Sie sind auf Seite 1von 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/283318962

SINTESIS NANOSELULOSA DARI SERAT NANAS DAN APLIKASINYA SEBAGAI


NANOFILLER PADA FILM BERBASIS POLIVINIL ALKOHOL

Article · June 2015


DOI: 10.21082/jpasca.v12n1.2015.11-19

CITATION READS

1 2,016

4 authors, including:

Titi Candra Sunarti asep w Permana


Bogor Agricultural University Indonesian Agency for Agricultural Research and Development
68 PUBLICATIONS   463 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Evi Savitri Iriani


Indonesian Agency for Agricultural Research and Development
16 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Utilization of agrowaste material View project

Production Technology Vinegar as Natural Preservative and Its Application to Prolong Storage Life of Fresh Meat View project

All content following this page was uploaded by Evi Savitri Iriani on 30 October 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sintesis Nanoselulosa Dari Serat Nanas dan Aplikasinya Sebagai 1DQR¿OOHU Pada Film Berbasis Polivinil Alkohol
(Evi Savitri Iriani, et al)

SINTESIS NANOSELULOSA DARI SERAT NANAS DAN APLIKASINYA


SEBAGAI NANOFILLER PADA FILM BERBASIS POLIVINIL ALKOHOL

Evi Savitri Iriani1, Kendri Wahyuningsih1, Titi Candra Sunarti2 dan Asep W. Permana1

%DODL%HVDU3HQHOLWLDQGDQ3HQJHPEDQJDQ3DVFDSDQHQ3HUWDQLDQ
1

.id
-O7HQWDUD3HODMDU1R.DPSXV3HQHOLWLDQ3HUWDQLDQ&LPDQJJX%RJRU,QGRQHVLD
)DNXOWDV7HNQRORJL3HUWDQLDQ,QVWLWXW3HUWDQLDQ%RJRU%RJRU,QGRQHVLD

go
2

an ia
(PDLONHQGULZDK\XQL#JPDLOFRP

n.
0 ert es
ia
92 .p on
(Diterima 01-05-2015; Disetujui 08-05-2015)

50 ng Ind
ABSTRAK

83 tba t,
(0 ne a gu
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap plastik berbahan baku minyak bumi yang persediaannya

1) li ara
si sc or, im en
terbatas dan sulit terdegradasi secara alami sehingga dapat menimbulkan masalah lingkungan. Polivinil Alkohol/PVA memiliki

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
NRPSDWLELOLWDV\DQJEDLNWHUKDGDSSHQDPEDKDQ¿OOHUEHUXSDQDQRVHOXORVDVHKLQJJDGDSDWPHQJKDVLONDQ¿OPNRPSRVLW\DQJUDPDK
, F p B n ap
lingkungan dan sifat mekanis setara plastik konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanoselulosa
\DQJEHUDVDOGDULVHUDWGDXQQDQDVWHUKDGDSSHQLQJNDWDQVLIDWPHNDQLV¿OPNRPSRVLW3HPEXDWDQ¿OPNRPSRVLWGLODNXNDQPHQJJXQDNDQ
2 ph u, nia sc
metode casting solution. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan larutan PVA dengan berbagai konsentrasi nanoselulosa serat
76 ks gg rta Pa

QDQDV   GDQ NRQVHQWUDVL JOLVHURO \DQJ WHUGLUL GDUL  OHYHO  GDQ   .DUDNWHULVDVL ¿OP PHOLSXWL NXDW WDULN HORQJDVL
21 , an Pe B-

kristalinitas dan morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nanoselulosa serat nanas 10-40% dapat meningkatkan
83 om im n B

kuat tarik dan elongasi, namun penambahan hingga 50% justru menurunkan nilai elongasi. Penambahan plasticizer gliserol cenderung
1) o.c , C litia 15

menurunkan kuat tarik dan elongasi. Hal ini didukung oleh data XRD yang menunjukkan bahwa penambahan nanoselulosa efektif
meningkatkan sifat kristalinitas, namun sifat tersebut menurun setelah ditambahkan gliserol. Penambahan nanoselulosa 40% dan tanpa
25 ho A e 20

SHQDPEDKDQJOLVHUROPHQJKDVLONDQ¿OPNRPSRVLWGHQJDQVLIDWPHNDQLVWHUEDLN
(0 ya 12 en ©

Kata kunci SROLYLQLODONRKRO¿OPNRPSRVLWQDQRVHOXORVDVHUDWQDQDVNXDWWDULNHORQJDVL


n: @ no s P ta
po n r u ip
le ne aja mp k c

ABSTRACT
Te apa Pel Ka Ha

(YL6DYLWUL,ULDQL.HQGUL:DK\XQLQJVLK7LWL&DQGUD6XQDUWLDQG$VHS:3HUPDQD1DQRFHOOXORVHV\QWKHVLVIURPSLQHDSSOH¿EHU
DQGLWVDSSOLFDWLRQDVQDQR¿OOHULQSRO\YLQ\ODOFRKROEDVHG¿OP

A variety of attempts have been made to reduce the dependence on petroleum raw materials based plastics which are limited supply
DQGGLI¿FXOWWRGHJUDGHVRLWFDQFDXVHWKHHQYLURQPHQWSUREOHPV3RO\YLQ\O$OFRKRO39$RQHRIWKHZDWHUVROXEOHSRO\PHUKDV
JRRGFRPSDWLELOLW\ZLWK¿OOHUVLHQDQRFHOOXORVHDGGLWLRQVRLWFDQUHVXOWHGDFRPSRVLWH¿OPVWKDWDUHHQYLURQPHQWDOO\IULHQGO\DQG
the mechanical properties close to conventional plastic. The objectives of research was to know the effect of pineapple nanocellulose
as ara

¿EHUV DGGLWLRQ RQ WKH LPSURYHPHQW RI WKH PHFKDQLFDO SURSHUWLHV RI FRPSRVLWH ¿OPV EDVHG RQ SRO\YLQ\O DOFRKRO 7KH PHWKRG IRU
PDQXIDFWXUHGRIFRPSRVLWH¿OPVXVLQJVROXWLRQFDVWLQJ$VLPSOHLQDRQHSRWSURFHVVZDVFDUULHGRXWE\PL[LQJRI39$VROXWLRQLQ
_p nt
c

YDULRXVFRQFHQWUDWLRQRISLQHDSSOHQDQRFHOOXORVH¿EHUV  DQGJO\FHUROZLWKOHYHOV DQG )LOPVREVHUYDWLRQVZHUH


bb Te

WHQVLOHVWUHQJWKHORQJDWLRQFU\VWDOOLQLW\DQGPRUSKRORJ\7KHUHVXOWVVKRZVWKDWWKHDGGLWLRQRIQDQRFHOOXORVH¿EHUVZHUH
l: Jl.

effective in increasing tensile strength and elongation, but the higher addition (of up to 50%) resulted in decreased elongation. The
DGGLWLRQRIJO\FHURORQWKHFRPSRVLWH¿OPWHQGVWRORZHUWKHWHQVLOHVWUHQJWKDQGHORQJDWLRQ7KLVLVVXSSRUWHGE\WKH;5'GDWDVKRZHG
WKDWWKHDGGLWLRQRIQDQRFHOXOORVHZDVDOVRHIIHFWLYHWRLPSURYHWKHFU\VWDOOLQLW\SURSHUWLHVRIWKH¿OPVEXWWKHSURSHUWLHVRIFU\VWDOOLQLW\
GHFUHDVHGDIWHUDGGLQJJO\FHURO7KHEHVWPHFKDQLFDOSURSHUWLHVRIFRPSRVLWH¿OPSURGXFHGE\WKHWUHDWPHQWRQQDQRFHOOXORVH
ai

addition and without glycerol.


Em

Key wordsSRO\YLQ\ODOFRKROFRPSRVLWH¿OPVSLQHDSSOHQDQRFHOOXORVH¿EHUVWHQVLOHVWUHQJWKHORQJDWLRQ

11
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 12 No.1 Juni 2015 : 11 - 19

PENDAHULUAN Polivinil alkohol (PVA) memiliki rumus kimia


[(C2H4OH)x] dengan berat molekul antara 26.300–
Ketergantungan manusia terhadap kemasan plastik 30.000, titik leleh 180-190 oC, dan derajat hidrolisis
dalam kehidupan sehari-hari sangat tinggi. Saat ini 86,5-89% 13 merupakan polimer sintetis yang mudah
produksi plastik dunia diperkirakan mencapai 100 juta ton larut dalam air, sedikit larut dalam etanol tapi tidak
setiap tahunnya1. Padahal bahan baku untuk pembuatan larut dalam pelarut organik lainnya, tidak berbau, tidak
plastik berasal dari minyak bumi yang persediaannya memiliki rasa, tidak beracun, dapat terdegradasi secara

.id
terbatas serta sulit untuk didegradasi oleh alam sehingga alami atau ELRGHJUDGDEOH14. Hal yang menyebabkan PVA

go
dapat menimbulkan masalah lingkungan. Selain itu banyak digunakan sebagai bahan kemasan alternatif yang

an ia
migrasi monomer dari plastik ke dalam produk pangan menjanjikan karena sifatnya yang sangat baik dalam

n.
0 ert es
pembentukan kemasan, tahan terhadap minyak dan

ia
yang dikemas dapat menimbulkan berbagai masalah

92 .p on
kesehatan seperti gangguan pada sistem hormon dan OHPDNPHPLOLNLNHNXDWDQWDULNGDQÀHNVLELOLWDVWLQJJL14.

50 ng Ind
reproduksi disamping pemicu kanker2. Oleh karena itu Namun sifat ini sangat tergantung pada kelembaban,
perlu dicari kemasan alternatif yang aman bagi kesehatan semakin tinggi kelembaban maka akan semakin banyak

83 tba t,
serta ramah lingkungan untuk dapat menggantikan air yang diserap dari lingkungan sekitar. Akibatnya akan

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
plastik. Namun demikian, kemasan ramah lingkungan mengurangi kekuatan tarik, meningkatkan elongasi dan

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
NHNXDWDQVREHNGDUL¿OP39$LQL14.

m a J an
memiliki kelemahan khususnya sifat mekanisnya.
, F p B n ap
Plastik dengan penambahan komposit serat Menurut Roohani et al.7, PVA memiliki
2 ph u, nia sc
memiliki kelenturan dan elastik modulus yang baik3. kompatibilitas yang baik jika ditambahkan ¿OOHU berupa
76 ks gg rta Pa

Penambahan komposit serat dalam ukuran nanometer nanoselulosa sehingga dapat menghasilkan produk
saat ini sedang berkembang di dunia penelitian karena nanokomposit yang ramah lingkungan. Dengan demikian
21 , an Pe B-

nanoserat memiliki luas interface yang sangat besar SHQDPEDKDQQDQRVHUDWVHOXORVDSDGD¿OPEHUEDVLV39$


83 om im n B

sehingga apabila dikompositkan dan terdistribusi merata diharapkan mampu meningkatkan dan memperbaiki
1) o.c , C litia 15

akan mengubah mobilitas molekuler dan sifat relaksasi sifat mekanisnya. Beberapa penelitian HGLEOH ¿OP telah
25 ho A e 20

PHQJKDVLONDQ NRPSRVLW GHQJDQ ÀHNVLELOLWDV NHNDNXDQ dilakukan dengan penambahan nanoselulosa yang berasal
dari serat, ternyata dapat memperbaiki dan meningkatkan
(0 ya 12 en ©

dan ketahanan panas serta listrik yang baik4,5,6,7.


sifat mekanis5,15,16,17,18, sifat EDUULHU19, dan kemampuan
n: @ no s P ta

Serat yang mengandung selulosa merupakan polimer


agregasi dengan partikel lain yang lebih baik20.
po n r u ip

alami yang sangat kuat dan secara ekonomi relatif lebih


le ne aja mp k c

murah. Salah satu sumber serat yang potensial adalah Hasil penelitian Tang and Liu15, membuktikan
EDKZD SHQDPEDKDQ QDQRVHUDW VHOXORVD \DQJ WLQJJL •
Te apa Pel Ka Ha

serat nanas. Menurut Onggo dan Jovita8, serat daun


nanas memiliki komposisi kimia yang cukup potensial EHUDW SDGDSHPEXDWDQ¿OPEHUEDVLVODUXWDQ39$
VHEDJDL VXPEHU VHOXORVD \DLWX ĮVHOXORVD GHQJDQ dapat meningkatkan kekuatan mekanisnya hingga 50
NRPSRVLVL VHEHVDU  ±  .HOHELKDQ ĮVHOXORVD % dan <RXQJ¶V 0RGXOXV lebih dari 600%. Penambahan
dibandingkan jenis selulosa lainnya adalah memiliki nanoselulosa antara 0% sampai 10% juga mampu
rantai polimer yang panjang dan derajat polimerisasinya PHQLQJNDWNDQ VLIDW PHNDQLV GDQ NHNXDWDQ ¿OP17.
tinggi, kualitas selulosanya juga paling tinggi/murni9. Studi yang telah dilakukan Azeredo et al (2010)18,
6HODLQLWXVHUDWGDXQQDQDVMXJDPHPLOLNLVLIDW¿VLNGDQ PHQDPEDKNDQ QDQRVHOXORVD  SDGD ¿OP NLWRVDQ
as ara

mekanis (elastisitas, WRUVLRQDO ÀH[XUDO ULJLGLW\) yang PHQJKDVLONDQ ¿OP \DQJ PHPLOLNL VLIDW NHNXDWDQ \DQJ
_p nt

relatif lebih besar dibandingkan serat dari kapas sehingga VDPD GHQJDQ ¿OP GDUL SROLPHU VLQWHWLV WHWDSL WHUMDGL
c
bb Te

berpotensi dikembangkan untuk bahan komposit sebagai penurunan sifat mekanis dan kecepatan transmisi uap air.
bahan reinforced plastik10. Kondisi rantai selulosa yang
l: Jl.

Selain itu menurut Pudjiastuti et al. (2012)21, sifat


panjang dan bergabung dalam molekul-molekulnya mekanis tersebut dapat meningkat dengan penambahan
serta memiliki ikatan hydrogen yang cukup stabil, plasticizer. Plasticizer yang umumnya digunakan adalah
maka selulosa dapat dibuat dalam bentuk nanoselulosa. poliols dan mono, di dan oligosakarida, gliserol dan
ai
Em

Nanoselulosa merupakan selulosa yang memiliki ukuran sorbitol karena tipe dan konsentrasi plasticizer dapat
diameter dalam nanometer (2–20 nm) dan panjangnya PHPSHQJDUXKL VLIDW ¿VLN PHNDQLV GDQ EDUULHU ZDWHU
antara ratusan sampai ribuan nanometer5, termasuk YDSRU¿OP22. Plasticizer gliserol memberikan hasil yang
nanokomposit yang ringan dan memiliki kekuatan besar terbaik terhadap karakteristik HGLEOH ¿OP dibandingkan
dengan biaya yang cukup rendah11,12. Nanoselulosa yang sorbitol23.
dibuat dalam bentuk ELR¿OP PHPLOLNL VLIDW ¿VLN GDQ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
mekanis yang kurang baik yaitu rapuh, kaku dan kuat penambahan konsentrasi nanoselulosa serat daun nanas
tariknya lemah.

12
Sintesis Nanoselulosa Dari Serat Nanas dan Aplikasinya Sebagai 1DQR¿OOHU Pada Film Berbasis Polivinil Alkohol
(Evi Savitri Iriani, et al)

GDQ SHQDPEDKDQ JOLVHURO WHUKDGDS VLIDW PHNDQLV ¿OP 80 oC selama 2 jam25 dan didinginkan. Nanoselulosa
komposit berbasis PVA. ditambahkan kedalamnya dengan variasi proporsi 10%,
20%, 30%, 40% dan 50 % berat (b/b) PVA. Pencampuran
dilakukan dengan menggunakan stirrer selama 2 jam.
BAHAN DAN METODE %DKDQ WHUVHEXW GLFHWDN GHQJDQ WHÀRQ EHUGLDPHWHU
 PP XQWXN PHQGDSDWNDQ ¿OP )LOP GLNHULQJNDQ
Bahan dan Alat
dalam oven Memmert selama 5 jam pada suhu 65 oC
Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni-Desember

.id
26
. Film yang dihasilkan disimpan dalam desikator atau
2014 di Balai Besar Pascapanen Pertanian. Bahan

go
dimasukkan dalam wadah tertutup yang berisi silika gel.

an ia
baku yang digunakan dalam penelitian adalah Polivinil

n.
Film komposit dibuat dengan cara serupa, namun

0 ert es
Alkohol (PVA) Celvol TM Sekisui Chemical Co.ltd, serat

ia
ada penambahan plasticizer gliserol sebesar 1% dari

92 .p on
daun nanas CV. Hasanah Niaga Bandung Provinsi Jawa
berat total campuran larutan PVA dan nanoselulosa.
Barat, plasticizer gliserol teknis PT. Brataco, akuades,

50 ng Ind
.RPSRVLVL ¿OP NRPSRVLW VHVXDL NRGH VDPSHOQ\D GDSDW
dan beberapa bahan untuk analisis.
dilihat pada Tabel 1.

83 tba t,
Alat yang digunakan antara lain KRW SODWH WHÀRQ

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
RYHQ dan instrumen pengujian meliputi Ultra Fine 7DEHO.RPSRVLVL¿OPNRPSRVLW

ili: pa aw g
ak .pa og C an
7DEOH&RPSRVLWLRQRIFRPSRVLWH¿OPV

25 n@ B
Grinder (Masuko Corp, Japan), 3DUWLFOH 6L]H $QDO\]HU

m a J an
, F p B n ap
(PSA) Malvern, 7UDQVPLVVLRQ (OHFWURQ 0LFURVFRSH No. Kode Komposisi (%) / Composition (%)
(TEM) FEI Tecnai G2spirit, ;UD\ Difraction (XRD)
2 ph u, nia sc
Num. Sampel / [PVA] 10% Nanoselulosa Gliserol
Bruker D8 Advance, 8QLYHUVDO7HVWLQJ0DFKLQH (UTM)
76 ks gg rta Pa

Sample />39$@ Nanocellulose Glycerol


/)3OXVVHULHVGLJLWDOPHUN//2<'Scanning Electron codes
21 , an Pe B-

0LFURVFRSH (SEM) Zeiss EVO MA10.


1 P10N10G0 90 10 0
83 om im n B
1) o.c , C litia 15

2 P10N20G0 80 20 0
Metode Penelitian
3 P10N30G0 70 30 0
25 ho A e 20

Pembuatan Nanoselulosa24
4 P10N40G0 60 40 0
(0 ya 12 en ©

Selulosa diisolasi dengan menggunakan Sodium


5 P10N50G0 50 50 0
n: @ no s P ta

NKORULW konsentrasi 100%. Selulosa selanjutnya


6 P10N10G1 89 10 1
po n r u ip

dihidrolisa dengan larutan asam sulfat (64 % b/b) disertai


7 P10N20G1 79 20 1
le ne aja mp k c

dengan pengadukan yang kuat pada suhu 45 oC selama


60 dan 90 menit. Proses hidrolisa dihentikan dengan 8 P10N30G1 69 30 1
Te apa Pel Ka Ha

penambahan air dingin. Suspensi selulosa dicuci dengan 9 P10N40G1 59 40 1


deionised-water dan dipisahkan dengan cara sentrifugasi. 10 P10N50G1 49 50 1
Suspensi kemudian didialisis dan disonikasi selama 20
menit untuk mendispersikan selulosa ke dalam air.
Analisis Kristanilitas
Nanoselulosa dibuat dengan Ultra Fine Grinder,
$QDOLVLV NULVWDOLQLWDV VHWLDS VDPSHO ¿OP GLXML
selulosa serat nanas dilarutkan dalam aqua destilat pada
menggunakan ;UD\ 'LIUDFWLRQ (XRD) Bruker D8.
as ara

konsentrasi 2% (bahan kering). Kemudian dimasukkan


Sampel dipotong dengan diameter 3 cm dan dianalisis
ke dalam XOWUD¿QHJULQGHU(Masuko Corp, Japan). Alat
GHQJDQ PHQJJXQDNDQ UDGLDVL .Į &X Ȝ   GL
_p nt

dioperasikan dengan kecepatan 1500 rpm pada gap 0,


c
bb Te

bawah kondisi operasional pada 40 kV dan 35 mA


gap -3, gap -5 dan gap -10 secara berurutan. Proses di
dengan kecepatan pemindaian 1o/min.
atas diulang sebanyak 10-20 kali untuk masing-masing
l: Jl.

tingkat gap hingga diperoleh suspensi nanoselulosa


Analisis Sifat Mekanis
kental. Suspensi nanoselulosa disimpan pada suhu 4 oC
hingga saatnya digunakan. Untuk melihat ukuran partikel 6LIDWPHNDQLV¿OPGLXNXUPHQJJXQDNDQ8QLYHUVDO
ai

7HVWLQJ 0DFKLQH 870  1(;<*(1 /O\RG ,QVWUXPHQW


Em

nanoselulosa digunakan PSA pada pengenceran 10 kali


dan indeks bias rata-rata sampel yang terukur 1,3365. Ltd. UTM dilengkapi dengan beban 500 N dan grip
yang digerakkan dengan kecepatan 100mm/menit. Film
dipotong dengan ukuran 50 mm x 20 mm. Film dijepit
Pembuatan Film Komposit Berbasis Polivinil Alkohol
diantara grip yang berjarak awal antar grip 50 mm.
(PVA)
Pengukuran diulang sebanyak 2 kali. Parameter yang
Kristal PVA (1,5g) dilarutkan dalam akuades diuji adalah nilai kekuatan tarik (7HQVLOH VWUHQJWK), dan
sebanyak 15 ml dan campuran dipanaskan pada suhu elongasi.

13
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 12 No.1 Juni 2015 : 11 - 19

Analisis Struktur Morfologi selulosa tersebut diuraikan secara mekanik dengan Ultra
Analisis struktur morfologi dilakukan dengan Fine Grinder.
menggunakan 6FDQQLQJ (OHFWURQH 0LFURVFRSH (SEM) Suspensi nanoselulosa serat nanas yang diperoleh
Zeiss EVO MA10. Sampel yang dianalisis menggunakan dari proses mekanis diamati ukuran partikelnya dengan
6(0 PHOLSXWL VHORORVD VHUDW QDQDV GDQ ¿OP NRPSRVLW menggunakan particle size analyzer (PSA) yang
yang dihasilkan. Sampel dipotong kecil (2mm x 2mm) dilakukan pada pengenceran 10 kali. Hasil pengukuran
dan dipasang pada penampang visualisasi perunggu menunjukkan bahwa nanoselulosa serat nanas memiliki

.id
dengan menggunakan GRXEOHVLWH WDSH. Permukaan ukuran rata-rata 284,6 nm. Hasil pengamatan struktur

go
sampel dilapisi dengan lapisan emas tipis pada kondisi internal nanoselulosa dengan menggunakan TEM

an ia
n.
sputter time 60 detik dan sputter current 20 mA. menunjukkan bahwa nanoselulosa yang dihasilkan

0 ert es
ia
Sampel dimasukkan ke dalam alat SEM dan gambar VXGDKEHUXNXUDQGLEDZDKQPGDQVXGDKWHU¿EULODVL

92 .p on
permukaannya diambil menggunakan detektor SE secara merata, seperti terlihat pada Gambar 2. Hal

50 ng Ind
(Secondary Electron), ZRUNLQJ GLVWDQFH (WD) 11,5- ini menunjukkan bahwa proses pengecilan ukuran
12 mm dan EHT 11,0 kV. Sedangkan untuk melihat menggunakan metode mekanis Ultra Fine Grinder sudah

83 tba t,
distribusi atau sebaran partikel nanoselulosa digunakan tepat.

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
7UDQVPLVVLRQ (OHFWURQH 0LFURVFRSH (TEM) FEI Tecnai Selulosa yang terkandung di dalam serat daun

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
G2spirit. Sampel diencerkan 20 kali di bawah kondisi nanas ini cukup potensial dikembangkan untuk bahan
, F p B n ap
operasi high tension 120 kV dan menggunakan holey komposit sebagai reinforced plastik. Hal itu dikarenakan
2 ph u, nia sc
FDUERQJULG. VHUDWGDXQQDQDVPHPLOLNLVLIDW¿VLNGDQPHNDQLV\DQJ
76 ks gg rta Pa

relatif lebih besar dibandingkan serat dari kapas10, secara


21 , an Pe B-

ekonomi juga relatif lebih murah karena tanaman nanas


HASIL DAN PEMBAHASAN
sudah banyak dibudidayakan di tanah air. Serat daun
83 om im n B

nanas memiliki komposisi kimia yang cukup besar


1) o.c , C litia 15

Pembuatan nanoselulosa dari serat nanas dilakukan


\DLWX ĮVHOXORVD GHQJDQ NRPSRVLVL VHEHVDU 
25 ho A e 20

dengan kombinasi perlakuan kimia dan mekanis, 8


 .HOHELKDQ ĮVHOXORVD GLEDQGLQJNDQ ȕVHOXORVD GDQ
SHUODNXDQNLPLDXQWXNSURVHVGHOLJQL¿NDVLGDQSHUODNXDQ
(0 ya 12 en ©

ȖVHOXORVDDGDODKPHPLOLNLUDQWDLSROLPHU\DQJSDQMDQJ
mekanis menggunakan Ultra Fine Grinder untuk
n: @ no s P ta

dan derajat polimerisasinya tinggi, kualitas selulosanya


SURVHV GH¿EULODVL 6HOXORVD VHUDW QDQDV \DQJ GLSHUROHK
po n r u ip

juga paling tinggi/murni95DQWDLSROLPHUĮVHOXORVDSDGD


GDUL SURVHV GHOLJQL¿NDVL GLDPDWL VWUXNWXU PRUIRORJLQ\D
le ne aja mp k c

serat nanas yang dibuat dalam ukuran nanometer dan


(Gambar 1). Pada Gambar 1 tampak bahwa belum semua
memiliki sifat kristalinitas yang tinggi ternyata mampu
Te apa Pel Ka Ha

VHUDW VHOXORVD WHUGH¿EULODVL PHQMDGL ¿EULO VHOXORVD \DQJ


PHQLQJNDWNDQ VLIDW PHNDQLV ¿OP NRPSRVLW EHUEDVLV
berukuran kecil, sebagian dari serat selulosa masih
PVA-nanoselulosa.
bersatu membentuk bundel. Bersatunya serat selulosa
tersebut diduga masih terdapat lignin dan hemiselulosa
yang menyerupai perekat. Untuk mendapatkan bentuk Kristalinitas
lembaran serabut atau serat selulosa dalam ukuran 3HUEDQGLQJDQVLIDWNULVWDOLQLWDV¿OPGLVDMLNDQSDGD
nanoselulosa yang menyerupai benang, maka serat *DPEDU  \DLWX DQWDUD ¿OP 39$ VHEHOXP GLWDPEDK
as ara
_p nt
c
bb Te
l: Jl.
ai
Em

Gambar 1. Hasil SEM selulosa serat nanas perbesaran 500X


)LJXUH5HVXOWRI6FDQQLQJ(OHFWURQ0LFURVFRS\RISLQHDSSOHVHOOXORVH¿EHUVZLWKPDJQL¿FDWLRQ;

14
Sintesis Nanoselulosa Dari Serat Nanas dan Aplikasinya Sebagai 1DQR¿OOHU Pada Film Berbasis Polivinil Alkohol
(Evi Savitri Iriani, et al)

.id
go
an ia
n.
0 ert es
ia
(A) (B)

92 .p on
Gambar 2. Hasil TEM nanoselulosa serat nanas dengan perbesaran: (A) 13.500X (B) 46.000X

50 ng Ind
)LJXUH7(0UHVXOWVRISLQHDSSOHQDQRFHOOXORVH¿EHUVZLWKPDJQL¿FDWLRQ $ ; % ;

83 tba t,
(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
QDQRVHOXORVD GHQJDQ ¿OP 39$ VHWHODK GLWDPEDKNDQ kristalinitas setelah penambahan nanoselulosa. Menurut

ili: pa aw g
ak .pa og C an
¿OOHU QDQRVHOXORVD 'LIUDNWRJUDP ¿OP QDQRVHOXORVD Chen et al.28, perubahan pada intensitas puncak difraksi

25 n@ B
m a J an
, F p B n ap
serat nanas pada Gambar 3 (A) memperlihatkan satu
puncak yang melebar pada daerah 2‫ צ‬di bawah 20o dan
menunjukkan terjadinya perubahan pada struktur kristal
atau keteraturan rantai molekul selulosa.
2 ph u, nia sc
presentase kristalinitasnya 55,4%, hal ini menunjukkan Pengaruh penambahan nanoselulosa dan gliserol
76 ks gg rta Pa

bahwa nanoselulosa serat nanas mempunyai struktur EHUSHQJDUXK WHUKDGDS NULVWDOLQLWDV ¿OP NRPSRVLW
21 , an Pe B-

molekul semikristalin atau susunan rantai polimernya sebagaimana terdapat pada Gambar 4. Pada Gambar
83 om im n B

WHUVXVXQVHFDUDWHUDWXU6HGDQJNDQGLIUDNWRJUDP¿OP39$ tersebut terlihat bahwa nilai korelasi antara konsentrasi


1) o.c , C litia 15

(sebelum penambahan nanoselulosa) pada Gambar 3 (B) nanoselulosa dengan kristalinitas sebesar 0,806 maka
25 ho A e 20

memperlihatkan 2 puncak yang dominan, namun puncak dapat disimpulkan bahwa penambahan nanoselulosa
yang paling tajam (puncak berwarna merah) terjadi pada hingga 50% b/b berpengaruh nyata pada kristalinitas dari
(0 ya 12 en ©

daerah 2‫ צ‬sekitar 20o. Menurut hasil penelitian Chen ¿OPNRPSRVLWWDQSDSHQDPEDKDQJOLVHURO


n: @ no s P ta

<XQ et al.27GLIUDNWRJUDP¿OP39$PHQXQMXNNDQSXQFDN
po n r u ip

Film komposit tanpa penambahan gliserol


yang tajam pada 2‫= צ‬19,4o.
le ne aja mp k c

mengalami peningkatan persentase kristalinitas seiring


*DPEDU & PHQXQMXNNDQGLIUDNWRJUDP¿OP39$ dengan bertambahnya nanoselulosa yang ditambahkan
Te apa Pel Ka Ha

VHWHODK SHQDPEDKDQ QDQRVHOXORVD DWDX ¿OP NRPSRVLW NH GDODP ¿OP 39$ KDO LQL PHQXQMXNNDQ EDKZD
Film komposit ini memiliki intensitas puncak yang SHQDPEDKDQ QDQRVHOXORVD NH GDODP ¿OP EHUEDVLV
OHELK WLQJJL GLEDQGLQJNDQ ¿OP 39$ +DO LQL GLGXJD PVA dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas
NDUHQD ¿OP NRPSRVLW PHQJDODPL SHQLQJNDWDQ GHUDMDW ¿OP WHUVHEXW +DVLO SHQHOLWLDQ 6DYDGHNDU et.al 16 juga

A
as ara
_p nt
c
bb Te

C
l: Jl.

B
ai
Em

*DPEDU'LIUDNWRJUDP;UD\ $ ¿OPQDQRVHOXORVD % ¿OP39$GDQ & ¿OPNRPSRVLW


)LJXUH;5D\GLIIUDFWRJUDP $ QDQRFHOOXORVH¿OP % 39$¿OPDQG & FRPSRVLWH¿OPV

15
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 12 No.1 Juni 2015 : 11 - 19

PHQXQMXNNDQSHUVHQWDVHNULVWDOLQLWDV¿OPQDQRNRPSRVLW Sifat Mekanis


mengalami peningkatan dengan meningkatnya 6LIDW PHNDQLV ¿OP NRPSRVLW GLWXQMXNNDQ SDGD
konsentrasi nanoselulosa yang ditambahkan. Gambar 5, bahwa peningkatan konsentrasi nanoselulosa
Sementara itu, penambahan plasticizer gliserol dapat yang ditambahkan berpengaruh pada peningkatan nilai
PHQXUXQNDQ SHUVHQWDVH NULVWDOLQLWDV GDUL ¿OP NRPSRVLW kuat tarik dan elongasinya. Namun peningkatan elongasi
tersebut. Hal tersebut karena gliserol merupakan bahan tersebut sebatas sampai penambahan nanoselulosa
yang mampu membentuk banyak ikatan Hidrogen dan sebanyak 40%, pada penambahan nanoselulosa

.id
berinteraksi dengan polimer dengan cara mengganggu 50% mengalami penurunan elongasi. Hal ini diduga

go
ikatan polimer-polimernya sehingga menciptakan jarak disebabkan oleh kurangnya homogenitas nanoselulosa ke

an ia
n.
antar rantai partikel29. Terganggunya atau tidak stabilnya dalam campuran, karena proses pencampuran dilakukan

0 ert es
ia
LNDWDQDQWDUPROHNXOSDGD¿OPNRPSRVLWLQLPHQ\HEDENDQ pada kondisi waktu reaksi dan kecepatan pengadukan

92 .p on
jarak antar molekul tidak teratur sehingga interaksi tarik- yang sama untuk semua jenis perlakuan.

50 ng Ind
menarik dan ikatan antar molekulnya menjadi lemah Gambar 5 juga menunjukkan bahwa penambahan
yang bearti molekulnya bersifat amorf dan kristalinitas gliserol telah menurunkan nilai kuat tarik dan elongasi

83 tba t,
¿OPPHQXUXQ+DOLQLGLGXNXQJMXJDGDULKDVLO6(0¿OP

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
¿OP NRPSRVLW 3HQHOLWLDQ 6DYDGHNDU DQG 0KDVNH16;
komposit dengan penambahan gliserol pada Gambar Henriette et al. 18 PHQJKDVLONDQ ¿OP NRPSRVLW

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
6 d), e) dan f) yang terlihat bahwa sebaran distribusi dengan penambahan gliserol dapat menurunkan nilai
, F p B n ap
QDQRVHOXORVDSDGDSHUPXNDDQ¿OPNXUDQJQDPSDNMHODV elongasinya. Hal ini diduga penambahan plasticizer telah
2 ph u, nia sc
diduga sebagian dari nanoselulosa telah melebur bereaksi menginduksi peningkatan mobilitas pada rantai polimer
76 ks gg rta Pa

dengan gliserol. sehingga menyebabkan penurunan nilai kuat tarik dan


21 , an Pe B-
83 om im n B
1) o.c , C litia 15
25 ho A e 20
(0 ya 12 en ©
n: @ no s P ta
po n r u ip
le ne aja mp k c
Te apa Pel Ka Ha

Keterangan/5HPDUNV* ¿OPNRPSRVLWWDQSDSHQDPEDKDQJOLVHUROFRPSRVLWH¿OPVZLWKRXWJOLVHURO
* ¿OPNRPSRVLWJOLVHUROFRPSRVLWH¿OPVJOLVHURO
Gambar 4. Pengaruh penambahan nanoselulosa GDQJOLVHUROWHUKDGDSNULVWDOLQLWDV¿OPNRPSRVLW
as ara

)LJXUH(IIHFWRIQDQRFHOOXORVH¿EHUVDGGLWLRQDQGJO\FHURORQWKHFU\VWDOOLQLW\RIFRPSRVLWH¿OP
_p nt
c
bb Te
l: Jl.
ai
Em

*DPEDU.HNXDWDQWDULNGDQVLIDWHORQJDVL¿OPNRPSRVLWEHUEDVLV39$QDQRVHOXORVHVHUDWQDQDV
)LJXUH7HQVLOHVWUHQJWKDQGHORQJDWLRQSURSHUWLHVRIFRPSRVLWH¿OPVEDVHGRQ39$SLQHDSSOHQDQRFHOOXORVH¿EHUV

16
Sintesis Nanoselulosa Dari Serat Nanas dan Aplikasinya Sebagai 1DQR¿OOHU Pada Film Berbasis Polivinil Alkohol
(Evi Savitri Iriani, et al)

elongasi30. Dengan demikian proses pencampuran yang sehingga sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis dan
dilakukan pada kondisi suhu kamar berpengaruh terhadap NULVWDOLQLWDV ¿OP 6HPHQWDUD LWX SHQDPEDKDQ JOLVHURO
homogenitas komposit tersebut sehingga kompatibilitas MXJDVDQJDWEHUSHQJDUXKWHUKDGDSSHUPXNDDDQ¿OPSDGD
antara nanoselulosa dan gliserol berkurang. Gambar 6 d), e) dan f) terlihat bahwa sebaran distribusi
6HFDUD¿VLNGDQSHQJDPDWDQYLVXDO¿OPNRPSRVLW QDQRVHOXORVD SDGD SHUPXNDDQ ¿OP QDPSDN NXUDQJ
dengan penambahan gliserol memiliki permukaan yang jelas. Hal ini diduga telah terjadi reaksi antara ikatan
lebih halus, lebih elastis dan tidak mudah retak. Menurut Hidrogen pada gliserol dengan ikatan-ikatan polimer

.id
Al Awwaly KU et al.31, penambahan plasticizer gliserol SDGD VHOXORVD VHKLQJJD PHPSHQJDUXKL  VLIDW ¿VLN VLIDW

go
dapat mengurangi daya tarik antar intermolekuler rantai PHNDQLV GDQ VWUXNWXU NULVWDOLQLWDV ¿OP NRPSRVLW +DO

an ia
polimer sehingga mengurangi sifat mudah retak. ini didukung oleh data hasil pengamatan dengan XRD,

n.
0 ert es
\DLWX SHQDPEDKDQ JOLVHURO SDGD ¿OP NRPSRVLW WHODK

ia
92 .p on
Struktur Morfologi Film Komposit PHQXUXQNDQ GHUDMDW NULVWDOLQLWDVQ\D 6HFDUD ¿VLN GDQ

50 ng Ind
visual dari hasil pengamatan dengan indera peraba juga
6WUXNWXUPRUIRORJLSHUPXNDDQ¿OPNRPSRVLWGDSDW
PHQXQMXNNDQ EDKZD SHUPXNDDQ ¿OP NRPSRVLW GHQJDQ
dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar 6 a), b) dan c)

83 tba t,
penambahan gliserol lebih halus dan rata. Penelitian Al

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
tampak adanya noktah putih di atas permukaan gambar
Awwaly KU et al.31 menguji HGLEOH ¿OP menggunakan
yang diduga merupakan nanoselulosa yang terdispersi

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
metode SEM menunjukkan bahwa penambahan gliserol

m a J an
VHFDUD PHUDWD SDGD ¿OP NRPSRVLW 3HQLQJNDWDQ
konsentrasi nanoselulosa , F p B n ap
berpengaruh terhadap
PHQJKDVLONDQ PLNURVWUXNWXU ¿OP \DQJ OHELK UDWD SDGD
2 ph u, nia sc
permukaannya. Berdasarkan Gambar 6 a), b) dan c),
GLVWULEXVLQ\D SDGD SHUPXNDDQ ¿OP \DLWX VHPDNLQ
SHQJDPDWDQ GDUL EDJLDQ VDPSLQJ VLVL SHUPXNDDQ ¿OP
76 ks gg rta Pa

meningkat jumlah nanoselulosa yang ditambahkan


NRPSRVLW PHQXQMXNNDQ EDKZD VWUXNWXU LQWHUQDO ¿OP
sebaran nanoselulosanya semakin rapat dan padat
21 , an Pe B-
83 om im n B

Gambar tampak dari Gambar tampak dari Gambar tampak dari atas Gambar tampak dari
1) o.c , C litia 15

atas permukaan samping permukaan permukaan samping permukaan


25 ho A e 20
(0 ya 12 en ©

a d
n: @ no s P ta
po n r u ip
le ne aja mp k c
Te apa Pel Ka Ha

b e
as ara
_p nt
c
bb Te
l: Jl.

c f
ai
Em

*DPEDU6(0¿OPNRPSRVLWGHQJDQSHUEHVDUDQ;GDQ;D 31*E 31*F 


P10N40G0 d) P10N10G1 e) P10N30G1 f) P10N40G1
)LJXUH6(0RIFRPSRVLWH¿OPVZLWKPDJQL¿FDWLRQ;DQG;D 31*E 31*F 
31*G 31*H 31*I 31*

17
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 12 No.1 Juni 2015 : 11 - 19

komposit tanpa penambahan gliserol tampak berserabut  1XULQJW\DV 75 .DUERKLGUDW <RJ\DNDUWD *DGMDK 0DGD
atau bergelombang secara tidak teratur. Penampakan University Press. 2010.
serabut-serabut yang tidak teratur ini diduga merupakan 10. Hidayat Praktikno. Teknologi pemanfaatan serat daun
QDQRVHOXORVD \DQJ WHODK WHUGLVSHUVL GL GDODP ¿OP 39$ nanas sebagai alternatif bahan baku tekstil. Teknoin. 2008;
6HGDQJNDQ VWUXNWXU LQWHUQDO ¿OP NRPSRVLW GHQJDQ 13(2) : 31-35.
penambahan gliserol tampak lebih rata gelombangnya  +HOEHUW : &DYDLOOp -< 'XIUHVQH $ 7KHUPRSODVWLF
sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 6 d), e) dan f). QDQRFRPSRVLWHV¿OOHGZLWKZKHDWVWDUZFHOOXORVHZKLVNHUV

.id
Part I : processing and mechanical behavior. Polymers

go
KESIMPULAN Compos. 1996;17(4):604-611.

an ia
3RGVLDGOR3&KRL6<6KLP%/HH-&XGGLK\0.RWRY1$

n.
0 ert es
Molecularly engineered nanocomposites : layer-by-layer

ia
1. Penambahan nanoselulosa serat nanas sebesar 10%,

92 .p on
assembly of cellulose nanocrystals. Biomacromolecules.
GDQSDGD¿OPEHUEDVLVSROLYLQLO

50 ng Ind
2005;6:2908-2914.
alcohol (PVA) dapat meningkatkan nilai kuat tarik dan
13. Saxena A, Elder TJ, Kenvin J, Ragauskas AJ. High
elongasi. Namun pada saat penambahan nanoselulosa

83 tba t,
R[\JHQ QDQRFRPSRVLWH EDUULHU ¿OPV EDVHG RQ [\ODQ DQG

(0 ne a gu
1) li ara
50%, elongasinya justru menurun.

si sc or, im en
nanocrystalline cellulose. 1DQR0LFUR /HWW. 2010, 2:235-

ili: pa aw g
 3HQDPEDKDQ QDQRVHOXORVD SDGD ¿OP 39$

ak .pa og C an

25 n@ B
241.

m a J an
PHQLQJNDWNDQ VLIDW NULVWDOLQLWDV ¿OP NRPSRVLW
, F p B n ap
namun dengan penambahan plasticizer gliserol sifat
14. Tang X, Alavi S. Recent advances in starch, polyvinyl
2 ph u, nia sc
alcohol based polymer blends, nanocomposites and their
NULVWDOLQLWDV¿OPFHQGHUXQJPHQXUXQGDQWLGDNVWDELO
biodegradability. Carbohydrate Polymers. 2011;85:7-16.
76 ks gg rta Pa

 3HUODNXDQ \DQJ PHQJKDVLONDQ ¿OP NRPSRVLW GHQJDQ 7DQJ & /LX + &HOOXORVH QDQR¿EHU UHLQIRUFHG SRO\ YLQ\O
21 , an Pe B-

sifat mekanis terbaik dicapai pada kondisi penambahan DOFRKRO FRPSRVLWH¿OPZLWKKLJKYLVLEOHOLJKWWUDQVPLWWDQFH


83 om im n B

nanoselulosa sebesar 40% dan tanpa penambahan Compos A. 2008;39(10):1638-1643.


1) o.c , C litia 15

gliserol. 16. Savadekar NR, Mhaske ST. Synthesis of nanocellulose


25 ho A e 20

¿EHUV DQG HIIHFW RQ WKHUPRSODVWLFV VWDUFK EDVHG ¿OPV


DAFTAR PUSTAKA Carbohydrate Polymers. 2012; 89:146-151.
(0 ya 12 en ©

+DVDQ0)'HYHORSPHQWRIFKLWRVDQEDVHG¿OPHQKDQFHG
n: @ no s P ta

1. Anonymous. 2010. Bioplastic at a glance. www.european- ZLWK QDQRFHOOXORVH ¿EHU H[WUDFWHG IURP RLO SDOP HPSW\
po n r u ip

bioplastics.org. Akses tanggal 18 Februari 2010. fruit (OPEFB) [thesis]. Malaysia:Faculty of Chemical
le ne aja mp k c

2. Sulchan M, NW Endang. Keamanan pangan kemasan Engineering Universiti Teknologi Malaysia; 2013.
Te apa Pel Ka Ha

plastik dan styrofoam. 0DMDODK .HGRNWHUDQ ,QGRQHVLD. 18. Azeredo HMC. Mattoso LHC. Bustillos RJA. Pilho GC.
2007;57(2):54-59. Munford ML. Wood D. McHugh TH. Nanocellulose
3. Mallick PK. Fiber-reinforced composites : materials, UHLQIRUFHG&KLWRVDQFRPSRVLWH¿OPVDIIHFWHGE\QDQR¿OOHU
manufacturing and design. Newyork: Marcel Dekker: 1993. loading and plasticizer content. Journal of Food Science.
4. Kvien I, Oksman K. Orientation of cellulose nanowhiskers 2010;75(1):N1-N7.
in polyvinyl alcohol. Applied Physics A: Materials science 19. Pereda M. Amica G. Racz I. Marcovich NE. Structure
and Processing. 2007;87(4):641-643. DQG SURSHUWLHV RI QDQRFRPSRVLWH ¿OPV EDVHG RQ VRGLXP
as ara

5. Azeredo HMC, Mattoso LHC, Wood D, Williams TG, FDVHLQDWH DQG QDQRFHOOXORVH ¿EHUV -RXUQDO RI )RRG
%XVWLOORV 5-$ 0F+XJK 7+  1DQRFRPSRVLWH HGLEOH ¿OP Engineering. 2011; 103:76-83.
_p nt
c

IURP PDQJR SXUHH UHLQIRUFHG ZLWK FHOOXORVH QDQR¿EHUV 20. Winarno FG dan Fernandez IE. Nanoteknologi bagi
bb Te

Journal of Food Science. 2009; 74(5):31-35. industry pangan dan kemasan [cetakan pertama]. Bogor :
l: Jl.

6. Bondeson D, Oksman K. Dispersion and characteristics of M-BRIO Press; 2010.


VXUIDFWDQW PRGL¿HG FHOOXORVH ZKLVNHUV QDQRFRPSRVLWHV 21. Pudjiastuti W. Listyarini A. Sudirman. Polimer
Composite Interfaces. 2007;14:617-630. nanokomposit sebagai master batch polimer biodegradable
ai

 5RRKDQL0+DELEL<%HOJDFHP<0(EUDKLP*.DULPL untuk kemasan makanan. J. Riset Industri. 2012;VI(1):51-


Em

AN, Dufresne A. Cellulose whiskers reinforced polyvinyl 60.


alcohol copolymer nanocomposites. European Polymer 22. Cuq B. Gontard N. Cuq JL. Guilbert S. Selected functional
Journal. 2008;44:2489-2498 RI ¿VK P\R¿EULOODU SURWHLQEDVHG ¿OPV DV DIIHFWHG E\
8. Onggo H, Jovita T. Pengaruh sodium hidroksida dan hydrophilic plasticizer.1997. In Galietta G. Di Gioia L.
hydrogen peroksida terhadap rendemen dan warna pulp Guilbert S. Cuq B. Mechanical and thermomechanical
dari serat nanas. LIPI. Bandung. 2003. SURSHUWLHV RI ¿OPV EDVHG RQ ZKH\ SURWHLQV DV DIIHFWHG
by plasticizer and crosslinking agents. J. Dairy Science.
1998;81:3123-3130.

18
Sintesis Nanoselulosa Dari Serat Nanas dan Aplikasinya Sebagai 1DQR¿OOHU Pada Film Berbasis Polivinil Alkohol
(Evi Savitri Iriani, et al)

23. Wirawan SK, Prasetya AE. Pengaruh plasticizer pada &KHQ : <X + /LX < &KHQ 3 =KDQJ 0 +DL <
NDUDNWHULVWLN HGLEOH ¿OP GDUL SHFWLQ -XUQDO 5HDNWRU ,QGLYLGXDOL]DWLRQRIFHOOXORVHQDQR¿EHUVIURPZRRGXVLQJ
2012;14(1):61-67. High-Intensity Ultrasonication combined with chemical
<XOLDQL 6 3HQJHPEDQJDQ 1DQRWHNQRORJL XQWXN 3DQJDQ pretreatments. Carbohydrate Polymer. 2011;83:1804-1811.
Fungsional, Nutrasetikal dan Kemasan. Laporan Akhir 29. Sothorn R and Krochta JM. Plasticizer effect on mechanical
Tahun Pelaksanaan Kegiatan Penelitian. Balai Besar SURSHUWLHV RI ȕODFWRJOREXOLQ ¿OPV - )RRG (QJ
Litbang Pascapanen Pertanian. Bogor. 2014. 2001;50:149-155.

.id
25. Fortunati E, Puglia D, Monti M, Santulli C, Maniruzzaman 30. Tajan M, Chaiwutthinan P, Leejrkpai T. Thermal and

go
M, Kenny JM. Cellulose nanocrystals extracted from Okra mechanical properties of wood-plastics composites from

an ia
¿EHUVLQ39$QDQRFRPSRVLWHV-RXUQDORI$SSOLHG3ROLPHU LURQZRRGÀRXUDQGUHF\FOHGSRO\XUHWKDQHIRDP-0HWDOV

n.
0 ert es
Science 2012; 10.1002:1-11. Material and Mineral. 2008. 18(2):53-56.

ia
92 .p on
+X<:DQJ47DQJ03UHSDUDWLRQDQGSURSHUWLHVRIVWDUFK 31. Al Awwaly KU, Manab A, Wahyuni E. Pembuatan edible

50 ng Ind
J3/$SRO\ YLQ\O DOFRKRO  FRPSRVLWH ¿OP &DUERK\GUDWH ¿OP SURWHLQ ZKH\  NDMLDQ UDVLR SURWHLQ GDQ JOLVHURO
Polymers. 2013;96:384-388. WHUKDGDSVLIDW¿VLNGDQNLPLD-,OPXGDQ7HNQRORJL+DVLO

83 tba t,
&KHQ < &DR ; &KDQJ 35 +XQHDXOW 0$ &RPSDUDWLYH Ternak. 2010; 5(1):45-56.

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
VWXG\ RQ WKH ¿OPV RI SRO\ YLQ\O  DOFRKRO SHD VWDUFK

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
nanocrystals and poly(vinyl alcohol)/native pea starch.

m a J an
, F p B n ap
Carbohydrate Polymers. 2008; 73:8-17.
2 ph u, nia sc
76 ks gg rta Pa
21 , an Pe B-
83 om im n B
1) o.c , C litia 15
25 ho A e 20
(0 ya 12 en ©
n: @ no s P ta
po n r u ip
le ne aja mp k c
Te apa Pel Ka Ha
as ara
_p nt
c
bb Te
l: Jl.
ai
Em

19

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen