Sie sind auf Seite 1von 5

A.

Pengertian Teropong

Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua
jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Teropong bias terdiri atas
beberapa lensa, sedangkan teropong pantul terdiri atas beberapa cermin dan
lensa. Dalam teropong bias, lensa objektif berfungsi membiaskan cahaya. Teropong
bias terbagi lagi menjadi empat jenis, yaitu: teropong bintang atau teropong
astronomi, teropong bumi, teropong prisma atau binokuler, dan teropong panggung
atau teropong Galileo. Berikut ini penjelasan masing-masing jenis teropong
bias tersebut:
 Teropong Bintang: Teropong bintang terdiri atas dua lensa,yaitu lensa
objektif dan lensa okuler. Jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak
fokus lensa okuler. Proses pembentukan bayangan pada teropong bintang.
Benda-benda langit yang diamati letaknya sangat jauh sehingga berkas sinar
yang menuju lensa objektif dianggap sejajar (paraksial). Oleh karena itu, lensa
objektif membentuk bayangan nyata dan terbalik di titik fokus. Selanjutnya
bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif ini berlaku sebagai benda untuk
lensa okuler.

 Teropong Bumi: Teropong bumi atau teropong medan merupakan teropong


yang digunakan urnuk melihat benda-benda jauh yang terletak di permukaan
bumi. Secara prinsip, teropong bumi sama dengan teropong bintang, hanya
diberi tambahan lensa pembalik yang berfungsi untuk membalik bayangan
supaya tegak.
 Teropong Prisma Binokuler: Dengan adanya lensa pembalik, teropong bumi
menjadi bertambah panjang sehingga tidak praktis. Untuk mengatasi masalah
ini, pembalikan bayangan dapat diatasi dengan prisma binokuler, yaitu
sepasang prisma 45°-45°-90° yang diletakkan di antara lensa objektif dan
lensa okuler. Bayangan dibalik melalui empat kali pemantulan total dari
permukaan prisma-prisma.
 Teropong Panggung ( Teropong Galileo): Untuk memperpendek teropong
bumi, pembalikan bayangan dapat juga dilakukan dengan lensa cekung yang
berfungsi sebagai lensa okuler. Alat optik semacam ini disebut teropong
panggung atau teropong Galileo.
 Teropong pantul digunakan karena lensa objektif pada teropong astronomi
diganti dengan cermin cekung yang berfungsi sebagai
pemantul cahaya. Teropong pantul astronomi terdiri atas satu cermin cekung,
satu cermin datar yang diletakkan di dekat titik fokus cermin cekung, dan satu
lensa cembung sebagai lensa okuler. Cermin cekung mengumpulkan berkas
cahaya sejajar dari objek yang diamati. Sebelum berkas cahaya ini sampai di
titik fokus cermin cekung, cahaya telah dipantulkan oleh cermin datar menuju
lensa okuler.

B. Prinsip Kerja Teropong Bintang dan Bagian-bagiannya

Bagaimana caranya kita bisa melihat benda-benda langit yang jaraknya berada
ratusan hingga milyaran kilometer cahaya dari planet Bumi? Hal itulah yang
menyebabkan Galileo Galilei pada tahun 1700an menciptakan sebuah teleskop atau
teropong dengan pembesaran 3X dan mematenkan penemuannya tersebut dalam
bidang astronomi. Teleskop atau teropong merupakan suatu alat optik yang berfungsi
untuk melihat dan mengamati benda-benda yang jaraknya jauh jika menggunakan
mata telanjang supaya dapat terlihat lebih dekat dan lebih jelas. Dalam bidang
astronomi, khususnya, alat ini sangat penting dan berguna sekali dalam mengamati
benda-benda langit, seperti bintang dan planet.

Teropong atau teleskop yang ingin dipergunakan tergantung apa yang ingin
kita amati, misalnya fungsi teropong Bumi. Apabila kita ingin mengamati benda-
benda langit seperti bintang-bintang di luar angkasa pada waktu malam hari, kita bisa
memilih beberapa jenis teropong atau teleskop yang memiliki karakteristik dan
bagian-bagian berbeda. Secara umum, teleskop terbagi menjadi dua, namun ada
empat jenis teleskop atau teropong bintang yang biasa digunakan, yaitu:

 Teleskop reflektor (pantul) Newton. Teleskop ini memiliki cermin berdiameter


150 mm yang dapat membantu kita mengamati galaksi, Bulan, beberapa planet,
dan nebula dengan tampilan yang cukup jelas.
 Teleskop reflektor (pantul) Dobson. Teleskop ini memiliki cermin yang
berdiameter lebih besar dan dapat menjangkau beberapa galaksi yang sangat jauh
jaraknya dari planet Bumi.
 Teleskop refraktor (bias). Teleskop ini menggunakan seperangkat lensa yang
dapat mengamati dan melihat secara lebih fokus Bulan dan gugusan bintang yang
sangat banyak.
 Teleskop katadioptrik. Teleskop ini menggunakan kombinasi atau gabungan
lensa dan cermin korektor. Dibandingkan dengan teleskop refraktor, teleskop ini
memiliki fokus yang jauh lebih baik dalam mengamati dan melihat jajaran planet
dan peredaran Bulan.

Pada prinsipnya, ke-empat jenis teleskop tersebut di atas menggunakan lensa


kaca dan/atau cermin untuk menangkap cahaya dari pantulan bintang, bulan, atau
planet yang berada di luar angkasa.

Sebelum mengetahui bagaimana prinsip kerja teropong bintang tersebut,


berikut ini akan dijelaskan beberapa bagian yang menyusun teropong atau teleskop
bintang. Adapun beberapa bagian tersebut adalah sebagai berikut ini:

 Lensa cembung, yaitu lensa yang berbentuk cembung dan memiliki sifat
mengumpulkan cahaya atau kovergen.
 Lensa cekung, yaitu lensa yang berbentuk cekung dan memiliki sifat
menyebarkan cahaya atau divergen.
 Cermin cembung, yaitu cermin yang menyebarkan cahaya yang diterima.
 Cermin cekung, yaitu cermin yang mengumpulkan cahaya yang diterima.
 Bidang pandang, yaitu daerah atau lokasi koordinat bintang di langit yang dilihat
melalui teleskop.
 Jarak fokus, yaitu jarak yang diperlukan oleh sebuah lensa atau cermin dalam
membawa cahaya yang diterima menuju titik fokus.
 Titik fokus, yaitu titik dimana cahaya dari sebuah lensa atau cermin yang datang
bersama-sama menuju satu titik fokus.
 Pembesaran, yaitu panjang fokus teleskop dibagi dengan panjang fokus lensa
mata.

Secara teknis, prinsip kerja teropong sama halnya dengan prinsip kerja mata
karena pada mata ada bagian yang berfungsi sama dengan apa yang ada pada bagian
teropong, yaitu kornea dan lensa kristalin yang berfungsi untuk membiaskan dan
memfokuskan sinar yang masuk. Akan tetapi, teropong lebih berfungsi untuk
menangkap dan melihat benda atau obyek yang jaraknya jauh dari penglihatan
manusia. Hal ini sama dengan cara kerja mikroskop.

Mikroskop sendiri adalah alat optik yang dapat menghasilkan perbesaran yang
lebih besar dibanding perbesaran loop dan biasa digunakan untuk melihat benda yang
sangat kecil. Sama halnya dengan teropong, miskroskop memiliki dua lensa cembung
yaitu lensa yang dekat dengan benda yang akan diamati (lensa obyektif) dan lensa
yang dekat dengan mata pengamat disebut lensa okuler. Akan tetapi, ada bagian yang
membedakan kedua alat ini. Jika pada mikroskop jarak fokus lensa okuler lebih
panjang dari lensa obyektif, tetapi pada teropong bintang bagian ini berlaku
sebaliknya dimana fokus lensa obyektif lebih panjang dari jarak fokus lensa okuler,
atau fob > fok.

Secara detail, prinsip kerja teropong bintang adalah sebagai berikut:

1. Saat cahaya dari bintang yang masuk ke dalam teropong, maka sob (jarak normal
suatu obyek) = ꚙ (sinar sejajar) yang akan dibiaskan oleh lensa obyektif yang
jatuh pada titik fokus sehingga s’ob = fob
2. Saat cahaya yang berkumpul pada lensa obyektif dan membengkokannya menuju
titik fokus maka titik dekat (PP) = s’ob = fob
3. Pada titik fokus, cahaya kemudian dibengkokkan menuju suatu titik. Saat
mengamati bintang dengan mata telanjang berlaku s’ok = -ꚙ maka bayangan
lensa obyektif yang juga merupakan benda pada lensa okuler harus terletak pada
fokus aktif lensa okuler yaitu sok = fok maka berlaku d = fob + fok
4. Saat cahaya masuk ke lensa mata maka akan menunjukkan gambar yang cerah
dan fokus. Pada saat melakukan pembesaran sudut lensa okuler teropong bintang,
maka Pembesaran lensa okuler (Mok) = fob/fok.
5. Posisi dan gambar bintang dapat dilihat dengan jelas oleh pupil mata.
Penjelasan tersebut di atas adalah bagaimana suatu bintang di langit dapat
diamati dan dilihat dengan jelas oleh mata telanjang akibat proyeksi dari lensa okuler
dan obyektif di dalam teropong bintang. Namun demikian, saat melakukan
pengamatan bintang dengan teropong bintang kita harus memperhatikan kondisi
langit. Umumnya, pengamatan bintang dilakukan pada saat malam hari dimana
keadaan langit sangat gelap dan bertaburan sinar bintang.

Keadaan langit ini ditentukan juga oleh dua karakteristik lapisan atmosfer
yang ada, yaitu kestabilan udara pada saat melakukan pengamatan dan tingkat
kejelasan langit saat uap air yang ada atau bahan polutan tidak ada sama sekali. Selain
itu, keadaan langit dipengaruhi juga oleh adanya turbulensi udara. Jika keadaan langit
pada malam hari sangat cerah dan tidak terhalang oleh adanya awan atau polusi maka
kita dapat menyaksikan dan mengamati gugusan bintang tanpa menggunakan
teropong, namun untuk bintang yang letaknya sangat jauh maka kita perlu
menggunakan teropong bintang meskipun keadaan langit malam hari sangat cerah.

C. Peta Bintang
Bila kita menengadah kelangit tampak seolah olah bumi kita dinaungi “atap”
setengah bola yang disebut “bola langit”. Bintang bintang dan benda langit
lainnya seolah olah menempel pada bola langit itu. Orang yunani kuno membagi bola
langit dalam daerah daerah yang disebut rasi atau “konstelasi” nama nama rasi
dihubungkan dengan nama nama tokoh dan makhluk dalam mitologi.Misal:rasi
Centaurus diambil dari nama makhluk hidupsetengah kuda setengah manusia, Orion
atu si pemburu, Scorpio atu kalajengking, Geminiatau sinak kembar, Hercules atau
si orang kuat, dalam dongeng yunani kuno (putra zeus ataualemene). Andromeda
yaitu putri Cepheus raja ethopia dalam dongeng yunani.internationalAstronomical
Union pada tahun 1928 meresmikan 88 buah rasi dan menentukan batas setiaprasi.
Dengan mempelajari peta bintang, dan nama rasi rasi bintang , kita dapat mencari
letak bintang itu di bola langit dan mempelajarinya sifat sifat atau ciri - ciri dan
perubahan bintangtadi. Seperti telah diuraikan bahwa bintang adalah anggota dari
suatu galaksi, seperti matahariadalah anggota bintang di galaksi bima sakti.

Das könnte Ihnen auch gefallen