Sie sind auf Seite 1von 24

TAHUN 2018 EKONOMI INDONESIA

LEBIH MENJANJIKAN

Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas UAS


Mata Kuliah Manajemen A-P Tahun Ajaran 2017/2018
Dosen: Dr. Hj. Aini Kusniawati, M.M

Disusun oleh :
ADE PANJI MAULANSYAH
NIM : 2402180206

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GALUH
Jl. R. E. Martadinata No.150 Telp. / Fax. (0265) 776787 Ciamis, Jawa Barat 46274
CIAMIS
2019
ABSTRAK

Perekonomian Indonesia tahun depan lebih menjanjikan dan membaik.


Sukses program amnesti pajak (tax amnesty) telah menumbuhkan kepercayaan
investor dan dunia usaha. Keberhasilan amnesti pajak juga akan memberikan ruang
fiskal yang lebih baik, sehingga belanja infrastruktur bakal lebih agresif.
Ekspor diprediksi lebih baik dari tahun ini karena bangkitnya harga
komoditas. Konsumsi masyarakat membaik dan tetap menjadi motor pertumbuhan.
Dampak paket kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah akan terasa pada
tahun depan yang bakal mendongkrak investasi.
Kurs rupiah dan laju inflasi untuk tahun 2018 dan 2019 bakal tetap
terkendali seperti level tahun ini. Sementara itu, indeks harga saham gabungan
(IHSG) bakal terus meningkat seiring kenaikan laba para emiten di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan tetap derasnya aliran modal masuk (capital inflow).
Berdasarkan proyeksi Bank Dunia, perekonomian Indonesia pada 2017,
2018, dan 2019 akan tumbuh masing-masing 5,1%, 5,3%, dan 5,5%, lebih tinggi
dari rata-rata pertumbuhan emerging economies sebesar 3,5%, 4,4%, dan 4,7%.
Sedangkan ekonomi global diproyeksikan tumbuh 2,4%, 2,8%, dan 3%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia versi Bank Dunia tahun ini lebih
rendah dari asumsi makro APBN-P 2017 sebesar 5,2%. Namun, proyeksi Bank
Dunia tahun depan lebih tinggi dari ancar-ancar pemerintah. Dalam asumsi makro
RAPBN 2018, asumsi pertumbuhan ekonomi dipatok 5,1%.
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam karangan ilmiah ini
adalah meningkatkan SDM karena sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia.

Kata kunci: prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala


yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Judul karya ilmiah yang penulis ambil
adalah “PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2018”.
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas
UAS mata kuliah Manajemen A-P. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan
karya ilmiah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis
apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar karya ilmiah ini
sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Banjar, Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.................................................... 4
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia ........................................................................................... 8
C. Penghitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ............. 10
D. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2018 ............... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 18
A. Kesimpulan ...................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami
dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia
telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan beberapa binatang
peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama.
Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi
kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari
betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad
yang lalu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia
menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i)
kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (ii) ia dapat
menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus
bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk
menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu
peristiwa yang terjadi di semua negara. Negara-negara di Asia dan Afrika tidak
menikmati sepenuhnya peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Dalam rapat kerja dengan Banggar DPR RI yang juga dihadiri oleh
Menteri Bappenas RI, Menteri Hukum dan HAM serta Gubernur Bank
Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia berada di
posisi nomor 3 terbaik di dunia. Ditengah banyak negara maju yang
menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya, Indonesia justru menatap
tahun depan dengan lebih optimis. Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan
ekonomi negara maju tahun 2018 menurun terus dalam update yang dilakukan

1
setiap 3 bulan tahun ini. Di bulan Januari 2018, menurut Sri Mulyani,
pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan oleh negara-negara maju cukup
bagus. Tapi pada update berikutnya di bulan April dan Juni mengalami tren
penurunan di negara-negara maju. Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan
ekonomi Indonesia diantara negara-negara anggota G20 merupakan the best 3
dari segi level of growth. Dan dari sisi stimulus fiskal, Sri Mulyani melihat
banyak sekali defisit yang terjadi di beberapa negara maju. Seperti negara
Jepang yang utangnya 2 kali lebih besar daripada PDB-nya, demikian juga
utang Amerika Serikat diproyeksikan naik 90% pada 10 tahun mendatang.
(http://nusantaranews.co/, diakses tanggal 1 Januari 2018)
Bila melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang
diasumsikan oleh pemerintah dalam APBN Perubahan 2017, pertumbuhan
ekonomi year on year berkisar di 5,2%. Artinya sudah sejalan dengan proyeksi
pemerintah sebelumnya. Dan untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2018,
pemerintah menargetkan dalam APBN 2018 pertumbuhan akan berada di
kisaran 5,3%. Posisi pertumbuhan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara lainnya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018 tersebut sama
dengan proyeksi pertumbuhan yang diperkirakan Bank Indonesia (BI), dimana
untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2018 ada dalam kisaran 5,1- 5,5%.
Sebelumnya BI pernah memproyeksikan pertumbuhan tahun 2018 berada
dalam kisaran 5,2-5,6%. Sebagai informasi, pemerintah dalam RAPBN 2018
mengajukan asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi berada di 5,3%,
tingkat inflasi 4%, nilai tukar rupiah 13.300/US$ dan untuk SPN 3 bulan sebesar
5,3%. (RAPBN, 2018)
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk
menelaah lebih lanjut mengenai “Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 2018”.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perkembangan perekonomian?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia?
3. Bagaimanakah penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
4. Bagaimanakah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian perkembangan perekonomian.
2. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
3. Mengetahui penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4. Mengetahui pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018.

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran
untuk pengembangan pengetahuan khususnya tentang masalah
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan mengenai prediksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi
dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu
periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan
barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal.
Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah
sebagai akibat dari perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan
pendidikan menambah keterampilan mereka. (Sadono Sukirno, 2007).
Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan
syarat keharusan (necessary condition) bagi penurunan pengangguran. Adapun
syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam
mengurangi tingkat pengangguran. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah
menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk
miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi
disektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau
sector yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah
yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin
didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat modal.
Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dan prosesnya dalam jangka panjang,
penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor itu berinteraksi satu dengan yang
lainnya, sehingga menimbulkan terjadinya proses pertumbuhan (Arsyad, 1992:

4
191). Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan
dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan
jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan
yang bersifat kuantitatif (quantitatif change) dan biasanya diukur dengan
menggunakan data produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan output
perkapita. Produk domestik bruto (PDB) adalah total nilai pasar (total market
value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang
dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan
pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan
pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya (Nanga, 2001: 273-274).
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi
yang digunakan. Walau menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi
tergantung pada banyak aktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama
menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk
kepada pertumbuhan ekonomi. Dan teori pertumbuhan mereka , dimisalkan
luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi
tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya
dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat
produksi nasional dan pendapatan.
Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam
relatif berlebihan, tingkat penegembalian modal dari investasi yang dibuat
adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan keuntungan
keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, dan
pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus-
menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak,
pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena
peroduktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran

5
masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat
perkembangan yang rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi
dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (stationary state).
Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup
(subsistence).
Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai
berikut:
a. Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez
Faire) artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi
keseimbangan secara otomatis. Terjadi tangan bebas atau pasar bebas
dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi “full employment” atau
kesempatan kerja penuh (tidak ada pengangguran).
b. Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada
masalah penegakan hukum, menjaga keamanan serta pembangunan
infrastruktur.
c. Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.
d. Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Apabila kelebihan tenaga kerja maka akan menurunkan upah, tetapi
apabila kekurangan tenaga kerja maka akan meningkatkan upah.
2. Teori Schumpeter
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori
pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme
merupakan system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan
ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara
pesimis bahwa dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami
kemandegan.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama
yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan
pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan
ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi
oleh para entrepreneur. Dalam membahas perkembangan ekonomi,

6
Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi. Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi
adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin
banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri.
pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh
inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan
“teknologi” dalam arti luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan
pasar baru, dsb.
3. Teori Harrod-Domar
Harrod-Domar mengemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar
pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang dengan mantap atau
steady growth dalam jangka panjang di dalam pertumbuhan mantap semua
variabel seperti output, tabungan, investasi, dan kemajuan teknologi,
masing-masing tumbuh secara konstant atau pada laju yang lurus secara
eksponensial.
4. Teori Adam Smith
Adam Smith menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang secara sistematis ada tiga aspek, yaitu (Arsyad, 1992:
42) :
a. Pertumbuhan output total
Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah
paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah
sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maya bagi
pertumbuhan perekonomian, maksudnya jika sumber daya ini belum
digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang
ada memegang peranan dalam pertumbuhan output.
b. Stok barang modal
Stok modal menurut Smith merupakan unsur produksi yang secara aktif
menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses
pertumbuhan output, sehingga jumlah dan tingkat pertumbuhan output

7
tergantung pada laju pertumbuhan stok pengaruh stok modal terhadap
tingkat output total bisa secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh
langsung, maksudnya adalah karena pertambahan modal akan langsung
meningkatkan output, sedangkan pengaruh tidak langsung maksudnya
adalah peningkatan produktifitas perkapita yang dimungkinkan karena
adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang semakin tinggi.
c. Pertumbuhan Penduduk
Menurut Smith yang sangat menentukan jumlah penduduk pada suatu
masa tertentu adalah tingkat upah pada saat itu. Jika tingkat upah yang
berlaku lebih tinggi dari pada tingkat upah subsisten (tingkat upah yang
hanya cukup untuk hidup pas-pasan), maka jumlah penduduk akan
meningkat. Smith juga menyatakan bahwa tingkat upah ditentukan oleh
stok kapital dan tingkat pertumbuhan output. Oleh karena itu jumlah
penduduk akan meningkat atau menurun tergantung pada stok modal
dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Subandi (2007:37) dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia
secara umum, adalah:
1. faktor produksi
2. faktor investasi
3. faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. faktor keuangan negara
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia,
menulis bahwa di dalam teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat
ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti
SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi,
faktor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan
pertumbuhan jangka pendek.

8
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih
baik, sama atau lebih buruk dari tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh faktor-
faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam
faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti
perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor Internal
a. Faktor ekonomi, antara lain:
 Buruknya fundamental ekonomi nasional
 Cadangan devisa
 Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
 Sektor perbankan
 Pengeluaran konsumsi
b. Faktor non ekonomi, antara lain:
 Kondisi politik, sosial dan keamanan
 Pelarian modal ke luar negeri
 Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia

Faktor-Faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi


1. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu
kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan
proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan,
pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya

9
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek
efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk
mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.

C. Penghitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator
perkembangan PDB dari tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi di indonesia dilakukan dengan metode yaitu Boediono, (2001: 37)
dimana mengukur pengaruh konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, net
ekspor, dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Hipotesis alternatif pada persamaan pertama dalam penelitian ini tidak
semuanya terbukti diterima. Konsumsi, investasi, dan net ekspor berpengaruh

10
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan pengeluaran
pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Secara parsial, konsumsi memiliki pengaruh signifikan
dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapatnya pengaruh
yang signifikan dan positif antara konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi
mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditentukan oleh
konsumsi. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka pertumbuhan
ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya
peningkatan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap
barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan
memaksa perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa.
Peningkatan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan
maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya penurunan konsumsi berarti telah terjadinya
penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini akan
mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial juga memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi
karena kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan
penanaman modal atau pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal atau
pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan
jasa di dalam perekonomian. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan
menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga akan mengalami penurunan
karena penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan penanaman modal atau

11
pembentukan modal ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan
produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya
peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk penyediaan atau
perbaikan infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin
lancar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan
jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran
pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi penurunan sehingga masalah
infrastruktur tidak dapat diatasi maka akan mengakibatkan proses produksi
barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan
produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan
net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami
peningkatan maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan
karena net ekspor yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap
barang dan jasa di luar negeri lebih besar dari pada permintaan barang luar
negeri di dalam negeri. Oleh karena itu, perekonomian akan meningkatkan
jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan
menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya penurunan
permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih besar
dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang
dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
terdahulu (Gulo, 2008:66). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwasanya
secara parsial pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan)

12
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sedangkan dalam penelitian ini menemukan bahwasanya pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan model makroekonomi
yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I + G + X – M. Terjadinya
kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, net ekspor akan
menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi.

D. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2018


Dalam rapat kerja dengan Banggar DPR RI yang juga dihadiri oleh
Menteri Bappenas RI, Menteri Hukum dan HAM serta Gubernur Bank
Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia berada di
posisi nomor 3 terbaik di dunia.
Ditengah banyak negara maju yang menurunkan proyeksi pertumbuhan
ekonominya, Indonesia justru menatap tahun depan dengan lebih optimis.
Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara maju tahun 2018
menurun terus dalam update yang dilakukan setiap 3 bulan tahun ini. Di bulan
Januari 2018, menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi global
diproyeksikan oleh negara-negara maju cukup bagus. Tapi pada update
berikutnya di bulan April dan Juni mengalami tren penurunan di negara-negara
maju.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia diantara
negara-negara anggota G20 merupakan the best 3 dari segi level of growth. Dan
dari sisi stimulus fiskal, Sri Mulyani melihat banyak sekali defisit yang terjadi
di beberapa negara maju. Seperti negara Jepang yang utangnya 2 kali lebih besar
daripada PDB-nya, demikian juga utang Amerika Serikat diproyeksikan naik
90% pada 10 tahun mendatang.
Bila melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang
diasumsikan oleh pemerintah dalam APBN Perubahan 2017, pertumbuhan
ekonomi year on year berkisar di 5,2%. Artinya sudah sejalan dengan proyeksi

13
pemerintah sebelumnya dan untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2018,
pemerintah menargetkan dalam APBN 2018 pertumbuhan akan berada di
kisaran 5,3%. Posisi pertumbuhan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara lainnya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018 tersebut sama
dengan proyeksi pertumbuhan yang diperkirakan Bank Indonesia (BI), dimana
untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2018 ada dalam kisaran 5,1- 5,5%.
Sebelumnya BI pernah memproyeksikan pertumbuhan tahun 2018 berada
dalam kisaran 5,2-5,6%.
Namun dalam rapat kerja membahas RAPBN 2018 di gedung DPR RI
pada Kamis malam (1/9), Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi target
pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2018 menjadi 5,2%. Menkeu juga
menyampaikan proyeksi untuk konsumsi rumah tangga 5,1%, konsumsi
pemerintah 4,8% dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 6,1%.
Sebagai informasi, pemerintah dalam RAPBN 2018 mengajukan asumsi
makro seperti pertumbuhan ekonomi berada di 5,3%, tingkat inflasi 4%, nilai
tukar rupiah 13.300/US$ dan untuk SPN 3 bulan sebesar 5,3%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 akan membaik meskipun
belum secara signifikan. Sedangkan tingkat pertumbuhan kredit dan dana pihak
ketiga (DPK) diperkirakan akan turut meningkat sesuai dengan potensi daerah
masing-masing. Sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016-
2025, pertumbuhan ekonomi paling besar adalah China yaitu sebanyak 21
persen. Sedangkan Indonesia diproyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar lima
persen.
“OJK (Ooritas Jasa Keuangan) telah melakukan inisiasi program kerja
untuk memberikan kontribusi kepada stakeholder yang bertujuan untuk
menggerakan potensi ekonomi di daerah,” ungkap Kepala OJK NTT Winter
Marbun dalam pertemuan OJK dengan wartawan NTT sekaligus Sosialisasi
Market Conduct di Beer & Barrel Kupang, Kamis (8/12) malam.

14
Sehubungan dengan evaluasi ekonomi dan sektor jasa keuangan
tersebut, kata Winter, dapat disampaikan bahwa OJK Outlook 2018 dalam
angka proyeksi sudah memiliki angka-angkanya.
Menurutnya, OJK telah mengidentifikasi upside dan downside risk yang
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018, untuk
upside risk adalah peningkatan tren tingkat pertumbuhan PDB secara gradual
sejak bottoming out di kuartal dua tahun 2016.
“Sehubungan dengan evaluasi ekonomi dan sektor jasa keuangan, dapat
kami sampaikan OJK Outlook 2018 dalam angka proyeksi sebagai berikut.
Persentase pertumbuhan PDB secara tahun per tahun 5,2 persen, Inflasi 4,3
persen, pertumbuhan kredit 9-12 persen dan pertumbuhan DPK 10-14 persen,”
tandasnya.
Penguatan fondasi ekonomi dan reformasi struktural yang dilakukan
oleh pemerintah, bank sentral, dan Otoritas Jasa Keuangan tahun ini akan
terlihat hasilnya pada tahun-tahun mendatang. Itulah sebabnya, pertumbuhan
ekonomi akan melaju cepat mulai 2018, setidaknya di level 6 persen. Tahun
2019 dan 2019 ekonomi bisa bertumbuh 7 persen.
Untuk itu, pemerintah perlu terus mengeluarkan kebijakan pendorong
pertumbuhan ekonomi, khususnya perbaikan iklim investasi, kebijakan yang
mendongkrak daya beli masyarakat, dan reformasi struktural lanjutan.
Indonesia diyakini akan segera memasuki masa pemulihan dan ekspansi,
setelah melewati titik terendah (bottom) pada semester 1-2016 ini.
Dalam konteks itu, kuartal III terutama pada Agustus merupakan
momen yang bagus untuk mengoleksi saham berfundamental kuat bagi investor
jangka menengah-panjang. Sebab, indeks harga saham akan melesat seiring
dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Sejumlah stimulus ekonomi telah diluncurkan untuk mendorong
konsumsi, mendorong industri manufaktur, serta untuk memperbaiki defisit
transaksi berjalan. Stimulus pendorong konsumsi di antaranya adalah
penghapusan PPnBM sejumlah barang mewah, kenaikan bea masuk (BM)
puluhan kelompok barang impor, kenaikan batas penghasilan tidak kena pajak

15
(PTKP) juga penaikan loan to value (LTV) atau penurunan uang muka untuk
kredit properti dan otomotif.
Sedangkan untuk mendorong industri, pemerintah memberikan tax
allowance bagi perusahaan yang berinvestasi dalam jumlah besar, banyak
menyerap tenaga kerja, berorientasi ekspor, dan menggunakan tingkat
kandungan lokal tinggi, melakukan penelitian dan pengembangan (RD) di
Indonesia, serta perusahaan asing yang menginvestasikan kembali (re-investasi)
keuntungannya di dalam negeri. Pemerintah juga menaikkan PPh impor dan bea
masuk sejumlah produk yang sudah dapat dibuat di dalam negeri.
Purbaya juga menyebutkan masih tingginya indeks kepercayaan
konsumen. Suvei juga menunjukkan bahwa masyarakat mengakui adanya
perbaikan infrastruktur. Mei juga terlihat adalanya pemulihan penjualan ritel
berdasarkan survey AC Nielsen. Sejumlah program desa dan pemberian
bantuan langsung tunai (Program PSKS) telah mendorong daya beli masyarakat
pedesaan.
Atas dasar berbagai fakta di atas, Purbaya optimistis bahwa ekonomi
dapat melaju di level 6 persen pada 2018 dan bukan mustahil bisa mencapai 7
persen pada 2019 atau 2019. "Kita arahnya ke sana. Sinyal pemulihan itu kuat
Titik bottom sudah terlihat dan kita akan segera berlari cepat Tapi itu dengan
syarat disertai kebijakan yang baik dan reformasi struktural yang kontinu, "
tegas Purbaya.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil juga menjamin bahwa dalam
jangka menegah hingga 2019, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 7 persen.
"Yang penting pertumbuhan 4,71 persen pada kuartal I sudah bottom. Saya
yakin tahun ini bisa di atas 5 persen dan tahun depan 5,5 persen. Apalagi kalau
ekonomi global membaik, harga komoditas membaik, serta investasi
meningkat, dan infrastruktur semakin bagus, kita bisa mencapai pertumbuhan 7
persen, " katanya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara berpendapat. Indonesia
mampu tumbuh hingga 6-6,5 persen pada 2018 seiring dengan realisasi belanja
infrastruktur dan biaya logistik yang lebih efisien. Apalagi jika didorong

16
perbaikan ekonomi AS, Jepang, dan Tiongkok. "Meski ada gejala superdolar
akibat kenaikan Fed Fund rate dan terjadi juga capital outflow, kami akan jaga
fundamental seperti pengendalian inflasi di level 4-4,5 persen dan defisit
transaksi berjalan 2,5 persen, " katanya. Ke depan, pemerintah tetap mendorong
akselerasi belanja modal disertai stimulus fiskal bagi investasi swasta, misalnya
merelaksasi tax holiday, pemberlakuan tax amnesty, serta pemberian insentif di
kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan berikat.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perekonomian Indonesia tahun depan lebih menjanjikan dan membaik.
Sukses program amnesti pajak (tax amnesty) telah menumbuhkan kepercayaan
investor dan dunia usaha. Keberhasilan amnesti pajak juga akan memberikan
ruang fiskal yang lebih baik, sehingga belanja infrastruktur bakal lebih agresif.
Ekspor diprediksi lebih baik dari tahun ini karena bangkitnya harga
komoditas. Konsumsi masyarakat membaik dan tetap menjadi motor
pertumbuhan. Dampak paket kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah
akan terasa pada tahun depan yang bakal mendongkrak investasi.
Kurs rupiah dan laju inflasi untuk tahun 2018 dan 2019 bakal tetap
terkendali seperti level tahun ini. Sementara itu, indeks harga saham gabungan
(IHSG) bakal terus meningkat seiring kenaikan laba para emiten di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan tetap derasnya aliran modal masuk (capital inflow).
Berdasarkan proyeksi Bank Dunia, perekonomian Indonesia pada 2017,
2018, dan 2019 akan tumbuh masing-masing 5,1%, 5,3%, dan 5,5%, lebih tinggi
dari rata-rata pertumbuhan emerging economies sebesar 3,5%, 4,4%, dan 4,7%.
Sedangkan ekonomi global diproyeksikan tumbuh 2,4%, 2,8%, dan 3%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia versi Bank Dunia tahun ini
lebih rendah dari asumsi makro APBN-P 2017 sebesar 5,2%. Namun, proyeksi
Bank Dunia tahun depan lebih tinggi dari ancar-ancar pemerintah. Dalam
asumsi makro RAPBN 2018, asumsi pertumbuhan ekonomi dipatok 5,1%.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam karangan ilmiah ini
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan SDM karena sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia.

18
2. Lebih mengembangkan lagi IPTEK karena Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian
3. Menjaga dan melestarikan Budaya karena faktor budaya memberikan
dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor
ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya
yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan
kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sebagainya

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018. Ekonomi Indonesia Membaik Di 2018. Diakses melalui


http://www.vnewsmart.com/ekonomi-indonesia-membaik-di-2018/. pada
tanggal 11 Januari 2018.

Arsyad, Lincolin. 1992. Pembangunan Ekonomi, Edisi 2. Yogyakarta: STIE.


YKPN

Banyu, 2017. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018. Diakses melalui


http://nusantaranews.co/prediksi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2018/
pada tanggal 11 Januari 2018.

Boediono, 2001. Ekonomi Makro Edisi 4. Yokyakarta: BPFE

Muana, Nanga, 2001. Makro Ekonomi, Masalah dan Kebijakan, Jakarta : PT. Raja.
Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern. Jakarta : PT Raja Grafindo.

W. Gulo. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Grasindo

20

Das könnte Ihnen auch gefallen