Sie sind auf Seite 1von 2

Kekerasan Simbolik

Dalam kehidupan manusia tidaklah selalu berjalan dengan sempurna, ada beberapa
sisi kehidupan yang tidak sesuai salah satunya yaitu kekerasan. Banyak sekali unsur
kekerasan yang bisa berdampak kepada keseharian masyarakat, ada yang terlihat dan ada
pula yang tidak terlihat salah satunya yaitu kekerasan simbolik. Sesuai dengan namanya,
kekerasan simbolik jelas bukan kekerasan fisik, namun sebuah kekerasan yang tidak terlihat,
mengandung bias yang bisa dipaksakan kepada pihak lain sebagai sesuatu yang benar, maka
dari itu kekerasan sering kali tidak disadari terjadi kepada masyarakat. Banyak media yang
bisa memicu kekerasan simbolik seperti media televisi, media sosial dan lingkungan.

Televisi merupakan salah satu kebutuhan setiap masyarakat, selain menghibur banyak
sekali kasus kekerasan yang terjadi melalui layar televisi, mulai dari berbagai tayangan berita,
sinetron hingga kartun. Yang pertama melalui tayangan berita yang masih menjadi prioritas
utama dalam mendapatkan informasi cenderung menjadi tidak netral. Beberapa informasi
yang disampaikan seringkali merupakan sebuah pendapat, sebagai penonton akan cenderung
menerima informasi secara langsung tanpa mengetahui kebenaran dan ini bisa
mengindikasikan adanya kekerasan simbolik. Contohnya ketika anak-anak berfikir bahwa
gunung merupakan tempat yang sangat berbahaya setelah melihat berita bencana alam yang
terjadi di sekitar pegunungan.

Adegan perkelahian pada sinetron juga bisa menimbulkan kekerasan simbolik secara
tidak langsung, ini bisa terjadi pada anak yang menirukan aksi laga tersebut dan
mempraktekkan dengan temannya. Pada tayangan kartun juga bisa mengindikasikan
kekerasan simbolik ketika melihat salah satunya kartun Upin-Ipin yang menggunakan bahasa
melayu. Kartun ini diminati karena lucu dan penuh pesan kehidupan yang baik, namun tanpa
disadari, masyarakat terutama anak-anak menirukannya berbicara melayu dalam kehidupan
sehari-hari setelah melihat tayangan tersebut. Anak-anak secara tidak sadar terindikasi
terkena kekerasan simbolik melalui tayangan kartun karena bersikap tidak sesuai dengan nilai
yang ada pada masyarakat.

Selain televisi, media sosial juga dapat mengindikasikan terjadinya kekerasan


simbolik. Hal ini bisa terjadi kepada semua kalangan, terutama anak-anak yang bebas
bermain gadget tanpa pengawasan orang tua. Di media sosial hampir sama dengan tayangan
televisi, kekerasan bisa timbul setelah menonton tayangan maupun gambar yang tersedia.
Contohnya ketika di instagram, terdapat tayangan seorang laki-laki yang berlagak menjadi
seorang perempuan, orang yang melihat kemudian menirukan. Orang yang menirukan secara
tidak sadar juga terindikasi terkena kekerasan simbolik, karena terjadi perubahan perilaku dan
bertindak tidak sesuai dengan kodratnya sebagai laki-laki.

Kekerasan simbolik juga terjadi karena mekanisme komunikasi yang tidak seimbang
antara kedua belah pihak. Komunikasi yang sewenang-wenang juga bisa mengindikasikan
kekerasan simbolik dimana pihak yang satu memandang diri lebih tinggi entah dari segi
moral, etnis, usia, ras ataupun jenis kelamin. Contohnya yaitu warna kulit pada suatu ras
tertentu yang dipandang secara negatif termasuk kedalam kekerasan simbolik. Orang yang
memiliki warna kulit tertentu akan dipandang lebih rendah oleh orang yang memiliki warna
kulit lainnya.

Berbagai macam kekerasan simbolik bisa terjadi, hal ini didasarkan pada masyarakat
yang kurang sadar maupun telah sadar akan kekerasan simbolik tetapi masih lebih banyak
yang tidak menyadarinya. Kekerasan akan sangat berbahaya terutama jika diterima oleh
kalangan anak-anak, karena mereka mudah menginternalisasi berbagai hal termasuk
keburukan. Banyak perubahan yang tampak baik-baik saja akibat kekerasan simbolik seperti
perilaku, bahasa dan tindakan kesehariannya. Jika dibiarkan dan tidak disadari maka akan
mengakibatkan perubahan perilaku dan sikap yang lebih tidak sesuai dengan norma yang ada
dan harus disadari sejak dini. Kesadaran dari berbagai pihak untuk meminimalisir dampak
buruk dari kekerasan simbolik sangat diperlukan seperti dilakukannya sosialisasi secara
berkala mengenai kekerasan simbolik yang bisa terjadi dari berbagai aspek kehidupan.

Das könnte Ihnen auch gefallen