Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
To ensure the safety and health of workers or others who are in the workplace, including
the source of production, production processes, and working in safe environment, that showing
the application of Occupational Safety and Health Management System (SMK3). The main
purpose of application of SMK3 is to giving protection for the workers. Because, workers are
assets to be maintained and guarded their safety. The purpose of this study is to determine the
extent to which description of the application Government of Regulation Number 50 in 2012
about SMK3 at Food-Beverage Manufacture in 2015. This research use qualitative method and
case study design. The object of this study about SMK3 in Food-Beverage Manufacture. The
result of study showed that Food-Beverage Manufacture 89% has completed SMK3 Government
of Regulation in which consists: (i) the company has not had a person in charge K3 Certificate
valid for every worker who was given the responsibility, (ii) don’t yet have procedures
regarding the purchase of equipment or materials production, (iii) not create a new certificate
upon expiration crane certificate, (iv) yet have a tagging system for the equipment that is no
longer safe to use or are not used, (v) has not tested the emergency alarm system (e.g.
sprinkler), (vi) have not done the work environment measurement (ergonomics and psychology),
(vii) have not had the procedure inspection and assessment of occupational diseases.
Penerapan SMK3 di Lingkungan Kerja Manufaktur ……….. (Lala Marlina dan Reda Rizal) 2
Manufaktur produk makanan dan adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan
minuman PT. XYZ yang melibatkan pekerja agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
sebanyak kurang lebih 200 pekerja merupakan kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani,
salah satu produsen produk minuman susu dan rohani, maupun sosial, dengan usaha
produk olahan susu yang menguasai pangsa pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit
pasar di kelas yang sama dengan produk atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
manufaktur lainnya. Data laporan pelayanan pekerjaan dan lingkungan kerja maupun
keselamatan kerja pada bagian Safety Officer penyakit umum. Keselamatan dan Kesehatan
PT. XYZ tercatat selama tahun 2014 ditemukan Kerja (K3) merupakan instrumen untuk
5 (lima) kasus kejadian kecelakaan kerja yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan
terjadi pada lingkungan kerja manufaktur susu hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya
kental manis (SKM), susu bubuk (powder), akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
SCM dan Engineering: 4 kejadian akibat merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
tindakan tidak aman (unsafe action) berupa setiap perusahaan. K3 bertujuan untuk
belum menguasai atau belum terampil dengan mencegah, mengurangi, bahkan meniadakan
peralatan atau mesin baru (lack of skill), sikap risiko kecelakaan kerja (zero accident).
dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
altitude and habbits) dan 1 kejadian pada bagian sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
GA akibat kondisi tidak aman (unsafe penyakit akibat kerja yang menghabiskan
condition) berupa kondisi tidak aman dari banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan
lingkungan dan tempat kerja. Selanjutnya pada harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
bulan Mei sampai bulan Agustus ada 6 kejadian panjang yang memberi keuntungan di masa
kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian SCI yang akan datang.
dan SKM kejadian karena tindakan tidak aman Berdasarkan Undang-Undang No. 1
(unsafe action) karena belum menguasai atau Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
belum terampil dengan peralatan atau mesin penerapan K3 bertujuan untuk: i) melindungi
baru (lack of skil), sikap dan tingkah laku yang dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja
tidak aman (unsafe altitude and habbits). Dan dan orang lain di tempat kerja, ii) menjamin
pada bulan September sampai bulan Desember setiap sumber produksi dapat digunakan secara
2014 ada 2 kejadian kecelakaan kerja yang aman dan efisien, dan iii) meningkatkan
terjadi pada bagian SCI: 1 kejadian karena kesejahteraan dan produktivitas nasional.
kondisi tidak aman (unsafe condition) berupa Manfaat dilaksanakannya K3 tidak hanya bagi
kondisi tidak aman dari lingkungan dan tempat pekerja akan tetapi juga berdampak pada
kerja dan 1 kejadian pada bagian SKM karena perusahaan manufaktur itu sendiri. Manfaat
tindakan tidak aman (unsafe action) berupa perusahaan manufaktur menerapkan K3 yaitu
belum menguasai atau belum terampil dengan pekerja merasa aman melakukan pekerjaaannya,
peralatan atau mesin baru (lack of skill), sikap perusahaan diuntungkan karena tidak harus
dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe mengeluarkan biaya pengobatan/penyembuhan
altitude and habbits). Berdasarkan latar terhadap pekerja yang celaka akibat kerja
belakang di atas maka penelitian dilakukan sehingga produktivitas perusahaan dapat
untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang meningkat.
penerapan PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang
SMK3 di perusahaan manufaktur PT. XYZ. Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2012 mendefinisikan Sistem Manajemen
Suma’mur (2001) menyatakan, bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK 3)
keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha sebagai bagian dari sistem manajemen secara
untuk menciptakan suasana kerja yang aman keseluruhan yaitu struktur organisasi,
dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
perusahaan yang bersangkutan. Menurut prosedur, proses, dan sumber daya yang
Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
Tahun 1960 Bab 1 Pasal 2, Kesehatan Kerja pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
Penerapan SMK3 di Lingkungan Kerja Manufaktur ……….. (Lala Marlina dan Reda Rizal) 4
Sertifikasi Tingkat Pencapaian Audit SMK 3 Pengukuran tingkat keberhasilan
Sesuai yang tertuang di dalam Peraturan pencapaian sistem manajemen K 3 di
Pemerintah RI Nomor 50 tahun 2012 tentang perusahaan manufaktur diukur dengan tingkat
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan nilai capaian audit dan perolehan penghargaan
dan Kesehatan Kerja (SMK 3) dinyatakan (PP No.50 Tahun 2012):
bahwa untuk pembuktian penerapan sistem
manajemen K3 perusahaan dapat di lakukan Tabel 1: Tingkat Penilaian Pencapaian Audit dan
audit oleh badan audit yang ditunjuk oleh Penghargaan
Prosentase Jenis Audit
menteri tenaga kerja. Demikian untuk Tingkat Tingkat Tingkat
Tingkat Awal
efektivitas pencapaian audit sistem Pencapaian Transisi Lanjutan
Tingkat Tingkat Tingkat
manajemen K3 di suatu perusahaan, audit Penilaian Penilaian Penilaian
harus dilakukan oleh badan audit independen 0-59%
Penerapan Penerapan Penerapan
Kurang Kurang Kurang
atau eksternal audit. Pada pasal 5 (2) Audit Tindakan Tindakan Tindakan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Hukum Hukum Hukum
Tingkat
Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu 12 unsur atau Tingkat Tingkat Penilaian
elemen audit yaitu: (i) Pembangunan dan Penilaian Penilaian Penerapan
60-84% Penerapan Baik Penerapan Baik Baik
pemeliharaan komitmen (26 kriteria), (ii) Sertifikat dan Sertifikat dan Sertifikat
Pembuatan dan pendokumentasian rencana K 3 Bendera Perak Bendera Perak dan Bendera
Perak
(14 kriteria), (iii) Pengendalian, perancangan Tingkat
Tingkat Tingkat
dan peninjauan kontrak (8 kriteria), (iv) Penilaian Penilaian
Penilaian
Penerapan
Pengendalian dokumen (7 kriteria), (v) 85-100%
Penerapan Penerapan
Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
Pembelian dan pengendalian produk (9 Sertifikat
Sertifikat dan Sertifikat dan
dan Bendera
kriteria), (vi) Keamanan bekerja berdasarkan Bendera Emas Bendera Emas
Emas
SMK3 (40 kriteria), (vii) Standar pemantauan Sumber: PP No.50 Tahun 2012
(17 kriteria), (viii) Pelaporan dan perbaikan
kekurangan (9 krieteria), (ix) Pengelolaan Kecelakan Kerja
material dan perpindahannya (12 kriteria), (x) Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
Pengumpulan dan penggunaan data (6 atau peristiwa yang tidak diinginkan dan
kriteria), (xi) Pemeriksaan sistem manajemen dapat merugikan manusia, merusak harta
K3 (3 kriteria), (xii) Pengembangan benda atau kerugian terhadap proses-proses
ketrampilan dan kemampuan (13 kriteria). aktivitas perusahaan manufaktur. Secara
Sertifikasi pencapaian audit SMK 3 umum penyebab kecelakaan kerja yaitu:
sebagaimana Peraturan Pemerintah RI Nomor a. Unsafe Action
50 Tahun 2012 tentang penerapan SMK 3 Berikut ini yang termasuk dalam
dibagi 3 kategori, yaitu: tindakan membahayakan (unsafe action)
1. Tingkat Awal (Initial Level) antara lain: (i) menjalankan pekerjaan tanpa
Perusahaan kecil atau dengan tingkat risiko mempunyai kewenangan (bekerja bukan pada
rendah. Pada tingkat awal, perusahaan kewenangan), (ii) gagal menciptakan keadaan
harus dapat diterapkan 64 kriteria audit. yang baik sehingga menjadi tidak aman atau
2. Tingkat Transisi (Transition Level) memanas, (iii) menjalankan pekerjaan yang
Perusahaan besar atau perusahaan dengan tidak sesuai dengan kecepatan geraknya, (iv)
tingkat risiko tingggi. Pada tingkat memakai alat pelindung diri (APD) hanya
lanjutan, perusahaan harus dapat diterapkan jika di ingatkan, (v) menggunakan peralatan
keseluruhan 64 kriteria tingkat awal + 58 yang tidak layak, (vi) pengrusakan alat
kriteria = 122 kriteria audit. pengaman peralatan yang digunakan untuk
3. Tingkat Lanjutan (Advanced Level) melindungi manusia, (vii) bekerja melebihi
Perusahaan besar atau perusahaan dengan jam kerja di tempat kerja, (viii) mengangkat
tingkat risiko tinggi. Pada tingkat lanjutan, beban yang berlebihan, (ix) menggunakan
perusahaan harus dapat diterapkan tenaga berlebihan hanya untuk bermain, (x)
keseluruhan 64 kriteria tingkat awal + 58 peminum, pemabuk, mengkonsumsi narkoba
kriteria tingkat transisi + 44 kriteria = 166 ataupun (NAPZA).
kriteria audit.
Penerapan SMK3 di Lingkungan Kerja Manufaktur ……….. (Lala Marlina dan Reda Rizal) 6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tingkat Kepatuhan Berdasarkan Hasil Audit
SMK3 Kategori Tingkat Awal
Berdasarkan hasil pengambilan data dapat
diketahui PT. XYZ tingkat kepatuhan berdasarkan
hasil audit SMK3 kategori tingkat awal.
Perusahaan
No. Elemen Total Memenuhi Tidak Memenuhi
Jumlah % Jumlah %
1. Pembangunan dan pemeliharaan
15 14 93,3 1 6,7
komitmen
2. Pembuatan dan dokumentasi rencana K3 2 2 100 - -
3. Pengendalian, perancangan dan
2 2 100 - -
peninjauan kontrak
4. Pengendalian dokumen 1 1 100 - -
5. Pembelian dan pengendalian dokumen 3 2 66,7 1 33,3
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 21 18 85,7 3 14,3
7. Standar pemantauan 8 7 87,5 1 12,5
8. Pelaporan dan perbaikan 1 - - 1 100
9. Pengelolaan material dan perpindahannya 7 7 100 - -
10. Pengembangan keterampilan dan
4 4 100 - -
kemampuan
64 57 Kriteria 7 Kriteria
Total
Kriteria (Memenuhi) (Tidak Memenuhi)
Tabel 5: Tingkat Pelanggaran terhadap Kriteria Tabel 6: Tingkat Pelanggaran terhadap Kriteria
Elemen 6 Elemen 7
Perusahaan Perusahaan
Kriteria Elemen 6: Kriteria Elemen
Tidak Tidak
No Keamanan Bekerja Memenuhi No. 7: Standar Memenuhi
Memenuhi Memenuhi
Berdasarkan SMK3 Pemantauan
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Sistem kerja 4 100 - - 1. Pemeriksaan 1 100 - -
2. Pengawasan 1 100 - - bahaya
3. Seleksi dan penempatan 2. Pemantauan atau 2 66,7 1 33,3
2 100 - - pengukuran
personil
lingkungan kerja
4. Area terbatas 4 100 - -
3. Pemantauan 4 100 - -
5. Pemeliharaan, perbaikan
kesehatan tenaga
dan perubahan sarana 4 66,7 2 33,3
kerja
produksi
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
6. Kesiapan untuk
menangani keadaan 1 50 1 50
darurat Pada elemen 7 kriteria yang belum
7. Pertolongan pertama pada dilaksanakan adalah kriteria 7.2.2. Pada
2 100 - -
kecelakaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 kriteria 7.2.2 perusahaan baru melakukan
Penerapan SMK3 di Lingkungan Kerja Manufaktur ……….. (Lala Marlina dan Reda Rizal) 8
pengukuran pada fisik, kimia dan biologi menyatakan tujuan-tujuan K3 yang akan
saja. Pada kriteria ini perlu dilakukan dilaksanakan, dan komitmen perusahaan
perbaikan dengan menambahkan aspek manufaktur dalam upaya memperbaiki kinerja
pengukuran ergonomi dan psikologi juga. K3. Kebijakan K3 ditandatangani oleh Direktur
Cara pemantauan untuk faktor ergonomi Perusahaan Manufaktur dan telah
harusnya dilakukan di area kegiatan disebarluaskan kepada seluruh pekerja di
produksi harus melakukan pengukuran perusahaan. Telah dibentuk susunan P2K3 PT.
ergonomi pada kursi dan meja yang di XYZ dan organisasi ini telah disahkan oleh
gunakan pekerja di bagian produksi secara pemerintah cq Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta
berkala, kemudian untuk faktor psikologi Timur.
harusnya perusahaan melakukan Tingkat keberhasilan penerapan SMK3
pengukuran beban kerja ataupun stres kerja Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 di
di departemen produksi supaya dapat PT. XYZ dengan jumlah kriteria yang tercapai
mengetahui tingkatan stres atau beban kerja adalah sebanyak 57 kriteria dari total 64 kriteria
karyawan dan sebagai tindak lanjut apabila penerapan K3 sehingga tingkat capaian kinerja
sudah tidak mengalami masalah akan dapat sebesar 89% (sangat baik). Sebanyak 7 kriteria
meningkatkan produktivitas kerja. dari 64 kriteria penerapan K3 sehingga terdapat
e. Tingkat Pelanggaran terhadap Kriteria 11% kriteria yang belum dicapai yaitu antara
Elemen 8 lain: (i) perusahaan belum memiliki Surat
Terdapat satu tingkat pelanggaran Keterangan penanggung jawab K3 yang sah bagi
terhadap kriteria elemen 8 yang belum setiap pekerja yang diberi tanggung jawab, (ii)
tercapai atau belum terpenuhi dalam belum memiliki prosedur mengenai pembelian
penerapan SMK3 oleh pihak manajemen peralatan atau bahan produksi, (iii) belum
PT. XYZ. membuat sertifikat baru atas kadaluarsanya
sertifikat crane, (iv) belum memiliki sistem
Tabel 7. Tingkat Pelanggaran terhadap Kriteria penandaan bagi peralatan yang sudah tidak
Elemen 8 aman lagi digunakan atau sudah tidak
Kriteria Elemen 8: Perusahaan digunakan, (v) belum menguji sistem tanda
No
Pelaporan dan
Memenuhi
Tidak bahaya keadaan darurat (sprinkler), (vi) belum
Perbaikan Memenuhi
Kekurangan Jumlah % Jumlah %
melakukan pengukuran lingkungan kerja, yaitu
1. Pemeriksaan dan - - 1 100 ergonomi dan psikologi, (vii) belum memiliki
pengkajian prosedur mengenai pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 penyakit akibat kerja.
Pada elemen 8 kriteria yang belum DAFTAR PUSTAKA
dilaksanakan oleh pihak manajemen Anonim. 1960. Undang-Undang Nomor 9
manufaktur adalah kriteria 8.3.1. Pada Tahun 1960 Tentang Pokok Kesehatan.
kriteria 8.3.1 perusahaan hanya memiliki
prosedur mengenai kecelakaan kerja. Pada Anonim. 1970. Undang-Undang Nomor 1
kriteria ini perlu penambahan, yaitu Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
perusahaan harus membuat prosedur Anonim. 2003. Undang-Undang Nomor 13
tersendiri mengenai penyakit akibat kerja, Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
yang nantinya uraian prosedur tersebut
dapat digunakan sebagai pedomanan untuk Anonim. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 50
menanganani dan melakukan penceganan tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
dari timbulnya penyakit akibat kerja. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
SIMPULAN Bakti, Zainal. 2014. Sistem Manajemen
PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang bergerak di bidang pengolahan material (SMK3) sesuai PP N0. 50 tahun 2012.
susu menjadi produk minuman dan makanan Diunduh dari http://www.a2k4-
dari unsur bahan baku utamanya adalah susu ina.net/informasi/163-sistim-manajemen-
sapi. PT. XYZ telah memiliki Kebijakan K3 keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3-
yang tertulis, bertanggal dan secara jelas
Penerapan SMK3 di Lingkungan Kerja Manufaktur ……….. (Lala Marlina dan Reda Rizal) 10