Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TINAJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tajam penglihatan dibedakan atas tiga kriteria yaitu penglihatan normal, low vision
dan buta. Penglihatan dinyatakan normal bila tajam penglihatan lebih baik dari 6/10. Buta
dinyatakan dalam penilaian yang berbeda pada setiap negara misalnya Inggris bila tajam
penglihatan kurang dari 3/60, Amerika dan kanada bila kurang dari 20/200.
Buta menurut WHO adalah sebagai berikut :
1
1,0 6/6 20/20 100%
0,8 6/7,5 20/25 95%
Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui penyebab
mungkin suatu penyakit yang masih dapat diperbaiki.
Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran pada
lalu lintas dan melihat nomor mobil
2
Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat. Membaca menjadi lambat.
Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih
mungkin membaca dengan kaca pembesar, umumnya memerlukan braille, radio, pustaka
kaset.
- Hampir buta
Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak bermanfaat,
kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat nonvisual.
- Buta total
Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhnya tergantung pada alat indera
lainnya atau tidak mata.
Low vision
Low vision adalah kebutaan yang tidak reversibel dan tidak dapat diperbaiki secara medis.
Keadaan ini terjadi bila terdapat kerusakan pada retina ataupun saraf penglihatan. Penyebab
3
low vision adalah buta sejak lahir, buta diakibatkan katarak, galukoma, dan diabetes melitus ,
trauma mata. Low vision pada umumnya adalah penglihatan kurang akibat kelainan pada
retina sentral dapat disertai kelainan retina periferserta gangguan kemampuan untuk
menyesuaikan penglihatan di tempat terang atau gangguan penglihatan kontras. Low vision
memerlukan alat bantu yang berbeda. Seseorang lahir dengan low vision akan memerlukan
alat bantu yang berbeda dengan seseorang yang mendapatkan low vision pada usia lanjut.
2.2 Klasifikasi
The International Classification of Diseases, Revisi ke-9, Clinical Modification (ICD-
9-CM) membagi low vision menjadi 5 kategori yaitu :
- Moderate visual impairment. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi
yaitu kurang dari 20/60 to 20/160
- Severe visual impairment. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi yaitu
kurang dari 20/160 sampai 20/400 atau diameter lapangan pandang kurang lebih 20°.
- Profound visual impairment. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi
yaitu kurang dari 20/400 sampai 20/1000, atau diameter lapangan pandang kurang
lebih 10°.
- Near-total vision loss. Ketajaman penglihatan terbaik yang dapat dikoreksi yaitu
kurang dari sama dengan 20/1250.
- Total blindness. No light perception.
2.3 Etiologi
Low vision dapat diakibatkan oleh berbagai kelainan yang mempengaruhi mata dan
sistem visual. Kelainan – kelainan ini dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) bagian besar
yang dapat membantu dalam memahami kesulitan dan keluhan pasien serta memilih dan
mengimplementasikan strategi untuk rehabilitasinya.
Masalah-masalah low vision dapat diklasifikasikan dalam empat golongan yaitu :
- Penglihatan sentral dan perifer yang kabur atau berkabut, yang khas akibat kekeruhan
media (kornea, lensa, corpus vitreous).
- Gangguan resolusi fokus tanpa skotoma sentralis dengan ketajaman perifer normal,
khas pada oedem makula.
- Skotoma sentralis, khas untuk gangguan makula degeneratif atau inflamasi dan
kelainan-kelainan nervus optikus.
4
- Skotoma perifer, khas untuk glaukoma tahap lanjut, retinitis pigmentosa dan
gangguan retina perifer lainnya.
2.4 Penatalaksanaan
2.4.1 anamnesa
5
Gambar 1. LEA chart
6
perhitungan dan perbandingan dari kecepatan baca ketepatan didalam hubungannya
dengan ukuran huruf.
Jenis uji baca lain adalah papper visual skills fir reading test, the Morgan Low
Vision Reading Comprehension Assesment.
Pendekatan lain yang lebih inovasi yaitu the SKILL card yang
mengkombinasikan efek-efek kontras dengan iluminasi rendah. Pada salah satu sisi
mempunyai huruf-huruf regular (huruf berwarna hitam dengan latar belakang putih),
sisi yang lainnya mempunyai kontras yang rendah, low luminance
chart (huruf berwarna hitam dengan latar belakang abu-abu gelap).
7
- Pemeriksaan lapangan pandang
Perimetri makular merupakan salah satu pengukuran yang terpenting dari aspek-
aspek penilaian low vision, tetapi sering neglected (diabaikan).
Skotoma makular memberikan dampak mayor didalam aktivitas sehari-hari dan
terjadi pada 83% pasien. Terdapatnya skotoma sentral atau parasentral menimbulkan
masalah didalam kecepatan membaca dibandingkan gangguan pada tajam penglihatan.
Amsler grid digunakan untuk mencari adanya skotoma sentralis dan menentukan
posisi dan kepadatannya serta daerah distorsinya. Perlu dicatat apakah distorsi yang
dilihat pasien berkurang pada penglihatan binokular atau monokular. Apabila dengan
penglihatan binokular distorsinya kurang maka pasien mungkin calon untuk penggunaan
lensa baca mengoreksi kedua mata dari pada penggunaan lensa monokular biasa.
Skotoma sentralis juga dapat digrafikkan pada layar singgung.
Walaupun mudah digunakan, uji Amsler Grid dan perimetri lainnya tidak
sensitive untuk mendeteksi skotoma monokular yang kecil dan tidak akurat dalam
menentukan perluasan skotoma. Scanning Laser Ophthalmoscope (SLO) adalah instumen
yang lebih disukai tetapi harganya mahal.
Tangent screen dapat memberikan hasil yang tepat jika dilakukan oleh perimetrist
yang ahli dan sesuai dengan protokol pengujian. Perimetri makular paling baik dilakukan
dengan teknik hybrid dimana menggunakan intesitas stimulus yang tunggak untuk seluruh
lokasi uji, seperti perimetri kinetik, tatapi target berada pada lokasi retina yang spesifik,
seperti perimetri statik.
Untuk pasien retinitis pigmentosa, lapangan pandang perifer sebaiknya diperiksa
pada layar singgung dan untuk pasien glaukoma dan defisit neurologik pada perimetri
Goldmann.
a) Alat optik
Alat optik mempergunakan lensa atau gabungan lensa untuk membuat pembesaran dari
benda yang dilihat. Bentuk ini sangat berbeda dalam sistemnya dengan kaca mata biasa.
8
1. Lensa kontak
Gangguan penglihatan akibat kornea yang iregular seperti astigmat iregular pada
jaringan parut kornea dapat diperbaiki dengan lensa kontak. Dengan lensa kontak selain
memperbaiki tajam penglihatan dapat pula diperbaiki lapang pandangan yang terganggu
pada afakia dan miopia.
9
sangat dikenal. Bahan yanga akan dibaca dapat diletakkan pada jarak normal. Lensa ini
mudah dibeli di toko-toko buku.
Keuntungan, dengan memakai lensa pembesar, jarak lensa ke mata dapat dirubah-
rubah dengan cepat, tergantung dari jarak baca. Kerugian, pemakainya sukar mendapatkan
fokus tetap yang terus-menerus akibat tangan yang bergerak, serta efek astigmat lensa
pemebesar apabila diletakkan miring.
Kaca pembesar dengan kaki. Lensa pembesar duduk, dipergunakan untuk melihat
benda dengan jarak tetap, sehingga lapang penglihatan menjadi besr dengan efek aberasi
sedikit. Kesukaran pemakaiannya adalah; perlu pengaturan penerangan atau perlu
mempunyai sumber cahaya sendiri.
5. Teleskop
Dipergunakan unutk pembesaran pada penglihatan jauh. Dapat dalam bentuk yang
dipegang ataupun kaca mata gabungan.
10
Gambar 5. Teleskop galilean
6. Loupe
Loupe dapat dipakai dengan memakai lensa-lensa sferis positif yang akan
memberikan pembesaran bayangan benda. Untuk penglihatan binokular tidak dapat
lebih besar dari 5 kali atau 10 dioptri. Pada pemakaina loupe benda diletakkan sampai
10 cm di depan mata. Bentuk loupe ini dapat lepas, bertangan atau terfiksasi. Makin
diperbesar kekuatan lensa yang dipakai makin kecil lapang pandangan, akan makin
pendek jarak kerja dan makin kecil depth focus.
Adisi binokular hanya dapat diberikan pada pasien yang masih mempunyai
penglihatan binokular. Adisi binokular sangat menguntungkan karena umumnya alat
bantu penglihatan dibutuhkan untuk melihat dekat. Dengan alat ini kedua tangan
bebas, dengan pembesaran sama setiap waktu.
11
8. Kaca mata berlubang kecil
Lensa ini akan memperbaiki penglihatan mata dengan fungsi makula yang masih baik.
Dengan memakai kaca mata ini maka mata melatih diri dengan membaca terus tanpa
putus-putus baris demi baris. Bila berhenti pada satu baris maka akan mendapat
kesukaran untuk melihat titik fiksasi terdahulu.
Mendekatkan benda. Makin benda makin besar bayangan pada retina. Pembesaran akan
menjadi 2 kali lipat bila benda dengan jarak 20 kaki didekatkan sampai 10 kaki.
Huruf diperbesar.
Biasanya dipakai cetakan huruf 18 titik. Pasien dengan tajam penglihatan :
- 20/50 dapat melihat huruf 8 titik pada jarak 14 inci
- 2/125 dapat melihat huruf 18 titik pada jarak 14 inci
Keuntungan, huruf besar dapat digeser jauh dan dekat. Kerugian, tidak tersedia huruf yang
sesuai dan buku akan terlalu besar.
Sistem proyeksi
Closed-circuit television (CCTV), memperbesar bayangan pada layar televisi dengan
mengatur pembesaran dan kontras. Cctv tidak dianjurkan pada pasien dengan tajam
penglihatan 20/800, karena alat tambahan ini sukar pemasangannya dan banyak penderita
tidak puas. Pasien dengan tajam penglihatan 20/500 akan lebih senang melihat televisi
dengan jarak dekat. CCTV dipergunakan bila pembesaran maksimal dengan kaca mata
pembesar masih belum memadai atau apabila tajam penglihatan 20 ≤ 200.
Televisi adalah teman pasien dengan penglihatan kurang karena dapat dijauhkan atau
didekatan untuk pembesarannya serta dapat dilihat berjam-jam.
Membesar bayangan untuk jauh adalah dengan lensa teleskopik, lensa positif pada afakia
(pembesaran 25%), pinhole, dan lensa kontak.
12
Kaca mata teleskopik ditempelkan pada kaca mata, berbentuk terpotong yang dipasang
untuk penglihatan jarak (15 hingga 30) cm dan jauh. Dengan lensa ini posisi dan
penerangan tidak menjadi masalah. Pembesaran dapat 2-6 kali, degan kerugian kampus
mengecil, skotoma cincin, dan berkurangnya depth of focus. Alat ini dapat dipakai di luar
ruangan, menonton bola, seta menonton bioskop.
Pinhole
Merupakan lubang kecil dengan ukuran 1 atau 3 mm dan baik digunakan pada kornea
yang iregular, dan tidak baik pada penderita dengan kelainan makula.
Kerugiannya: kampus mengecil
Dapat dibuat lubang majemuk atau multipel.
Clip on
Lensa yang dijepitkan (clip on)merupakan kaca mata teleskopik atau pinhole yang
dijepitkan pada kaca mata biasa.
Lensa kontak
Lensa kontak dipakai pada astigmat iregular, dan miopia, yaitu untuk memperbesar
bayangan yang jatuh di retina. Pada afakia untuk memperluas lapang pandangan,
menghilangkan aberasi sferis, dan skotoma cincin.
13
Gambar 6. Buku bergaris tebal dan alat bantu menulis garis tebal
Teknik non optik yang sederhana adalah dengan mendekatkan benda yang akan dilihat.
Meletakkan dekat sekali ke mata benda yang akan dilihat atau duduk dekat sekali (1 meter)
pada layar televisi
14
bagian-bagian dari retina masih dapat berfungsi. Hal ini dapat membuat potensi penglihatan
terbaik seseorang. Retina dan otak dilatih ulang untuk melihat.
Pengembangan di bidang rehabilitasi low vision dapat menolong seseorang
mempergunakan penglihatan mereka yang masih tersisa.
Apabila penurunan visus tidak dapat terkoreksi oleh pengobatan dan pembedahan,
rehabilitasi penglihatan dapat membantu. Rehabilitasi penglihatan dapat membekali penderita
low vision yang telah ikut serta dengan keterampilan dan strategi-strategi untuk menolong
penderita low vision agar bebas dan aktif di segala usia.
Adapun rehabilitasi penglihatan ini terdiri dari ophthalmologists, optometrists, pekerja
sosial, perawat, occupational therapists, vision rehabilitation therapists, dan pekerja lainnya.
Low vision specialist/ low vision care adalah optometri atau dokter spesialis mata
yang telah berpengalaman untuk melakukan pemeriksaan, terapi dan memanajemeni pasien
dengan kegagalan visus yang tidak selalu memberikan terapi dengan obat-obatan,
pembedahan dan kaca mata/ lensa kontak. Mereka ini mempunyai lisensi untuk memeriksa,
mendiagnosa, dan merehabilitasi beragam penyakit yang berhubungan dengan mata.
Tujuan utama dari rehabilitasi ini adalah untuk meminimalisasi handicap yang
disebabkan oleh suatu kelainan. Visual impairment ini diminimalisasi dengan pengobatan
medis yang teratur dan pembedahan pada mata, sedang visual disability direduksi dengan
pemakaian alat bantu dan terapi latihan dan visual induced handicap direduksi dengan
intervensi oleh petugas rehabilitasi profesional.
15
Terapi okupasi membantu orang yang mempunyai hambatan (handicaps). Terapi ini
membantu pasien agar dapat hidup mandiri dan mengisi kehidupan dengan aktivitas, dengan
memberikan keahlian. Spesialis orientasi dan mobilisasi membantu pasien dengan kesulitan
berjalan/ beraktifitas membantu dihubungkan dengan kehilangan penglihatan, lewat
pendidikan dan pelatihan keahlian, aktivitas mandiri dilatih dan dijaga. Guru rehabilitasi
membantu pasien dengan mengasah keahlian yang dihubungkan dengan aktifitas sehari-hari.
Asisten pada pasien low vision adalah orang yang khusus untuk melatih pasien low vision
(Ophthalmic Medical Personal/ OMP), maka OMP tidak berperan sendiri, pada tempat
pelayanan primer OMP ini sebagai asisten dokter spesialis mata di klinik maupun di kantor.
Pasien dapat dilatih agar dapat mengembangkan kemampuan untuk mengefektifkan
penglihatannya dengan memakai alat bantu sebelumnya. Kemampuan ini meliputi scanning,
tracing, spotting, dan trakking.11,12,18
- Scanning adalah kumpulan informasi visual dengan pergerakan mata atau kepala.
Terapis mengajak pasien untuk memandang dengan sistematis dibanding secara acak.
- Tracing adalah kemampuan untuk menentukan letak garis lingkungan sekitar, melalui
scanning dan kemudian mengikuti garis visual. Mengenali pinggir jalan sampai lampu
lalu-lintas dan membiarkan pasien untuk menyebrang dengan aman, merupakan salah
satu contoh tracing.
- Spotting kemampuan untuk mempertahankan fiksasi pada sebuah target sampai dapat
dikenali. Seseorang melihat orang (scan) dengan tinggi 10-20 kaki dan yang dilihat
(spot) hanya sebagian, merupakan salah satu contoh spotting. Guna mempertagankan
fiksasi maka pasien dapat menggunakan alat bantu seperti teleskop untuk membaca
tanda.
- Tracking adalah kemampuan mengikuti pergerakan obyek lewat mata dan atau
pergerakan kepala, sebagai contoh adalah membiarkan pasien mengikuti pergerakan bus
sampai busnya berhenti.
Memahami kemampuan ini dan mengerti perluasan dari skotoma atau kehilangan
lapangan pandang, pasien low vision menggunakan kemampuan mereka untuk mengenali
obyek atau orang. Alat bantu penglihatan akan memberikan keberhasilan dari
kemampuan dasar ini
Lingkungan rumah biasanya familier dan relatif statis. Orang dengan low vision
cenderung mudah untuk mengitari rumah mereka, pengaturan cahaya dan
16
kontras, penambahan alat bantu dengan perabaan dapat meningkatkan keamanan dan
fungsinya. Meningkatkan penerangan pada tangga dan bagian tempat kerja (seperti dapur
atau tempat laundry) menurunkan resiko trauma dari jatuh dan kecelakaan. Kontras yang
maksimal dapat membantu aktivitas sehari-hari menjadi lebih mudah. Alat bantu perabaan,
seperti tombol kompor atau tombol telepon, akan membantu aktivitas rutin sehari-hari.
Lingkungan luar rumah cenderung kurang dikenali oleh pasien dan lebih mudah
berubah. Ini merupakan penyulit, bahkan mustahil, untuk memodifikasi lingkungan. Aktivitas
luar rumah menjadi perubahan yang bermakna untuk pasien ini, maka dari itu kebanyakan
pasien cenderung menarik diri dari lingkungan luar dan dengan resiko sosialisasinya
terganggu.
2. Balita/ Kanak-Kanak
Dokter spesialis mata memegang peranan penting pada pemeriksaan dan
penatalaksanaan pada anak yang dicurigai menderita low vision. Diagnostik yang tepat
dan prognostik yang realistik akan menolong untuk menentukan panduan untuk
merencanakan rehabilitasi. Anak yang buta atau akan menjadi buta sebaiknya dilatih
untuk menggunakan huruf Braille dan dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari ahli
pediatrik terapis dan rehabilitasi (orientasi dan mobilitas), intervensi ini bersifat
individual, tiap anak mempunyai perbedaan dalam kapabilitas dan perubahannya.
3. Anak Prasekolah
Anak yang tumbuh memiliki keinginan dan kebutuhan yang berkembang. Anak
memerlukan pelatihan orientasi dan mobilitas sedini mungkin. Pengenalan alat
pembesar yang dapat dipegang dengan tangan (handheld magnifier) pada masa ini
17
biasanya dengan baik dapat diterima. CCTV yang membantu penglihatan orang dewasa,
juga pada anak sekaligus merupakan wadah untuk mendidik anak. Teleskop untuk
melihat jarak yang jauh dapat diterima oleh anak sehingga anak dapat mengeksplorasi
dunia di sekitarnya.
Anak – anak cenderung dapat menerima status penglihatannya dan tidak mengalami
hambatan mengenai motivasi. Remaja perlu perjuangan, tetapi lebih baik jika mereka
dikumpulkan dalam satu kelompok dengan remaja lain dengan yang juga mengalami low
vision.
4. Dewasa
Orang dewasa dengan kehilangan penglihatan akan mengalami juga gangguan
psikologis sebagai respon keadaan mereka. Sejalan dengan waktu intervensi dan
pendekatan, kebanyakan pasien akan termotivasi untuk memaksimalkan penglihatannya.
Kuncinya adalah berempati terhadap ketidakmampuan penglihatannya dan kemampuan
penglihatannya yang ada saat ini.
18
BAB 3
KESIMPULAN
Low vision merupakan suatu keadaan dimana setelah dilakukan tindakan optimal
(pengobatan, operasi dan koreksi kacamata) penglihatan masih buram (kurang dari 0,3) atau
lapangan pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi tetapi sisa penglihatan masih dapat
digunakan untuk melihat. Adapaun aspek-aspek yang terdapat dalam low vision menurut
American Academy of Ophthalmology terbagi atas 4 yaitu : disorder, impairment, disability,
dan handicap.
The International Classification of Diseases mengklasifikasikan low vision menjadi 5
kategori yaitu : Moderate visual impairment, Severe visual impairment, Profound visual
impairment, Near-total vision loss, dan Total blindness.
Masalah-masalah low vision dapat diklasifikasikan dalam empat golongan yaitu :
penglihatan sentral dan perifer yang kabur atau berkabut, yang khas akibat kekeruhan media
(kornea, lensa, corpus vitreous), gangguan resolusi fokus tanpa skotoma sentralis dengan
ketajaman perifer normal, khas pada oedem makula, skotoma sentralis, khas untuk gangguan
makula degeneratif atau inflamasi dan kelainan-kelainan nervus optikus, skotoma perifer,
khas untuk glaukoma tahap lanjut, retinitis pigmentosa dan gangguan retina perifer lainnya.
Penderita low vision memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut : menulis dan membaca
dalam jarak dekat, hanya dapat membaca huruf berukuran besar, memicingkan mata atau
mengerutkan dahi ketika melihat di bawah cahaya yang terang, terlihat tidak menatap lurus
ke depan ketika memandang sesuatu, kondisi mata tampak lain, misalnya terlihat berkabut
atau berwarna putih padabagian luar.
Berdasarkan ciri-ciri umum dari penderita low vision tersebut dapat dilakukan
anamnesa, pemeriksaan fungsi penglihatan seperti pemeriksaan tajam penglihatan,
pemeriksaan penglihatan dekat dan kemampuan membaca, pengukuran sensitifitas kontras,
dan pemeriksaan lapangan pandang. Selain itu, penderita low vision dapat ditolong dengan
menggunakan alat bantu mempermudah mereka mengikuti kegiatannya sehari-hari. Alat –alat
yang dibutuhkan terbagi menjadi 2 kategori yaitu optik dan non-optik, contoh alat bantu optik
antara lain : kacamata, teleskop, kaca pembesar. Sedangkan contoh alat non-optik anatara lain
yaitu : lampu penerangan, video pembesar, dan perangkat lunak komputer.
19