Sie sind auf Seite 1von 5

RINGKASAN MATA KULIAH

PENGAUDITAN II

“LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN”

Oleh:

Ni Luh Dea Kemuning 1106305047

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

2013

STANDAR PELAPORAN
1. Standar Pelaporan Pertama
Standar pelaporan pertama menyatakan bahwa laporan audit harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Standar ini mengharuskan auditor untuk secara eksplisit menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
IAI menetapkan sejumlah prinsip akuntansi yang diumumkan sebagai standar
akuntansi keungan. Prinsip-prinsip ini di dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik IAI, Aturan Etika 203 disebut sebagai prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI.
Aturan etika 203 memberi suatu pengecualian. Dalam keadaan luar biasa, laporan
atau data mungkin memuat suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
ditetapkan IAI.
2. Standar Pelaporan Kedua
Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak
secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode
sebelumnya. Perubahan yang mempengaruhi konsistensi yaitu perubahan dalam
prinsip akuntansi itu sendiri, perubahan dalam metoda penerapan suatu prinsip, dna
perubahan dalam satuan usaha yang membuat laporan
3. Standar Pelaporan Ketiga
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit. Pengungkapan informatif menyangkut hal-hal
material yang berkaitan dengan bentuk, susunan, dna isi laporan keuangan serta
catatan atas laporan keuangan yang menyertainya.
4. Standar Pelaporan Keempat
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor
dikaitkan dengan laporna keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang
dipikulnya.

LAPORAN AUDITOR

1. Laporan Bentuk Baku


Laporan ini terdiri dari paragraf pendahuluan, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat
dengan kalimat-kalimat standar. Laporan pada umumnya ditujukan kepada orang-
orang yang menunjuk atau memberi penugasan kepada auditor.
2. Penyimpangan dari Laporan Bentuk Baku
Penyimpangan dari laporan bentuk baku terjadi apabila auditor berkesimpulan bahwa
perlu ditambahkan paragraf penjelasan pada laporan auditor dengan tetap memberi
pendapat wajar tanpa pengecualian atau harus diberikan jenis pendapat yang lain atas
laporan keuangan.

DAMPAK KEADAAN-KEADAAN YANG MENYEBABKAN PENYIMPANGAN


ATAS LAPORAN KEUANGAN

1. Pembatasan Lingkup
Apabila auditor tidak dapat melaksanaka prosedur yang diperlukan atau prosedur
tidak dapat menghasilkan bukti yang cukup, dikatakan bahwa auditor mengalami
pembatasan lingkup pemeriksaan. Pembatasan lingkup bisa berasal dari klien atau bis
ajuga akibat dari suatu keadaan.
Auditor bisa diminta untuk mengaudit hanya satu laporan keuangan saja, dan
tidak mengaudit laporan keuangan lainnya. Peugasain ini tidak merupakan
pembatasan lingkup pemeriksaan sepanjang auditor bisa melaksanakan semua
prosedur yang dipandang perlu sesuai dengan keadaan. Pembatasan lingkup
mengharuskan auditor untuk menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolak memberi pendapat.
2. Ketidaksesuaian Dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
Apabila laporan keuangan klien berisi penyimpangan dari PABU, dampaknya
terhadap laporan auditor akan berbeda tergantung pada apakah penyimpangan itu
terhadap prinsip akuntansu yang ditetapkan IAI yang memang perlu dilakukan
ataukah terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Jika diperlukan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi karena keadaan luar
biasa, maka auditor bisa menerbitkan laporan keuangan dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian disertai dengan paragraf penjelasan.
3. Tidak Ada Konsistensi Dalam Penerapan Prinsip Akuntansi
Suatu perubahan dikatakan sesuai dengan prinsip akuntanis yang berlaku umum
apabila (1) prinsip yang baru merupakan suatu prinsip akuntansi yang berlaku umum,
(2) perubahan dilakukan dengan benar dan diungkapkan dalam laporan keuangan, dan
(3) manajemen mempunyai alasan yang bisa dipertanggungjawabkan bahwa prinsip
yang baru lebih tepat dibandingkan prinsip yang lama.
Apabila perubahan dilakukan sesuai PABU, auditor akan menyatakan bahwa
laporan keuangan disajikan wajar tanpa pengecualian dan menjelaskan perubahan
dalam suatu paragraf tanbahan yang dicantumkan setelah paragraf pendapat. Apabial
perubahan tidak dilakukan sesuai dengan PABU, auditor harus menyatakan endapat
wajar dengan pengecualian tergantung pada materialitas perubahan.
4. Pengungkapan Tidak Memadai
Jika laporan keuangan disajikan secara tidak wajar, maka auditor harus menyatakan
pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat
ketidaksesuaian dengan PABU, sehingga oleh karenanya laporan auditor harus
menyimpang dari laporan bentuk baku.
5. Keraguan Besar Akan Kemampuan Perusahaan Untuk Mempertahankan
Kelangsungan Hidupnya
Auditor bertanggungjawab untuk menilai apakah dalam kenyataannya perusahaan
akan mampu mempertahankan kelangsungan hidupmya selama jangka wkatu yang
pantas, tidak lebih darisatu tahub setelah tanggal neraca tahun yang diaudit.
Apabila keadaan-keadaan tentang kemampuan satuan usaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya diungkapkan secara memadai dalam catatan
atas laporan keuangan, auditor harus menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
dan menambahkan paragraf pendapat dnegan mengacu pada catatan atas laporan
keuangan yang bersangkutan.
6. Penekanan Atas Suatu Hal
Dalam keadaan tertentu, auditor mungkin perlu memberi penekanan atas suatu hal
yang berkaitan dengan laporan keuangan, namun ia bermaksud untuk menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian. Sebagai contoh, ia mungkin memberi penekanan
bahwa suatu satuan usaha auditan merupakan unsur suatu perusahaan yang besar atau
bahwa satuan usaha tersebut melakukan transaksi yang signifikan dengan pihak yang
memiliki hubungan isitimewa.
7. Pendapat Auditor Sebagian Didasarkan pada Laporan Auditor Lain
Apabila klien memiliki satu atau lebih anak perusahaan, divisi, atau cabang , kadang-
kadang diperlukan lebih dari satu kantor akuntan publik untuk berpartisipasi dalam
pengauditan laporan keuangan perusahaan tersebut. Auditor utama harus memutuskan
apakah ia akan bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukan oleh auditor lain
sepanjang hal itu berkaitan dengan laporan klien sebagai keseluruhan. Apabila auditor
akan memikul tanggungjawab, maka lapran auditnya tidak perlu mengacu kepada
pemeriksaan oleh auditor lain. Namun sebaliknya, apabila tidak memikul
tanggungjawab, maka dalam laporan auditnya harus mengacu pada auditor lain.
8. Ikhtisar Dampak Berbagai Keadaan Terhadap Laporan Keuangan Auditor
Untuk setiap keadaan, jenis penyimpangannya ditunjukkan dengan menyebutkan
tenpat pemberian penjelasan serta keterangan tentang dampak penting lainnya
terhadap laporan.

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN PELAPORAN LAINNYA

1. Pelaporan Apabila Akuntan Publik Tidak Independen


Apabila kedudukan akuntan publik tidak independen sebagaiman diharuskan dalam
standar auditing, maka akuntan publi tersebut tidak diperbolehkan mengeluarkan
pendapat wajar tanpa pengecualian, melainkan harus mengeluarkan pernyataan tidak
memberi pendapat. Auditor harus menerbitkan laporan satu paragraf, dan
menyebutkan mengapa auditor tidak independen.
2. Keadaan-keadaan yang Berhubungan Dengan Laporan Keuangan Komparatif
Standar pelaporan keempat tidak hanya berlaku untuk laporan keuangan tahun
berjalan, tapi juga dengan laporan tahun sebelumnya yang disajikan secara komparatif
dengan laporan tahun berjalan. Selama audit atas tahun berjalan, auditor harus
wasapada terhadap kedaan atau kejadian yang terjadi pada periode-periode laporan
keuangan yang lalu. Keadaan-keadaan tersebut meliputi (1) pendapat audit berbeda,
(2) pemutakhiran suatu pendapat, (3) penggantian auditor.
3. Informasi Disertakan Pada Laporan Keuangan Auditan
Informasi yang disertakan bersama laporan keungan terdiri dari (1) informasi
tambahan yang diharuskan Ikatan Akuntan Indonesia, (2) informasi yang disajikan
secara sukarela oleh manajemen, dan (3) tambahan informasi yang diberikan auditor.

Das könnte Ihnen auch gefallen