Sie sind auf Seite 1von 19

BAB 2

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Tajam penglihatan dibedakan atas tiga kriteria yaitu penglihatan normal, low vision
dan buta. Penglihatan dinyatakan normal bila tajam penglihatan lebih baik dari 6/10. Buta
dinyatakan dalam penilaian yang berbeda pada setiap negara misalnya Inggris bila tajam
penglihatan kurang dari 3/60, Amerika dan kanada bila kurang dari 20/200.
Buta menurut WHO adalah sebagai berikut :

a) Kategori 1 : rabun atau penglihatan < 6/18


b) Kategori 2 : rabun, tajam penglihatan < 6/60
c) Kategori 3 : buta sosial
Tajam penglihatan < 3/60
Lapang pandangan < 10”
d) kategori 4 : buta
Tajam penglihatan < 1/60
Lapang pandangan < 5”
e) kategori 5 : buta dan tidak ada persepsi sinar

Buta menurut WHO masih dibedakan atas beberapa kriteria :


1. Tajam penglihatan kurang dari 3/60
2. Lapang pandangan kurang dari 20” akan tetapi :
Tajam penglihatan dapat lebih baik dari 3/60
Masih mengenal warna
Masih mengenal bentuk

Tingkat tajam penglihatan


- Penglihatan normal
o Pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat
Sistem desimal Snellen jarak 6 meter Snellen jarak 20 kaki Efisiensi penglihatan
2,0 6/3 20/10
1,33 6/5 20/15 100%

1
1,0 6/6 20/20 100%
0,8 6/7,5 20/25 95%

- Penglihatan hampir normal


Sistem desimal Snellen jarak 6 meter Snellen jarak 20 kaki Efisiensi penglihatan
0,75 6/9 20/30 90%
0,6 5/9 15/25
0,5 6/12 20/40 85%
0,4 6/15 20/50 75%
0,33 6/18 20/60
0,285 6/21 20/70

Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui penyebab
mungkin suatu penyakit yang masih dapat diperbaiki.

- Low vision sedang


o Dengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca dengan
cepat
Sistem desimal Snellen jarak 6 meter Snellen jarak 20 kaki Efisiensi penglihatan
0,25 6/24 20/80 60%
0,2 6/30 20/100 50%
6/38 20/125 40%

- Low vision berat


o Yang dinyatakan buta di Amerika Serikat
Sistem desimal Snellen jarak 6 meter Snellen jarak 20 kaki Efisiensi penglihatan
0,1 6/60 20/200 20%
0,066 6/90 20/300 15%
0,05 6/120 20/400 10%

Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran pada
lalu lintas dan melihat nomor mobil

2
Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat. Membaca menjadi lambat.

- Low vision nyata


o Bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi
Sistem desimal Snellen jarak 6 meter Snellen jarak 20 kaki Efisiensi penglihatan
0,025 6/240 20/800 5%

Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih
mungkin membaca dengan kaca pembesar, umumnya memerlukan braille, radio, pustaka
kaset.

- Hampir buta
Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak bermanfaat,
kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat nonvisual.

- Buta total
Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhnya tergantung pada alat indera
lainnya atau tidak mata.

Penglihatan akan memberikan hambatan tertentu. Pada setiap hambatan diperlukan


alat bantu sehingga terdapat kemudahan dalam penyesuaian dengan kehidupan normal.
Dikenal nilai penglihatan kurang dengan hambatan dan alat bantu yang diperlukan
sebagai berikut :
Cacat penglihatan, low vision, dibagi atas 2 kelompok : ringan dan berat.
1. Penglihatan kurang ringan dimana terdapat gangguan penglihatan ringan dengan
tajam penglihatan kurang 0,3 (< 5/15, 6/18 atau 6/20, 20/80 atau 20/70).
2. Penglihatan kurang berat yang pada negara tertentu dimasukkan ke dalam golongan
buta, dimana terdapat gangguan penglihatan berat, tajam penglihatan kurang dari 0,12
(5/40, 6/48, atau 20/160).

Low vision
Low vision adalah kebutaan yang tidak reversibel dan tidak dapat diperbaiki secara medis.
Keadaan ini terjadi bila terdapat kerusakan pada retina ataupun saraf penglihatan. Penyebab

3
low vision adalah buta sejak lahir, buta diakibatkan katarak, galukoma, dan diabetes melitus ,
trauma mata. Low vision pada umumnya adalah penglihatan kurang akibat kelainan pada
retina sentral dapat disertai kelainan retina periferserta gangguan kemampuan untuk
menyesuaikan penglihatan di tempat terang atau gangguan penglihatan kontras. Low vision
memerlukan alat bantu yang berbeda. Seseorang lahir dengan low vision akan memerlukan
alat bantu yang berbeda dengan seseorang yang mendapatkan low vision pada usia lanjut.

2.2 Klasifikasi
The International Classification of Diseases, Revisi ke-9, Clinical Modification (ICD-
9-CM) membagi low vision menjadi 5 kategori yaitu :
- Moderate visual impairment. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi
yaitu kurang dari 20/60 to 20/160
- Severe visual impairment. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi yaitu
kurang dari 20/160 sampai 20/400 atau diameter lapangan pandang kurang lebih 20°.
- Profound visual impairment. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi
yaitu kurang dari 20/400 sampai 20/1000, atau diameter lapangan pandang kurang
lebih 10°.
- Near-total vision loss. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi yaitu
kurang dari sama dengan 20/1250.
- Total blindness. No light perception.

2.3 Etiologi

Low vision dapat diakibatkan oleh berbagai kelainan yang mempengaruhi mata dan
sistem visual. Kelainan – kelainan ini dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) bagian besar
yang dapat membantu dalam memahami kesulitan dan keluhan pasien serta memilih dan
mengimplementasikan strategi untuk rehabilitasinya.
Masalah-masalah low vision dapat diklasifikasikan dalam empat golongan yaitu :
- Penglihatan sentral dan perifer yang kabur atau berkabut, yang khas akibat kekeruhan
media (kornea, lensa, corpus vitreous).
- Gangguan resolusi fokus tanpa skotoma sentralis dengan ketajaman perifer normal,
khas pada oedem makula.
- Skotoma sentralis, khas untuk gangguan makula degeneratif atau inflamasi dan
kelainan-kelainan nervus optikus.

4
- Skotoma perifer, khas untuk glaukoma tahap lanjut, retinitis pigmentosa dan
gangguan retina perifer lainnya.

Adapun ciri-ciri umum penderita low vision yaitu sebagai berikut :


- Menulis dan membaca dalam jarak dekat.
- Hanya dapat membaca huruf berukuran besar.
- Memicingkan mata atau mengerutkan dahi ketika melihat di bawah cahaya yang
terang.
- Terlihat tidak menatap lurus ke depan ketika memandang sesuatu.
- Kondisi mata tampak lain, misalnya terlihat berkabut atau berwarna putih padabagian
luar.

2.4 Penatalaksanaan
2.4.1 anamnesa

. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan


Penilaian fungsi penglihatan merupakan kunci rehabilitasi low vision dimana menjadi
penujuk dalam usaha-usaha memaksimalkan fungsi penglihatan melalui latihan-latihan dan
penggunaan alat-alat bantu.
Pemeriksaan terhadap pasien low vision berbeda dari pemeriksaan ophthalmologi
yang lazim diterapkan.
- Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Merupakan uji yang pertama di dalam penilaian fungsi penglihatan.
Ketajaman penglihatan menunjukkan pengenalan gambaran yang berbeda dengan
kemampuan pengenalan benda. Aktivitas sehari-hari sering membutuhkan pengenalan
detil seperti pengenalan wajah dan mengidentifikasi uang.
Untuk pemeriksaan pasien low vision, snellen chart sering tidak memuaskan
sehingga tidak dijadikan standar pengukuran tetapi dianjurkan menggunakan The
Early Treatment Retinopaty Charts (ETDRS), colenbrander 1-m chart, Bailey-Lovie
Chart, LEA chart.

5
Gambar 1. LEA chart

Ketajaman penglihatan yang telah terkoreksi maksimum diukur pada jarak 4


m, 2 m atau 1 m dengan ETDRS, yang memiliki baris-baris (masing-masing dengan
lima huruf). Jarak pemeriksaan 4 m digunakan untuk ketajaman penglihatan yang
kurang dari 20/200 dan jarak pemeriksaan 1 m untuk ketajaman penglihatan yang
kurang dari 20/400.
Pemeriksaan ini menunjukkan kelainan-kelainan yang sangat bervariasi
sehingga tidak spesifik terhadap suatu gangguan.

- Pemeriksaan Penglihatan Dekat dan Kemampuan Membaca


Setelah ditentukan ketajaman penglihatan jarak jauh, dilakukan pengukuran
ketajaman pengukuran penglihatan jarak dekat (membaca). Terdapat perbedaan jarak
standar baca. Beberapa menggunakan 33 cm dan yang lain menggunakan 14 inchi
atau 40 cm. Tetapi ukuran ini tidak dapat digunakan untuk mengukur jarak baca
pasien low vision.
Pemilihan uji baca yang tepat adalah penting. Kartu bacaan dengan ukuran-
ukuran huruf yang geometrik dan dengan pencatatan ukuran symbol lebih disukai
karena dilengkapi dengan perhitungan. Kartu yang memenuhi standar diatas adalah
The Minnesota Low Vision Reading Test (MNReadtest), dimana setiap kalimat
disesuaikan jarak dan penempatannya. Colenbrander 1-m chart juga mempunyai
segmen-segmen pembacaan yang sama. Rangkaian – rangkaian ini mengikuti

6
perhitungan dan perbandingan dari kecepatan baca ketepatan didalam hubungannya
dengan ukuran huruf.
Jenis uji baca lain adalah papper visual skills fir reading test, the Morgan Low
Vision Reading Comprehension Assesment.

- Pengukuran Sensitivitas Kontras


Bukan merupakan indikator yang spesifik untuk masalah-masalah yang
bervariasi di dalam sistem penglihatan.
Sensitivitas kontras merupakan kemampuan mendeteksi benda pada kontras
yang rendah.
Pasien akan mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
seperti mengendarai kendaraan di saat hujan atau kabut, menuruni tangga,
menuangkan susu kedalam mangkuk putih.
Pembesaran dilakukan bila tidak dapat mengenal huruf dengan kontras tinggi
saat membaca. Penurunan sensitivitas kontras sering ditemukan pada pasien dengan
edema makula.
Pelli-Robson chart dan LEA low –contrast chart memberikan huruf-
huruf atau symbol-simbol yang besar dengan penurunan kontras. Alternatif lain yaitu
Bailey-Lovie chart.

Gambar 2. Bailey-Lovie Chart

Pendekatan lain yang lebih inovasi yaitu the SKILL card yang
mengkombinasikan efek-efek kontras dengan iluminasi rendah. Pada salah satu sisi
mempunyai huruf-huruf regular (huruf berwarna hitam dengan latar belakang putih),
sisi yang lainnya mempunyai kontras yang rendah, low luminance
chart (huruf berwarna hitam dengan latar belakang abu-abu gelap).

7
- Pemeriksaan lapangan pandang
Perimetri makular merupakan salah satu pengukuran yang terpenting dari aspek-
aspek penilaian low vision, tetapi sering neglected (diabaikan).
Skotoma makular memberikan dampak mayor didalam aktivitas sehari-hari dan
terjadi pada 83% pasien. Terdapatnya skotoma sentral atau parasentral menimbulkan
masalah didalam kecepatan membaca dibandingkan gangguan pada tajam penglihatan.
Amsler grid digunakan untuk mencari adanya skotoma sentralis dan menentukan
posisi dan kepadatannya serta daerah distorsinya. Perlu dicatat apakah distorsi yang
dilihat pasien berkurang pada penglihatan binokular atau monokular. Apabila dengan
penglihatan binokular distorsinya kurang maka pasien mungkin calon untuk penggunaan
lensa baca mengoreksi kedua mata dari pada penggunaan lensa monokular biasa.
Skotoma sentralis juga dapat digrafikkan pada layar singgung.
Walaupun mudah digunakan, uji Amsler Grid dan perimetri lainnya tidak
sensitive untuk mendeteksi skotoma monokular yang kecil dan tidak akurat dalam
menentukan perluasan skotoma. Scanning Laser Ophthalmoscope (SLO) adalah instumen
yang lebih disukai tetapi harganya mahal.
Tangent screen dapat memberikan hasil yang tepat jika dilakukan oleh perimetrist
yang ahli dan sesuai dengan protokol pengujian. Perimetri makular paling baik dilakukan
dengan teknik hybrid dimana menggunakan intesitas stimulus yang tunggak untuk seluruh
lokasi uji, seperti perimetri kinetik, tatapi target berada pada lokasi retina yang spesifik,
seperti perimetri statik.
Untuk pasien retinitis pigmentosa, lapangan pandang perifer sebaiknya diperiksa
pada layar singgung dan untuk pasien glaukoma dan defisit neurologik pada perimetri
Goldmann.

2.5 Alat Bantu Low Vision


Alat bantu low vision adalah alat bantu yang memperbaiki penglihatan. Tidak ada satupun
alat yang dapat membantu seluruh tipe low vision, diperlukan berbagai alat yang untuk
berbagai tipe low vision. Terdapat 2 tipe alat yang dikenal yaitu optikal dan nonoptikal.

a) Alat optik
Alat optik mempergunakan lensa atau gabungan lensa untuk membuat pembesaran dari
benda yang dilihat. Bentuk ini sangat berbeda dalam sistemnya dengan kaca mata biasa.

8
1. Lensa kontak
Gangguan penglihatan akibat kornea yang iregular seperti astigmat iregular pada
jaringan parut kornea dapat diperbaiki dengan lensa kontak. Dengan lensa kontak selain
memperbaiki tajam penglihatan dapat pula diperbaiki lapang pandangan yang terganggu
pada afakia dan miopia.

2. Lensa kontak teleskopik


Sistem lensa kontak dapat diubah menjadi sistem teleskopik (sistem lensa kontak
teleskopik) bila didepan kornea yang memakan lensa kontak negatif (sebagai okular)
dipakai pula lensa positif (sebagai objektif).
Keuntungan pemakaian lensa teleskopik dengan memakai lensa kontak sebagai okular
akan memperbesar lapang pandangan, ringan, dan secara kosmetik tidak nyata memakai
lensa teleskopik. Variasi pembesaran dapat diatur dengan mengubah tiga variabel yaitu
kekuatan lensa kontak, kaca mata, dan jarak kaca mata.
Kerugian pemakaian lensa teleskopik ialah sulit mengukur kekuatannya karena
memakai lensa obyektif dan okular yang tebal. Pemakaiannya menimbulkan masalah pada
orientasi ruang dan koordinasi binokular untuk melihat jauh dan dekat.

3. Lensa kontak dengan lubang kecil (pinhole)


Lensa kontak berlubang kecil ini berguna pada astigmat iregular, kekeruhan pada
kornea, pupil yang melebar terus (iridoplegi), pupil distorsi, koloboma iris, dan aniridia.
Lensa ini dipasang dengan mengubah-ubah besarnya lubang, dicoba beberapa waktu, dan
dilihat perubahan tajam penglihatan yang terjadi.

4. Kaca mata pembesar


Merupakan kaca yang lebih kuat dari kaca mata biasa. Pada saat memakainya perlu
memegang sangat dekat dengan benda yang dilihat, bila tidak maka benda tidak terletak
pada fokus atau titik api lensa. Rasa kaku pada permulaan sangat dirasakan pada
permulaan pemakainnya. Alat ini diciptakan untuk pekerjaan yang dekat, dan dapat dibuat
sebagai kacamata sehingga tidak perlu dipegang terus.
Kekuatan lensa pembesar konveks-konveks atau plano konveks adalah +4.00 hingga
+20.00 dioptri. Terdapat lensa pembesar dipegang dan duduk. Kaca pembesar pegang

9
sangat dikenal. Bahan yanga akan dibaca dapat diletakkan pada jarak normal. Lensa ini
mudah dibeli di toko-toko buku.
Keuntungan, dengan memakai lensa pembesar, jarak lensa ke mata dapat dirubah-
rubah dengan cepat, tergantung dari jarak baca. Kerugian, pemakainya sukar mendapatkan
fokus tetap yang terus-menerus akibat tangan yang bergerak, serta efek astigmat lensa
pemebesar apabila diletakkan miring.
Kaca pembesar dengan kaki. Lensa pembesar duduk, dipergunakan untuk melihat
benda dengan jarak tetap, sehingga lapang penglihatan menjadi besr dengan efek aberasi
sedikit. Kesukaran pemakaiannya adalah; perlu pengaturan penerangan atau perlu
mempunyai sumber cahaya sendiri.

5. Teleskop
Dipergunakan unutk pembesaran pada penglihatan jauh. Dapat dalam bentuk yang
dipegang ataupun kaca mata gabungan.

Gambar 3. Autofokus teleskop

Gambar 4. Teleskop kaplerian

10
Gambar 5. Teleskop galilean

6. Loupe
Loupe dapat dipakai dengan memakai lensa-lensa sferis positif yang akan
memberikan pembesaran bayangan benda. Untuk penglihatan binokular tidak dapat
lebih besar dari 5 kali atau 10 dioptri. Pada pemakaina loupe benda diletakkan sampai
10 cm di depan mata. Bentuk loupe ini dapat lepas, bertangan atau terfiksasi. Makin
diperbesar kekuatan lensa yang dipakai makin kecil lapang pandangan, akan makin
pendek jarak kerja dan makin kecil depth focus.

7. Lensa pembesar binokular


Kaca mata pembesar diberikan dengan mengingat tajam penglihatan dan huruf yang
diinginkan pasien untuk dapat dilihat. Dianjurkan untuk adisi membaca dekat
memakai dasar berikut:

Tajam penglihatan Adisi baca


20/70 +4.00 D
20/100 +6.00
20/200 +12.00
20/400 +24.00
20/800 +32.00

Adisi binokular hanya dapat diberikan pada pasien yang masih mempunyai
penglihatan binokular. Adisi binokular sangat menguntungkan karena umumnya alat
bantu penglihatan dibutuhkan untuk melihat dekat. Dengan alat ini kedua tangan
bebas, dengan pembesaran sama setiap waktu.

11
8. Kaca mata berlubang kecil
Lensa ini akan memperbaiki penglihatan mata dengan fungsi makula yang masih baik.
Dengan memakai kaca mata ini maka mata melatih diri dengan membaca terus tanpa
putus-putus baris demi baris. Bila berhenti pada satu baris maka akan mendapat
kesukaran untuk melihat titik fiksasi terdahulu.

Pembesaran melihat dekat dengan sistem non optik.

 Mendekatkan benda. Makin benda makin besar bayangan pada retina. Pembesaran akan
menjadi 2 kali lipat bila benda dengan jarak 20 kaki didekatkan sampai 10 kaki.
 Huruf diperbesar.
Biasanya dipakai cetakan huruf 18 titik. Pasien dengan tajam penglihatan :
- 20/50 dapat melihat huruf 8 titik pada jarak 14 inci
- 2/125 dapat melihat huruf 18 titik pada jarak 14 inci
Keuntungan, huruf besar dapat digeser jauh dan dekat. Kerugian, tidak tersedia huruf yang
sesuai dan buku akan terlalu besar.

 Sistem proyeksi
Closed-circuit television (CCTV), memperbesar bayangan pada layar televisi dengan
mengatur pembesaran dan kontras. Cctv tidak dianjurkan pada pasien dengan tajam
penglihatan 20/800, karena alat tambahan ini sukar pemasangannya dan banyak penderita
tidak puas. Pasien dengan tajam penglihatan 20/500 akan lebih senang melihat televisi
dengan jarak dekat. CCTV dipergunakan bila pembesaran maksimal dengan kaca mata
pembesar masih belum memadai atau apabila tajam penglihatan 20 ≤ 200.

Televisi adalah teman pasien dengan penglihatan kurang karena dapat dijauhkan atau
didekatan untuk pembesarannya serta dapat dilihat berjam-jam.

Pembesaran melihat jauh dengan sistem optik.

Membesar bayangan untuk jauh adalah dengan lensa teleskopik, lensa positif pada afakia
(pembesaran 25%), pinhole, dan lensa kontak.

 Kaca mata teleskopik


Kaca mata teleskopik merupakan bentuk kombinasi lensa konveks yang akan
memfokuskan sinar, dan lensa konkaf yang terpisah dan berbeda dalam fokus. Akibat
daripada susunan ini akn terjadi pembesaran penglihatan.

12
Kaca mata teleskopik ditempelkan pada kaca mata, berbentuk terpotong yang dipasang
untuk penglihatan jarak (15 hingga 30) cm dan jauh. Dengan lensa ini posisi dan
penerangan tidak menjadi masalah. Pembesaran dapat 2-6 kali, degan kerugian kampus
mengecil, skotoma cincin, dan berkurangnya depth of focus. Alat ini dapat dipakai di luar
ruangan, menonton bola, seta menonton bioskop.
 Pinhole
Merupakan lubang kecil dengan ukuran 1 atau 3 mm dan baik digunakan pada kornea
yang iregular, dan tidak baik pada penderita dengan kelainan makula.
Kerugiannya: kampus mengecil
Dapat dibuat lubang majemuk atau multipel.
 Clip on
Lensa yang dijepitkan (clip on)merupakan kaca mata teleskopik atau pinhole yang
dijepitkan pada kaca mata biasa.
 Lensa kontak
Lensa kontak dipakai pada astigmat iregular, dan miopia, yaitu untuk memperbesar
bayangan yang jatuh di retina. Pada afakia untuk memperluas lapang pandangan,
menghilangkan aberasi sferis, dan skotoma cincin.

Alat penolong lain

Membaca dan steno dengan huruf Braile.

b) Alat low vision non optik


 cetakan huruf besar buku, koran, dan majalah
 alat bantu tulis
 kartu main besar
 jam kontras kuat
 alat yang dapat bicara (jam dan komputer)
 alat scan yang dapat membaca dan mencetak disertai pembesaran.

13
Gambar 6. Buku bergaris tebal dan alat bantu menulis garis tebal

Gambar 7. Lampu pijar

Teknik non optik yang sederhana adalah dengan mendekatkan benda yang akan dilihat.
Meletakkan dekat sekali ke mata benda yang akan dilihat atau duduk dekat sekali (1 meter)
pada layar televisi

2.6 Terapi dan Rehabilitasi


Terapi low vision adalah suatu sistem yang menggunakan alat –alat optikal dan non
optikal, dengan intstruksi dan rehabilitasi, untuk membantu seseorang menggunakan
penglihatan yang tersisa untuk memperbaiki kualitas hidupnya.
Terapi low vision menganjurkan seseorang untuk membaca, menonton televisi,
menyetir dan mengenali wajah seseorang. Ini bukanlah tindakan pembedahan, terapi low
vision menggunakan kombinasi dari lensa-lensa, prisma, dan teknik pencahayaan agar

14
bagian-bagian dari retina masih dapat berfungsi. Hal ini dapat membuat potensi penglihatan
terbaik seseorang. Retina dan otak dilatih ulang untuk melihat.
Pengembangan di bidang rehabilitasi low vision dapat menolong seseorang
mempergunakan penglihatan mereka yang masih tersisa.
Apabila penurunan visus tidak dapat terkoreksi oleh pengobatan dan pembedahan,
rehabilitasi penglihatan dapat membantu. Rehabilitasi penglihatan dapat membekali penderita
low vision yang telah ikut serta dengan keterampilan dan strategi-strategi untuk menolong
penderita low vision agar bebas dan aktif di segala usia.
Adapun rehabilitasi penglihatan ini terdiri dari ophthalmologists, optometrists, pekerja
sosial, perawat, occupational therapists, vision rehabilitation therapists, dan pekerja lainnya.

- Pelayanan low vision klinis


o Pelatihan penggunaan alat bantu
o Oftalmologis, optometris, ahli rehabilitasi
- Pelatihan rehabilitasi
o Pelatihan kegiatan sehari-hari
- Pelatihan orientasi dan mobilitas
o Pelatihan kemandirian
o Orientasi dan mobilisasi
- Konseling
o Individu atau kelompok
o Badan psikososial

Low vision specialist/ low vision care adalah optometri atau dokter spesialis mata
yang telah berpengalaman untuk melakukan pemeriksaan, terapi dan memanajemeni pasien
dengan kegagalan visus yang tidak selalu memberikan terapi dengan obat-obatan,
pembedahan dan kaca mata/ lensa kontak. Mereka ini mempunyai lisensi untuk memeriksa,
mendiagnosa, dan merehabilitasi beragam penyakit yang berhubungan dengan mata.
Tujuan utama dari rehabilitasi ini adalah untuk meminimalisasi handicap yang
disebabkan oleh suatu kelainan. Visual impairment ini diminimalisasi dengan pengobatan
medis yang teratur dan pembedahan pada mata, sedang visual disability direduksi dengan
pemakaian alat bantu dan terapi latihan dan visual induced handicap direduksi dengan
intervensi oleh petugas rehabilitasi profesional.

15
Terapi okupasi membantu orang yang mempunyai hambatan (handicaps). Terapi ini
membantu pasien agar dapat hidup mandiri dan mengisi kehidupan dengan aktivitas, dengan
memberikan keahlian. Spesialis orientasi dan mobilisasi membantu pasien dengan kesulitan
berjalan/ beraktifitas membantu dihubungkan dengan kehilangan penglihatan, lewat
pendidikan dan pelatihan keahlian, aktivitas mandiri dilatih dan dijaga. Guru rehabilitasi
membantu pasien dengan mengasah keahlian yang dihubungkan dengan aktifitas sehari-hari.
Asisten pada pasien low vision adalah orang yang khusus untuk melatih pasien low vision
(Ophthalmic Medical Personal/ OMP), maka OMP tidak berperan sendiri, pada tempat
pelayanan primer OMP ini sebagai asisten dokter spesialis mata di klinik maupun di kantor.
Pasien dapat dilatih agar dapat mengembangkan kemampuan untuk mengefektifkan
penglihatannya dengan memakai alat bantu sebelumnya. Kemampuan ini meliputi scanning,
tracing, spotting, dan trakking.11,12,18

- Scanning adalah kumpulan informasi visual dengan pergerakan mata atau kepala.
Terapis mengajak pasien untuk memandang dengan sistematis dibanding secara acak.
- Tracing adalah kemampuan untuk menentukan letak garis lingkungan sekitar, melalui
scanning dan kemudian mengikuti garis visual. Mengenali pinggir jalan sampai lampu
lalu-lintas dan membiarkan pasien untuk menyebrang dengan aman, merupakan salah
satu contoh tracing.
- Spotting kemampuan untuk mempertahankan fiksasi pada sebuah target sampai dapat
dikenali. Seseorang melihat orang (scan) dengan tinggi 10-20 kaki dan yang dilihat
(spot) hanya sebagian, merupakan salah satu contoh spotting. Guna mempertagankan
fiksasi maka pasien dapat menggunakan alat bantu seperti teleskop untuk membaca
tanda.
- Tracking adalah kemampuan mengikuti pergerakan obyek lewat mata dan atau
pergerakan kepala, sebagai contoh adalah membiarkan pasien mengikuti pergerakan bus
sampai busnya berhenti.

Memahami kemampuan ini dan mengerti perluasan dari skotoma atau kehilangan
lapangan pandang, pasien low vision menggunakan kemampuan mereka untuk mengenali
obyek atau orang. Alat bantu penglihatan akan memberikan keberhasilan dari
kemampuan dasar ini
Lingkungan rumah biasanya familier dan relatif statis. Orang dengan low vision
cenderung mudah untuk mengitari rumah mereka, pengaturan cahaya dan

16
kontras, penambahan alat bantu dengan perabaan dapat meningkatkan keamanan dan
fungsinya. Meningkatkan penerangan pada tangga dan bagian tempat kerja (seperti dapur
atau tempat laundry) menurunkan resiko trauma dari jatuh dan kecelakaan. Kontras yang
maksimal dapat membantu aktivitas sehari-hari menjadi lebih mudah. Alat bantu perabaan,
seperti tombol kompor atau tombol telepon, akan membantu aktivitas rutin sehari-hari.
Lingkungan luar rumah cenderung kurang dikenali oleh pasien dan lebih mudah
berubah. Ini merupakan penyulit, bahkan mustahil, untuk memodifikasi lingkungan. Aktivitas
luar rumah menjadi perubahan yang bermakna untuk pasien ini, maka dari itu kebanyakan
pasien cenderung menarik diri dari lingkungan luar dan dengan resiko sosialisasinya
terganggu.

1. Low Vision pada Anak Remaja


Pasien low vision pada orang dewasa disebabkan oleh penyakit pada mata, mereka
memerlukan bantuan pada melihat/membaca yang merupakan hal yang penting untuk
kehidupan sosial mereka. Anak dengan low vision memerlukan bantuan untuk dilatih
walaupun visusnya jelek atau tidak ada visus. Kebanyakan anak-anak ini juga
mengalami gangguan fisik dan mental yang juga menentukan keberhasilan pembauran
dengan lingkungan sekitarnya/ masyarakat. Keberhasilan pembauran ini dalam
perkembangannya memerlukan intervensi berbeda sesuai dengan umur, penting untuk
diperhatikan kebutuhan tiap kelompok anak.

2. Balita/ Kanak-Kanak
Dokter spesialis mata memegang peranan penting pada pemeriksaan dan
penatalaksanaan pada anak yang dicurigai menderita low vision. Diagnostik yang tepat
dan prognostik yang realistik akan menolong untuk menentukan panduan untuk
merencanakan rehabilitasi. Anak yang buta atau akan menjadi buta sebaiknya dilatih
untuk menggunakan huruf Braille dan dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari ahli
pediatrik terapis dan rehabilitasi (orientasi dan mobilitas), intervensi ini bersifat
individual, tiap anak mempunyai perbedaan dalam kapabilitas dan perubahannya.

3. Anak Prasekolah
Anak yang tumbuh memiliki keinginan dan kebutuhan yang berkembang. Anak
memerlukan pelatihan orientasi dan mobilitas sedini mungkin. Pengenalan alat
pembesar yang dapat dipegang dengan tangan (handheld magnifier) pada masa ini

17
biasanya dengan baik dapat diterima. CCTV yang membantu penglihatan orang dewasa,
juga pada anak sekaligus merupakan wadah untuk mendidik anak. Teleskop untuk
melihat jarak yang jauh dapat diterima oleh anak sehingga anak dapat mengeksplorasi
dunia di sekitarnya.

Gambar. Zoom text and jaws pada perangkat lunak komputer

Anak – anak cenderung dapat menerima status penglihatannya dan tidak mengalami
hambatan mengenai motivasi. Remaja perlu perjuangan, tetapi lebih baik jika mereka
dikumpulkan dalam satu kelompok dengan remaja lain dengan yang juga mengalami low
vision.

4. Dewasa
Orang dewasa dengan kehilangan penglihatan akan mengalami juga gangguan
psikologis sebagai respon keadaan mereka. Sejalan dengan waktu intervensi dan
pendekatan, kebanyakan pasien akan termotivasi untuk memaksimalkan penglihatannya.
Kuncinya adalah berempati terhadap ketidakmampuan penglihatannya dan kemampuan
penglihatannya yang ada saat ini.

18
BAB 3
KESIMPULAN

Low vision merupakan suatu keadaan dimana setelah dilakukan tindakan optimal
(pengobatan, operasi dan koreksi kacamata) penglihatan masih buram (kurang dari 0,3) atau
lapangan pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi tetapi sisa penglihatan masih dapat
digunakan untuk melihat. Adapaun aspek-aspek yang terdapat dalam low vision menurut
American Academy of Ophthalmology terbagi atas 4 yaitu : disorder, impairment, disability,
dan handicap.
The International Classification of Diseases mengklasifikasikan low vision menjadi 5
kategori yaitu : Moderate visual impairment, Severe visual impairment, Profound visual
impairment, Near-total vision loss, dan Total blindness.
Masalah-masalah low vision dapat diklasifikasikan dalam empat golongan yaitu :
penglihatan sentral dan perifer yang kabur atau berkabut, yang khas akibat kekeruhan media
(kornea, lensa, corpus vitreous), gangguan resolusi fokus tanpa skotoma sentralis dengan
ketajaman perifer normal, khas pada oedem makula, skotoma sentralis, khas untuk gangguan
makula degeneratif atau inflamasi dan kelainan-kelainan nervus optikus, skotoma perifer,
khas untuk glaukoma tahap lanjut, retinitis pigmentosa dan gangguan retina perifer lainnya.
Penderita low vision memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut : menulis dan membaca
dalam jarak dekat, hanya dapat membaca huruf berukuran besar, memicingkan mata atau
mengerutkan dahi ketika melihat di bawah cahaya yang terang, terlihat tidak menatap lurus
ke depan ketika memandang sesuatu, kondisi mata tampak lain, misalnya terlihat berkabut
atau berwarna putih padabagian luar.
Berdasarkan ciri-ciri umum dari penderita low vision tersebut dapat dilakukan
anamnesa, pemeriksaan fungsi penglihatan seperti pemeriksaan tajam penglihatan,
pemeriksaan penglihatan dekat dan kemampuan membaca, pengukuran sensitifitas kontras,
dan pemeriksaan lapangan pandang. Selain itu, penderita low vision dapat ditolong dengan
menggunakan alat bantu mempermudah mereka mengikuti kegiatannya sehari-hari. Alat –alat
yang dibutuhkan terbagi menjadi 2 kategori yaitu optik dan non-optik, contoh alat bantu optik
antara lain : kacamata, teleskop, kaca pembesar. Sedangkan contoh alat non-optik anatara lain
yaitu : lampu penerangan, video pembesar, dan perangkat lunak komputer.

19

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Cover
    Cover
    Dokument17 Seiten
    Cover
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument1 Seite
    Cover
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument1 Seite
    Cover
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • KOYAN
    KOYAN
    Dokument2 Seiten
    KOYAN
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Peritonitis: Penyakit Inflamasi Membran Peritoneum
    Peritonitis: Penyakit Inflamasi Membran Peritoneum
    Dokument1 Seite
    Peritonitis: Penyakit Inflamasi Membran Peritoneum
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokument1 Seite
    Kata Pengantar
    Annisa Sasa
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 4 Lapkas
    Bab 4 Lapkas
    Dokument8 Seiten
    Bab 4 Lapkas
    RahmayantiYulia
    Noch keine Bewertungen
  • Low Vision Fathma
    Low Vision Fathma
    Dokument4 Seiten
    Low Vision Fathma
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokument2 Seiten
    ABSTRAK
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokument2 Seiten
    Abs Trak
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Lapkas
    Lapkas
    Dokument14 Seiten
    Lapkas
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Attachment
    Attachment
    Dokument3 Seiten
    Attachment
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Abstrak Nanoelektrik
    Abstrak Nanoelektrik
    Dokument2 Seiten
    Abstrak Nanoelektrik
    RahmayantiYulia
    Noch keine Bewertungen
  • Attachment
    Attachment
    Dokument3 Seiten
    Attachment
    Rahmayanti Yulia
    Noch keine Bewertungen
  • Hiperemesis Gravidarum
    Hiperemesis Gravidarum
    Dokument41 Seiten
    Hiperemesis Gravidarum
    Charmila Sari
    90% (10)
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokument2 Seiten
    Abs Trak
    Andre Hazazi
    Noch keine Bewertungen