Sie sind auf Seite 1von 18

Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
JURNAL KETAHANAN NASIONAL
Vol.23, No.2, Agustus 2017, Hal 199-216
DOI:http://dx.doi.org/10.22146/jkn.26388
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 23 No. 2, Agustus 2017 Halaman 199-216

Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan


dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat
(Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Provinsi Bengkulu)

Trisna Widada
Kodam XIV/Hasanuddin
Email: trisnawidada96@gmail.com

Agus Pramusinto
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
Email:  guspram2001@yahoo.com

Lutfan Lazuardi
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Email: lutfan@yahoo.com

ABSTRACT
This thesis analyzed the role of the national system of social assurance on health services, which was less
than maximum because of several obstacles in the fieid. This caused impact to the social community. The purpose
of this study were to found out the role of the Social Security Agency (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial/BPJS)
on health services in Hasanuddin Damrah Manna Hospital and to found out the abstacles faced by Hasanuddin
Damrah Manna Hospital in applying BPJS.
The method used in this study in descriptive qualitative method. The descriptive analysis on the data was
based on Miles and Huberman.
Based on analysis of the role of BPJS system to the citizen in health issue, they aimed for four improvements.
First, facilitating people with financial issue to got equal health services, BPJS mechanism would provided easy
access to health facilities. Second, the improvement of physical facilities and infrastructure showed a positive
influence. Third, the role of BPJS in improving social immunity in heath issue thruogh the improvement of the
professionalism of health service was shown by periodically. Fourth, the role of BPJS in improving the public
health should be conducted by improving promotive and preventive programs, another finding showed that BPJS
had not been entirely effective because there were a few deficiency such as the lack of laboratory equipment and
the unused of hemodialysis equipment.
Identified factors that were internally significant were: (1) mechanism factors on releasing the claim of BPJS;
(2) hospital’s financials; (3) infrastructure factors; (4) human resources. Identified factors that inluenced externally
were: (1) people were not aware of mechanism of BPJS and the perception that it was difficult to managed which
unfortunately still stick with them; (2) communication among insitution; (3) factor of the surruondings where
regional government considered this program as an important program and shoule be well managed so it needed
full support to gone well; (4) regulation factor where the implementation of JKN program was supported by the
rules applied and had gone well.

Keywords: Role, Regional Public Hospital, BPJS, Community Resilience

199
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

ABSTRAK
Tesis ini menganalisis tentang peran Sistim Jaminan Sosial Nasional dalam pelayanan kesehatan, namun
peran tersebut kurang maksimal karena adanya beberapa kendala di lapangan sehingga peran tersebut berimpliksai
pada ketahanan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) dalam pelayanan kesehatan di RSUD Hasanuddin Damrah Manna dan untuk mengetahui
kendala apa yang dihadapi RSUD Hasanuddin Damrah Manna dalam menerapkan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif
berdasarkan pendapat Miles dan Huberman
Berdasarkan analisis pada peran sistem BPJS terhadap ketahanan kesehatan masyarakat dalam bidang
kesehatan dijalankan berdasarkan empat upaya, yaitu Pertama, dalam upaya kemudahan bagi masyarakat dengan
kesulitan ekonomi untuk mendapatkan fasilitas kesehatan maka mekanisme BPJS memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan. Kedua, dalam upaya meningkatkan fasilitas fisik dan sarana
prasarana menunjukkan adanya pengaruh positif. Ketiga, dalam peran BPJS meningkatkan ketahanan masyarakat
dalam bidang kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan profesionalisme dalam pelayanan kesehatan
ditunjukkan melalui peningkatan pendidikan bagi pegawai RSUD Hasanuddin Damrah Manna. Keempat, peran
BPJS dalam meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat bidang kesehatan dilakukan melalui upaya meningkatkan
program promotif dan preventif, hasil temuan lain menunjukkkan bahwa BPJS tidak sepenuhnya berjalan efektif
karena terdapat beberapa kekurangan seperti peralatan labotarium dan tidak digunakannya alat hemodialisa (cuci
darah).
Identifikasi faktor yang berpengaruh secara internal adalah (1) faktor mekanisme pencairan klaim BPJS
(2) keuangan rumah sakit (3) faktor sarana prasarana (4) faktor sumber daya manusia. Identifikasi faktor yang
berpengaruh secara eksternal adalah (1) masyarakat kurang menyadari bagaimana cara mengurus kartu BPJS
disertai dengan persepsi bahwa pengurusan kartu BPJS menyusahkan. (2) komunikasi antar lembaga. (3). faktor
lingkungan dimana pemerintah daerah juga menganggap program ini merupakan program yang penting dan harus
terselenggara baik sehingga memberikan dukungan penuh.(4). faktor Regulasi dimana penyelenggaraan program
JKN sudah didukung peraturan yang berlaku dan sudah berjalan dengan baik.

Kata Kunci : Peran, RSUD, BPJS, Ketahanan Masyarakat

PENGANTAR Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud


Perhatian pemerintah terhadap kesehatan adalah pelayanan kesehatan dalam keadaan
dan mutu kesehatan warga negaranya dapat darurat dan bencana, pelayanan kesehatan
dilihat dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta
yang berbunyi “setiap orang berhak hidup diselenggarakan sesuai dengan standar dan
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan etika profesi (RPJPBK 2005-2025, Depkes
mendapatkan hidup yang baik dan sehat serta RI 2009).
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
Selain disebutkan dalam UUD 1945, perhatian 40 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor
pemerintah dapat dilihat pada visi dan misi 24 Tahun 2011 maka dibentuklah Badan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS
Kesehatan 2005-2025, yaitu masyarakat yang merupakan lembaga yang dibentuk
diharapkan memiliki kemampuan menjangkau untuk menyelenggarakan program Jaminan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan Sosial Nasional dan program BPJS Kesehatan
juga memperoleh jaminan kesehatan, yaitu ini resmi mulai berlaku pada tanggal 1
masyarakat mendapatkan perlindungan dalam Januari 2014. Namun setelah dibentuknya
memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. BPJS Kesehatan terjadi sejumlah masalah

200
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
di berbagai daerah. Dikutip oleh Jawa Pos ini adalah (1). Bagaimana peran Badan
Rabu 1 Januari 2014 halaman 11, sampai Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam
diresmikannya BPJS Kesehatan masih banyak pelayanan kesehatan di RSUD Hasanuddin
kalangan yang kurang paham dengan program Damrah Manna, dan (2). Bagaimana implikasi
yang diselenggarakan BPJS Kesehatan yaitu peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). (BPJS) dalam pelayanan kesehatan di
Bukan hanya peserta, pihak pemberi layanan RSUD Hasanuddin Damrah Manna terhadap
kesehatan juga banyak yang tidak paham ketahanan masyarakat
tentang program baru tersebut (Rolos dkk, Terdapat beberapa teori yang digunakan
2014). dalam penelitian ini untuk mengarahkan
Masalah juga terjadi di Bengkulu peneliti agar mudah melakukan penelitian.
terkait dengan program jaminan kesehatan Adapun beberapa teori yang dimaksud adalah
BPJS. Kepala BPJS Provinsi Bengkulu, sebagai berikut.
Syaiful mengatakan hingga bulan April 2015, Pertama, teori tentang peran (Role
baru sekitar 60 persen masyarakat Provinsi Theory). Peran (role) adalah pelaksanaan hak
Bengkulu yang menggunakan layanan BPJS dan kewajiban sesuai dengan kedudukan.
Kesehatan. Diketahui, pemerintah menentukan Peran dan kedudukan tidak dapat dipisah-
target hingga tahun 2019, dan memastikan pisahkan karena yang satu tergantung
sebelum target tersebut seluruh masyarakat pada yang lain dan sebaliknya. Tidak ada
sudah terdaftar menjadi peserta BPJS. Dari peran tanpa kedudukan dan kedudukan
hampir 2 juta masyarakat Provinsi Bengkulu, tanpa peranan. Peran menentukan apa yang
60 persennya sudah terdaftar menjadi peserta diperbuat oleh seseorang bagi masyarakat serta
BPJS. (http://kupasbengkulu.com) kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
Sejak dilaksanakannya Program oleh masyarakat kepadanya. Peran diatur
Jaminan Kesehatan Nasional melalui Badan oleh norma-norma yang berlaku (Soekanto,
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan 2005:243). Peran lebih banyak merujuk pada
(BPJS). Sebagaimana diungkapkan Kepala fungsi, penyesuain diri dan sebagai suatu
Layanan Operasi BPJS Kabupaten Bengkulu proses. Peran sangat erat kaitannya dengan
Selatan Dudy Andrioko, SKM, umumnya fungsi dari peran itu sendiri.
masyarakat baru mendaftarkan diri peserta Kedua, teori tentang Badan
BPJS pada saat sedang menjalani rawat inap Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan
atau sedang sakit (http://bengkulutoday.com). Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS
Kondisi demikian diakui Dudy Andrioko, merupakan lembaga yang dibentuk untuk
SKM, indikasi kurang respon masyarakat menyelenggarakan program jaminan sosial di
terhadap Program Kesehatan Nasional ini Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 40
cenderung akibat masyarakat merasa belum Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24
begitu membutuhkan disaat sedang sehat, di Tahun 2011. Sesuai Undang-Undang Nomor
samping masih ada masyarakat yang belum 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
memahami tentang BPJS. Nasional, BPJS merupakan badan hukum
Berdasarkan uraian latar belakang nirlaba. Selama ini pelayanan kesehatan yang
di atas, maka rumusan masalah penelitian menggunakan kartu penerima bantuan dari

201
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

pemerintah hanya dilayani oleh rumah sakit- Pelayanan merupakan suatu aktivitas
rumah sakit milik pemerintah. Kementerian atau serangkaian alat yang bersifat tidak
Kesehatan mencatat saat ini jumlah rumah kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi
sakit swasta di seluruh Indonesia sekitar dua akibat interaksi antara konsumen dengan
ribu rumah sakit. karyawan atau hal-hal lain yang disediakan
Pembentukan BPJS menurut Undang- oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan dimaksud untuk memecahkan persoalan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Undang- konsumen (Ratminto dan Winarsih, 2005:45).
undang ini merupakan pelaksanaan dari Pasal Pemanfaatan pelayanan kesehatan
5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor adalah penggunaan fasilitas pelayanan yang
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat
Nasional yang mengamanatkan pembentukan inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan
transformasi kelembagaan PT Askes (Persero), pelayanan tersebut yang didasarkan pada
PT Jamsostek (Persero), PT TASPEN (Persero) ketersediaan dan kesinambungan pelayanan,
dan PT ASABRI (Persero) menjadi Badan penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah
Penyelenggara Jaminan Sosial. Transformasi dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta
tersebut diikuti adanya pengalihan peserta, bermutu (Azwar,1999).
program, aset dan liabilitas, pegawai serta Keempat, teori tentang ketahanan
hak dan kewajiban. Undang-Undang ini masyarakat Menurut kamus besar Indonesia
membentuk 2 (dua) BPJS yaitu BPJS Kesehatan istilah ketahanan berasal dari kata tahan/
dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan kuat yang berarti “kekuatan hati/fisik”
menyelenggarakan program jaminan kesehatan yaitu kekuatan atau keteguhan sikap dalam
dan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan mempertahankan dari suatu pengaruh.
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari Ketahanan masyarakat mencerminkan tingkat
tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. keuletan dan ketangguhan bangsa dalam
Terbentuknya dua BPJS ini diharapkan menghimpun dan mengerahkan seluruh
secara bertahap akan memperluas jangkauan kemampuan mengembangkan kekuatan
kepesertaan progam jaminan sosial. yang ada sehingga mampu menghadapi
Ketiga, teori tentang pelayanan kesehatan segala ancaman, tantangan, hambatan,dan
.Menurut Gilang (2007), pelayanan kesehatan gangguan yang merongrong identitas (ciri
adalah pelayanan oleh kebanyakan institusi khas) dan integritas (persatuan dan kesatuan)
kesehatan atau tenaga kesehatan kepada bangsa serta menghalangi upaya dalam
pasiennya. Kualitas pelayanan kesehatan mewujudkan cita-cita. Ketahanan masyarakat
biasanya mengacu pada kemampuan rumah dapat terwujud dengan dukungan seluruh
sakit dalam memberikan pelayanan yang eleman masyarakat.
sesuai dengan standar profesi kesehatan Penelitian ini merupakan penelitian
dan dapat diterima pasiennya yang nantinya kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif.
akan mendorong tenaga kesehatan untuk Lokasi penelitian ini bertempat di RSUD
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten
(Tjiptono, 2007:33). Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu.

202
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
Yang menjadi informan dalam penelitian hingga 2015 dari 18.000 menjadi 24.754
ini adalah pejabat sruktural rumah sakit sehingga terdapat trend peningkatan peserta
(Direktur, Kabid Pelayanan); pejabat di tahun mendatang.
fungsional (para kepala bangsal dan kepala Mekanisme yang disediakan dalam sistem
bagian); tenaga medis (dokter spesialis dan BPJS di RSUD Hasanuddin Damrah Manna
dokter umum) dan para medis (perawat dan adalah memberikan keterjangkauan luas bagi
bidan); pasien atau keluarga pasien; dan masyarakat tidak hanya dari masyarakat
petugas BPJS Kesehatan di rumah sakit. mampu namun kurang mampu, pekerja dan
keluarganya, serta iuran jaminan kesehatan
PEMBAHASAN bagi veteran, perintis kemerdekaan, dan janda,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau
BPJS memberikan mekanisme yang dapat perintis kemerdekaan. Hal ini diindikasikan
meningkatkan keterjangkauan masyarakat adanya peningkatan jumlah pasien serta
terhadap fasilitas kesehatan. Jangkauan masuknya peserta dengan berbagai jenis.
fasilitas kesehatan diperluas hingga mampu Berbagai hasil wawancara dengan
melayani kalangan masyarakat menengah ke informan menunjukkan bahwa BPJS
bawah dan tidak hanya kalangan masyarakat memberikan kemudahan bagi masyarakat
menengah ke atas, seperti halnya persepsi dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan,
masyarakat yang menganggap fasilitas sebagaimana wawancara dengan salah seorang
kesehatan tidak terjangkau karena kesulitan keluarga pasien dari sistem iuran bantuan
ekonomi. Dengan demikian BPJS dapat pemerintah sebagai berikut.
memenuhi asas pemerataan layanan kesehatan
bagi masyarakat. Hal ini dipertegas dengan “Kalau tidak ada BPJS mungkin gak bisa
masuk rumah sakit. Kami tiada biaya dan
data BPJS Bengkulu Selatan yang berasal dari sulit kalau sedang sakit. BPJS bantu kita
dokumentasi BPJS bahwa pasien BPJS mulai sehat dan dapat masuk rumah sakit. Kami
dilayani di RSUD Hasanuddin Damrah Manna dibantu pihak rt rw kemudian dirujuk dari
mulai tahun 2014 sebanyak 18.000. Jumlah puskesmas ke rumah sakit” (wawancara
pasien tersebut sebagian besar adalah pasien pada 2 Agustus 2016).
Jamlesmas, Jamkesda dan Jampersal yang
Hal ini dipertegas dengan wawancara
dialihkan ke BPJS oleh pemerintah, selain
dengan Kabid Pelayanan rumah sakit yang
itu ada juga penambahan pasien baru BPJS.
menyatakan bahwa BPJS memberikan
Di era BPJS saat ini peserta yang sebelumnya
mekanisme pelayanan terhadap segala fasilitas
terdaftar sebagai peserta Jamkesmas dan
kesehatan yang dibutuhkan.
Jamkesda semuanya dialihkan menjadi peserta
BPJS PBI dengan kartu identitas yaitu KIS “Kami tidak membatasi atau membedakan
(Kartu Indonesia Sehat), kepesertaan ini adanya fasilitas kesehatan antara pasien
khusus untuk fakir miskin dan warga kurang baik non asuransi atau BPJS dari jenis
mampu dan iuran bulanannya akan dibayar peserta apapun. Selama masih bisa dilayani
oleh rumah sakit maka kami memberikan
oleh pemerintah. Data dari pengelola BPJS
pelayanan sebaik-baiknya. Namun jika tidak
RSUD Hasanuddin menunjukkan adanya tersedia maka kami bersedia memberikan
lonjakan pasien peserta BPJS dari tahun 2014 rujukan ke rumah sakit tingkat provinsi jika

203
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

dibutuhkan” (wawancara pada 1 Agustus foto kopi dari kartu keluarga, foto kopi
2016) dari KTP, foto kopi dari kartu peserta yang
menunjukkan keanggotaan pada asuransi
Pada kenyataannya, terdapat keluhan BPJS Kesehatan, kuitansi yang terkait dari
dari pihak keluarga pasien peserta BPJS karena rumah sakit selama perawatan medis, rekam
harus mengeluarkan biaya untuk pembelian medis serta surat mengenai keterangan lahir
obat-obatan yang tidak dapat disediakan oleh apabila kasusnya adalah kasus melahirkan.
pihak rumah sakit, tampak dengan adanya Dalam usianya yang baru beberapa
resep dokter untuk menggunakan obat-obatan tahun saja, BPJS Kesehatan tentunya masih
di luar obat yang disediakan BPJS guna memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan,
membeli obat di apotek yang ditunjuk dokter ini bisa dimaklumi selain karena usianya
tersebut dengan biaya pasien sendiri. yang masih belia, jumlah penduduk yang
harus ditangani sangat besar serta cakupan
Faktor yang Mempengaruhi Peran BPJS wilayah yang sangat luas menjadi kendala.
Kesehatan Tagihan (Klaim) Rumah Sakit Umum Daerah
Faktor yang mempengaruhi peran Hasanuddin Damrah Manna (RSUDHD)
BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut. ke pihak Badan Penyelanggara Jaminan
Pertama, mekanisme pencairan klaim Sosial (BPJS) Kesehatan sering dibayarkan
oleh pihak BPJS. Dalam mekanisme tidak sesuai waktu, sehingga berakibat
pencairan klaim oleh pihak BPJS pelaksanaan terhadap operasional rumah sakit. Berdasarkan
jaminan kesehatan, klaim pembayaran penelitian juga didapatkan informasi bahwa
tidak dibayarkan oleh pemerintah, tetapi sumber dana yang ada di rumah sakit itu hanya
diserahkan pada pihak BPJS Kesehatan. dua yakni dana dari pasien umum dan dana
Dokumen klaim akan diverifikasi oleh dari pasien BPJS, sebagaimana wawancara
verifikator BPJS Kesehatan. Apabila pihak dengan dr. Andru Sitepu Sp.A
verifikator BPJS Kesehatan menyetujui
maka klaim akan diganti oleh pihak BPJS “Saya tidak membedakan pasien BPJS dan
Kesehatan, jika tidak disetujui maka klaim non BPJS. Saya memberikan pelayanan
akan dikembalikan ke pihak rumah sakit kesehatan, semakin banyak pasien BPJS
saya lebih senang karena Klaim untuk
(Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan saya lebih besar daripada pasien umum.
Kesehatan Nasional, 2014). Pencairan Keluhan kami karena masalah klaim untuk
dana yang diteruskan ke rumah sakit yang kami sering terlambat, bahkan pernah lebih
bersangkutan dan bukan ke rekening dari dari 4 bulan saya baru menerima hak saya”
(wawancara pada 3 Agustus 2016)
pasien atau peserta dari asuransi BPJS.
Walaupun begitu, nantinya pasien atau
Berdasarkan hasil penelitian maka
peserta dari BPJS Kesehatan ini akan bisa
dari bulan Januari sampai Maret 2016 ini
mendapatkan dana untuk penggantian
pihak BPJS sama sekali belum membayar
biaya dari rumah sakit tersebut. Untuk bisa
tagihan yang mereka yang diajukan. Padahal
mengajukan klaim pada asuransi BPJS
berdasarkan aturan yang ada, klaim dibayarkan
Kesehatan, maka pasien akan diminta untuk
maksimal 15 hari setelah tagihan dimasukkan
melengkapi beberapa dokumen seperti
ke BPJS setiap akhir bulan.

204
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
Kedua, sistem anggaran. Untuk aspek meningkat menyebabkan kebutuhan untuk
keuangan, RSUD Hasanuddin Damrah mengembangkan sarana prasarana tersebut.
Manna yang merupakan SKPD dari Salah satu faktor yang dianggap harus segera
Pemerintah Bengkulu Selatan bertanggung mendapatkan perhatian penting seiring dengan
jawab langsung kepada Bupati. Untuk lonjakan pasien akibat kepersertaan BPJS
pembiayaan kesehatan di rumah sakit, adalah kondisi sarana dan prasarana. Dalam
kondisi saat ini yang terjadi di Rumah Sakit hal ini baik bagi pihak pasien maupun rumah
Umum Daerah Hasanuddin Damrah Manna sakit merasakan bahwa sarana prasarana yang
adalah pengunaan anggaran secara mandiri, dimiliki RSUD Hasanuddin saat ini dirasakan
dimana rumah sakit mendapatkan anggaran masih kurang. Dengan demikian dibutuhkan
tahunan yang memang dialokasikan untuk mekanisme pengelolaan rumah sakit yang
p e l a y a n a n kesehatan di rum ah sa kit memperhatikan pengembangan sarana
pemerintah tersebut. Ditambah lagi, saat prasarana yang ada di RSUD Hasanuddin
ini Pemda Bengkulu Selatan memilik fokus Damrah. Berikut wawancara dengan Budi
terhadap penyediaan fasilitas pelayanan bagian sarana prasarana rumah sakit.
kesehatan yang semakin baik, terbukti
dengan pemerintah Bengkulu Selatan “Ya ada beberapa kekurangan. Misalkan
saja kasus pasien dengan penyakit Kanker,
juga mengalokasikan dana khusus untuk Bedah jantung, dan yang memerlukan bedah
alat kesehatan dan obat-obatan, sehingga urologi. Pasien dengan penyakit tersebut
walaupun pada pelaksanaannya di lapangan hanya mendapatkan perawatan tetapi belum
terdapat selisih pembiayaan, Rumah Sakit bisa mendapatkan obat khusus kanker di
Umum Daerah Hasanuddin Damrah Manna Rumah Sakit, maka pasien perlu dirujuk
ke Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
tidak akan merasakan kesulitan tersebut atau ke rumah Sakit Palembang bahkan ke
secara langsung karena masalah finansial Rumah Sakit Jakarta”(wawancara pada 28
didukung oleh Pemerintah Bengkulu Selatan Juli 2016)
dan rumah sakit juga diberi keleluasaan
untuk mengatur manajemennya dengan Berdasarkan hasil temuan data pada
diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan kondisi sarana prasarana diketahui bahwa
Badan Layanan Umum Daerah. sarana prasarana yang dimiliki oleh RSUD
Ketiga, kondisi sarana prasarana. Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan
Sebagai instansi pemerintahan, RSUD sebenarnya sudah cukup lengkap bahkan
Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu terdapat gedung khusus untuk melakukan
Selatan merupakan Rumah Sakit kelas C yang hemodialisa (cuci darah) untuk pasien namun
sudah dilengkapi dengan berbagai sarana pada perkembangannya fasilitas tersebut
dan prasarana. Berdasarkan hasil penelitian belum dapat digunakan karena SDM belum
maka sarana prasaran yang disediakan RSUD memadai. Fasilitas gedung tersebut tampak
Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan pada gambar 1.
telah mengalami perkembangan, dimana Keempat, kualitas SDM (Sumber
tidak hanya dari sisi jumlah namun juga Daya Manusia). Sumber Daya Manusia
kualitas yang disediakan. Namun dalam merupakan tenaga rumah sakit yang penting,
perkembangan pasien BPJS yang makin di samping sarana dan parasarana serta dana.

205
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

Gambar 1
Gedung Perawatan Hemodialisa
(Belum Digunakan)

( Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti, 2016)

Gambar 2
Alat Hemodialisa

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti, 2016).

Berdasarkan data dokumentasi maka SDM Damrah Manna Bengkulu Selatan adalah
RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu berjumlah 645 orang. Berdasarkan data
Selatan memilki dokter spesialis sebanyak 10 penelitian dapat diketahui bahwa jumlah
orang melebihi dari ketentuan rumah sakit SDM yang dimiliki oleh RSUD Hasanuddin
tipe C yang harus ada, yaitu Spesilis Penyakit Damrah Manna Bengkulu Selatan telah
Dalam, Spesilalis Anak, Spesialis Kandungan, mencukupi baik dari jumlah maupun kualitas
Spesialis Bedah dan Spesialis Anastesi. untuk melayani pasien sesuai dengan tipe
Seluruh SDM yang ada di RSUD Hasanuddin rumah sakit tipe C.

206
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
Namun khusus untuk pelayanan untuk mengurus kartu BPJS. Hal ini disebabkan
pelayanan hemodialisa, pihak rumah sakit adanya persepsi masyarakat bahwa mengurus
sebenarnya telah memiliki alat dan gedung BPJS selalu berbelit-belit. (2). Sebagian
khusus hemodialisa, namun gedung dan alat masyarakat menganggap bahwa kartu BPJS
tersebut belum berfungsi sebagaimana mestinya belum memiliki manfaat sehingga saat saat
karena tidak adanya SDM yang memiliki membutuhkan timbulah kemauan untuk
kompetensi untuk mengoperasikannya. Baik meminjam kartu BPJS orang lain. Hal tersebut
dokter maupun perawat yang mengoperasikan seperti dinyatakan oleh Srie Andriani, seorang
unit hemodialisa harus mendapatkan pelatihan petugas BPJS.
khusus dialisis. Akhirnya sampai sekarang
baik alat hemodialisa maupun gedungnya “Kalau kesadaran masyarakat memang
belum sepenuhnya memahami, ada yang
belum digunakan sama sekali (gambar 2). karena menganggap takutnya ngurus
Berikut wawancara dengan Budi bagian sarana berbelit-belit sementara ada lagi yang
prasarana rumah sakit. menganggap belum butuh sehingga tidak
mengurus namun karena sakit itu mendadak
“Pada awal tahun 2014 rumah sakit dan ternyata dibutuhkan akhirnya timbul
mendapat bantuan dari kementrian kasus pinjam kartu orang lain” (wawancara
kesehatan tiga unit alat hemodialisa dan 12 Agustus 2016).
gedungnya juga sudah disiapkan oleh
Pemda Bengkulu Selatan tapi sampai Selanjutnya, masyarakat yang tidak
sekarang belum bisa digunakan karena
memiliki kartu BPJS dapat juga berobat
SDMnya belum siap, sehingga pasien
kami arahkan ke rumah sakit M Yunus dengan menggunakan kepemilikan kartu
Bengkulu atau ke rumah sakit Palembang” BPJS orang lain. Hal tersebut bisa terjadi
(wawancara pada 28 Juli 2016) karena antara pasien dengan petugas rumah
sakit saling mengenal satu dengan yang
Dengan belum bisa digunakannya alat lain, sehingga petugas mengetahui kondisi
hemodialisa tersebut maka pasien harus perekonomian pasien, kemudian petugas
dirujuk ke rumah sakit RSUD M Yunus rumah sakit mengetahui bahwa klaim biaya
Bengkulu maupun ke RSUP Palembang pengobatan pasien berasal dari pemerintah
yang harus mengeluarkan biaya tersendiri pusat sehingga tidak berpengaruh terhadap
diluar premi yang sudah dibayarkan untuk rumah sakit itu sendiri. Demikian pula
kehidupan sehari-harinya seperti transportasi Kartu Identitas Peserta BPJS Kesehatan
dan penginapan karena pasien gagal ginjal hanya mencantumkan nama, tanggal lahir
(hemodialisa) harus berobat secara rutin dan NIK tanpa mencantumkan identitas
bahkan ada yang seminggu dua kali sampai yang berhubungan dengan kesehatan seperti
akhir hayatnya. golongan darah sehingga mempermudah
Kelima, faktor kesadaran masyarakat. pasien menggunakan kartu BPJS orang lain
Belum semua masyarakat yang tergolong fakir (gambar 3).
miskin dan orang yang tidak mampu (PBI/ Hasil data pada faktor kesadaran
Penerima Bantuan Iuran) mempunyai kartu masyarakat menunjukkan bahwa terdapat
BPJS. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, kekurangan kesadaran masyarakat akan
yaitu (1). Karena ketidaktahuan bagaimana bagaimana cara mengurus disertai dengan

207
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

Gambar 3
Kartu BPJS Kesehatan
(Tanpa Identitas Lengkap)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti, 2016)

persepsi bahwa pengurusan kartu BPJS ditunjukkan dengan mekanisme pengadaan


Kesehatan menyusahkan. Di sisi lain banyak sarana prasarana yang terintegrasi secara
masyarakat yang menganggap BPJS Kesehatan nasional. Manajemen rumah sakit akan terus
belum perlu dan sebagian lain menganggap berupaya menjalankan pengadaan yang clean
BPJS Kesehatan belum bermanfaat. Namun governance baik dari sisi administratif
ketika kondisi sakit dan pada akhirnya maupun dari sisi sikap compliance terhadap
membutuhkan kartu BPJS Kesehatan maka ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai
sebagian masyarakat meminjam kartu milik dengan kebijakan pengadaan barang dan
orang lain. Kesalahan ini akhirnya ditunjang jasa. Terhitumg mulai 1 januari 2015 RSUD
dengan petugas rumah sakit yang mendiamkan Hasanuddin Damrah Manna menerapkan Pola
kondisi tersebut. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) yang mempermudah
Kualitas Pelayanan Kesehatan manajemen rumah sakit dalam meningkatkan
Berkaitan dengan kualitas pelayanan fasilitas fisik dan sarana prasarana kesehatan.
kesehatan di RSUD Hasanuddin Damrah Hasil wawancara dengan Ridwan Arief
Manna dapat ditunjukkan hal-hal sebagai sebagai Direktur RSUD Hasanuddin Damrah
berikut. Manna adalah sebagai berikut.
Pertama, upaya meningkatkan fasilitas
fisik dan sarana prasarana. Salah satu “Alhamdulillah mulai 1 Januari 2015 RSUD
Hasanuddin Damrah Manna diberikan
upaya peningkatan peran BPJS di RSUD kepercayaan oleh pemerintah daerah
Hasanuddin Damrah Manna di antaranya untuk menerapkan Pola Pengelolaan

208
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah diperoleh menunjukkan bahwa pelayanan
(PPK-BLUD). Dengan PPK BLUD RSUD kesehatan yang dirasakan oleh pasien peserta
diharapkan dapat lebih mudah mengatur
BPJS menyatakan kurang baik, artinya belum
keuangan untuk kepentingan masyarakat
tanpa harus menunggu persetujuan Pemda maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh
dan DPR yang memerlukan waktu yang rumah sakit maupun verifikator BPJS dalam
lama”(wawancara pada 15 Agustus 2016) melayani para pasiennya.
Selain itu terkesan bahwa BPJS kurang
Selanjutnya Sutomo, Kabid Perencanaan melakukan sosialisasi sehingga tidak dapat
RSUD Hasanuddin Damrah Manna menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
mengatakan pada saat wawancara sebagai Sampai dengan saat ini masih didengar adanya
berikut. keluhan dari masyarakat bahwa dengan
terbatasnya sosialisasi yang dilakukan oleh
“Selain dari Menteri Kesehatan, pemerintah
selalu komitmennya untuk meningkatkan Pihak BPJS Kesehatan, ada anggota masyarakat
pelayanan yang lebih baik dengan yang masih ragu bahkan menyangsikan kualitas
menganggarkan dalam RAPBD seperti dan kuantitas pelayanan. Tanggapan dari
pembuatan gedung, pengadaan ambulance, masyarakat tentang program BPJS Kesehatan
infrasukruktur dan pendidikan”(wawancara
memang bagus namun sosialisasi yang
pada 27 juli 2016)
diberikan belum terlalu jelas sehingga belum
dimengerti oleh masyarakat. Seperti yang
Hasil uraian data pada peran BPJS diungkapkan oleh salah seorang pengunjung
RSUD Hasanuddin Damrah Manna dalam atau pembesuk pasien rumah sakit bahwa
meningkatkan ketahanan masyarakat melalui sosialisasi BPJS di Bengkulu Selatan belum
upaya meningkatkan fasilitas fisik dan sarana sampai kepada seluruh pelosok masyarakat.
prasarana menunjukkan adanya pengaruh Berikut pernyataannya pada saat wawancara.
positif. “Pekerjaan saya sebagai swasta, sampai
K e d u a , u p a y a p e n i n g k a t a n saat ini saya belum mendaftar di BPJS dan
profesionalisme dalam pelayanan kesehatan. saya juga belum tahu manfaatnya, selama
Profesionalisme pelayanan dalam BPJS ini saya berobat ke Rumah Sakit dengan
tidak hanya ditentukan oleh pegawai rumah biaya sendiri. Belum pernah ada undangan
dari RT/RW atau dari pemerintah untuk
sakit namun juga pegawai dari BPJS itu sosialisasi BPJS” (Wawancara pada 29
sendiri (verifikator) . Hal ini dilakukan Juli 2016)
melalui berbagai pelatihan yang dilakukan
secara berkala. Program pelatihan yang Selanjutnya keluarga pasien, saat
diadakan tidak hanya bertujuan meningkatkan mendampingi istrinya yang sedang dirawat
kompetensi namun juga mengembangkan di rumah sakit, menerangkan bahwa yang
karakteristik yang mendukung kelancaran bersangkutan belum mendaftar sebagai
program BPJS itu sendiri. peserta BPJS Kesehatan. Berikut ini adalah
Dalam kenyataannya, kompetensi pernyataannya.
pegawai BPJS saat ini belum maksimal
dikarenakan masih adanya kesulitan yang “Sampai saat ini keluarga saya belum
tercatat sebagai peserta BPJS, padahal
ditemui oleh masyarakat. Hasil penelitian yang

209
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

saya mengharapkan menjadi peserta BPJS yang punya BPJS protes karena BPJS
yang dibiayai pemerintah, sebelum adanya nya kita tutup. Akhirnya disepakati yang
BPJS saya juga tidak mempunyai kartu bersangkutan mohon maaf karena kartu
askeskin. tidak diperbolehkan berobat gratis BPJS nya digunakan oranglain, disepakati
seperti tetangga saya yang sama-sama dari pasien akhirnya menggunakan prosedur
keluarga tidak mampu” (Wawancara pada pasien umum yang harus membayar sendiri,
2 Juli 2016) padahal di depan loket pendaftaran sudah
dipasang poster sanksi atas penyalahgunaan
Kasus lain yang ditemukan karena kartu BPJS” (wawancara pada 12 Agustus
2016)
kurangnya kompetensi pegawai verifikator
BPJS adalah penggunaan kartu identitas
Ketiga, upaya peningkatan program
BPJS Kesehatan oleh orang lain. Pernyataan
promotif dan preventif (Program Imunisasi,
keluarga pasien tersebut menunjukkan bahwa
Keluarga Berencana dan Skrining Kesehatan).
sosialisasi sistem JKN-BPJS belum sampai
Peran promotif yang dilakukan oleh RSUD
kepada semua lapisan masyarakat, sehingga
Hasanuddin Damrah Manna adalah sebuah
belum semua masyarakat mengetahui apa
proses yang berkontribusi untuk mendorong
fungsi hak dan kewajibannya sebagai peserta
orang mampu meningkatkan kontrolnya
BPJS Kesehatan. Akibatnya, penggunaan
terhadap kesehatan dan untuk memperbaiki
kartu BPJS Kesehatan tidak hanya digunakan
kesehatan. Program promotif rumah sakit
oleh peserta BPJS Kesehatan itu sendiri, tetapi
dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri
juga digunakan oleh orang lain yang belum
Kesehatan Republik Indonesia nomor 1114/
memilikinya, sebagaimana wawancara dengan
MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman
salah satu perawat di rawat inap kebidanan dan
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah
kandungan berikut ini.
yang juga mencakup pedoman umum tentang
“ Lebih dari 20 persen pasien di tempat ini pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah
menggunakan kartu BPJS orang lain. Saya Sakit (PKRS) (www.depkes.go.id). Hal
mengenal keluarganya dari orang yang tidak ini merupakan keputusan penting yang
mampu dan belum terdaftar di BPJS. Pihak dikeluarkan untuk memayungi kegiatan
rumah sakit kemungkinan juga sudah tahu
bahwa seperti ini sudah ada sebelum BPJS,
promosi kesehatan rumah sakit sehingga
jaman masih Askes dulu” (wawancara pada wajib dilaksanakan di rumah sakit yang ada di
9 Agustus 2016) Indonesia. Selain itu program promotif rumah
sakit berdasar pada buku “Petunjuk Teknis
Akibat penggunaan BPJS Kesehatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit” oleh Pusat
orang lain tersebut, pernah ada kejadian Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan
pasien yang meninggal dengan menggunakan Republik Indonesia juga merupakan bukti
BPJS Kesehatan orang lain, sehingga ini bahwa kesadaran akan promosi kesehatan
menimbulkan permasalahan tersendiri, seperti rumah sakit di negara ini semakin meningkat
yang disampaikan oleh Srie Andriani sebagai dan dirasakan penting. Dalam buku tersebut
petugas BPJS rumah sakit sebagai berikut. disebutkan bahwa dimasa yang akan datang
pelaksanaan PKRS adalah salah satu syarat
“Pernah terjadi penggunaan BPJS orang
bagi rumah sakit untuk memperoleh akreditasi.
lain meninggal, padahal administrasinya
atas nama orang lain, yang bersangkutan

210
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
Secara nyata RSUD Hasanuddin Damrah kesehatannya.
Manna telah bekerja sama dengan Dinas Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kesehatan Bengkulu Selatan dan Dinas Kabid Pelayanan RSUD Hasanuddin Damrah
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Manna dapat dinyatakan bahwa BPJS
Bengkulu Selatan dalam melaksanakan Kesehatan mencakup pembiayaan pada
berbagai program dalam rangka mewujudkan imunisasi dan keluarga berencana. Program lain
program promotif. Berikut pernyataan yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan
Ridwan Arief, Direktur RSUD Hasanuddin ibu hamil yang masih di bawah program BPJS
Damrah Manna. Kesehatan. Program tersebut memberikan
kemudahan bagi masyarakat kurang mampu
“Rumah Sakit beberapa kali diminta Dinas dalam meningkatkan kualitas kesehatan.
Kesehatan dan Dinas Kependudukan Dan
Keluarga Berencana untuk melaksanakan
Berikut pernyataan Kabid Pelayanan RSUD
kegiatan bersama seperti sunatan masal, Hasanuddin Damrah Manna.
penyuluhan kesehatan dan keluarga
berencana, kami turun sampai tingkat “Dalam kasus-kasus tertentu yang tidak
kecamatan bahkan tingkat desa“(wawancara dapat dilayani di faskes pertama, rumah
pada 15 Agustus 2016) sakit juga melayani seperti vasektomi,
tubektomi, imunisasi pada anak tertentu dan
“Di dalam rumah sakit sendiri kita juga skrining kanker payudara, kanker serviks
berupaya untuk mengembangkan kegiatan dan lainnya termasuk pemeriksaan ibu
promosi kesehatan dengan cara membuat hamil yang bermasalah“(wawancara pada
poster edukasi PKRS seperti anjuran 1 Agustus 2016)
berhenti merokok, bahaya narkoba, dan
infeksi menular seksual. Poster kita pasang Khususnya pada pelayanan skrining
di tempat-tempat yang banyak dilalui kesehatan Permenkes No.71 tahun 2013
masyarakat seperti di dinding rumah
sudah menyatakan bahwa akan ada pelayanan
sakit, tempat pendaftaran umum dan bpjs,
dibangsal rawat inap dan rawat jalan skrining kesehatan yang diberikan kepada
bahkan kita pasang di tempat parkir. perorangan dan selektif untuk mendeteksi
“(wawancara pada 15 Agustus 2016) risiko penyakit dan mencegah dampak
lanjutan dari risiko penyakit diabetes mellitus
Berdasarkan hasil wawancara tersebut tipe 2, hipertensi, kanker leher rahim, dan
rumah sakit berupaya untuk mengembangkan kanker payudara. Pelayanan skrining tersebut
kegiatan promosi kesehatan yang bertujuan dimulai dengan analisis riwayat kesehatan,
untuk menyebarluaskan hal-hal yang baru agar yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu)
pengunjung dan pasien rumah sakit tertarik tahun sekali. Berikut hasil wawancara dengan
dan berminat dan melaksanakannya dalam Kabid Pelayanan RSUD Hasanuddin Damrah
kehidupan mereka sehari-hari, Dengan bentuk Manna.
kegiatan PKRS yang dilakukan tersebut
diharapkan pengunjung atau pasien dapat “Biaya BPJS juga diperlakukan untuk
merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu, masyarakat yang memiliki kesadaran akan
potensi seperti diabetes atau penyakit
dari tahu menjadi mau dan dari mau menjadi
lainnya untuk memeriksakan diri. Supaya
mampu untuk melaksanakan perilaku-perilaku bisa mencegah sebelum benar-benar
yang dikehendaki guna mengatasi masalah menjadi penyakit manjedi lebih parah

211
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

dan baru diobati. Dengan program ini memadai sehingga masyarakat terkadang harus
berfungsi mencegah timbulnya penyakit mengeluarkan biaya tersendiri untuk biaya
atau mencegah penyakit menjadi lebih
pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
parah”(wawancara pada 1 Agustus 2016)
tersebut.
K ekurangan dari program BPJS
RSUD dalam meningkatkan ketahanan Implikasinya Terhadap Ketahanan
masyarakat melalui upaya meningkatkan Masyarakat
program promotif dan prefentif (Program Menurut Oktari (2016), ketahanan
Imunisasi, KB dan Skrining Kesehatan) adalah lembaga kesehatan harus mempunyai
pada fasilitas labotarium, terdapat beberapa beberapa indikator, yaitu ketahanan fisik
peralatan laboratorium yang tidak tersedia. (phycal resilience), ketahanan sosial (social
Selain itu adanya beberapa alat laboraturium resilience), ketahanan ekonomi (economic
yang tidak dapat digunakan kerena rusak. resilience), dan ketahanan institusi atau
Dr. Nita, Sp.PK kepala laboratorium RSUD kelembagaan (institutional resilience). Oktari
Hasanuddin Damrah Manna memberikan (2016) juga menegaskan, bahwa ketahanan
penjelasan sebagai berikut. masyarakat menggambarkan kemampuan
internal masyarakat dalam menggalang
“ada alat memang tidak tersedia seperti alat konsensus dan mengatur sumber daya maupun
pemeriksaan Patologi Anatomi sehingga kemampuannya mengantisipasi faktor internal
contoh jaringan tumor/sekret vagina kita dari sumber ancaman menjadi peluang.
kirim ke laboratorium RSUP M Husen
Palembang ataupun RSUD M Yunus Ketahanan masyarakat tidak dapat diartikan
Bengkulu dengan pasien tetap dirawat pula sebagai social defence pada kontek statis,
di RS kita, demikian pula banyak alat tetapi perlu dimaknai pula sebagai social
laboratorium yang tidak dapat digunakan resilience yang lebih bercorak dinamis.
lagi padahal alat itu terhitung masih
Secara lebih lengkap implikasi terhadap
baru bantuan dari menkes tahun 2011,
padahal tenaga laboratoriun kita memadai. ketahanan masyarakat tersebut dapat dijelaskan
Hasil dari pemeriksaan didapatkan pasien sebagai berikut.
menjadi lebih lama dan menggunakan biaya Pertama, ketahanan fisik. Pembiayaan
sendiri”(wawancara pada 3 Agustus 2016) BPJS tidak mencakup pogram-program
mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit
Hasil temuan menunjukkkan bahwa dan perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya
BPJS Kesehatan tidak sepenuhnya berjalan ini sebenarnya memberikan dampak nyata
efektif karena terdapat beberapa kekurangan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
yaitu peralatan laboratorium yang tidak akan kesehatan, misalnya dalam meningkatkan
lengkap seperti patologi anatomi, sehingga perilaku sehat, ketahanan pangan dan gizi, serta
sampel jaringan harus dikirim ke laboratorium program peningkatan kualitas hidup lansia.
RSUD M Yunus, Provinsi Bengkulu ataupun Berdasarkan hasil analisis data peran BPJS
ke RSUP M Husein, Palembang dengan pasien RSUD Hasanuddin Damrah Manna dalam
tetap berada di Rumah Sakit Hasanuddin meningkatkan ketahanan masyarakat melalui
Damrah Manna. Padahal Sumber Daya upaya meningkatkan program promotif dan
Manusia rumah sakit secara kualitas telah preventif sudah dijalankan dengan bekerja sama

212
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
dengan Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan dan dalam hal pemutakhiran data masyarakat.
Dinas Kependudukan Dan Keluarga Berencana Dengan kata lain terdapat ketidakefisienan
Bengkulu Selatan. Hal ini dapat dilihat pada kerja pemerintah dalam mendata masyarakat
pelaksanaan program seperti pelaksanaan yang membutuhkan sehingga membatasi
pelayanan keluarga berencana (vasektomi masyarakat itu sendiri dalam mendapatkan
dan tubektomi). Demikian pula program fasilitas layanan kesehatan. Hal ini jelas
dalam risiko penyakit diabetes mellitus tipe membawa kerentanan tersendiri bagi
2, hipertensi, kanker leher rahim, dan kanker ketahanan sosial bagi masyarakat dalam
payudara, penyakit kardiografi dan lain-lain. bidang kesehatan.
Kedua, ketahanan sosial. BPJS Ketiga, ketahanan ekonomi. Ketahanan
diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi merupakan salah satu gatra dinamis
sosial masyarakat. Ada dua pandangan dari konsepsi ketananan nasional. Lemhannas
ten tan g k etahanan sosial, yaitu ( 1) . RI (2014:59-62) menjelaskan bahwa ketahanan
Ketahanan sosial merupakan bagian integral ekonomi adalah ketahanan kondisi dinamik
dari ketahanan nasional, selain ketahanan kehidupan perekonomian bangsa yang berisi
ekonomi, politik, budaya, dan pertahanan- keuletan dan ketangughan yang mengandung
keamanan. Jadi, ketahanan sosial seperti kemampuan pengembangan kekuatan
halnya ketahanan ekonomi, politik, budaya, nasional, dalam menghadapi serta mengatasi
dan militer merupakan unsur pembentuk segala tantangan, ancaman, hambatan, dan
ketahanan nasional. (2). Ketahanan sosial gangguan baik yang datang dari luar maupun
merupakan kemampuan komunitas (local/ dari luar dalam dan yang langsung atau tidak
grassroot community) dalam memprediksi, lansung untuk menjamin kelangsungan hidup
mengantisipasi, dan mengatasi perubahan perekonomian bangsa dan negara Republik
sosial yang terjadi, sehingga masyarakat Indonasia berdasarkan Pancasila dan UUD
tetap dapat koeksistensi dalam kehidupan 1945. Ketahanan ekonomi merupakan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. kapasitas untuk mengurangi kerugian
Dalam konteks ini perlu diperhatikan ekonomi baik secara langsung maupun
adanya fenomena peminjaman kartu BPJS tidak langsung dalam berjalannya kegiatan
Kesehatan kepada bukan pemiliknya. Di pelayanan kesehatan. Ketahanan ekonomi
satu sisi, fenomena peminjaman kartu dapat dilihat dari bagaimana masyarakat
BPJS Kesehatan kepada bukan pemiliknya menghadapi kebutuhan pelayanan kesehatan
menunjukkan adanya solidaritas yang tinggi sesuai dengan kondisi perekonomian
antara masyarakat. Hal ini sebenarnya dapat masyarakat. Ketahanan ekonomi terdiri dari
memberikan keuntungan tersendiri bagi jenis pekerjaan masyarakat, pendapatan
masyarakat dengan solidaritas tinggi karena masyarakat, jumlah tabungan untuk perbaikan
dapat menciptakan ketahanan sosial yang rumah dan bentuk adaptasi yang dilakukan
tinggi pula. Dalam sebuah masyarakat yang masyarakat. Jenis pekerjaan masyarakat
memiliki tingkat kepercayaan sosial tinggi yang rentan berhubungan dengan jumlah
yang akan maju menciptakan kelompok pendapatan masyarakat yang berkecukupan
masyarakat yang kuat pula. Di sisi lain, hal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak
ini menunjukkan kekurangan pemerintah untuk kebutuhan pelayanan kesehatan.

213
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

Pendapatan masyarakat yang rentan SIMPULAN


menyebabkan hanya beberapa masyarakat Berdasarkan analisis tersebut di atas,
yang mampu menyisihkan kurang peran sistem BPJS Kesehatan terhadap
pendapatannya untuk ditabung untuk biaya ketahanan masyarakat ditunjukkan oleh
kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk adanya empat upaya.
dapat mencapai ketahanan ekonomi, BPJS Pertama, dalam upaya kemudahan
Kesehatan memberikan layanan pengobatan bagi masyarakat dengan kesulitan ekonomi
gratis kepada masyarakat miskin. BPJS untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, maka
Kesehatan juga telah memproteksi mekanisme BPJS Kesehatan memberikan
masyarakat dari segala resiko gangguan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses
kesehatan, karena biaya yang dikeluarkan fasilitas kesehatan. Dalam sisi lain, peran BPJS
untuk proses pengobatan dan penyembuhan dalam meningkatkan ketahanan masyarakat
ketika masyarakat sakit akan ditanggung melalui upaya meningkatkan keterjangkuan
BPJS. Cara untuk bisa mendapatkan fasilitas kesehatan berkurang dengan adanya
hak masyarakat sebagai peserta BPJS ketidaktersediaan obat-obatan yang diresepkan
Kesehatan, yaitu biaya berobat ditanggung. dokter di luar obat yang terdaftar dalam
Maka peserta harus mengikuti prosedur DPHO BPJS Kesehatan, sehingga pasien
dan ketentuan yang berlaku, masyarakat BPJS Kesehatan harus mengeluarkan biaya
harus mengikuti aturan berobat yang telah tambahan. Hal ini memberikan beban bagi
ditetapkan BPJS Kesehatan. Menurut Insani masyarakat kurang mampu.
(2016), adanya tambahan pendapatan Kedua, dalam upaya peningkatan
dibarengi dengan berbagai penghematan fasilitas fisik dan sarana prasarana rumah
yang bisa dilakukan memberi kesempatan sakit menunjukkan adanya pengaruh positif.
untuk dapat menyisihkan pendapatannya Ketiga, dalam upaya peningkatan
dalam bentuk tabungan dan investasi, kesehatan masyarakat telah dilakukan
seluruh dampak tersebut pada akhirnya upaya peningkatan profesionalisme dalam
diharapkan dapat mendukung ketahanan pelayanan kesehatan. Namun demikian, masih
ekonomi daerah. banyak keluhan dari masyarakat terkait kasus
Keempat, ketahanan institusi atau yang muncul karena kurangnya kompetensi
kelembagaan. Ketahanan institusi atau pegawai BPJS dan pegawai rumah sakit
kelembagaan mengandung karakteristik sehingga mempengaruhi pelayanan kesehatan.
yang berhubungan dengan kemampuan Kasus tersebut adalah penggunaan kartu
sebuah institusi untuk menjalankan kegiatan identitas BPJS Kesehatan oleh orang lain, dan
pelayanan kesehatan. Hal ini melibatkan ada kesan dimana pelayanan berbelit-belit.
pengintegrasian pelayanan kesehatan ke Keempat, upaya peningkatan program
dalam perencanaan, pengkajian kebutuhan promotif dan preventif dalam pelaksanaannya
SDM dan finansial, dan pengalokasian dilakukan dengan bekerja sama dengan Dinas
sumber daya lain yang dibutuhkan. Dalam kesehatan dan Dinas Kependudukan Dan
konteks rumah sakit, ketahanan institusi Keluarga Berencana Bengkulu Selatan, seperti
meliputi perencanaan, manajemen dan penyuluhan kesehatan, imunisasi untuk anak
alokasi anggaran. bermasalah yang tidak dapat dilayani di faskes

214
Trisna Widada, Agus Pramusinto, Lutfan Lazuardi -- Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu)
pertama, pelayanan keluarga berencana seperti yang meliputi empat dimensi yang
kehamilan bermasalah, pelayanan vasektomi berhubungan erat dengan kewaspadaan
dan tubektomi, dan kasus lainnya yang tidak nasional dan ketahanan nasional, yaitu mampu
bisa dilayani di faskes pertama, serta program melindungi individu, keluarga, kelompok
skrening seperti risiko penyakit diabetes dan masyarakat dari perubahan sosial yang
mellitus tipe 2, hipertensi, kanker leher rahim, mempengaruhi dalam arus globalisasi yang
dan kanker payudara, penyakit kardiografi berkembang.
dan lain-lain. Secara intern rumah sakit juga Ketiga, masyarakat memiliki ketahanan
melaksanakan promosi kesehatan dengan cara ekonomi lebih dengan adanya BPJS Kesehatan
membuat poster yang mengajak pengunjung walaupun kondisi perekonomian masyarakat
dan pasien untuk hidup sehat yang dipasang sebenarnya tergolong rentan untuk melakukan
ditempat tempat strategis di lingkungan rumah adaptasi
sakit. Hasil temuan lain menunjukkkan bahwa Keempat, RSUD Hasanuddin Damrah
BPJS tidak sepenuhnya berjalan efektif karena Manna sebagai institusi memiliki kesiapan
terdapat beberapa kekurangan yaitu peralatan yang baik secara institusi dalam menjalankan
laboratorium yang tidak memadai sehingga program BPJS Kesehatan.
masyarakat terkadang harus mengeluarkan
biaya sendiri untuk membawa sampel jaringan DAFTAR PUSTAKA
ke laboratrium RSUD Provinsi Bengkulu Azawar, 1999, Sistem dan Prosedur
maupun ke RSUP Palembang dengan pasien Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
tetap berada di RSUD Hasanuddin Damrah Masyarakat, Jakarta.
Manna. Demikian pula pembiayaan BPJS Gilang, 2007, Bentuk Pelayanan, Yogyakarta.
Kesehatan yang tidak meliputi penyuluhan Insani, Dian Ambarwati, 2016 Kelayakan
kesehatan mengenai pengelolaan faktor risiko Pembiayaan Obligasi “Daerah Untuk
penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pembangunan Bus Rapid Trans (BRT)
Selanjutnya, implikasi peran Badan Guna menunjang Ketahanan Ekonomi
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Daerah”.(Studi Pada Pemerintah Provinsi
Kesehatan di RSUD Hasanuddin Damrah Sulawesi Selatan) Jurnal Ketahanan
Manna terhadap ketahanan masyarakat dapat Nasional,vol 22 no 3, Desembar 2016:
diuraikan sebagai berikut. hal 283.
Pertama, Pembiayaan BPJS Kesehatan
Oktari, Suryani dan Hendra Kurniawan, 2012.
memiliki peran terhadap ketahanan fisik yang
Framework Ketahanan Puskesmas Dalam
tidak hanya mencakup pogram-program yang
Menghadapi Bencana, Jurnal Kedokteran
dilaksanakan rumah sakit dalam penyuluhan
Syah Kuala, Vol 16, No 1 (2016).
kesehatan mengenai pengelolaan faktor
risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan Lemhannas RI, 2014. Modul 3 bidang Studi/
sehat. Upaya ini sebenarnya memberikan Materi pokok Geostrategis dan ketahanan
dampak nyata dalam meningkatkan kesadaran Nasional Program Pendidikan Reguler
masyarakat akan kesehatan. Angkatan (PPRA) LII. Jakarta
Kedua, BPJS Kesehatan dapat Ratminto dan Winarsih A. S, 2005. Manajemen
meningkatkan ketahanan sosial masyarakat Pelayanan Pengembangan Model

215
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 199-216

Konsepsual: Penerapan Citizen’s Charter Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009,


dan Standar Pelayanan Minimal, Jakarta, tentang Kesehatan.
Pustaka Pelajar. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Rolos, Windy; Ardiansa Tucunan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Benedictus Lampus, 2014, Implementasi
Program Badan Penyelenggara Jaminan Internet
Sosial (BPJS) Kesehatan Di Kabupaten www.depkes.go.id
Minahasa Tenggara, Naskah Publikasi, http://www.bengkulutoday.com
Fakultas Kesehatan http://kupasbengkulu.com
Soekanto, Soerjono, 2005, Sosiologi, Jakarta,
Raja Grafindo Persada. Wawancara
Tjiptono, Fandy, 2007, Strategi Pemasaran, 1. Syaiful
Yogyakarta, Penerbit Andi. 2. Dudy Andrioko
3. dr. Andru Sitepu, Sp.A
Peraturan Perundangan 4. Budi
Undang-Undang Dasar 1945. 5. Sri Andriani
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 6. Ridwan Arief
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 7. Sutomo
8. dr. Nila, Sp. PK

216

Das könnte Ihnen auch gefallen