Sie sind auf Seite 1von 10

JURNAL PENELITIAN

EFFECTS OF PRONE POSITION ON THE OXYGENATION OF


PATIENTS WITH ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

TUGAS PRESENTASI KELOMPOK JURNAL


STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KELOMPOK F2

RATNA NURSITASARI 10160011


GARDIAN INDRA KUSUMA 101600
CHRISTINE MAYA LAHADE 101600
VERAYANTI A. BATA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PERIODE KETIGA


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan dalam globalisasi
khususnya di bidang kesehatan bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan
dalam mencegah berbagai penyakit salah satunya ARDS yaitu merupakan
gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang
berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru akibat
kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara
langsung maupun tidak langsung.
ARDS adalah kondisi disfungsi parenkim paru yang dikarateristikan oleh
(1) kejadian antesenden mayor,(2) eksklusikardiogenik menyebabkan edema
paru,(3) adanya takipnea dan hipoksia,dan(4) infiltrate pucat pada foto dada.
ARDS ( juga disebut syok paru) akibat cedera paru dimana sebelumnya paru
sehat ,sindrom ini mempengaruhi kurang lebih 150.000 sampai 200.000 pasien
tiap tahun ,dengan laju mortalitas 65% untuk semua pasien yang mengalami
ARDS. Faktor resiko menonjol adalah sepsis . kondisi pencetus lain termasuk
trauma mayor, KID, tranfusi darah, aspirasi tenggelam, inhalasi asap atau
kimia, gangguan metabolik toksik, pankreatitis, eklamsia, dan kelebihan dosis
obat. Perawatan akut secara khusus menangani perawatan kritis dengan
intubasi dan ventilasi mekanik (Doenges 1999).
ARDS adalah suatu keadaan gagal nafas yang ditandai dengan hipoksia
berat, komplains paru yang buruk dan infiltrat difus dan pemeriksaan
radiology, dimana edem paru karena dekompensasi kordis dapat disingkirkan
(walaupun pada kenyataannya sangat sulit menyingkirkan keadaan ini). ARDS
dikenal sebagai manifestasi atau bagian dari inflamasi sistemik seperti SI RS.
Karena definisi ARDS sesungguhnya tidak spesifik. Adanya infiltrate yang
bilateral pada paru dapat pula disebabkan oleh berbagai hal seperti pneumonia,
kontusio paru, trauma dada, aspirasi, kelainan autoimun, inhalasi, perdarahan
intrapulmonum, dan kondisi pulmonum. Saat ini disepakati bahwa ARDS
merupakan keadaan akhir yang paling parah dari spektrum acut lung injury
sebagai suatu dampak dari pertukaran gas yang buruk. Dalam hal ini perlu
dicari penyakit yang mendasarinya baik langsung maupun tidak langsung.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari posisi
tengkurap pada oksigenasi pasien ARDS.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui keefektifan ventilasi pada pasien ARDS.
b. Untuk mengetahui oksigenasi pada pasien ARDS dalam posisi
tengkurap dan terlentang.
c. Membuktikan bahwa posisi tengkurap dapat meningkatkan oksigenasi
pada pasien ARDS.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Nama Peneliti
Heloisa baccaro Rosseti, flavia riberio macahado, Jorge luis valiatti, joze luis
gomes do amaral.
2. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian di lakukan di ruang intensive care unit di sebuah rumah sakit
universitas tersier di sao paolo. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan
adalah oktober 1997 sampai maret pada 1998.
3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data atau informasi apa yang
akan dihasilkan melalui penelitian.
Tujuan umum
Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan
luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang
dan abstrak. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efek
dari posisi tengkurap pada oksigenasi pasien ARDS.
Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan dalam bentuk konkrit dan dapat
diukur. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui keefektifan ventilasi pada pasien ARDS.
b. Untuk mengetahui oksigenasi pada pasien ARDS dalam posisi tengkurap
dan terlentang.
c. Membuktikan bahwa posisi tengkurap dapat meningkatkan oksigenasi
pada pasien ARDS.
4. Metode penelitian
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan rancangan
penelitian cohort (prospektif). Penelitian cohort atau prospektif adalah
suatu penelitian survey (non eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji
hubungan antara faktor resiko dengan efek.
Pada jurnal ini untuk penelitian yang digunakan dengan
menggunakan penelitian non eksperimen sudah tepat karena pada
penelitian ini peneliti hanya mengobservasi keefektifan ventilasi
responden dalam beberapa perubahan posisi. Sedangkan untuk rancangan
penelitian yang digunakan yaitu prospektif sudah tepat dimana penelitian
ini berjalan kedepan dengan kurang lebih nya 6 bulan sehingga dapat
diketahui bagaiman faktor resiko dan efek.
b. Populasi, sampel dan tekhnik sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas, obyek
atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 1997).
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di
Intensive Care Unit dengan diagnosis ARDS selama enam
bulan pasien ARDS di sebuah rumah sakit universitas tersier.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dapat dianggap mewakili populasinya (Sastroasmoro
dan sofyan, 2008). Dalam setiap sampel harus memenuhi beberapa
kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah persyaratan umum yang harus
dipenuhi oleh subyek agar dapat diikut sertakan ke dalam penelitian
(Sastroasmoro dan sofyan, 2008).
Kriteria inklusi pada jurnal ini adalah :
a. Pasien yang didiagnosis ARDS baik pria maupun wanita
b. Pasien ARDS yang tidak dengan edem paru.
c. paO2/FiO2 dengan rasio kurang dari 200
d. pasien ARDS dengan menggunakan ventilasi mekanis (PEEP)
Pada jurnal ini selain mencantumkan kriteria inklusi juga
mencantumkan kriteria eksklusi yaitu pasien dengan patah tulang tidak
stabil, hipertensi intrakranial, ketidakstabilan hemodinamik,
laparotomy dengan harapan hidup rendah.
3. Tekhnik sampling
Tekhnik sampling adalah cara pengambilan sampel yang
digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini tekhnik pengambilan
sampel adalah non probability sampling (non acak).

Hasil penelitian
Sebuah perbaikan klinis penting dalam oksigenasi (> 15%) terdeteksi
pada 78,0% dari pasien. Ini bertahan selama 60 menit setelah kembali-
untuk DP di 56% dan berlangsung selama 12 dan 48 jam 53,6% dan di
46,3%, masing-masing. Maksimum perbaikan terlihat setelah 30 menit di
12,5% pasien menanggapi dan setelah 180 menit di 40,6%. Tidak ada
statistik signifikan asosiasi antara respon PP dan usia, jenis kelamin, berat
badan, PEEP tingkat, volume tidal, frekuensi pernapasan, PaO2 /
FiO2 atau durasi ventilasi mekanis terdeteksi. Satu kecelakaan ekstubasi
dan empat kasus kerusakan melalui oksigenasi yang terdeteksi. Tingkat
mortalitas 48-jam adalah 17%.

Korelasi isi jurnal dengan realita klinis


Dalam jurnal ini mengemukakan bahwa posisi tengkurap dapat
meningkatkan keefektifan ventilasi. Pada jurnal ini menjelaskan bahwa
dengan posisi tengkurap terdapat perbaikan klinis dalam oksigenasi (>15
%) terdeteksi pada 78 % pasien. Pada dasarnya dari segi lapangan atau
didalam ruang atau icu klien dengan diagnosis ARDS diposisikan supine
atau semi fowler. Dengan adanya penelitian ini diharapkan klien dapat
mengalami peningkatan arteri oksigenasi.
Perbandingan isi jurnal dengan teori
Posisi tengkurap pada pasien ARDS dapat meningkatkan
oksigenasi arteri. Posisi tengkurap yaitu pasien ditempatkan dengan
Abdomen menempel di tempat tidur dan tanpa bantal di bawah
bahu atau pinggul sehingga posisi tengkurap dapat memungkinkan
penggunaan rendah fraksi oksigen dihirup dan lebih rendah tekanan jalan
napas. Selain itu, inflasi paru-paru lebih homogen dalam PP, kontribusi
terhadap pengurangan risiko ventilasitor-paru akibat cedera.

Manfaat Jurnal
1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa dimana mahasiswa dapat
mengetahui bahwa posisi tengkurap pada pasien ARDS yang terpasang
ventilasi mekanik dapat meningkatkan keefektifan oksigenasi.
2. Bagi institusi khususnya di ruang ICU
Dapat menerapkan posisi tengkurap pada pasien ARDS yang terpasang
ventilasi mekanik untuk meningkatkan keefektifan oksigenasi.

Kelebihan jurnal
Kelebihan jurnal ini meneliti tentang pengaruh posisi tengkurap
dengan keefektifan oksigenasi pada pasien ARDS. Jadi pasien dengan
ARDS yang terpasang ventilator mekanik dapat diterapkan dengan posisi
tengkurap untuk meningkatkan oksigenasi.

Kelemahan jurnal
Pada penelitian ini mempunyai beberapa efek dari hasil penelitian
tersebut seperti dapat menyebabkan gigi tanggal, dan edem pada wajah.
Pada jurnal tersebut tidak dijelaskan bagaimana cara untuk mencegah agar
tidak terjadi hal-hal tersebut.
Implikasi keperawatan
Didalam asuhan keperawatan isi jurnal ini dapat dipakai sebagai
landasan untuk menerapkan di lingkungan RS atau praktek di lapangan,
,dimana pada klien dengan ARDS yang terpasang ventilasi mekanik dapat
diposisikan dengan posisi tengkurap untuk meningkatkan keefektifan
oksigenasi. Dalam penatalaksanaannya yaitu harus ada SAP / pedoman
penatalaksanaan sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbaikan klinis klinis
penting dalam oksigenasi (> 15%) terdeteksi pada 78,0% dari pasien.
2. Terdapat hubungan yang signifikan dimana pada hasil uji t dan dunnet
dihasilkan p < 0,05
3. Tidak ada statistik signifikan asosiasi antara respon PP dan usia, jenis
kelamin, berat badan, PEEP tingkat, volume tidal, frekuensi pernapasan,
PaO2 /FiO2 atau durasi ventilasi mekanis terdeteksi.

B. Saran
1. Pada penatalaksanaan di Rumah sakit dapat dijadikan acuan untuk
melakukan perubahan posisi tengkurap pada pasien ARDS yang
terpasang ventilasi mekanik.
2. Pihak rumah sakit dapat membuat protap /SAP tentang perubahan posisi
tengkurap pada pasien ARDS dengan terpasang ventilasi mekanik.
3. Bagi mahasiswa dapat menerapkan hasil penelitian ini di lahan praktik.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Sudart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta; EGC
Smeltzer , 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 2, Jakarta; EGC
Tambunan T, Taslim S Soetomenggolo, Jimmy Passat, dan I Suharti Agusman.
Studi kohort. Sastroasmoro S,, dan Sofyan Ismael (editor), 2008, Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke3. Jakarta : CV Sagung Seto

Das könnte Ihnen auch gefallen