Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1. Informasi dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi untuk kepentingan
kelompok tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat luas.
2. Alat yang sangat berguna bagi perusahaan dalam mengungkapan aktivitas sosialnya di dalam
laporan keuangan.
1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk mempertahankan biasanya secara implisit,
asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.
2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kotrak sosial diantara
organnisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya
akuntabilitas sosial.
1. Legitimacy Theory : Organisasi akan secara continue dalam beroperasi sesuai dengan batas-
batas dan nilai yang diterima oleh masyarakat di sekitar perusahaan untuk medapatkan
legitimasi. Norma perusahaan selalu berubah mengikuti perubahan dari waktu ke waktu
shingga perusahaan harus mengikuti perkembangannya.
2. Stakeholders Theory : Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan
sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholdernya (pemegang
saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Teori ini
memiliki yaitu terletak pada fokus teori tersebut yang hanya tertuju pada cara-cara yang
digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholder-nya.
• Sustainability Report : Laporan tentang pencapaian perusahaan dalam perpaduan aspek profit
(economic), people (social) & lingkungan (enviroment) dengan porsi masing-masing yang ideal.
Sehingga selain mendapat keuntungan secara ekonomi, perusahaan dituntut pula untuk
berkonstribusi positif bagi sosial dan lingkungan disekitarnya
• ISO 26000
Dengan ISO 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas SR yang berkembang saat
ini dengan cara:
1. Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya;
4. Laws and Regulations : Ketidakpatuhan dan pelanggaran hukum akan mengundang sanksi
dan mempengaruhi citra MNC di negara tersebut
5. Global Standards and Codes of Conduct : OECD Guideliness, Global Compact PBB, dan
Sullivan Principles. Untuk standar yang lebih spesifik tersedia SA8000, CERES Principles,
Accountability 1000, OHSAS 18001, ISO 14001,dan sebagainya.
6. National and Regional Standards : Perbedaan tata nilai ini kadangkala telah dinyatakan
dalam standar kode etik, namun di tempat lain belum.
Pedoman ini menawarkan dua opsi bagi suatu organisasi untuk menyusun laporan
keberlanjutan yang ‘sesuai’ dengan Pedoman. Dua opsi tersebut adalah Inti dan
Komprehensif. Opsi ini menunjukkan bahwa konten yang akan disajikan dalam laporan yang
akan disusun adalah ‘sesuai’ dengan Pedoman.
3. Siapkan Untuk Menyajikan Pengungkapan Standar Umum
Identifikasi Pengungkapan Standar Umum yang dibutuhkan untuk opsi ‘sesuai’
yang dipilih
Pastikan apakah terdapat Pengungkapan Standar Umum yang berlaku untuk
sektor organisasi.
4. Siapkan Untuk Menyajikan Standar Khusus
Pengungkapan Standar Khusus adalah Pengungkapan mengenai Pendekatan
Manajemen (Disclosure on Management Approach- DMA) dan Indikator-indikator.
Identifikasi DMA dan Indikator yang terkait dengan Aspek Material
Periksa apakah terdapat Aspek dan Pengungkapan Standar Khusus yang berlaku
untuk sektor organisasi tertentu.
5. Susun Laporan Keberlanjutan
Sajikan informasi yang telah dipersiapkan
Pelaporan elektronik atau berbasis web dan cetakan merupakan media yang
sesuai untuk pelaporan.
Pajak penghasilan dikenal sebagai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 atau PPh 25 adalah pajak
yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak
penghasilan bisa diberlakukan progresif, proporsional, atau regresif.
b. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang-
orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama
mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik.
c. Organisasi internasional yang ditetapkan oleh keputusan menteri keuangan dengan syarat
Indonesia ikut dalam organisasi tersebut dan organisasi tersebut tidak melakukan kegiatan
usaha di Indonesia. Contoh: WTO, FAO, UNICEF.
OBJEK PAJAK
Objek pajak penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun.
2. TAXES HAVEN
Secara umum tax havens didefinisikan sebagai suatu negara atau wilayah yang mengenakan pajak
rendah atau sama sekali tidak mengenakan pajak dan menyediakan tempat yang aman bagi simpanan
untuk menarik modal masuk.
OECD memberi tiga ciri tax havens yaitu menerapkan tarif pajak rendah atau bebas pajak,
lack of transparency, dan lack of effective exchange of information. Manfaat tax heaven:
a. peluang diversifikasi investasi,
b. strategi menangguhkan beban pajak,
c. perlindungan asset yang kuat,
d. hasil investasi bebas pajak
(Hoyt: 2007) adalah Switzerland, Liechtenstein, Austria, Panama, Saint Kitts and Nevis, Belize,
HongKong. Sedangkan 11 tax havens terbaik untuk melindungi asset (Hadnum: 2011) adalah Jersey
(Channel Island / European Mediterania), Liechtenstein, The Cayman Island, St Kitt Nevis, Panama,
Gilbatar, Isle of Man, Bermuda, Bahamas, Austria, New Zealand.
3. Withholding Tax
Dalam sistem Withholding Tax, pihak ketiga (bukan fiskus, bukan WP) diberikan kepercayaan
untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak atas penghasilan yang dibayarkan
kepada penerima penghasilan sekaligus menyetorkannya ke kas Negara.
Manfaat
Dapat meningkatkan kepatuhan secara sukarela karena pembayar pajak secara tidak
langsung telah membayar pajaknya.
Pengumpulan pajak secara otomatis bagi pemerintah tanpa mengeluarkan biaya.
Meningkatkan penerimaan pajak (optimalisasi perluasan objek pajak)
Kekurangan
Withholding Tax ini menimbulkan beban pemenuhan kewajiban perpajakan (cost of compliance),
yaitu misalnya :
• beban administrasi,
• beban sanksi administrasi kalau terlambat memotong dan/atau menyetorkan,
• tidak/belum memotong pajaknya pihak lain.
Tax Planning merupakan rangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan perusahaan
untuk meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara–cara yang tidak melanggar peraturan
perpajakan. Tujuan pokok dari tax planning adalah untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang
harus dibayar oleh wajib pajak.
Strategi dalam tax planning
• Tax Saving, upaya untuk mengefisiensikan beban pajak melalui pemilihan alternative
pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah.
• Tax Avoidance, upaya mengefisiensikan beban pajak dengan cara menghindari pengenaan
pajak dengan mengarahkannya pada transaksi yang bukan objek pajak.
• Penundaan Pembayaran Pajak, dapat dilakukan tanpa melanggar peraturan.
• Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, wajib pajak seringkali kurang mendapat
informasi mengenai pembayaran yang dapat dikreditkan.
• Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan cara Menghindari Lebih Bayar, mengajukan
pengurangan pembayaran.
• Menghindari Pelanggaran Terhadap Peraturan Perpajakan, menguasai peraturan perpajakan.
PPN atau Pajak Pertambahan Nilai merupakan jenis pajak tidak langsung untuk disetor oleh pihak
lain (pedagang) yang bukan merupakan penanggung pajak (konsumen akhir).
Objek PPN
a) Penyerahan Barang Kena Pajak (BPK) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusaha
b) Impor Barang Kena Pajak
c) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
• Tax Jurisdiction : salah satu isu terpenting dalam perpajakan internasional karena
menetapkan negara mana yang mempunyai hak untuk mengenai pajak atas penghasilan.
Terdapat dua pendekatan dasar dalam menyusun sistem pajak pada suatu negara yaitu:
• Worldwide System Approach : semua penghasilan yang diterima oleh penduduk atau
badan dari satu negara akan dikenakan pajak, tanpa memperhatikan dimana
penghasilan tersebut dihasilkan (baik dalam negeri maupun luar negeri).
• Territorial System Approach : pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh
hanya dari wilayah suatu negara (sumber penghasilan dalam negeri saja).
1. Asas sumber (Source principle) : memberikan wewenang kepada negara atas sumber
penghasilan untuk memungut pajak terhadap siapapun yang memperoleh hasil dari
sumber yang berasal dari negara tersebut.
2. Asas kewarganegaraan (Citizenship principle) : memberikan wewenang mengenakan
pajak terhadap subyek (orang) karena status kewarganegaraannya tanpa memandang
tempat tinggal atau domisili subyek.
• Pajak berganda : pengenaan pajak lebih dari satu kali oleh dua negara atau lebih atas suatu
penghasilan yang sama. Ketentuan ini berlaku bagi wajib pajak yang memiliki bisnis atau
penghasilan di luar negeri.
• Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional antar kedua
negara untuk menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat perekonomian kedua
negara dengan prinsip saling menguntungkan antar kedua negara dan dilaksanakan oleh
penduduk antar kedua negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
• Tujuan P3B
1. Melindungi wajib pajak
2. Distribusi hak pemajakan
3. Mendorong investasi
4. Mengurangi dan menanggulangi penghindaran dan penyelundupan pajak
5. Harmonisasi kriteria pemajakan
1. Credit method: pajak yang sudah dibayar diluar negeri, dijadikan pengurang untuk pajak
terutang di dalam negeri
2. Exemtion method: penghasilan dari luar negeri merupakan objek pajak dalam negeri,
tapi atas penghasilan tersebut diberikan pembebasan berdasarkan perhitungan tertentu
3. Deduction method: penghasilan dari luar negeri merupakan objek pajak dalam negeri,
tapi pajak penghasilan tersebut dijadikan sebagai biaya dalam perhitungan PPH.
• Tax Treaty : perjanjian perpajakan antara dua negara yang dibuat dalam rangka meminimalisir
pemajakan berganda dan berbagai usaha penghindaran pajak. Di dunia ini, ada dua model
treaty yang sering dijadikan acuan dalam menyusun suatu treaty yaitu :
1. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) : sebuah organisasi
Internasional dengan tiga puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan
ekonomi pasar bebas. Negara ini menggunakan asas residensial atau domisili untuk taxing
right atau hak pemajakannya, dimana penghasilan royalti tidak termasuk penghasilan
yang dibebaskan dalam penghitungan pajak.
2. UN Model (United Nation) atau dikenal sebagai PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) : sebuah
organisasi yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Model tax treaty UN lebih
memungkinkan untuk mempertimbangkan berbagai kondisi negara-negara yang berbeda,
sehingga sebisa mungkin tidak ada yang dirugikan dalam penetapan ketentuan
persetujuan tax treaty. Maka UN model adalah model tax treaty yang lebih menjamin
keadilan untuk negara negara berkembang.
• Tax Incentives : Fasilitas atau insentif Pajak Penghasilan (PPh) untuk Penanaman Modal di
bidang usaha tertentu Insentif ini diberikan dalam rangka percepatan penciptaan lapangan
kerja lewat peningkatan investasi industri padat karya, yang termuat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
• David Holland and Richard J. Van dalam tulisannya yang berjudul “Income Tax Incentive for
Investment” membagi fasilitas pajak menjadi 5 kategori yakin:
1. Tax Holidays : untuk perusahaan yang baru berdiri yang diberikan kebebasan
pembayaran pajak penghasilan badan dalam periode tertentu.
2. Investment allowance and Tax Credits : Pengurangan basis pengenaan pajak dan
kredit pajak yang dihitung berdasarkan jenis dan jumlah investasi yang ditanamkan.
4. Reduced Rate Taxed : Pengurangan tariff pajak umum yang berlaku untuk pendapatan
dari sumber tertentu atau perusahaan yang memenuhi criteria tertentu.
• Jenis-jenis anggaran :
1. Capital Budgeting : merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan.
1. Political Risk : mengacu pada kemungkinan bahwa peristiwa politik di negara tuan rumah
dapat berdampak negatif terhadap arus kas yang berasal dari investasi di negara tersebut
2. Economic Risk : mengacu pada isu-isu mengenai kondisi ekonomi negara asal
3. Financial Risk : mengacu pada kemungkinan kerugian karena perubahan tak terduga
dalam nilai mata uang, suku bunga, dan keadaan keuangan lainnya.
• Faktor-faktor yang berbeda-beda di setiap negara dan harus dipertimbangkan dalam
mengevaluasi potensi investasi asing dari perspektif proyek adalah sebagai berikut:
1. Pajak (pajak penghasilan, bea cukai)
2. tingkat inflasi
3. Risiko politik
• Strategy implementation
Management control : untuk memastikan bahwa strategi organisasi diterapkan dan tujuan
tercapai. Sistem kontrol manajemen juga sebagai alat yang dirancang untuk menerapkan
strategi dan memantau keefektifannya.
• Operational Budgeting
- Mengungkapkan strategi jangka panjang dalam jangka waktu yang lebih singkat
- Menyediakan mekanisme untuk :
o Menerjemahkan tujuan organisasi dalam hal keuangan
o menetapkan tanggung jawab
Balanced scorecard adalah salah satu alat yang digunakan oleh manager untuk mengukur
kinerja suatu bisnis yang dilihat dari empat perspektif. Keempat perspektif itu terdiri dari
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran.
Session 13 – Comparative International Auditing and Corporate
Governance
• Tren Internasional pada Tata Kelola Perusahaan
Adanya skandal perusahaan yang telah terjadi di Amerika (kasus Enron, Worldcom),
telah menyadarkan pihak Internasional bahwa setiap perusahaan harus
meningkatkan tata kelola perusahaannya.
Sarbanes-Oxley Act 2002 merupakan undang-undang respon dari tindakan skandal
akuntansi
Peristiwa yang terjadi di AS disesuaikan dengan perkembangan di dunia untuk
memperbaiki audit dan tata kelola perusahaan
Prinsip-prinsip dasar dari corporate governance, pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan
kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Dalam OECD terdapat 6 prinsip yang mengatur tentang
corporate governance. Prinsip-prinsip tersebut secara garis besar menjelaskan tentang:
1. kerangka kerja corporate governance
2. perlindungan atas hak-hak pemegang saham
3. perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham
4. peranan stakeholders dalam corporate governance
5. keterbukaan dan tranparansi
6. serta tanggung jawab dewan komisaris.
Financial Reporting Council (FRC) mempublikasikan “The Audit Quality Framework” yang
menetapkan kunci dari kualitas audit yaitu:
1. Skill dan kualitas personal partner dan staf
2. Efektivitas proses audit
3. keandalan laporan auditan yang dihasilkan
4. Faktor luar yang mempegaruhi auditor memberikan audit yang berkualitas
International Diversity in External Auditing
Purpose of Auditing
• Tujuan utama dari kegiatan audit bagi negara Inggris Serta Amerika sebagai salah satu kiblat
standar audit adalah demi kepentingan Shareholder dan Stakeholder. Namun di beberapa
negara memiliki tujuan tambahan di dalam kegiatan auditnya.
• Ada beberapa negara yang mengharuskan untuk menunjukan laporan tentang para pimpinan
perusahaan (German)
• Hukum Negara yang mewajibkan untuk menyajikan suatu hal di dalam laporan keuangan
Audit Environment
• Nilai dan Kebudayaan sebuah negara bisa mempengaruhi lingkungan kegiatan audit
• Adanya perbedaan lingkungan audit antara pekerjaan audit sebagai sumber dana sebuah
negara dan bukan sebagai sumber dana sebuah negara (bank).
• Adanya perbedaan antara Common Law dengan Anglos- Saxon
• Aturan audit antara satu negara dengan negara lain bisa menyebabkan perbedaan proses
audit.
• Sebuah kasus bisa menyebabkan sebuah aturan audit diberlakukand di sebuah negara
(Enron)
• Adanya perbedaan standar kelayakan auditor yang harus terpenuhi antara satu negara
dengan negara yang lain.
• Audit internasional secara historis kurang mendapat perhatian dari pada akuntansi
internasional
• Baru-baru ini, globalisasi telah meningkatkan pentingnya pemahaman lintas negara terhadap
laporan audit
• Kenaikan tingkat kepastian terhadap laporan keuangan akan menghasilkan pasar modal global
yang lebih efisien
• Federasi Akuntan Internasional (IFAC) mengembangkan standar auditing internasional.
• Melalui Dewan Standar Audit dan Penjaminan Internasional (IAASB)
• Forum IFAC, serta Komite Kepatuhannya, menangani peraturan dan kepatuhan internasional
PERNYATAAN IFAC
1. Satu set Standar Internasional untuk Audit yang terdiri dari sembilan bagian telah diterbitkan
2. Section 200
3. Section 500
4. Section 700
5. Section 800
Auditor’s Liabilities
• Civil Liability : Melanggar kontrak (common law), negligence (tort law)
• Criminal Liability : Melakukan tindakan kriminal
• Professional Sanctions : Melanggar peraturan dari badan professional
Limiting Auditor’s Liability
• Change the Ownership Structure : Untuk membatasi atau mengeliminasi “joint and several
liabilities
• Proportionate Liability : Membatasi tanggung jawab auditor
• Statutory Caps : Membatasi kerugian
• Disclaimer : untuk menghindar dari kewajiban yang tidak seharusnya
Auditor Independence
• Merupakan prinsip dasar dari audit
• Ada 2 kategori independent menurut IFAC Code of Ethics for Professional
Accountants:
Independence in mind
Independence in appereance
Komite Audit : sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan yang bertanggungjawab untuk
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
Tujuan utama komite audit : untuk memberikan pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan,
proses audit, sistem pengendalian internal dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Peran komite audit : Komite audit merupakan pilar utama pada tata kelola perusahaan yang efektif
dan berada pada posisi terbaik untuk memberikan pengawasan yang efektif terhadap kinerja
independensi dan objektivitas auditor dan kualitas audit.
Menurut Sarbanes-Oxley act jumlah anggota Komite Audit perusahaan mengharuskan bahwa:
“ Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Mereka
harus memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang anggota
tersebut pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota yang lain bukan akuntan publik. Ketua
Komite Audit dipegang oleh salah seorang anggota Komite Akuntan Publik, dengan syarat selama
lima tahun terakhir mereka tidak berprofesi sebagai akuntan publik. Ketua dan anggota Komite Audit
tidak diperkenankan menerima penghasilan dari perusahaan akuntan publik kecuali uang pensiun.”
1. memiliki keseimbangan keterampilan dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang luas.
2. inpenden, objektif dan profesional.
3. memiliki integritas, dedikasi, pemahaman yang baik mengenai organisasi, lingkungan bisnis
serta risiko dan kontrol.
4. memiliki pengertian yang baik tentang analisa dan penyusunan laporan keuangan.
5. memiliki kemampuan untuk memimpin dan terampil berkomunikasi dengan baik.
• Mungkinkah posisi moral profesi akuntansi didasarkan pada konsensus moral dan nilai
internasional?
• Fundamental dan nilai profesional terdahulu, sekarang global
• IFAC menyediakan pendidikan etika
• PIOB (Public Interest Oversight Board) mengawasi kerja komite IFAC dan mempertimbangkan
dan menyetujui revisi Kode Etik untuk Akuntan Profesional yang dikeluarkan oleh Dewan
Praktik Akuntansi
- Kode revisi mengklarifikasi persyaratan untuk semua akuntan profesional dan secara signifikan
memperkuat persyaratan independensi auditor
• Sebagian besar undang-undang penting yang berkaitan dengan pelaporan keuangan dan audit
sejak berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC) di tahun 1930an
• Memiliki dampak yang dapat diamati pada bisnis
• Perusahaan menghabiskan sumber daya yang signifikan
• Banyak eksekutif keuangan mengalami peningkatan stress akibat Sarbanes-Oxley
• Peningkatan permintaan untuk pelaporan keuangan berbasis internet dan jaminan terkait
• Jaminan terus menerus pada informasi real-time
• Meningkatnya persaingan di pasar audit
• Peningkatan eksposur perusahaan audit internasional
• Risiko yang meningkat dalam proses pengadilan
• Kemitraan yang disempurnakan antara auditor eksternal, auditor internal, dan komite audit