Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
oleh
NIM 072311101062
UNIVERSITAS JEMBER
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN AMPUTASI
Oleh: Chandra Aji Permana, S.Kep.
pemotongan sebagian anggota tubuh atau anggota gerak yang disebabkan oleh
tubuh atau anggota garak yang disebabkan oleh adanya trauma, gangguan
terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak
kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau
merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem
psikologis bagi klien atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan
produktifitas.
b. Penyebab
1. Iskemia.
2. Trauma.
4. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya.
5. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif.
6. Deformitas organ.
7. Trauma
Jenis Amputasi
1. amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat
3. amputasi darurat
merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma
1. amputasi terbuka
2. amputasi tertutup.
pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama. Amputasi tertutup
dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit
untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5 sentimeter
c. Patofisiologi
Amputasi dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh
dengan metode :
dipasang drainage agar luka bersih dan luka dapat ditutup setelah tidak
terinfeksi.
metode ini kulit tepi ditarik atau dibuat skalf untuk menutupi luka, pada
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada pasien dengan post operasi
1) Nyeri akut
2) Keterbatasan fisik
3) Pantom syndrome
e. Komplikasi
kulit.Perdarahan dapat terjadi akibat pemotongan pembuluh darah besar dan dapat
darah yang buruk atau adanya kontaminasi serta dapat terjadi kerusakan kulit
f. Penanganan
Penatalaksanaan Amputasi
dan menghasilkan sisa tungkai (puntung) yang tidak nyeri tekan dengan kulit
lembut terhadap sisa tungkai, pengontrolan edema sisa tungkai dengan balutan
kompres lunak (rigid) dan menggunakan teknik aseptik dalam perawatan luka
Balutan rigid adalah balutan yang menggunakan plaster of paris yang dipasang
apakah penderita harus imobilisasi atau tidak dan pemasangan dilengkapi tempat
pada sisi steril dan bantalan dipasang pada daerah peka tekanan. Sisa tungkai
(punting) kemudian dibalut dengan gips elastic yang ketika mengeras akan
darah.Gips diganti sekitar 10-14 hari. Bila terjadi peningkatan suhu tubuh, nyeri
b. Balutan lunak.
infeksi telah terkontrol dank lien telah stabil, dilakukan amputasi definitife dengan
penutupan kulit.
d. Protesis.
Kadang diberikan pada hari pertama pasca bedah sehingga latihan segera dapat
protesis ini sebagian besar dapat dicapai.Sebaliknya untuk ekstremitas atas tujuan
itu sulit dicapai, bahkan dengan tangan miolektrik canggih yang bekerja atas
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan diagnostik
pembentukan hematoma.
c. Aniografi dan pemeriksaan aliran untuk mengevaluasi perubahan
e. Tekanan O2 transkutaneus untuk member peta pada area perfusi paling besar
f. Termografi untuk mengukur perbedaan suhu pada tungkai iskemik di dua sisi
dari jaringan kutaneus ketengah tulang. Perbedaan yang rendah antara dua
proses infeksi.
g. Pencegahan
A. Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan Utama: Keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa nyeri dan
gangguan neurosensori
3. Riwayat kesehatan Masa Lalu: kelainan muskuloskeletal (jatuh, infeksi,
trauma dan fraktur), cara penanggulangan dan penyakit (diabetes melitus)
4. Riwayat kesehatan sekarang: kapan timbul masalah, riwayat trauma,
penyebab, gejala (tiba tiba/perlahan), lokasi, obat yang diminum, dan cara
penanggulangan.
5. Pemeriksaan Fisik: keadaan umum dan kesadaran, keadaan integumen (kulit
dan kuku), kardiovaskuler (hipertensi dan takikardia), neurologis (spasme
otot dan kebas atau kesemutan), keadaan ekstremitas, keadaan rentang gerak
dan adanya kontraktur, dan sisa tungkai (kondisi dan fungsi).
6. Riwayat Psikososial: reaksi emosional, citra tubuh, dan sistem pendukung
7. Pemeriksaan diagnostik: rontgen (lokasi/luas), Ct scan, MRI, arteriogram,
darah lengkap dan kreatinin.
8. Pola kebiasaan sehari-hari: nutrisi, eliminasi, dan asupan cairan.
9. Aktifitas / Istirahat
Gejala : keterbatasan actual / antisipasi yang dimungkinkan oleh kondisi /
amputasi
10. Integritas Ego
Gejala : masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situsi financial,
reaksi orang lain, perasaan putus asa, tidak berdaya
Tanda : ansietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan semu
11. Seksualitas
Gejala : masalah tentang keintiman hubungan
12. Interaksi Sosial
Gejala : masalah sehubungan dengan kondisi tentang peran fungsi, reaksi
orang lain
1. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan luka amputasi, pasca pembedahan
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal
dan nyeri
3. Gangguang citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan port de entrée luka pasca-bedah