Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua merupakan pemberian
kewenangan yang lebih luas bagi Pemerintah Daerah dan Rakyat Papua untuk
mengatur dan mengurus diri sendiri di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Kewenangan yang berarti peran dan tanggung jawab yang
Papua dari segi pendapatan daerah menjadi salah satu provinsi terkaya di
Indonesia. Namun di sisi lain masyarakat Papua masih banyak yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik
miskin tertinggi di antara 33 Provinsi di Indonesia yaitu 924,4 ribu jiwa atau 30,05
yang belum seimbang dan hasilnya belum terbagi merata. Hal ini dikarenakan
lebih besar dibandingkan di daerah perkotaan. Hal ini yang terjadi di Papua, di
kampung ke kota jarang atau bahkan tidak ada, hal ini semakin menambah
2
Pada awal tahun 2007, tepatnya di Kabupaten Wamena, Gubernur Provinsi
dana penerimaan khusus dalam rangka Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.
Hasil program Respek diharapkan dapat bermanfaat, berdaya guna, dan berhasil
guna serta sesuai dengan sasaran/target yang telah ditetapkan dalam rangka
Provinsi Papua dengan luas 317.062 kilometer persegi terdiri dari 28 kabupaten dan 1 kota
dengan jumlah penduduk 2.851.999 jiwa (BPS, 2010). Luas wilayah provinsi Papua adalah
317. 062 (Km2). Jika dibandingkan dengan wilayah Republik Indonesia, maka luas wilayah
Provinsi Papua merupakan 19,33 persen dari luas Negara Indonesia yang mencapai 1.890.754
. Kondisi Topografis
Papua merupakan salah satu daerah yang terpencil, memiliki laut dan pantai, memiliki
topografi yang kasar, memiliki iklim tropis basah yang puncak pegunungannya selalu
ditutupi salju abadi. Diselimuti hutan dan hujan tropik basah dan hujan berekologi
4. Demografis
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Provinsi Papua terus meningkat. Pada tahun 2003
jumlah penduduk sebesar 1.823.872 jiwa, kemudian pada tahun 2007 meningkat menjadi
2.015.616 jiwa. Sedangkan data terakhir berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk
Tahun 2010, jumlah penduduk Provinsi Papua sementara adalah 2.851.999 orang, yang
terdiri atas 1.510.285 laki-laki dan 1.341.714 perempuan. Dengan luas wilayah Provinsi
Papua sekitar 317.062 km2 dan didiami oleh 2.851.999 jiwa, maka rata-rata tingkat
kepadatan penduduk Provinsi Papua adalah sebanyak sembilan orang per km2, hal ini
mengindikasikan bahwa masih luasnya wilayah di Provinsi Papua yang tidak berpenghuni.
5. Keadaan Penduduk
Provinsi Papua Secara etno biologis Penduduk Papua merupakan suku bangsa yang memiliki
pertalian etnis tersendiri dibandingkan dengan suku bangsa lainnya yang ada di Indonesia.
Letaknya berada di ujung timur Indonesia, hidup di tengah keterasingan dan jauh dari kontak
dengan kemajuan atau modernisasi. Kenyataan menunjukkan bahwa situasi dan kondisi yang
kurang kondusif membuat masyarakat berada dalam tarap hidup yang cukup
memprihatinkan. Pada saat ini sebagian besar orang Papua masih berbusana sederhana
sebagai simbol keterbelakangan mereka, sebagian besar penduduk Papua masih primitif
ibarat hidup di jaman batu, peramu (nomad). Mereka bermukim terpencar dan terpencil di
lepas pantai, pesisir pantai, peralihan, lereng-lereng gunung, lembah-lembah serta celah-celah
gunung yang sulit di jangkau bahkan jauh dari pusat-pusat pelayanan pemerintah
1. Gatra Ideologi
Upaya memelihara kondisi demografi, keanekaan suku, budaya atau sumber daya manusia
yang ada di Papua tentu disatukan dengan ideologi nasional sebagai perekatnya bangsa yang
mempunyai arah dan tujuan bangsa.
2. Gatra Politik
Solusi terhadap berbagai persoalan yang ada di papua dapat di selesaikan bila pemerintah
daerah provonsi papua membangun kapasitas kelembagaan pemerintah secara baik,
peningkatan insfrastruktur politik di papua, kelembagaan legislatif dan eksekutif perlu
ditingkatkan melalui pengembangan kelembagan dan mutu sumber daya manusianya
sehingga tercipta pelayanan pemerintahan yang baik (clean and good governance).
3. Gatra Ekonomi
Berrbagai persoalan ekonomi yang telah disampaikan diatas tentu bisa diselesaikan bila
membangun basis ekonomi yang kuat. Sumber daya alam yang melimpa akan dapat manfat
bila mampu mengelola dan memberi kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat papua sehingga
rakyat papua lebih baik dan sejahtera.
1. Pembangunan dari Sudut Pandang Masyarakat bukan dari sudat pandang penguasa
karena yang mempunyai pembangunan itu rakyat;
2. Pemerintah Sebagai Fasilitator, Koordinator dan Pelaku Pembangunan bukan hanya
sebagai subjek pembangunan;
3. Menjaga Momentum Darurat (Emegency) supaya pembanguna di papua selalu menjadi
perhatian tiap saat;
4. Membuka Pusat Logistik untuk Titik-Titik Strategis Pembangunan karena luas wilayah
papua sulit dijangkau kalau terpusat di Jayapura;
5. Pembentukan TIM Terpadu Untuk Mempermudah Pelayanan agar dalam pembangunan
saling koordinasi antar unit pemerintah;
6. Konsisten untuk Membangun Kepercayaan;
7. Memberi Kepercayaan Berdasarkan Kompetensi sehingga tidak asal menempatkan
pejabat;
8. Perlu Kebijakan Penggunaan Anggaran Bersifat Khusus karena di papua tidak semua
sistem penggunaan anggaran nasional bias dijalankan;
9. Bekerja Ibarat Mesin Disertai Remunerasi. Penerapan renumerasi agar tidak terjadi
korupsi;
10. Pengawasan dan Pengendalian juga demi memastikan pembangunan berjalan dan
minimalisasi korupsi;
11. Perlunya Lembaga Satuan Anti Korupsi (SAK) di Papua;
12. Welcome Pada Investor Untuk Publik Private Partnership;
13. Membangun Perumahan dan Permukiman;
14. Mengembangkan Komunikasi Yang Humanis dan Rendah Hati;
15. Revitalisasi Pendidikan dan Revolusi Pengembangan SDM di Papua;
16. Distribusi Anggaran Melalui Tiga Komponen (Pemerintah, Adat dan Agama);
17. Revitalisasi Kesehatan di Propinsi Papua.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Sumule, Ph.D, Mencari Jalan Tengah: Otonomi Khusus Provinsi Papua. 2003.
Gramedia, Jakarta
2. Natalis Pigai, Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Konflik Politik di Papua. 2001. Sinar
Harapan, Jakarta
3. Natalis Pigai, Arah Baru Pembangunan Papua, 2010, BRR Aceh-Nias, Aceh
4. Natalis Pigai, Dialog Solusi Jakarta dan Papua, Opini Koran Sinar Harapan, 29 Juli
2012, Jakarta,
5. Kompas, Ekspedisi Tanah Papua: Laporan Jurnalistik, 2008, Penerbit Kompas, Jakarta
6. BPS, Papua Dalam Angka, 2010, 2011 dan 2012, BPS Provinsi Papua