0 Bewertungen0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
9 Ansichten1 Seite
Kasus Gayus Tambunan
PROFIL
Nama : Gayus Halomoan Partahanan Tambunan
TTL : 9 Mei 1979
Pekerjaan : Mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia
Karier : Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000, Gayus ditempatkan di Balikpapan. Beberapa tahun kemudian Gayus yang diangkat menjadi PNS golongan IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. Gayus terus berkarier di Direktorat Jenderal Pajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus mafia kasus Pajak pada tahun 2010
Daftar Kekayaan :
1 Perumahan Gading Park View Nilai : Rp 1,54M – 4 M
2 Apartemen Cempaka Mas Nilai : Rp 350 – 500 juta
3 Mobil Ford Everest Nilai : Rp 200 juta
4 Mobil Mercedes Nilai : Rp 600 juta
5 Mobil BMW Nilai : Rp 400 juta
6 Toyota Alphard Nilai : Rp 814 juta – 1.02 M
7 Toyota Altis Nilai : Rp 339 juta – 391 juta
VONIS PENGADILAN
Pada tanggal 19 Januari 2011 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta atau subsider 3 bulan kurungan terkait kasus mafia pajak terhadap Gayus. Hukuman Gayus ini jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menuntut Gayus dengan hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.
Dalam sidang putusan yang dipimpin Hakim Albertina Ho, Gayus terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dengan menguntungkan PT Surya Alam Tunggal (SAT) dalam pembayaran pajak serta merugikan keuangan negara sebesar Rp 570 juta.
Selain itu, Albertina Ho dkk juga menegaskan, sebagai peneliti pajak di Direktorat Banding, Gayus juga terbukti menyalahi wewenangnya. Dia telah menerima keberatan pembayaran pajak PT SAT. "Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama," kata Albertina, Rabu 19 Januari 2011.
Tak hanya itu, hakim juga menyatakan Gayus Tambunan terbukti telah menyuap menyuap penyidik Direktur II Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Polisi Arafat Enanie. Hakim menyatakan Gayus memberikan uang melalui pengacaranya Haposan Hutagalung agar tidak ditahan dan sejumlah harta bendanya tidak disita.
Gayus Tambunan juga dinyatakan bersalah menyuap hakim Muhtadi Asnun sebesar Rp 50 juta. Uang ini untuk memuluskan perkara penggelapan pajak dan pencucian uang senilai Rp 25 miliar.
Tak lama usai putusan 7 tahun penjara, jaksa mengajukan banding. Pengadilan Tinggi Jakarta akhirnya mengabulkan banding tersebut dan menjadikan hukuman Gayus jadi 8 tahun penjara. Tak puas dengan putusan ini, Gayus mengajukan kasasi ke MA. Namun, MA menolak dan justru memperberat hukuman Gayung menjadi 12 tahun penjara.
Dengan ditolaknya PK tersebut, Gayus harus meringkuk di penjara selama 30 tahun. Pasalnya, selain kasus yang membuat dia dipenjara 12 tahun, Gayus juga dihukum untuk tiga kasus lainnya. Tiga kasus itu adalah kasus penggelapan pajak PT Megah Citra Raya dengan vonis 8 tahun penjara, kasus pemalsuan paspor dengan vonis 2 tahun penjara dan hukuman 8 tahun penjara dalam kasus pencucian uang dan penyuapan penjaga tahanan.
Namun, dalam perjalanan MA kemudian mengurangi hukuman Gayus menjadi 29 tahun penjara. MA menilai vonis yang dijatuhkan kepada mantan pegawai Ditjen Pajak itu melebihi aturan yang ada. Dilansir dari website MA pada Selasa 17 Januari 2017, MA menyebut total kejahatan yang dilakukan Gayus ada empat kasus, tiga di antaranya tindak pidana korupsi yang dituntut secara terpisah dengan total vonis 28 tahun penjara. Gayus tidak terima dengan vonis Nomor 52 K/Pid.Sus/2013 itu karena total hukuman yang ia terima dalam kasus korupsi tersebut selama 28 tahun penjara. MA kemudian mengabulkan keberatan tersebut dengan menjadikan hukuman Gayus menjadi 26 tahun penjara untuk tiga kasus pidana korupsi.
Di luar itu, MA memvonis Gayus 3 tahun dalam kasus pemalsuan paspor yang dia gunakan bepergian selama di dalam tahanan. Dengan begitu total hukuman yang dijalani Gayus adalah 29 tahun penjara.
Kasus Gayus Tambunan
PROFIL
Nama : Gayus Halomoan Partahanan Tambunan
TTL : 9 Mei 1979
Pekerjaan : Mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia
Karier : Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000, Gayus ditempatkan di Balikpapan. Beberapa tahun kemudian Gayus yang diangkat menjadi PNS golongan IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. Gayus terus berkarier di Direktorat Jenderal Pajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus mafia kasus Pajak pada tahun 2010
Daftar Kekayaan :
1 Perumahan Gading Park View Nilai : Rp 1,54M – 4 M
2 Apartemen Cempaka Mas Nilai : Rp 350 – 500 juta
3 Mobil Ford Everest Nilai : Rp 200 juta
4 Mobil Mercedes Nilai : Rp 600 juta
5 Mobil BMW Nilai : Rp 400 juta
6 Toyota Alphard Nilai : Rp 814 juta – 1.02 M
7 Toyota Altis Nilai : Rp 339 juta – 391 juta
VONIS PENGADILAN
Pada tanggal 19 Januari 2011 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta atau subsider 3 bulan kurungan terkait kasus mafia pajak terhadap Gayus. Hukuman Gayus ini jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menuntut Gayus dengan hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.
Dalam sidang putusan yang dipimpin Hakim Albertina Ho, Gayus terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dengan menguntungkan PT Surya Alam Tunggal (SAT) dalam pembayaran pajak serta merugikan keuangan negara sebesar Rp 570 juta.
Selain itu, Albertina Ho dkk juga menegaskan, sebagai peneliti pajak di Direktorat Banding, Gayus juga terbukti menyalahi wewenangnya. Dia telah menerima keberatan pembayaran pajak PT SAT. "Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama," kata Albertina, Rabu 19 Januari 2011.
Tak hanya itu, hakim juga menyatakan Gayus Tambunan terbukti telah menyuap menyuap penyidik Direktur II Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Polisi Arafat Enanie. Hakim menyatakan Gayus memberikan uang melalui pengacaranya Haposan Hutagalung agar tidak ditahan dan sejumlah harta bendanya tidak disita.
Gayus Tambunan juga dinyatakan bersalah menyuap hakim Muhtadi Asnun sebesar Rp 50 juta. Uang ini untuk memuluskan perkara penggelapan pajak dan pencucian uang senilai Rp 25 miliar.
Tak lama usai putusan 7 tahun penjara, jaksa mengajukan banding. Pengadilan Tinggi Jakarta akhirnya mengabulkan banding tersebut dan menjadikan hukuman Gayus jadi 8 tahun penjara. Tak puas dengan putusan ini, Gayus mengajukan kasasi ke MA. Namun, MA menolak dan justru memperberat hukuman Gayung menjadi 12 tahun penjara.
Dengan ditolaknya PK tersebut, Gayus harus meringkuk di penjara selama 30 tahun. Pasalnya, selain kasus yang membuat dia dipenjara 12 tahun, Gayus juga dihukum untuk tiga kasus lainnya. Tiga kasus itu adalah kasus penggelapan pajak PT Megah Citra Raya dengan vonis 8 tahun penjara, kasus pemalsuan paspor dengan vonis 2 tahun penjara dan hukuman 8 tahun penjara dalam kasus pencucian uang dan penyuapan penjaga tahanan.
Namun, dalam perjalanan MA kemudian mengurangi hukuman Gayus menjadi 29 tahun penjara. MA menilai vonis yang dijatuhkan kepada mantan pegawai Ditjen Pajak itu melebihi aturan yang ada. Dilansir dari website MA pada Selasa 17 Januari 2017, MA menyebut total kejahatan yang dilakukan Gayus ada empat kasus, tiga di antaranya tindak pidana korupsi yang dituntut secara terpisah dengan total vonis 28 tahun penjara. Gayus tidak terima dengan vonis Nomor 52 K/Pid.Sus/2013 itu karena total hukuman yang ia terima dalam kasus korupsi tersebut selama 28 tahun penjara. MA kemudian mengabulkan keberatan tersebut dengan menjadikan hukuman Gayus menjadi 26 tahun penjara untuk tiga kasus pidana korupsi.
Di luar itu, MA memvonis Gayus 3 tahun dalam kasus pemalsuan paspor yang dia gunakan bepergian selama di dalam tahanan. Dengan begitu total hukuman yang dijalani Gayus adalah 29 tahun penjara.
Kasus Gayus Tambunan
PROFIL
Nama : Gayus Halomoan Partahanan Tambunan
TTL : 9 Mei 1979
Pekerjaan : Mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia
Karier : Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000, Gayus ditempatkan di Balikpapan. Beberapa tahun kemudian Gayus yang diangkat menjadi PNS golongan IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. Gayus terus berkarier di Direktorat Jenderal Pajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus mafia kasus Pajak pada tahun 2010
Daftar Kekayaan :
1 Perumahan Gading Park View Nilai : Rp 1,54M – 4 M
2 Apartemen Cempaka Mas Nilai : Rp 350 – 500 juta
3 Mobil Ford Everest Nilai : Rp 200 juta
4 Mobil Mercedes Nilai : Rp 600 juta
5 Mobil BMW Nilai : Rp 400 juta
6 Toyota Alphard Nilai : Rp 814 juta – 1.02 M
7 Toyota Altis Nilai : Rp 339 juta – 391 juta
VONIS PENGADILAN
Pada tanggal 19 Januari 2011 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta atau subsider 3 bulan kurungan terkait kasus mafia pajak terhadap Gayus. Hukuman Gayus ini jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menuntut Gayus dengan hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.
Dalam sidang putusan yang dipimpin Hakim Albertina Ho, Gayus terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dengan menguntungkan PT Surya Alam Tunggal (SAT) dalam pembayaran pajak serta merugikan keuangan negara sebesar Rp 570 juta.
Selain itu, Albertina Ho dkk juga menegaskan, sebagai peneliti pajak di Direktorat Banding, Gayus juga terbukti menyalahi wewenangnya. Dia telah menerima keberatan pembayaran pajak PT SAT. "Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama," kata Albertina, Rabu 19 Januari 2011.
Tak hanya itu, hakim juga menyatakan Gayus Tambunan terbukti telah menyuap menyuap penyidik Direktur II Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Polisi Arafat Enanie. Hakim menyatakan Gayus memberikan uang melalui pengacaranya Haposan Hutagalung agar tidak ditahan dan sejumlah harta bendanya tidak disita.
Gayus Tambunan juga dinyatakan bersalah menyuap hakim Muhtadi Asnun sebesar Rp 50 juta. Uang ini untuk memuluskan perkara penggelapan pajak dan pencucian uang senilai Rp 25 miliar.
Tak lama usai putusan 7 tahun penjara, jaksa mengajukan banding. Pengadilan Tinggi Jakarta akhirnya mengabulkan banding tersebut dan menjadikan hukuman Gayus jadi 8 tahun penjara. Tak puas dengan putusan ini, Gayus mengajukan kasasi ke MA. Namun, MA menolak dan justru memperberat hukuman Gayung menjadi 12 tahun penjara.
Dengan ditolaknya PK tersebut, Gayus harus meringkuk di penjara selama 30 tahun. Pasalnya, selain kasus yang membuat dia dipenjara 12 tahun, Gayus juga dihukum untuk tiga kasus lainnya. Tiga kasus itu adalah kasus penggelapan pajak PT Megah Citra Raya dengan vonis 8 tahun penjara, kasus pemalsuan paspor dengan vonis 2 tahun penjara dan hukuman 8 tahun penjara dalam kasus pencucian uang dan penyuapan penjaga tahanan.
Namun, dalam perjalanan MA kemudian mengurangi hukuman Gayus menjadi 29 tahun penjara. MA menilai vonis yang dijatuhkan kepada mantan pegawai Ditjen Pajak itu melebihi aturan yang ada. Dilansir dari website MA pada Selasa 17 Januari 2017, MA menyebut total kejahatan yang dilakukan Gayus ada empat kasus, tiga di antaranya tindak pidana korupsi yang dituntut secara terpisah dengan total vonis 28 tahun penjara. Gayus tidak terima dengan vonis Nomor 52 K/Pid.Sus/2013 itu karena total hukuman yang ia terima dalam kasus korupsi tersebut selama 28 tahun penjara. MA kemudian mengabulkan keberatan tersebut dengan menjadikan hukuman Gayus menjadi 26 tahun penjara untuk tiga kasus pidana korupsi.
Di luar itu, MA memvonis Gayus 3 tahun dalam kasus pemalsuan paspor yang dia gunakan bepergian selama di dalam tahanan. Dengan begitu total hukuman yang dijalani Gayus adalah 29 tahun penjara.
Semarang, 26 September 2018
Kepada
Yth. Bapak Walikota Semarang
di-
SEMARANG
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama ALBERTUS BAYU DWI ANANTA
Tempat, tanggal lahir SEMARANG, 23 SEPTEMBER 1993
Jenis Kelamin Laki-laki
Jabatan yang dilamar : PERENCANA AHLI PERTAMA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kualifikasi pendidikan : S1- AKUNTANSI UNIVERSITAS DIPONEGORO
Alamat sesuai KTP : CINDE BARAT 1 NO 12. RT 03 RW 01
JOMBLANG. CANDISARI. SEMARANG.
Nomor HP. : 081322931550
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Bapak Walikota untuk diangkat
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan dokumen yang diunggah melalui
laman https://sscn.bkn.go.id/ terdiri dari:
4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli atau surat keterangan telah melakukan rekaman
kependudukan yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
2. Pas foto berwarna tampak depan terbaru berlatar belakang merah, posisi potret,
tasio 3:4;
. Swafoto/selfie dengan membawa kartu informasi akun SSCN 2018 dan KTP;
. Ijazah asli;
. Transkrip nilai asli;
. Bukti akreditasi program studi pada saat lulus;
. Surat Tanda Registrasi (STR) sesuai dengan keahliannya untuk tenaga kesehatan; dan
ONnNoansr wo
. Sertifikat Pendidik yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan untuk tenaga guru
Demikian surat permohonan ini dan atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.