Sie sind auf Seite 1von 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mahasiswa adalah pelajar yang berpendidikan di kuliah. Mahasiswa yang
jauh dari kampus, pada umumnya bertempat tinggal di kost atau kontrak.
Mahasiswa ada beberapa masalah jika berurusan dengan musim penghujan.
Salah satunya adalah menjemur pakaian atau mengeringkan pakaian, jika
mahasiswa mencuci pakaian sendiri. Pada saat musim hujan sangatlah sulit
memantau cuaca. Jika ditinggal keluar atau sedang ngampus, mahasiswa
kesulitan dalam mengurusi pakaian yang dijemur. Permasalahan tersebut
tidak dirasakan oleh mahasiswa saja. Melainkan kebanyakan orang juga
mengalami masalah yang sama.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diciptakan suatu alat yang
memanfaatkan gabungan sensor cahaya dan air yang diberi nama “Jemuran
Otomatis dengan Sensor Cahaya dan Air” untuk memasukkan dan
mengeluarkan pakaian yang dijemur secara otomatis.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan jemuran otomatis dengan sensor
cahaya dan air?
2. Bagaimana rangkaian elektronik jemuran otomatis dengan sensor cahaya
dan air?
3. Bagaimana prinsip kerja jemuran otomatis dengan sensor cahaya dan air?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui alat dan bahan yang dibutuhakan jemuran
otomatis dengan sensor cahaya dan air.
2. Dapat memahami rangkaian elektronik jemuran otomatis dengan sensor
cahaya dan air.

1
3. Dapat memahami prinsip kerja jemuran otomatis dengan sensor
cahaya dan air.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Solder
Solder merupakan salah-satu perkakas yang utama bagi teknisi. Solder
berguna untuk memanaskan logam dan melelehkan timah solder.
Penyolderan merupakan suatu proses penyambungan dua logam dengan
menggunakan logam campuran yang disebut timah solder. Solder dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu solder dengan pemanas gas dan
solder listrik.

2. Penghisap Timah
Alat penyedot sisa timah , merupakan alat yang dirancang khusus untuk
membersihkan sisa dari setelah mematri / meyode sehingga hasil yang
didapat lebih rapi selain itu juga bisa untuk melekatkan lagi Solderan.

3. Tang Potong
Tang potong banyak manfaatnya diantara yang paling sering digunakan
dalam elektronika adalah untuk memotong kaki komponen dan kabel
ukuran kecil.

3
2.1.2 Bahan
1. Kabel
Kabel adalah bahan konduktor yang dapat menghantarkan listrik. Kabel
ada yang berupa serabut maupun kawat.

2. Timah
Timah adalah sebuah logam berwarna putih keperakan. Dalam elektronika,
timah biasanya digunakan untuk mematri dan menghubungkan komponen-
komponen elektronika.

3. PCB
PCB adalah tempat dudukan komponen yang berguna sebagai penyusunan
skema elektronika.

4
4. Motor DC
Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada
kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi
mekanik.

5. Komponen Elektronika
a. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari arang yang
bersifat sebagai tahanan/penghambat aliran arus listrik. Kemampuan
resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam, tergantung dari
nilai resistansi resistor tersebut.

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk


menghambat arus listrik. Resistor juga sering disebut dengan nama
tahanan atau hambatan. Sesuai dengan namanya resistor memiliki sifat
resistif yaitu bersifat menghambat arus listrik. Satuan nilai resistif suatu
resistor adalah Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega ( Ω ).
Resistor merupakan komponen yang tidak berpolaritas, artinya dalam
pemasangannya tidak perlu memperhatikan polaritas (+) atau (-) nya.
Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam,
tergantung dari nilai resistansi resistor tersebut.

b. LDR (Light Dependent Resistor) atau Resistor Peka Cahaya

5
LDR merupakan jenis resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-
ubah. Sesuai dengan namanya, LDR memiliki nilai resistansi yang
dapat berubah-ubah tergantung dari cahaya yang diterima. Semakin
kuat intensitas cahaya yang diterima LDR maka semakin kecil nilai
resistansi LDR. LDR banyak digunakan sebagai sensor cahaya.

c. Transistor NPN dan PNP


Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching) sehingga
transistor dapat berfungsi seperti kran listrik. Pada umumnya, transistor
memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).
Tegangan di terminalnya basis berfungsi seperti kran pengatur arus
listrik yang mengalir dari kolektor ke emitor dan sebaliknya.

Terdapat dua jenis kontruksi dasar transistor berdasarkan polaritasnya,


yaitu jenis n-p-n dan jenis p-n-p.
Transistor PNP
Transistor jenis PNP adalah transistor yang hanya akan mengalirkan
arus listrik dari kolektor ke emitor apabila terminal basis mendapatkan
arus negatif.

6
Transistor NPN
Transistor jenis NPN adalah transistor yang hanya akan mengalirkan
arus listrik dari kolektor ke emitor apabila terminal basis mendapatkan
arus positif.

d. Condensator/Capasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat
yang dapat menyim-pan energi di dalam medan listrik. Sebuah
kapasitor terdiri dari dua buah pelat logam dengan sebuah lapisan
isolator (penyekat) yang dapat menyimpan muatan listrik diantara
kedua pelat tersebut. Lapisan isolator yang digunakan dapat berupa
sebuah lempengan plastik tipis, namun dalam beberapa jenis kapasitor
lapisan ini adalah udara. Kondensator memiliki satuan yang disebut
Farad dari nama Michael Faraday.
Berdasarkan nilai kapasitansinya, kapasitor digolongkan menjadi 2
macam, yaitu kapasitor tetap dan kapasitor tidak tetap. Kapasitor tetap
adalah kapasitor yang memiliki kapasitansi tetap dan tidak dapat
diubah-ubah. Yang termasuk kapasitor tetap adalah kapasitor polar
(misal dielektriknya Electrolytic Capasitor) dan kapasitor non polar
(misal dielektriknya Keramik, film, dan mika).

7
Sedangkan kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai
kapasitansinya dapat diubah atau kapasitansinya dapat diatur sesuai
keinginan dengan batas maksimal sesuai yang tertera pada kapasitor
tersebut. Yang termasuk kapasitor tidak tetap adalah Varco/trimer
kapasitor).

e. Dioda Silikon (Penyearah)


Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan
katoda. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja
(forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah
arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup,
dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari
belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh
dorongan aliran air dari depan katup.

Wujud dan Simbol Umum Dioda

8
Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya
terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah
sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak
panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung
anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).

f. LED
LED merupakan salah satu jenis dioda. LED adalah singkatan dari
"Light Emitting Diode". Yang berarti LED adalah perangkat semi-
konduktor yang menghasilkan cahaya ketika arus listrik melewati celah
antara katoda dan anoda didalam sistem perangkat tsb.

g. Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang
digerakkan oleh arus listrik. Relay memanfaatkan gaya elektromagnetis
dari kumparan untuk menggerakkan saklar ke kondisi “close” maupun
“open”.

Relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang

9
pergerakannya tergantung dari medan magnet pada coil akibat dari arus
listrik.
Contact ada 2 jenis :
 Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan adalah
open/terputus)
 Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan adalah
close/tersambung)
Secara prinsip kerja dari relay dimulai ketika Coil mendapat energi
listrik (energized), maka akan timbul gaya elektromagnet yang akan
menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

h. Switch Pemindah Jalur


Switch pemindah jalur adalah sebuah switch yang berkaki 3, dan
apabila ditekan tombolnya, maka arus listrik akan bisa berubah jalur.

2.2 Rangkaian Elektronik


2.2.1 Sensor Cahaya

10
Komponen yang dibutuhkan:
R1 R2 12K TR1 FCS 9013 RELAY 12V

R3 18K TR2 FCS 9012


R4 10K ELCO 10µ/16V
R5 160Ω LED
R6 3K3 LDR
R7 1K2 DIODA 4002

2.2.2 Sensor Air

Komponen yang dibutuhkan:


TR1 TIP 32
TR2, TR3 TIP 31
DIODA 4002
C1 680nF
RELAY 12V

2.2.3 Penggabungan Sistem Kerja Sensor

SWITCH

11
Komponen yang dibutuhkan:

RELAY 12V
MOTOR PENGGERAK
SWITCH PEMINDAH JALUR

2.3 Prinsip Kerja Jemuran Otomatis dengan Sensor Cahaya dan Air
Prinsip Kerja pada sensor cahaya:
LDR memiliki nilai resistansi yang dapat berubah-ubah tergantung dari
cahaya yang diterima. Semakin kuat intensitas cahaya yang diterima LDR
maka semakin kecil nilai resistansi LDR. Begitu juga sebaliknya. LDR
berfungsi sebagai sensor cahaya. LDR akan memberikan sinyal ke relay jika
nilai resistansinya berubah-ubah. Arus listrik yang terhubung dengan relay
akan mengenai kaki coil (gulungan kawat yang mendapat arus listrik).

Prinsip Kerja pada sensor air:


Sensor akan memberikan sinyal ke kaki basis transistor PNP. Transistor PNP
akan bekerja jika basis diberi muatan (+). Transisitor PNP akan melanjutkan
sinyal yang diterima ke transistor NPN yang berguna sebagai penguat. Dan
transisitor NPN ini akan berubah muatan menjadi (-), dan mengenai kaki coil
pada relay. Sehingga akan menimbulkan medan magnet yang akan
menggerakkan kaki contact relay.

Prinsip Kerja pada sistem gabungan:


Jemuran Keluar:
Pada saat semua relay (1,2 dan 3) dalam keadaan contact normally
closed, maka tidak akan ada pengaruh yang diberikan oleh sensor cahaya
maupun air. Dengan kata lain, tidak ada sinyal yang timbul dari sensor itu.
Berarti cuaca dalam keadaan bercahaya terang dan tidak ada hujan. Maka
motor akan berputar searah jarum jam atau jemuran keluar melalui muatan
yang timbul pada kaki contact normally closed (AB) dan (DE).

Jemuran Masuk:

12
Jika cuaca dalam keadaan kurang cahaya dan hujan, maupun cahaya terang
dan hujan, maka Coil pada relay 1 dan 2 yang bermuatan arus listrik akan
menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini akan menarik contact
normally open (1 dan 2). Jika contact normally open terhubung, maka contact
normally open akan bermuatan (+). Contact normally open akan terhubung
dengan salah satu kaki coil pada relay 3, dan bermuatan (+). Kaki coil (3)
yang satunya lagi diberikan muatan (-) yang berasal langsung dari sumber
tegangan 12V.
Ketika kaki coil (3) mendapatkan muatan (+) dan (-), maka akan
menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini akan menggerakkan kaki
contact normally open (BF) dan (CE). Sehingga motor akan berputar
berlawanan arah jam atau jemuran akan masuk.
Relay 3 akan bekerja jika mendapat contact normally open pada relay
1 atau 2 dan normally open pada relay 1 dan 2 bekerja bersama.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jemuran otomatis dengan menggunakan sensor cahaya dan air sangat berguna
jika diaplikasikan pada mahasiswa maupun masyarakat luas. Jemuran
otomatis ini mempunyai fungsi yang sangat efisien dan pembuatannya
sederhana. Jemuran otomatis ini hanya membutuhkan komponen-komponen
yang umum, dan banyak dipasaran.
Kelemahan dari jemuran otomatis ini sangat bergantung dan bekerja
memanfaatkan sumber listrik. Apabila sumber listrik di rumah mati, maka
akan kesulitan mengontrol jemuran otomatis ini. Tetapi hal tersebut dapat
disiasati dengan menggunakan sumber tegangan dari genset.

3.2 Saran
1) Untuk dilakukan penelitian ulang agar mendapat hasil yang lebih valid

2) Melakukan sosialisasi mengenai jemuran otomatis ini guna

mendapatkan hasil yang lebih valid

3) Perlu penambahan sumber tegangan lain, jika listrik PLN mati.

14

Das könnte Ihnen auch gefallen