Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ELSA&ANNA
Toshiba
1/1/2017
PANDUAN AUSTRALIAN
TRIAGE SCALE
POKJA
APK
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah Triase berasal dari bahsa Perancis Trier , yang berarti untuk memilih atau memilah.
Triage sistem pertama kali digunakan untuk memprioritaskan perawatan medis selama perang Napoleon
pada abad ke-18. Setelah perang telah dilakukan penyempurnaan sistem untuk memindahkan
secara cepat korban yang terluka dari medan perang ke tempat perawatan definitif. Sistem triase Mass
Casualty Insiden (MCI) juga telah dikembangkan. Prinsip yang mendasari triase MCI adalah mencapai hasil
yang terbaik untuk jumlah korban yang banyak dalam kondisi dimana kebutuhan klinis melebihi sumber
daya yang tersedia.
Dalam pengobatan sipil, sistem triase telah disempurnakan dan diadaptasi untuk digunakan
dalam berbagai situasi. Dalam semua lingkungan pelayanan kesehatan, proses triase ditopang
oleh pertimbangan bahwa semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh pelayananan medis
yang definitive pasti akan meningkatkan dampak pelayanan kesehatan bagi pasien.
Australia mengalami peningkatan permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan darurat
medis. Kecenderungan saat ini menunjukkan pertumbuhan jumlah kunjungan di instalasi gawat darurat di
banyak lokasi, alasan untuk pertumbuhan ini bervariasi dan kompleks .
Standarisasi skala triage berguna dalam mengembangkan strategi untuk mengelola instalasi gawat
darurat. Dalam konteks ini mereka juga dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang
perkembangan pelayanan kesehatan, manajemen risiko klinis dan keselamatan pasien.
Definisi
Sistem Triage: Proses di mana seorang klinisi menilai tingkat urgensi pasien.
Triage: sistem triase adalah struktur dasar di mana semua pasien yang datang dikategorikan ke dalam
kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala penilaian urgensi atau struktur .
Re-triase: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. Jika terjadi perubahan status klinis yang
akan berdampak pada perubahan kategori triase, atau jika didapatkan informasi tambahan tentang kondisi
pasien yang akan mempengaruhi urgensi (lihat di bawah), maka triage ulang harus dilakukan. Ketika
seorang pasien kembali diprioritaskan, kode triase awal dan kode triase selanjutnya harus
didokumentasikan. Alasan untuk melakukan triage ulang juga harus didokumentasikan.
Urgensi: Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan digunakan untuk menentukan
kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Tingkat Urgensi adalah tingkat
keparahan atau kompleksitas suatu penyakit atau cedera. Sebagai contoh, pasien mungkin akan
diprioritaskan ke peringkat urgensi yang lebih rendah karena mereka dinilai lcukup aman bagi mereka untuk
menunggu penilaian emergensi, walaupun mereka mungkin masih memerlukan rawat inap di rumah sakit
untuk kondisi mereka atau mempunyai kondisi morbiditas yang signifikan dan resiko kematian.
* Instruktur akan menjadi orang yang dinominasikan dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk
pengembangan kemampuan perawat dalam memberikan perawatan gawat darurat.
• Kode triage benar (atau diharapkan) sesuai keputusan triase (‘Correct (or expected) triage decision '
di mana pasien menerima kode triage yang sesuai dengan tingkat urgensi pasien (sebagaimana
ditentukan oleh indikator klinis dan fisiologis ).Keputusan ini mengoptimalkan waktu
untuk intervensi medis pasien dan mengurangi risiko hasil yang merugikan.
• Over triage di mana pasien menerima kode triase yang lebih tinggi dari tingkat urgensi sejati mereka.
Keputusan ini memiliki potensi untuk menghasilkan waktu tunggu yang singkat untuk
memperoleh intervensi medis, akan tetapi, akan berdampak buruk bagi pasien lain yang menunggu di
UGD karena mereka harus menunggu lebih lama.
Perawat Triage membuat keputusan tingkat urgensi menggunakan informasi klinis dan riwayat
penyakit untuk menghindari over triage atau under triage. Keputusan triase Sekunder memperhatikan
percepatan perawatan darurat dan disposisi yang tepat. Perawat triage menerapkan kebijakan dan prosedur
local untuk mempercepat perawatan untuk semua pasien jika diperlukan.
Semua pasien di ruang tunggu harus diperiksa ulang oleh perawat Triage jika waktu triage
kedaluwarsa. Penilaian yang kedua ini harus selalu didokumentasikan dalam catatan pasien. Peran
pendidikan dalam mengoptimalkan hasil triase. Kemampuan dari setiap sistem triase untuk mencapai
tujuannya didasarkan pada asumsi bahwa pengambilan keputusan konsisten dari waktu ke waktu dan
antara klinisi yang menggunakan skala. Keberhasilan pelaksanaan program ini sebagai bentuk komitmen
nasional yang sudah berjalan lama antara organisai keperawatan, kedokteran dan pemerintah untuk
mencapai konsistensi penggunaan ATS dengan pendekatan yang koheren dengan mempersiapkan klinisi
dalam penerapannya.
BAB 2
AUSTRALIAN TRIAGE SCALE
Filosofi yang mendasari penggunaan ATS didasarkan pada nilai-nilai keadilan dan efisiensi dalam
pelayanan kesehatan. ATS telah dirancang untuk memberikan penilaian yang tepat waktu dan intervensi
medis yang tepat waktu untuk semua orang yang datang ke UGD. dampak dari kerangka ini adalah secara
prinsip bahwa baik itu secara klinis atau etis adalah tidak wajar untuk membiarkan pasien menunggu lebih
lama dari dua jam untuk memperoleh perawatan medis dalam di UGD.
FitzGerald (1989) pertama menguji validitas dan reliabilitas dari Ipswich Triage Scale (ITS), yang
merupakan adaptasi dari Box Hill Hospital System. Dia menguji korelasi antara kode triase dan ukuran
hasil, termasuk angka kematian rumah sakit dan angka kunjungan. Diinformasikan oleh penelitian ini,
pengembangan dan pelaksanaan National Triage Scale (NTS) di seluruh Australia terjadi pada tahun 1993.
Pelaksanaan selanjutnya dari ATS didukung oleh proses konsultasi oleh Departemen Kesehatan
Keluarga Services Persemakmuran dengan klinisi dan badan-badan profesional yang penting di seluruh
Australia. Penelitian oleh Whitby, Leraci et al. (1997) digunakan di ATS untuk menggambarkan fitur klinis
yang terkait dengan urgensi dan untuk mengembangkan deskripsi yang lebih komprehensif dari masing-
masing dari lima kategori triase.
Dalam kerangka ATS, urgensi merupakan tingkat dari risiko klinis pasien dan tingkat keparahan
gejala penyakit pasien. Kekuatan ATS terletak dalam penggunaan deskriptor fisiologis untuk menentukan
keluhan umum pasien kedalam kategori triase yang sesuai. Pendekatan ini dapat mempercepat pengambilan
keputusan dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menentukan kode triase.
Penerapan ATS ditopang oleh perumusan keluhan utama, yang diidentifikasi dari riwayat penyakit
singkat dari penyakit dan cedera saat ini. Keputusan Triage menggunakan skala yang dibuat berdasarkan
observasi penampilan umum, fokus pada riwayat klinis dan data fisiologis. Klinisi yang melakukan peran
harus memiliki pengalaman dalam penilaian dan penanganan berbagai penyakit dan cedera. Mereka juga
harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi untuk melakukan peran. Penilaian kesesuaian
mereka untuk melakukan peran ini juga harus dinilai secara individu untuk secara konsisten dan mandiri
membuat keputusan klinis dalam lingkungan yang dibatasi waktu.
Indikator kinerja menggambarkan persentase minimum presentasi per kategori ATS yang diharapkan untuk
mencapai kriteria waktu ideal yang diperlukan untuk memperoleh pengobatan. Dalam situasi di mana
pencapaian indikator kinerja yang berisiko, strategi organisasi harus dilaksanakan untuk memenuhi
permintaan dan memenuhi kebutuhan klinis.
Disability GCS < 9 GCS 9 - 12 GCS > 12 GCS normal GCS normal
Faktor risiko untuk penyakit serius / cedera - usia, riwayat risiko tinggi, mekanisme cedera, faktor risiko jantung, efek dari obat-obatan atau
alkohol,ruam dan perubahan dalam suhu tubuh - harus dipertimbangkan secara jelas dalam riwayat penyakit dan data fisiologis. Beberapa faktor
risiko
= Meningkatkan risiko cedera serius / penyakit. Adanya satu atau lebih faktor risiko dapt digunakan sebagai pertimbangan untuk mengalokasikan
Level triage ke yang lebih tinggi.
Pengumpulan parameter fisiologis di triase mengharuskan klinisi untuk menggunakan indera terbaik
mereka untuk mendeteksi kelainan (lihat misalnya, mendengarkan, rasa dan bau).
Perawat Triage harus memastikan bahwa pasien dengan kelainan fisiologis tidak tertunda oleh proses
triase dan dialokasikan ke area klinis yang diperlengkapi untuk memberikan penilaian dan pengobatan atas
kondisi mereka. Diagram di bawah ini menggambarkan metode triase direkomendasika
Diagram : Metode triage yang direkomendasikan
4. Breathing
Penilaian pernapasan meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan kerja pernapasan.
Pasien dengan bukti disfungsi pernapasan selama penilaian triase harus dialokasikan pada kategori triage
tinggi (lihat Tabel 4.1).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki fungsi pernafasan
normal.
Hal ini penting untuk mendeteksi hypoxaemia. Hal ini dapat dideteksi dengan menggunakan pulse
oksimetri.
5. Sirkulasi
Penilaian sirkulasi meliputi penentuan denyut jantung, nadi dan karakteristik nadi , indikator kulit,
asupan dan haluaran oral . Adalah penting bahwa hipotensi seharusnya terdeteksi selama penilaian triase
untuk memfasilitasi penanganan dini dan aggressive. Meskipun tidak mungkin untuk mengukur tekanan
darah pada triase, indikator lain status hemodinamik harus dipertimbangkan, meliputi nadi perifer, status
kulit, tingkat kesadaran dan perubahan denyut jantung.
Pasien dengan bukti gangguan hemodinamik (hipotensi, hipertensi berat, takikardia atau bradikardia)
selama penilaian triase harus dialokasikan kategori triage tinggi (lihat Diagram 4.1).
Pasien dialokasikan untuk kategori triage rendah (ATS 4 atau 5) harus memiliki fungsi peredaran
darah normal.
6. Disablity
Penilaian ini meliputi penentuan AVPU (lihat Gambar 4.1) GCS dan / atau tingkat kemampuan
aktivitas, penilaian kehilangan kesadaran, dan penilaian nyeri. perubahan tingkat kesadaran
adalah indikator penting dari risiko penyakit serius atau cedera. Pasien dengan kelainan tingkat
kesadaran harus dialokasikan untuk kategori triage yang lebih tinggi (Diagram 4.1).
Figur 4,1 skala AVPU
A: alert ( sadar )
V: beresponse terhadap suara ( verbal )
P: beresponse terhadap nyeri ( Pain )
bertujuan
tidak bertujuan
Response flexi
Response ektensi
U: unresponsive ( tidak berespon )
Cedera pada mata dilakukan secara hati – hati dan berdasarkan mekanisme cedera dan potensial terajdinya
kegagalan pengelihatan berkepanjangan. Tabel di bawah ini menunjukkan pertimbangan untuk mentriase
cedera mata menggunakan descriptor ATS
Ringkasan prediktor pada kedaruratan ophthalmic pada ATS
Category 1 kategori 2 Katagori 3 Katagori 4 Katagori 5
Immediate ( 10 menit 30 menit 60 menit 120 menit
segera )
Cedera mata Kelainan Pengelihatan Pengelihatan
tembus pengelihatan tiba normal normal
– tiba dengan
Cedera kimia atau tapa cedera Nyeri mata Tanpa nyeri
ringan
Kehilangan -trauma tumpul
pengelihatan tiba Nyeri mata mata
– tiba dengan sedang - luka bakar
atau tanpa cedera - trauma - Benda asing
Nyeri mata yang tumpul
tiba – tiba dan mata
berat - luka bakar
- benda
asing
Lingkungan
Penilaian suhu. Hipotermia dan hipertermia adalah indikator klinis yang penting dan perlu untuk
diidentifikasi di triase.
Pertimbangan Lainnya
Faktor risiko lain yang harus dipertimbangkan dalam penilaian triase. Pada pasien yang dengan parameter
fisiologis normal pada saat triase, adalah sebagai berikut:
1. Usia yang ekstrim (sangat muda atau sangat tua) memerlukan perbedaan fisiologis yang meningkatkan
risiko penyakit serius dan cedera, pasien tersebut memiliki penurunan cadangan fisiologis dan perubahan
respon , dan dapat hadir dengan tanda-tanda dan gejala non-spesifik.
2. Kondisi berisiko tinggi termasuk penyakit kronis, gangguan kognitif, defisit komunikasi, beberapa co-
morbiditas, keracunan atau sakit parah mungkin memerlukan alokasi ke kategori ATS tinggi.
3. Pasien dengan tanda risiko tinggi, seperti riwayat perilaku kekerasan.
4. Pasien Trauma harus dialokasikan dalam kategori ATS berdasarkan urgensi klinis. Ada mekanisme
spesifik cedera yang berhubungan dengan risiko cedera yang mengancam kehidupan yang perlu
dimasukkan dalam keputusan triase. Contohnya termasuk kendaraan yang
terguling, kematian penumpang kendaraan yang sama, terpental dari kendaraan, dan jatuh dari ketinggian
lebih dari tiga meter.
5. Adanya ruam juga perlu diwaspadai oleh perawat Triage terhadap kemungkinan penyakit serius seperti
anafilaksis atau penyakit meningokokus, namun jenis presentasi biasanya akan memiliki abnormalitas
bersamaan pada survey primer
.
Bayi dan anak-anak kecil berbeda dari orang dewasa secara fisiologis dan psikologis. Anak dan remaja
juga secara perkembangan berbeda dari orang dewasa. Prinsip-prinsip penilaian pediatrik adalah sama
seperti untuk penilaian dewasa, namun, usia mempengaruhi pola presentasi, penilaian dan manajemen,
anak-anak rentan terhadap kproses prburukan yang cepat.
Konsistensi triase perlu dioptimalkan untuk populasi ini ketika usia, data historis dan presentasi
klinis digunakan dalam penilaian triase.
Pengkajian riwayat pada pediatri mengandalkan informasi yang diberikan oleh pengantar dan kadang-
kadang oleh anak atau orang muda. Sangat penting untuk mengembangkan hubungan dengan pasien dan
pengantar dalam rangka untuk memperoleh informasi maksimum dalam waktu yang relatif singkat.
Menafsirkan makna dari informasi yang diberikan oleh pengantar adalah tantangan tambahan ketika
mentriage anak-anak, informasi yang diberikan dalam konteks ini akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman pengantar pasien.
Pentingnya privasi untuk orang tua, anak-anak dan anak muda di
triase tidak boleh diabaikan.Masalah kesehatan yang ringan mungkin menjadi kesempatan bagi orang tua
untuk mencari bantuan mengenai isu-isu sensitive
. Kaum muda memiliki kebutuhan mental dan emosional yang tinggi dan membutuhkan privasi yang
lebih besar. Mereka mungkin ingin mendiskusikan masalah kesehatan mereka tanpa kehadiran orang tua
mereka.
1. Urgensi Klinis
Sejumlah gambaran klinis telah ditemukan secara signifikan dapat memprediksi penyakit serius pada
bayi dan anak-anak muda.
Hewson et al. 90 menunjukkan nilai parameter mudah dinilai secara positif dalam mengidentifikasi
bayi dengan penyakit serius, termasuk tingkat aktivitas, kewaspadaan, suhu kulit, pola makan dan output
cairan. Secara khusus, parameter berikut dapat memprediksi penyakit serius:
• Penurunan asupan makanan (<asupan ½ dari normal selama 24 jam )
• Kesulitan Pernapasan
• Memiliki kurang dari empat popok basah dalam 24 jam
• Penurunan aktivitas
• Mengantuk
• Menjadi pucat dan panas
• demam pada anak di bawah tiga bulan.
Beberapa alat penilaian menggunakan tanda tersebut pada penyakit serius bayi dan anak kecil di
triase sebagai dasar pengambilan keputusan. Ini termasuk Triage Observasi Tool dan SAVE
CHILD . Pengamatan Skala Yale alat lain yang mungkin dapat membantu dalam mendeteksi bakteremia
pada bayi .
Tanda Keparahan
Ringan Sedang berat
Kondisi Umum Haus, gelisah, agitasi Haus, gelisah, Menarik diri,
mudah mengantuk atau
tersinggung koma; pernapasan
cepat
Nadi Normal Cepat, lemah Cepat, lemah
Disability
Abnormaliatas kesadaran membutuhkan penilaian segera. Suatu perubahan dalam aktivitas dapat
menjadi indikator penyakit serius pada bayi dan anak-anak.
Penurunan kesadaran dapat merupakan tanda gangguan oksigenasi atau sirkulasi
Tingkat perkembangan yang berbeda dari anak-anak mempersulit penilaian tingkat kesadaran
dan penilaian neurologis. Skala AVPU adalah metode yang baik untuk menilai tingkat kesadaran pasien
di triase.
Jangan pernah meremehkan peran dari orang tua atau wali. Mereka sering akan
dapat mengidentifikasi penyimpangan kecil dari normal, yang mungkin Anda tidak dapat mendeteksi
secara klinis.
Penilaian Nyeri juga harus membentuk komponen penilaian neurologis. Penilaian nyeri pada anak-
anak mungkin memerlukan adaptasi alat penilai nyeri, dan akan tergantung pada usia anak. Sebagai
contoh, alat-alat penilai perilaku akan sesuai untuk anak-anak pra-verbal, skala wajah sesuai untuk
anak-anak verbal fase awal dan skala analog visual untuk anak-anak yang lebih tua.
Mekanisme Co morbiditas, Usia <3 bulan variabel sejarah, misalnya kejadian Lain, misalnya
cedera, misalnya misalnya dan sebelumnya presentasi ke ED • Ruam
• cedera tembus HX prematur • demam • apnoeic / cyanotic episode • aktual / potensial efek
• jatuh> 2 - tinggi • penyakit • perubahan • kejang Kegiatan obat / alkohol
MCA •> 60 kph pernapasan akut untuk • menurun asupan • eksposur kimia
• MBA / sepeda> • Penyakit makan • penurunan output • envenomation
30 km / jam kardiovaskular berkelok-kelok! bangku jelly • merah saat ini • perendaman
• pejalan kaki • Penyakit ginjal • perubahan • muntah bernoda empedu. • perubahan dalam tubuh
• ejeksi / rollover • karsinoma akut tidur Parental keprihatinan suhu.
• berkepanjangan • diabetes berkelok-kelok!
pelepasan • penyalahgunaan Korban
menit zat kekerasan,
• kematian • immuno- misalnya
penghuni mobil dikompromikan • Anak beresiko
yang sama • Penyakit bawaan • penyerangan
• ledakan. • medis HX seksual
. kompleks. • pengabaian
Seorang wanita hamil yang datang ke UGD memberikan sejumlah tantangan unik bagi perawat
Triage.
• Perawat Triage harus memahami adaptasi fisiologis dan anatomi normal dari kehamilan karena ini akan
mempengaruhi penilaian.
• Proses triage harus mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin dan potensi ancaman untuk keduanya.
• Wanita hamil dapat datang dengan penyakit tertentu.
Gambaran dari beberapa penyakit dimodifikasi oleh kehamilan dan beberapa penyakit hanya terjadi pada
kehamilan.
Kehamilan dan primery survey
Airway
Setiap wanita hamil yang datang ke UGD yang berpotensi mengalami gangguan jalan napas
memerlukan perhatian medis segera. Wanita hamil sering sulit diintubasi karena ukuran pasien, posisi
pasien dan kebutuhan obat induksi yang berbeda akibat perubahan fisiologis kardiovaskular.
Pernafasan
Progesteron dianggap bertanggung jawab dalam mempengaruhi kepekaan pusat pernafasan dan
meningkatkan rangsangan untuk bernapas.
Wanita hamil umumnya mengalami peningkatan vaskularisasi hidung dan jalan nafas
dan edema mukosa. Ini menyajikan sebagai peningkatan keluhan tentang hidung tersumbat.
Sekitar sepertiga dari wanita dengan asma mengalami perburukan penyakit mereka selama
kehamilan.
Sirkulasi
Kehamilan digambarkan sebagai kondisi hiperdinamik dan perubahan fisiologis
terjadi pada awal kehamilan 6-8 minggu. Progesteron menyebabkan vasodilatasi l dan
estrogen berkontribusi pada 40-50 persen peningkatan volume darah. Tekanan darah diastolik turun
rata-rata 6-17 mmHg, dengan tekanarah terendah selama trimester kedua. Cardiac output (CO)
meningkat sebesar 30-50 persen.
Pada kehamilan 20 minggu, berat rahim menekan vena cava inferior jika wanita hamil berbaring
di punggungnya. Penurunan aliran plasenta cukup untuk menggangu kesejahteraan janin dan
turunnya aliran baliki vena mengurangi curah jantung dan tekanan darah ibu. Perubak spsesifik
terjadi pada pembuluh darah yang mempengaruhi wanita hamil sehingga terjadi diseksi arteri
spontan. Arteri limpa, arteri subklavia dan aorta,
misalnya, memiliki kecenderungan meningkat terjadi diseksi spontan, bahkan pada wanita yang tidak
memiliki riwayat medis sebelumnya.
Kekerasan d lebihlam rumah tangga sering trejadi selama kehamilan dan berhubungan dengan
peningkatan komplikasi obstetri bagi ibu dan neonates.
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan :
1. Wanita hamil sering mengalami jantung berdebar selama kehamilan, yang biasanya karena
hiperdinamik aliran darah.
2. Volume aliran darah yang tinggi dan dinamis adalah diperkirakan berkontribusi pada peningkatan
resiko pendarahan otak (terutama perdarahan sub-arakhnoid (SAH)) pada kehamilan.
3. Tidak biasa bagi wanita hamil untuk mengalami kemerosotan kondisi yang tiba-tiba dan serius
sehingga menunjukkan tanda-tanda hemodinamik kompensasi de-memerlukan penilaian medis yang
mendesak.
4. Setiap wanita hamil > 20 minggu kehamilan harus berbaring pada posisi miring lateral kiri (ganjal di
bawah pinggul kanan ibu, atau miringkan seluruh tempat tidur jika pemberian ganjalan merupakan
kontraindikasi).
5. Embolus paru relatif sering terjadi selama kehamilan karena perubahan dalam sistem koagulasi
yang berhubungan dengan kehamilan.
6. Dalam kasus trauma, semua kriteria trauma harus diperhatikan. pertimbangan termasuk trauma
pada plasenta, uterus atau janin, terutama pada trimester ketiga ketika janin sedang tumbuh.
Tanda-tanda vital ibu mungkin dapat tetap stabil bahkan ketika kehilangan sepertiga dari volume
darah .
7. Perlakuan awal yang terbaik untuk janin adalah resusitasi optimum dari ibu.
Sejak akhir 1990-an sejumlah alat telah dikembangkan dan disempurnakan untuk mengoptimalkan
konsistensi triase untuk pasien yang datang ke UGD dengan gangguan perilaku akut atau penyakit mental
primer. Sebagai contoh, di New South Wales, Sutherland Hospital mengembangkan pedoman triase
kesehatan mental bagi UGD. Di Tasmania, Smart, Pollard dan Walpole (1999) memperkenalkan empat poin
skala triage kesehatan mental yang akan digunakan bersama dengan ATS. Di Victoria, evaluasi lebih lanjut
dari alat Tasmania menemukan perbedaan digunakan sesuai dengan pelatihan khusus, dan menyarankan
bahwa pendidikan lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan pemanfaatan alat ini. Kemudian,
Departemen Kesehatan New South Wales menerapkan pedoman management kesehatan mental di UGD.
Sydney Area Health service (SESAHS) melanjutkan untuk mengembangkan triage kesehatan mental dengan
lima tingkat untuk meningkatkan konsistensi triase pada kunjungan pasien kesehatan mental.
Pendekatan
Ada dua langkah yang penting dalam menentukan waktu untuk pengobatan untuk orang dengan gangguan
kesehatan mental: memperoleh data penilaian yang akurat dan menerapkan kode ATS sesuai.
Kedua langkah harus dilakukan dengan kesadaran akan faktor risiko yang merugikan (membahayakan diri
dan menyakiti orang lain). Secara khusus, risiko tinggi berhubungan dengan kegagalan dari kondisi
sebelumnya baik pada fase akut atau gangguan mental yang berat.
3. Penilaian
Pasien mungkin akan dibawa ke UGD oleh polisi, ambulans, pekerja komunitas kesehatan mental atau
anggota keluarga, serta datang sendiri.
Pendekatan primer-survei yang biasa untuk menilai semua pasien yang masuk harus
diselesaikan sebelum memulai penilaian kesehatan mental. Hal ini meliputi menanyakan kepada pasien
mengapa mereka berada di UGD hari ini, dan siapa yang membawa mereka. Adalah penting untuk terbuka,
mendengarkan isyarat verbal, mengklarifikasi, dan tidak menghakimi. Penilaian ini tidak dimaksudkan
untuk membuat diagnosis, tetapi untuk menentukan urgensi dan mengidentifikasi kebutuhan mendesak
untuk pengobatan.
Penyakit psikotik, penyakit depresi, percobaan bunuh diri, pikiran untuk bunuh diri, kecemasan,
krisis situasional akut, ganguan akibat zat, dan gejala fisik tidak disertai adanya penyakit adalah gambaran
yang paling umum dari gangguan kesehatan mental di triase.
Selalu menjaga keselamatan Anda dan keselamatan orang lain. Jika perilaku pasien meningkat, cari
bantuan segera.
Perlu diketahui juga bahwa tidak semua perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit
mental. Beberapa perilaku agresif dikaitkan dengan penyakit organik seperti hipoglikemia, delirium, cedera
otak atau intoksikasi. Kelainan organik ini merupakan penyebab perilaku yang tidak biasa dan
mengganggu, mungkin terlihat seperti penyakit mental padahal sebenarnya bukan. Saling mempengaruhi
antara, psikologis dan sosial-budaya faktor biologis yang berhubungan dengan penuaan kadang membuat
sulit untuk secara jelas mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan mental.
Misalnya, apakah pasien memberitahu Anda bahwa mereka berpikir tentang bunuh diri, ingin men
yakiti orang lain, khawatir tentang apa yang orang pikirkan tentang mereka, mengkhawatirkan bahwa
pikiran mereka tidak masuk akal, takut bahwa mereka kehilangan kendali, merasa sesuatu yang
mengerikan akan terjadi kepada mereka, dan / atau merasa tidak mampu mengatasi segala sesuatu
yang telah terjadi pada mereka akhir-akhir ini sehubungan dengan stressors baru-baru ini?
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Apakah Anda merasa putus asa tentang segala sesuatu? "
• 'Apakah Anda merasa bahwa seseorang atau sesuatu yang membuat Anda berpikir hal-hal ini? "
• 'Apakah anda sedang diberitahu untuk menyakiti diri sendiri dan / atau orang lain? "
• 'Apakah anda merasa menjalani hidup yang tidak layak ?
Kunjungan di UGD untuk pasien yang menyakiti diri atau risiko mencederai diri sangat umum
dan meningkat, pada semua kelompok umur.Terlepas dari motivasi atau niat, perilaku tersebut terkait
dengan risiko tinggi kematian. Pertimbangkan penggunaan Undang-Undang Kesehatan Mental 2000
dan penilaian risiko (seperti penghapusan senjata dan observasi ketat).
Kemungkinan pertanyaan:
• 'Seberapa sering anda memiliki pikiran? "
• 'Apakah Anda memiliki rencana apa yang mungkin Anda lakukan? "
• 'Apakah Anda memiliki akses ke tablet / pistol?
Pertimbangan lain
Pertimbangan lain dalam penilaian kesehatan mental meliputi:
Dimentia
Demensia adalah masalah umum. Ini bukan diagnosis akan tetapi merupakan sekelompok gejala
progresif, yang paling umum adalah:
• kehilangan memori dan kebingungan
• penurunan intelektual
• Perubahan kepribadian.
Subtipe meliputi:
• demensia vaskular
• Penyakit Alzheimer
• demensia alkohol.
Komplikasi demensia meliputi:
• Delirium
• sakit fisik
• depresi
• gejala psikotik.
Delirium
Delirium bukanlah gangguan tetapi sindrom klinis. Ini adalah penyebab banyak penderitaan dan cacat
dan memberikan kontribusi besar terhadap morbiditas dan kematian. Ini adalah suatu kondisi organik
reversibel yang ditandai dengan:
• fluktuasi keadaan sadar
• agitasi psikomotor
• Pikiran yang tidak terorganisir.
• gangguan persepsi, misalnya, halusinasi.
Pemuda
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum untuk orang muda dan merupakan
faktor risiko untuk perilaku bunuh diri.
Psikostimulan
Psikostimulan adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat,
menyebabkan perasaan kepercayaan diri palsu, euforia, kewaspadaan dan energi. Psikostimulan umum
meliputi metamfetamin (meth, crystal meth, es, dasar), yang amphetamine (kecepatan) derivatif.
Psikostimulan dapat menghasilkan gejala yang mirip dengan psikosis paranoid, termasuk delusi
penganiayaan, halusinasi visual dan auditori aneh, dan ledakan kekerasan. Gejala tidak terkait dengan
waktu menelan obat atau dosis yang digunakan.
Penilaian dan pengelolaan yang cepat dan aman dari gangguan perilaku akut dan komplikasi
medis adalah prioritas.
Menerapkan ATS
Panduan yang berbasis bukti yang terdapat pada Tabel harus digunakan bersama dengan ATS.
Alat Triage pada Kesehatan Mental
Kode triage dan Deskripsi Gambaran kondisi Prinsip penanganan secara umum
target waktu
penanganan
gangguan perilaku - Memerlukan pengekangan / - Menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien
berat penahanan dan orang lain
Australasia Triage - resiko Tinggi melarikan diri dan - Gunakan teknik menenangkan (obat oral, waktu di
Skala 1 menyatakan: tidak menunggu untuk daerah tenang)
pengobatan
Kekerasan atau - Pastikan personil yang memadai untuk
agresif (jika): memberikan pengekangan / penahanan
- Halusinasi - Agresivitas
- ada riwayat gangguan kesehatan - Re-triage jika ada bukti peningkatan gangguan
mental perilaku
- Agitasi
- Agresivitas
- peningkatan distress
atau hubungan
Definisi :
Pengawasan visual terus-menerus = orang yang berada di bawah pengamatan visual langsung
di setiap saat
pengawasan ketat/ rutin = pengamatan pada interval maksimum setiap 10 menit
pengawasan rutin Intermittent = pengamatan pada interval maksimum setiap 30 menit
pengawasan Umum = pemeriksaan ruang tunggu pada interval maksimal 1 jam
* prinsip Manajemen dapat berbeda sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan individu dan
fasilitas.