ia bisa dengan
mudah menangkapnya up . Ketika ia hanya beberapa langkah di belakang Timun Emas cepat
menyebar benih-benih mentimun . Dalam hitungan detik mereka berubah menjadi banyak
tanaman merambat mentimun . The kelelahan Buta Ijo sangat haus sehingga ia meraih dan
makan mereka . Ketika Buta Ijo sedang sibuk makan mentimun Timun Emas bisa melarikan diri
.
Tapi segera Buta Ijo menyadari dan mulai berlari lagi . Ketika ia hanya beberapa langkah di
belakang Timun Emas melemparkan jarum bambu nya . Tak lama kemudian mereka berubah
menjadi pohon bambu lebat . Buta Ijo merasa sulit untuk lulus . Ini membawanya beberapa
waktu untuk memecahkan hutan bambu lebat . Sementara itu Timun Emas bisa berlari lebih jauh
.
Buta Ijo mengejarnya lagi . Ketika ia hampir menangkapnya lagi dan lagi Timun Emas
melemparkan riasnya . Kali ini berubah menjadi danau . Buta Ijo sedang sibuk menyelamatkan
diri sehingga Timun Emas berlari jalan . Tapi Buta Ijo bisa mengatasinya dan terus mengejarnya
.
Akhirnya ketika Timun Emas hampir tertangkap ia melemparkan garam itu . Segera tanah tempat
Buta Ijo berdiri berubah menjadi laut . Buta Ijo itu tenggelam dan tewas seketika .
Timun Emas bersyukur kepada Tuhan dan kembali ke rumahnya .
Roro Jonggrang

Long time ago, there was a kingdom named Prambanan. All the people of Prambanan lived
peacefully. But then, Prambanan kingdom was attacked and occupied by the Pengging kingdom.
Prambanan then was ruled by Bandung Bondowoso of Pengging kingdom. He was a mean king.
He also had great supernatural power. His soldiers were not only humans, but also genies.
The king of Prambanan had a beautiful daughter named Loro Jonggrang. Bandung Bondowoso
fell in love with her and wanted to marry her. “You’re very beautiful. Would you be my queen?”
asked Bandung Bondowoso. Loro Jonggrang was shocked. She didn’t like Bandung Bondowoso
because he was a mean person. She wanted to refuse, but she afraid that Bandung Bondowoso
would be angry and endangered the people of Prambanan. Then, she came up with a plan. “If
you want to marry me, you have to build a thousand temples for me in just one night,” said Loro
Jonggrang. “What? That’s impossible!” said Bandung Bondowoso. But he did not give up. He
consulted with his advisor. “Your Majesty can asked the genies to help built the temples,” said
the advisor.
So, Bandung Bondowoso summoned his entire genies soldier and commanded them to help him
built a thousand temples. The genies worked in unbelievable speed. Meanwhile, Loro Jonggrang
heard from her servant that the building of a thousand temples was almost finished. She was so
worried. But again, she came up with a great idea. She asked all of her servants to help her.
“Please prepare a lot of straw and mortar. Please hurry up!” said Loro Jonggrang. “Burn the
straw and make some noise pounding the mortar, quickly.” All those servants did what Loro
Jonggrang ordered them; burning straw and pounding the mortar, making the genies think that
the sun is going to rise.
“It’s already dawn. We have to go,” said the leader of the genies to Bandung Bondowoso. All the
genies immediately stopped their work and ran for cover from the sun, which they afraid of.
They didn’t know that the light was from the fire that burning the straw, not from the sun.
Bandung Bondowoso can’t stop the genies from leaving. He was angry. He knew Loro
Jonggrang had just tricked him. “You cannot fool me, Loro Jonggrang. I already have 999
temples. I just need one more temple. Now, I will make you the one-thousandth temple.” He
pointed his finger to Loro Jonggrang and said some mantras. Magically, Loro Jonggrang’s body
turned into stone. Until now, the temple is still standing in Prambanan area, Central Java. And
the temple is called Loro Jonggrang temple.
Terjemahan :

Roro Jonggrang

Lama waktu yang lalu , ada sebuah kerajaan bernama Prambanan . Semua orang dari Prambanan
hidup damai . Tapi kemudian , Kerajaan Prambanan diserang dan diduduki oleh kerajaan
Pengging . Prambanan kemudian diperintah oleh Bandung Bondowoso Pengging kerajaan . Dia
adalah raja berarti . Dia juga memiliki kekuatan gaib yang besar . Tentara -Nya tidak hanya
manusia , tetapi juga jin .
Raja Prambanan memiliki seorang putri cantik bernama Loro Jonggrang . Bandung Bondowoso
jatuh cinta padanya dan ingin menikahinya . " Kau sangat cantik . Apakah Anda menjadi ratu
saya? " Tanya Bandung Bondowoso . Loro Jonggrang terkejut . Dia tidak suka Bandung
Bondowoso karena dia orang yang berarti . Dia ingin menolak , tapi dia takut bahwa Bandung
Bondowoso akan marah dan membahayakan orang-orang Prambanan . Kemudian , dia datang
dengan rencana. " Jika Anda ingin menikah , Anda harus membangun seribu candi untuk saya
hanya dalam satu malam , " kata Loro Jonggrang . " Apa? Itu tidak mungkin! " Kata Bandung
Bondowoso . Tapi dia tidak menyerah . Dia berkonsultasi dengan penasihat . " Yang Mulia bisa
meminta jin untuk membantu membangun kuil , " kata penasehat .
Jadi , Bandung Bondowoso memanggil jin seluruh prajurit dan memerintahkan mereka untuk
membantunya membangun seribu candi . Para jin bekerja dalam kecepatan yang luar biasa .
Sementara itu, Loro Jonggrang mendengar dari pelayannya bahwa pembangunan seribu candi itu
hampir selesai . Dia sangat khawatir . Tetapi sekali lagi, dia datang dengan ide bagus . Dia
meminta semua pelayannya untuk membantunya . " Silahkan persiapkan banyak jerami dan
mortir . Tolong cepat sedikit ! " Kata Loro Jonggrang . " Membakar jerami dan membuat
beberapa kebisingan berdebar mortir , dengan cepat . " Semua hamba-hamba itu melakukan apa
Loro Jonggrang memerintahkan mereka , membakar jerami dan menumbuk lesung , membuat jin
berpikir bahwa matahari akan meningkat .
" Ini sudah fajar . Kita harus pergi , " kata pemimpin jin ke Bandung Bondowoso . Semua jin
segera menghentikan pekerjaan mereka dan berlari untuk berlindung dari matahari , yang mereka
takut . Mereka tidak tahu bahwa terang itu dari api yang membakar jerami , bukan dari matahari .
Bandung Bondowoso tidak dapat menghentikan jin meninggalkan . Dia marah . Dia tahu Loro
Jonggrang baru saja menipunya . " Anda tidak bisa membodohi saya , Loro Jonggrang . Saya
sudah memiliki 999 candi . Aku hanya perlu satu kuil lagi. Sekarang, saya akan membuat Anda
candi satu per seribu . " Dia menunjuk jarinya ke Loro Jonggrang dan mengatakan beberapa
mantra . Ajaib , tubuh Loro Jonggrang berubah menjadi batu . Sampai saat ini , candi masih
berdiri di wilayah Prambanan , Jawa Tengah . Dan candi Loro Jonggrang disebut candi .
BAWANG MERAH AND BAWANG PUTIH
In the ancient time, lived a little family. The family consists of father, mother, and a beautiful
girl named Bawang Putih. They are a harmonious and happy family despite his father worked as
an ordinary merchant. One day, the happiness in this family was lost because the mother
died. Bawang Putih was very sad because she was very fond of her mother. Her father was also
so sad because he loved his wife so much.
After Bawang Putih’s mother died, her house was visited frequently by a widow who had a
daughter named Bawang Merah. The widow often came with Bawang Merah to the Bawang
Putih’s home by bringing food, helping to clean the house, and chatting with Bawang Putih’s
father. Finally, the father thinks that he should marry the widow and made the widow as a new
mother for Bawang Putih.
He asked for consideration of the proposal to Bawang Putih. After being allowed to get married
by Bawang Putih, then her father immediately carried out the marriage. They become a new
family and lived in a house. At first, the mother and Bawang Merah’s behaved Bawang Putih
very well. However, the good behavior did not to be last long. Soon, the Bawang Merah and her
mother began to show their bad attitude. Bawang Putih was often scolded and given heavy works
when the father went to trade. She had to do a lot of housework while the Bawang Merahs just sit
and did not work at all. However, the situation was never told by her to his father, so the Bawang
Putih continued to be treated badly by Bawang Merah’s and her mother.
One day, his father was sick and passed away. Since then, Bawang Putih was treated worse than
before. Bawang Putih almost never had a break every day. In the morning, she had to get up in
order to prepare breakfast and the water for Bawang Merah and her mother. Later, she also gave
eating to the livestock, washing clothes, and even watering the entire garden. Although she
should do so many works, she always did it happily. She hoped, with such sincerity, her mother
would love her sincerely someday.
On the morning, Bawang Putih went to the river to wash the clothes. She was so excited and
washed vigorously. Because of getting too excited, she was not aware that there was a shirt that
washed away. She realized that the shirt had been washed away when the flow carried it far
enough. Later, she pursued but did not get the shirt. She felt hopeless and immediately went
home.
The shirt was her mother's favorite. Of course, the mother was angry and told her to look for the
shirt until she could found it. Bawang Putih came back to the river and walked to the west to
seek her mother's favorite shirt. She walked along the river up to tens of kilometers. After that,
Bawang Putih suddenly saw someone who was bathing the buffalo in the river. She asked the
man about the clothes were washed away. Later, she was informed that the shirt drifting and it
was not far from where she was standing. At that moment, Bawang Putih immediately ran down
the river to find the shirt.
It was getting dark and the Bawang Putih found a home. Because of completely exhausted, she
decided to take a break in the house. Apparently, it housed an old lady who had previously found
the shirt. The old lady wanted to return the shirt to her, but she should accompany the old lady
during a week. She agreed to stay with the lady for a week. Within a week, she made the old lady
to be so happy because she was diligent and never complained even though felt so tired.
After accompanying for a week, she was given a pumpkin as the gift. When opening it, she was
very surprised because there were so much gold and gems. She immediately went home and told
the happening to her mother and also Bawang Merah. However, the gold and jewels that she got
immediately seized and she was forced to tell where the jewelry could be obtained. Bawang
Putih immediately said that she got it from an old lady who lived near the river.
In the next day, Bawang Merah came to that house and stayed for a week like what Bawang
Putih did. However, because Bawang Merah was a lazy girl, the old lady gave a different
pumpkin from Bawang Putih. Bawang Merah did not care and Bawang Merah immediately went
home to open the pumpkin with her mother. Apparently, the content was not gems or gold, but
the venomous snake that bit of Bawang Merah and the mother. Both of them died because of
their greed.
After the happening, Bawang Putih was living alone, but she was more calm and lived happily
with its gold and gems.
Terjemahan :
Bawang Merah dan Bawang Putih
Pada zaman dahulu, ada sebuah keluarga kecil yang hidup bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah,
ibu, dan seorang gadis cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia
meskipun sang ayah hanya bekerja sebagai seorang pedagang biasa. Suatu hari, kebahagiaan yang ada di
dalam keluarga tersebut hilang karena sang ibu meninggal. Bawang putih sangat sedih karena ia sangat
menyayangi ibunya, begitu juga sang ayah yang sangat sedih karena sang istri telah meninggal.
Setelah ibu bawang putih meninggal, rumahnya sering dikunjungi oleh seorang janda yang mempunyai
anak bernama bawang merah. Ibu bawang merah sering datang ke rumah bawang putih dan membawakan
makanan, membantu membersihkan rumah, dan mengobrol dengan ayah bawang putih. Akhirnya, ayah
bawang putih berpikir bahwa sebaiknya ia menikah dengan janda tersebut dan menjadikannya sebagai ibu
baru untuk bawang putih.
Ia meminta usul dan pertimbangan dari bawang putih. Setelah diizinkan untuk menikah oleh bawang
putih, maka sang ayah segera melaksanakan pernikahan dengan ibu bawang merah. Mereka menjadi
sebuah keluarga baru dan tinggal di rumah tersebut. Pada awalnya, ibu bawang merah dan bawang merah
sangat baik terhadap bawang putih. Namun, perilaku baik tersebut tidak bertahan lama. Lama-kelamaan
bawang merah dan ibunya mulai menunjukkan sikap buruk mereka. bawang putih sering dimarah dan
diberikan pekerjaan berat ketika sang ayah pergi berdagang. Ia harus mengerjakan banyak pekerjaan
rumah sementara bawang merah hanya duduk dan tidak bekerja sama sekali. Namun, keadaan tersebut
tidak pernah diceritakan olehnya kepada sang ayah, sehingga bawang putih terus diperlakukan secara
buruk oleh bawang merah dan ibunya.
Pada suatu hari sang ayah sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang merah dan
ibunya memperlakukan bawang putih semakin buruk. Bawang putih hampir tidak pernah istirahat setiap
hari. di pagi hari, ia harus bangun untuk mempersiapkan air dan sarapan bagi bawang merah dan ibunya.
Kemudian, ia juga harus member makan ternak, mencuci baju, dan bahkan menyirami seluruh kebun.
Meskipun pekerjaan yang harus ia kerjakan begitu banyak, namun bawan putih melakukan semua itu
dengan gembira. Ia berharap, dengan keikhlasan tersebut, sang ibu mau menyayanginya dengan tulus dan
menganggapnya sebagai anak kandung.
Pada suatu pagi, bawang putih pergi ke sungai untuk mencuci baju. Dia begitu gembira dan mencuci
dengan penuh semangat. Karena terlalu semangat, ia tidak sadar bahwa ada sebuah baju yang hanyut. Ia
menyadari bahwa baju tersebut hanyut ketika telah terbawa aliran yang cukup jauh. Kemudian, ia
mengejarnya dan tidak mendapatkan baju tersebut. Ia merasa putus asa dan segera pulang ke rumah.
Baju tersebut merupakan baju kesayangan ibu bawang merah. Tentu saja, sang ibu marah dan
menyuruhnya untuk mencari baju tersebut hingga ditemukan. Bawang putih kembali lagi ke sungai dan
berjalan ke arah barat untuk mencari baju kesayangan ibunya. Ia berjalan menyusuri aliran sungai hingga
puluhan kilometer. Setelah itu, bawang putih tiba-tiba melihat seseorang yang sedang memandikan
kerbau di sungai. Ia bertanya kepada orang itu mengenai baju yang hanyut. Kemudian, ia mendapat
informasi bahwa baju ibu bawang merah hanyut namun baju tersebut tidaklah jauh dari tempatnya berdiri.
Saat itu juga, bawang putih segera berlari menyusuri sungai untuk menemukan baju tersebut.
Hari semakin gelap dan bawang putih menemukan sebuah rumah. Karena sangat lelah, ia memutuskan
untuk beristirahat sejenak di rumah tersebut. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang nenek yang
sebelumnya sudah menemukan baju milik ibu bawang putih. Sang nenek ingin mengembalikan baju
tersebut kepada bawang putih, dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama seminggu.
Bawang putih begitu iba dengan nenek tersebut, dan ia setuju untuk tinggal bersama sang nenek selama
seminggu. Dalam waktu satu minggu, ia membuat nenek tersebut amat gembira karena bekerja dengan
rajin dan tidak pernah mengeluh.
Setelah bawang putih menemani sang nenek selama seminggu, ia diberikan satu buah labu sebagai
hadiah. Ketika membuka labu tersebut, ia sangat terkejut karena didalamnya terdapat emas dan permata
yang begitu banyak. Ia segera pulang dan memberitahukan kejadian tersebut kepada sang ibu dan juga
bawang merah. Namun, emas dan permata yang ia dapatkan segera direbut dan ia dipaksa untuk
memberitahukan dimana perhiasan tersebut dapat diperoleh. Bawang putih segera mengatakan bahwa ia
mendapatkannya dari seorang nenek yang tinggal di dekat sungai.
Esok hari, bawang merah datang ke rumah nenek tersebut dan tinggal selama satu minggu. Namun,
karena bawang merah adalah gadis yang malas, maka sang nenek memberikannya labu yang berbeda dari
bawang putih. Bawang merah tidak peduli dan ia segera pulang dan membuka labu tersebut bersama
ibunya. Ternyata, isi labu tersebut bukanlah permata atau emas, namun ular berbisa yang menggigit
bawang merah dan ibunya. Kedua orang tersebut meninggal karena keserakahannya.
Bawang putih kini hidup sendiri namun ia lebih tenang karena tidak ada lagi orang yang menganggunya.
Ia hidup bahagia dengan emas dan permata yang dimilikinya.

Das könnte Ihnen auch gefallen